Anda di halaman 1dari 9

Komunikasi Lintas Budaya dalam Perspektif Perilaku Konsumen

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM PERSPEKTIF PERILAKU


KONSUMEN

Adam Suryadi Nur1, Euis Nurul Bahriyah1


Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta
euis.nurul@indonusa.ac.id

Abstrak
Fenomena kontemporer mengenai komunikasi Internasional (Lintas Budaya) yang dapat
diamati saat ini, adalah bagaimana hubungan antarnegara kini semakin dinamis dengan
perkembangan teknologi informasi. Banyak masalah antarnegara yang dibahas dalam bingkai
komunikasi Internasional (Lintas Budaya), yang tidak selalu masalah politik dan keamanan.
Masalah-masalah lingkungan hidup, kesejahteraan, kini juga menjadi masalah bersama
diantara banyak negara. Bahkan terkadang terdapat satu masalah yang dibahas secara global
oleh masyarakat dalam dialog global civil society, semisal masalah terorisme. Masalah ini bukan
lagi notabene masalah pemerintah atau negara saja, tetapi telah menjadi masalah masyarakat.

Kata Kunci: Perilaku Konsumen, Komunikasi Lintas Budaya, Teknologi Informasi

Pendahuluan belahan dunia lain dapat dengan mudah meng-


Budaya merupakan pengetahuan yang da- akses informasi tentang penduduk belahan dunia
pat dikomunikasikan, sifat perilaku dapat lainnya. Globalisasi mengkaburkan batas-batas
dipelajari pada anggota kelompok sosial dan ber- teknologi, ekonomi, politik dan budaya antar
wujud pada lembaga – lembaga dan artefak – negara satu dengan negara yang lain. Hal ini tentu
artefak. Pengetahuan ini menyangkut bagaimana saja tak luput dari perkembangan teknologi ko-
menghadapi dan beradaptasi dengan tantangan munikasi yang sangat pesat.
hidup yang ada. Komunikasi lintas budaya Sejalan dengan hal itu kita kenal Huergen
merupakan salah satu bidang kajian Ilmu Habermas dengan technological deterministic-nya,
Komunikasi yang lebih menekankan pada bahwa tekhnologi adalah salah satu faktor men-
perbandingan pola-pola komunikasi antar pribadi dasar dalam perubahan sosial. Proses globalisasi
diantara peserta komunikasi yang berbeda di berbagai aspek kehidupan yang difasilitasi
kebudayaan. Pada awalnya, studi lintas budaya dengan perkembangan teknologi, telah men-
berasal dari perspektif antropologi sosial dan dorong kebutuhan untuk mengkaji komunikasi
budaya sehingga kajiannya lebih bersifat depth lintas negara yang menjadi objek kajian bidang
description, yakni penggambaran yang mendalam studi komunikasi Internasional (Lintas Budaya).
tentang perilaku komunikasi berdasarkan budaya Komunikasi Internasional (Lintas Budaya)
tertentu. adalah studi tentang berbagai macam mass mediated
Komunikasi lintas budaya sebagai salah communication antara dua negara atau lebih yang
satu bidang kajian tersendiri, Komunikasi Inter- berbeda latar belakang budaya.
nasional (Lintas Budaya), tergolong masih muda Perbedaan latar belakang tersebut dapat berupa,
umurnya dibandingkan bidang-bidang kajian perbedaan ideologi, perbedaan budaya, perbedaan
komunikasi lainnya. Namun studi di bidang ini perkembangan ekonomi, perbedaan bahasa.
menjadi sangat penting dan tidak terelakkan Ada 3 kriteria yang membedakan komunikasi
karena perkembangan dunia seperti yang dika- Internasional (Lintas Budaya) dengan bentuk
takan Marshall mcLuhan menjadi sebuah global komuniksai lainnya :
village, dimana batas antara negara yang satu dan 1. jenis isu / pesannya bersifat global
negara yang lain menjadi tidak jelas. 2. komunikator dan komunikannya berbeda
Dunia yang sedemikian luasnya diiba- kebangsaan
ratkan menjadi sebuah desa kecil. Penduduk di 3. saluran media yang digunakan bersifat Inter-
nasional (Lintas Budaya)
192 Jurnal Komunikologi Vol. 5 No. 2, September 2008
Komunikasi Lintas Budaya dalam Perspektif Perilaku Konsumen

Sehingga komunikasi Internasional (Lintas Bu- penting daripada independent. Selanjutnya,


daya) didefinisikan sebagai sebuah komunikasi ideologi dominan dalam budaya kolektif
yang interaksi dan ruang lingkupnya bersifat lintas menekankan harmoni, konformity pada kelom-
negara serta berlangsung di antara orang-orang pok, kerendahhatian (humility), dan perbedaan
yang berbeda kebangsaan dan memiliki jangkauan yang kontras pada budaya individualis yang
penyampaian pesan melintasi batas-batas wilayah menekankan pada pernyataan (assertion),
suatu negara. kepercayaan diri, otonomi, dan konflik.
Kegiatan komunikasi Internasional Bertentangan dengan teori-teori komuni-
(Lintas Budaya) bisa berlangsung antar :people to kasi Barat yang menekankan pada perhatian
people, goverment to goverment. Dalam komunikasi utama pada pemunculan diri (self disclosure), ahli
Internasional (Lintas Budaya) beberapa yang teori Timur telah menunjukkan sedikit minat pada
diamati adalah interaksi antara dua negara atau penunjukkan (revelations) pribadi dan menunjukkan
lebih yang sifatnya mass mediated communication. emosi, yang menunjukkan kemarahan (frowned
Inilah yang membedakan komunikasi Inter- upon) pada banyak masyarakat Timur. Hal ini
nasional (Lintas Budaya) dengan komunikasi menunjukkan dimana perhatian dan ideologi
antar budaya. Pada komunikasi Internasional budaya membentuk sifat teori pada momen yang
(Lintas Budaya) kajiannya pada tingkat sosial, telah ada dalam kehidupan suatu masyarakat.
sedangkan pada komunikasi antar budaya kajian- Secara umum yang membedakan antara
nya bersifat interpersonal. Sebuah situasi komu- gaya komunikasi orang Asia dan Barat adalah
nikasi Internasional (Lintas Budaya) pastilah meli- pada konteks komunikasi mereka. Orang Asia
batkan situasi komunikasi antar budaya, tetapi lebih cenderung pada High Context Commu-
sebuah situasi komunikasi antar budaya belum nication sedangkan barat terutama amerika mere-
tentu merupakan situasi komunikasi Internasional ka lebih banyak low context communication.
(Lintas Budaya). Anggota budaya konteks tinggi lebih terampil
Fokus studi komunikasi Internasional membaca perilaku nonverbal dan "dalam mem-
(Lintas Budaya) pada awalnya adalah studi baca lingkungan", dan mereka menganggap bah-
tentang arus informasi antar negara-negara dan wa orang lain juga akan mampu melakukan hal
dalam perkembangannya muncul studi tentang yang sama. Jadi mereka berbicara lebih sedikit
propaganda. Adanya perubahan paradigma daripada anggota-anggota budaya konteks rendah.
komunikasi Internasional (Lintas Budaya) dari free Umumnya komunikasi mereka cenderung tidak
flow information manjadi free and flow information langsung dan tidak ekplisit. Budaya konteks
menyebabkan mulai berkembangnya fokus studi rendah, sebaliknya menekankan komunikasi
komunikasi Internasional (Lintas Budaya) antara langsung dan ekplisit : pesan-pesan verbal sangat
lain studi tentang imperialisme media, globalisasi, penting, dan informasi yang akan dikomuni-
privatisasi, era informasi. Sejalan dengan beru- kasikan disandi dalam pesan verbal. Budaya kon-
bahnya paradigma arus komunikasi Internasional teks tinggi antara lain budaya Cina, Korea, Jepang,
(Lintas Budaya) mulai muncul juga global Indonesia.
communication order atau yang kita kenal dengan Dalam membandingkan orang-orang
tata komunikasi dan informasi dunia baru. Amerika dengan orang-orang Melayu dan Jepang,
Althen memberikan suatu contoh dimensi
konteks tinggi/ konteks rendah : Orang-orang
Pembahasan Amerika memperhatikan kata-kata yang orang
Teori Komunikasi Barat dan Timur gunakan untuk menyampaikan gagasan, infor-
Pengaruh budaya pada pengembangan masi, dan perasaan. Mereka umumnya tidak
ilmu pengetahuan adalah penekanan pada terampil dalam "membaca" pesan nonverbal
individu pada sebagian besar teori komunikasi orang lain. Berbeda dengan orang Indonesia yang
Barat (western). Pada masyarakat lain seperti pintar dalam "membaca" pesan nonverbal orang
Asia, nilai-nilai kolektif atau komunal lebih lain. harus dapat melihat apakah sang dosen itu
dihargai. Jadi teori-teori dari Timur (oriental) sedang dalam suatu situasi ceria [wajah], menye-
melihat bagian terkecil pada kolektifitas, tidak nangkan, punya waktu, dan bisa diajak konsultasi
pada individu. Perhatian mengenai hubungan dsb. Kalau tidak, bisa-bisa mahasiswa tersebut
yang saling bergantung (interdependent) lebih dimarahi habis-habisan karena tidak mengerti
Jurnal Komunikologi Vol. 5 No. 2, September 2008 193
Komunikasi Lintas Budaya dalam Perspektif Perilaku Konsumen

keadaan sang dosen yang sedang tidak mood ter- Variasi Dalam Nilai Budaya
sebut. Nilai budaya memberikan dampak yang
lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal
Komunikasi dan lingkungan Sosial Bu- ini dimasukkan kedalam tiga kategori umum.
daya
Komunikasi Non Verbal lainnya: Body 1. Orientasi nilai-lainnya
language, contoh mengatakan "NO". Bagi orang Merefleksi gambaran masyarakat dari
Amerika dan Kanada, mengatakan "NO" dengan hubungan yang tepat antara individu dan kelom-
menunjukkan geleng-geleng kepala [shake their pok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai
heads and forth] . Orang Bulgaria menunjukan pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran.
dengan kepala naik turun [nod up and down]. Orang Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas
Jepang dengan menggerak-gerakan tangan kanan. kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada
Orang Sisilia [Italia] dengan mengangkat dagunya. pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan
Komunikasi non verbal lainnya berupa eye contact, tidak akan merespon keuntungan pada seruan
smiling, gestures, personal space, touch, dan time promosi untuk “menjadi seorang individual”. Dan
merupakan masalah perbedaan waktu merupakan begitu juga pada budaya yang individualistic
hal yang lumrah di belahan bumi manapun. dimana sifat dasar dari nilai yang terkait ini
Tetapi yang jauh lebih penting adalah adanya termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua,
perbedaan sudut pandang terhadap waktu dan meluas/batas keluarga, maskulin/feminim,
sikap terhadap waktu. persaingan/kerjasama, dan perbedaan/ keseraga-
Secara sederhana, pesan non verbal ada- man.
lah semua isyarat yang bukan kata-kata, men-
cakup semua rangsangan [kecuali rangsangan Individual/kolektif
verbal] dalam suatu setting komunikasi, dan Budaya individualis akan berbeda dengan
bermakna bagi orang lain. Dilihat dari fungsinya, budaya negara yang lebih kolektifis dalam
perilaku non verbal mempunyai beberapa fungsi. orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor kunci
Paul Ekman menyebutkan lima fungsi pesan non yang membedakan budaya, dan konsep diri yang
verbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan berpengaruh besar pada individu. Tidak meng-
perilaku mata, yakni sebagai : herankan, konsumen dari budaya yang memiliki
1. Emblem, gerakan mata tertentu merupakan perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada
simbol yang memiliki kesetaraan dengan sim- produk asing, iklan, dan sumber yang lebih
bol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, disukai dari suatu informasi. Seperti contoh,
“Saya tidak sungguh-sungguh”. konsumen dari negara yang lebih kolektifis
2. Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menun- cenderung untuk menjadi lebih suka meniru dan
jukkan depresi atau kesedihan. kurang inovatif dalam pembelian mereka
3. Regulator. Kontak mata berarti saluran perca- dibandingkan dengan budaya individualistik.
kapan terbuka. Memalingkan muka menan-
dakan ketidaksediaan berkomunikasi.
4. Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat Usia muda/tua
ketika orang berada dalam tekanan. Itu Dalam hal ini apakah dalam budaya pada
merupakan respons yang tidak disadari yang suatu keluarga, anak-anak sebagai kaum muda
merupakan upaya tubuh untuk mengurangi lebih berperan dibandingkan dengan orang
kecemasan. dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah
5. Affect Display. Pembesaran manik-mata [pupil melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam
dilation] menunjukkan peningkatan emosi. melihat sisi dari peran usia.
Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan
takut, terkejut, atau senang. Luas/batasan keluarga
Keluarga dalam suatu budaya membuat
Konsumen dan Lingkungan Sosial Bu- suatu keputusan penting bagi anggota keluar-
daya ganya. Dengan kata lain apakah peran orang
dewasa (orang tua) memiliki kebijakan yang lebih

194 Jurnal Komunikologi Vol. 5 No. 2, September 2008


Komunikasi Lintas Budaya dalam Perspektif Perilaku Konsumen

dalam memutuskan apa yang terbaik bagi dengan ketelitian dan hanya sungguh-sungguh
anaknya. Atau malah sebaliknya anak-anak mem- telah teruji.
beri keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri
mereka sendiri. Dan bisa dikatakan juga
bahwasanya pengaruh pembelian oleh orang tua Perbedaan/keseragaman
akan berpengaruh untuk seterusnya pada anak. Budaya dengan nilai yang berbeda tidak hanya
Seperti contoh pada beberapa budaya: akan menerima aturan yang berbagai macam dari
perilaku pribadi dan sikap tapi juga menerima
variasi dalam bentuk makanan, pakaian, dan
Maskulin/Fminism produk lain serta pelayanannya. Dibandingkan
Pada dasarnya kita hidup dalam orientasi dengan masyarakat yang memiliki keseragaman
dunia maskulin, disamping Negara Eropa Barat nilai, dimana mereka tidak menyukai serta mene-
yang menerapkan kesetaraan didalamnya. Tetapi rima bermacam aturan dari rasa dan produk
hal tersebut tidak menjadi suatu pengaruh besar. pilihan.
Seperti contoh pada Negara Jepang, yang mana
pada saat sekarang ini para wanita kembali
bekerja setelah ia menikah. Hal ini menjadikan 2. Orientasi nilai-lingkungan
mereka lebih menghemat waktu terhadap Yakni menentukan hubungan masyarakat
kerjaannya. Misalnya, dalam memilih makanan, dengan ekonomi, teknis, dan linkungan fisik nya.
mereka lebih cenderung untuk membeli makanan Contoh dari nilai lingkungan seperti kebersihan,
beku untuk dibawa anak mereka ketimbang dayaguna/keadaan, tradisi/perubahan, pengam-
membeli makanan segar yang dalam membeli bilan risiko/pengamanan, pemecahan masalah/
serta menyajikannya membuang waktu mereka. fatalistis, dan sifat dasar (alam).
Sisi lainnya adalah penampilan menjadi prioritas
mereka dalam bekerja. Untuk itu barang-barang
yang berhubungan dengan penampilan tersebut Kebersihan
lebih menjadi suatu kebutuhan bagi mereka. Ketika adanya perbedaan dalam mele-
takkan nilai kebersihan diantara budaya ekonomi
berkembang, ada perbedaan yang sangat luas
Persaingan/Kerjasama diantara budaya ini dengan banyak budaya negara
Orientasi baik itu maskulin maupun kurang berkembang. Di banyak negara miskin,
feminisme dalam keterbukaannya pada kon- kebersihan dinilai tidak pada tingkatan yang
sumen. Pada orientasi maskulin seperti di cukup untuk menghasilkan lingkungan yang sehat.
Amerika, keterbukaan menjadi suatu hal yang
harus terpelihara. Lain halnya Jepang yang ber-
orientasi feminim, Mereka menganggap bahwa Dayaguna/keadaan
keterbukaan sama halnya dengan “kehilangan Dayaguna/keadaan lebih dekat hubungan-
muka”. Variasi dari nilai ini bisa dilihat dari nya pada konsep jarak kekuasaan, dimana
perbedaan reaksi budaya pada iklan yang diban- menghubungkan pada derajat dimana orang
dingkan. Seperti contoh Amerika Serikat yang menerima ketidak sama rataan dalam kekuasaan,
membesarkan hati mereka ketika mereka otoritas, status, dan kekayaan sebagai kelaziman
menggunakannya didalam budaya lain yang bisa atau yang melekat dalam masyarakat. Konsumen
dengan mudahnya mendapatkan reaksi yang tidak di negara dengan jarak kekuasaan yang tinggi akan
baik. Disisi lainnya, jepang yang memiliki lebih suka untuk melihat opini dari orang lain
kolektifitas yang lebih menurut sejarahnya dalam membuat keputusan. Masyarakat dengan
menemukan perbandingan iklan menjadi sesuatu orientasi status lebih suka pada “kwalitas” atau
yang tidak disukai, meskipun demikian Pepsi nama merk yang terkenal dan barang yang
menemukan anak muda Jepang sedikit lebih mau harganya mahal untuk menyamakan fungsi barang
menerima jika pembandingan dilakukan dalam dengan merk yang tidak terkenal atau harga yang
keterus-terangan dan cara yang lucu. Sebagai murah. Dimana konsumen ditarik oleh rasa
aturannya, perbandingan iklan dapat digunakan gengsi dari merk yang terkenal.

Jurnal Komunikologi Vol. 5 No. 2, September 2008 195


Komunikasi Lintas Budaya dalam Perspektif Perilaku Konsumen

Tradisi/perubahan 3. Nilai orientasi-diri


Berbeda pada Amerika, konsumen pada Yakni merefleksikan tujuan dan
tradisi Korea dan Cina kurang nyaman dengan pendekatan pada hidup dimana anggota individu
situasi baru atau cara pemikiran baru. Nilai ini dari masyarakat menemukan apa yang diinginkan.
direfleksikan dalam iklan mereka dimana berbeda Disini termasuk aktif/pasif, kepuasan sensual/
pada iklan di Amerika, dimana di Inggris dan pantangan, material/non material, kerja keras/
Cina menekankan tradisi dan sejarah. Untuk santai, penundaan kepuasan/kesegeraan kepua-
target pada kerangka berpikir penonton melalui san, dan keberagamaan/keduniawian.
televisi, daya tarik budaya lebih digunakan. Dalam
target majalah pada orang-orang muda Cina, daya
tarik modern yang difokuskan pada teknologi, Aktif/Pasif
mode, dan kesenangan lebih banyak digunakan. Kecenderungan dalam beraktifitas akan
mempengaruhi pemasaran dalam suatu produk.
Misalnya tema olahraga bagi kemasan botol tidak
Pengambilan resiko/pengamanan begitu cocok di negara seperti Jepang, dimana dua
Nilai ini berhubungan pada toleransi bagi dari tiga pria dan tiga dari empat wanita
ambuitas dan menghindari ketidaktentuan yang berolahraga kurang dari dua kali dalam setahun.
memiliki pengaruh yang kuat dalam hubangan
usaha dan perkembangan ekonomi sebagai pene-
rimaan produk baru. Masyarakat dimana tidak Kepuasan sensual/pemantangan
mengagumi adanya pengambilan resiko, tidak Yang dimaksud disini adalah apakah suatu
suka pada pengembangan hubungan usaha yang negara menggunakan daya tarik seks/sensualitas
cukup untuk mencapai perubahan dan pertum- atau apakah memberikan pembatasan pada iklan
buhan ekonomi. Produk baru yang diper- yang dibuatnya terhadap sensualitas. Pembatasan
kenalkan, saluran baru dari pendistribusian, dan terhadap iklan dengan kesederhanaan lebih
tema iklan adalh hal yang mempengaruhi nilai ini. terlihat di negara Arab Saudi atau negara-negara
timur tengah. Ini dikarenakan budaya Islam yang
sangat konservatif dalam nilai ini.
Pemecahan masalah/fatalistis
Kesulitan atau hal yang tidak dapat
dikendalikan selalu dihilangkan dengan ekspresi Material/non material
“tidak masalah” terjadi di beberapa negara. Ini Ada dua tipe dari materialisme. Instrumen
biasanya berarti: “ada suatu masalah, tapi kita materialism adalah barang yang diperoleh yang
tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap hal mana memungkinkan untuk dilakukannya sesuatu
tersebut-jadi jangan khawatir!”. Hal ini ditunjuk- hal. Terminal materialism adalah barang yang
kan pada mengurangi dugaan konsumen atas diperoleh untuk kepentingan dari apa yang
kualitas dan mengurangi kemungkinan dimana dimiliki oleh benda itu sendiri. Seni secara umum
konsumen membuat keluhan secara resmi ketika diperoleh dari kesenangan pada apa yang
berhadapan dengan pembelian yang tidak dimilikinya daripada sebagai harta untuk tujuan
memuaskan. lain.

Alam Kerja keras/santai


Yang dimaksud disini adalah bagaimana Dalam hal ini, seorang pemasar harus
negara-negara yang memproduksi atau mengim- melihat apakah dalam suatu negara memiliki lebih
por suatu produk meletakkan nilai tinggi dalam nilai kerja dalam aktivitasnya dibandingkan
lingkungan. Seperti negara Inggris yang memiliki dengan waktu luang/santai atau sebaliknya. De-
gagasan dalam pengurangan emisi. Dalam ngan kata lain, nilai ini mempunyai konsistensi
peluncuran produknya, mereka lebih menekankan bagi gaya hidup dan tuntutan untuk aktivitas
kendaraan yang memiliki emisi rendah. luang/santai.

196 Jurnal Komunikologi Vol. 5 No. 2, September 2008


Komunikasi Lintas Budaya dalam Perspektif Perilaku Konsumen

Penundaan kepuasan/kesegeraan kepua- berfikir yang holistik, tidak menekankan pada individu
san tapi kolektivitas, serta pentingnya emosi dan
Orientasi jangka pendek dan orientasi spiritualisme. Tentu saja kecenderungan semacam
jangka panjang mempunyai implikasi pada ini akan mempengaruhi proses keilmuan.
strategi bisnis serta usaha untuk mendorong Sementara Barat sangat rasional empiris, individu sebagai
menabung, dan juga pada penggunaan kredit. Se- pusat, pentingnya kompetisi, dan sebagainya. Dari sini
perti contoh, nilai tujuan bisnis dalam budaya kita dapat melihat bagaimana keterkaitan ilmu
jangka pendek cenderung untuk dimasukkan pengetahuan dengan nilai-nilai yang hidup dalam
kedalam “keuntungan tahun ini” ketika kemudian masyarakat tersebut.
dalam budaya jangka panjang dimasukkan Analisis cultural yang berbeda perlu lagi
kedalam “keuntungan 10 tahun dari sekarang”. perumusan strategi pemasaran internasional.
Dengan kata lain, menggunakan kredit merupa- Secara konseptual analisis cultural itu dapat
kan suatu penurunan dalam budaya jangka didasarkan pada yang manapun dari ketiga
panjang dimana tunai dan kartu debit lebih lazim pendekatan sebagai berikut :
digunakan. 1. Pendekatan Etnosentrime, menganggap
“kamilah yang terbaik”. Banyak perusahaan di
AS salah dalam memasarkan produknya ke
Religi/sekuler atau duniawi luar negeri karena menganggap bahwa apa
Amerika Serikat relatif sekuler. Banyak yang baik di tempat sendiri pasti baik juga di
budaya Islam dan juga beberapa budaya katholik pasar-pasar luar negeri.
lebih banyak berorientasi pada religi. Per- 2. Pendekatan Asimilasi, menganggap karena
bandingannya, religi bermain dengan peran yang Amerika adalah wadah pencampuran budaya,
sangat sedikit dalam budaya Cina. Bagaimanapun maka cirri-ciri khas budaya yang tampak di
juga, Cina memili aktivitas religi didalamnya. masyarakat Amerika pasti cocok dimanapun.
Secara garis besarnya pengertian yang luas dan 3. Pendekatan keunggulan pandangan tuan
tipe dari yang berhubungan dengan pengaruh rumah, member perhatian pada keadaan pasar
religi dalam budaya pada dasarnya untuk tujuan dan menekankan kebijakan-kebijakan yang
efektif semua elemen pada campuran pemasaran. didasarkan pada cirri khas budaya setempat,
budaya tuan rumah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peri- Berikut adalah garis besar analisis antar budaya
laku Konsumen mengenai tingkah laku konsumen :
Dalam melakukan pemasaran yang 1. Menentukan motivasi yang relevan dalam
melintasi batas-batas negara dituntut suatu inte- suatu budaya.
raksi dengan orang-orang dan lembaga-lembaga 2. Menentukan karakteristik pola tingkah laku.
serta organisasi yang dikelola dalam lingkungan 3. Menentukan bidang nilai budaya mana yang
kebudayaan yang berbeda. Nilai-nilai yang relevan dengan produk ini.
penting bagi sekelompok orang mungkin tidak 4. Menentukan bentuk karakteristik dalam
begitu berarti bagi kelompok lain. Pemasaran membuat keputusan.
dalam negeri lebih sederhana dan lebih aman, 5. Mengevaluasi metode promosi yang cocok
sehingga seorang manajer tidak perlu berbahasa dengan budaya setempat.
asing, berurusan dengan mata uang lain, 6. Menentukan lembaga yang cocok untuk
menghadapi ketidakpastian hokum dan politik, produk ini menurut pikiran konsumen.
atau harus menyesuaikan produk pada kebutuhan
dan harapan konsumen yang berbeda-beda.
Perbedaan cultural (cultural difference) Subkultur Geografis dan Regional
sangat mempengaruhi perilaku pasar. Supaya Di Amerika, regional yang berbeda ter-
berhasil dikancah mancanegara, perusahaan harus dapat perbedaan dalam hal perilaku konsumsi,
memahami kultur negara-negara tujuan dan khususnya pada makanan dan minuman. Con-
mempelajari bagaimana mengadaptasinya. Salah tohnya orang di Barat lebih menyukai satu mug
satu hal penting dari tradisi Timur adalah cara kopi hitam, sementara orang di Timur lebih suka
satu cangkir kopi dengan susu dan gula. Ada juga
Jurnal Komunikologi Vol. 5 No. 2, September 2008 197
Komunikasi Lintas Budaya dalam Perspektif Perilaku Konsumen

perbedaan di geografis yang berbeda seperti Dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki
konsumsi roti. Orang di daerah Selatan dan keseragaman nilai, dimana mereka tidak menyukai
Barat-Tengah lebih menyukai roti yang lembut. serta menerima bermacam aturan dari rasa dan
Sedangkan di daerah Pesisir Timur dan Barat, roti produk pilihan.
gandum yang lebih kasar lebih disukai. Perbedaan Jepang dan budaya kolektif lainnya
regional juga memiliki perbedaan pemilihan merk cenderung untuk meletakkan nilai yang kuat
produk tertentu. Contohnya: Skippy lebih laris di dalam keseragaman dan kesesuaian, sebaliknya
Pesisir Timur dan Barat, Peter Pan laris di daerah budaya individualistik yang lebih seperti Canada
Selatan, sedangkan Jif disukai di daerah Barat- dan Belanda cenderung pada nilai perbedaan.
Tengah. Begitu juga dengan pemilihan menu Ketika banyak aspek penting dari budaya ini
makanan berbeda di berbagai region di negara dibuat oleh perbedaan dalam nilai, satu yang nyata
yang sama. dengan relative ketiadaannya turis yang berlatar
Perbedaan pembelian barang, kepe- “etnis” di restoran-restoran Jepang dibandingkan
milikan, dan level konsumsi terlihat jelas di dengan Canada dan Belanda. Walaupun demikian,
daerah metropolitan. Distribusi konsumsi ini perubahan ekonomi dan sosial yang digerakkan
membedakan gaya hidup di tiap region. Orang oleh usia muda pada masyarakat kolektifis,
Amerika cenderung suka minum kopi. Sebesar membuat perbedaan lebih diterima dibandingkan
41% orang sebelah Timur Laut suka membeli di dengan hal tradisional yang dijumpai, dan juga jika
kedai donat, 14% orang di daerah Barat lebih kecenderungan dari tingkatan yang mutlak lebih
suka di kedai kopi. Sedangkan San Fransisco rendah dibandingkan dengan sisi individualistik
merupakan konsumen internet terbesar. mereka.
Kota metropolitan besar dengan keba-
nyakan penduduk usia setengah baya (middle-age)
merupakan kategori konsumen tinggi. Contohnya Mengapa barang bajakan laku di Asia ?
adalah San Jose dan California yang memimpin Negara-negara “Timur” yang dikenal
penjualan pakaian. memiliki budaya kolektifisme sangat menekankan
Pada berbagai daerah, memiliki tingkatan pada mendahulukan kepentingan bersama dari
yang berbeda dalam penggunaan produk tertentu. pada kepentingan individu. Di pihak lain, Negara-
Contohnya di daerah California yang merupakan negara “Barat” memiliki budaya individualisme
konsumen terbesar untuk Big Mac dibandingkan yang menekankan bahwa kepentingan individu
daerah yang lain. Perbedaan juga terjadi pada hal harus dihormati, sehingga secara natural budaya
hiburan dan alat elektronik. Bahkan ada “Barat” ini memang sesuai dengan penegakan
perbedaan pada tiap daerah di Amerika kemana HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) yang
mereka biasanya membeli segelas kopi. membutuhkan dukungan pelaku bisnis yang res-
Sebenarnya, beberapa daerah geografis di pek pada kepemilikan individual, termasuk di
Amerika memiliki lebih banyak masalah dalam dalamnya kepemilikan intelektual. Budaya
mengoperasikan produk hiburan seperti VCR dan “Timur” yang sangat berbeda konsep dengan
TV dan produk elektronik seperti handphone dan budaya “Barat”, Membuat masyarakat “Timur”
komputer daripada produk lain. sangat sulit memahami, apalagi mengadopsi
Dikatakan bahwa penduduk di daerah barat budaya lain.
amerika bisa mengoperasikan hampir semua Konsep HaKI yang berlandaskan pada
peralatan elektronik, sementara penduduk di filosopi “Barat” justru dipandang lain oleh banyak
daerah utara memiliki kesulitan dalam kalangan “Timur” sebagai usaha “Barat” untuk
menghadapi “tantangan teknologi”. memonopoli tehnologi dan pengetahuan. Kala-
ngan “Timur” melihat bahwa penemuan penge-
tahuan oleh seseorang sudah menjadi kewa-
Perbedaan/keseragaman jibannya untuk disebarkan ke masyarakat luas
Budaya dengan nilai yang berbeda tidak untuk kemaslahatan bersama (Kau, Rinnie &
hanya akan menerima aturan yang bergai macam Swinyard 1990; dan Lai & Zaickowsky 1999).
dari perilaku pribadi dan sikap tapi juga Sebaliknya pihak “Barat” menekankan pelaksa-
menerima variasi dalam bentuk makanan, naan HaKI untuk mendorong penemuan dan
pakaian, dan produk lain serta pelayanannya. inovasi dalam upaya pertumbuhan ekonomi
198 Jurnal Komunikologi Vol. 5 No. 2, September 2008
Komunikasi Lintas Budaya dalam Perspektif Perilaku Konsumen

(Marron & Steel 2000; dan Rapp & Rozek 1990), mengadakan suatu bentuk analisis konsumen
dan mendorong kreatifitas seseorang dalam secara lintas budaya (cross cultural consumer
berkarya (Steidlmeier 1993; Ganguli 2000; dan analysis). Analisis konsumen secara lintas budaya
Shore et al. 2001). ini adalah usaha untuk menentukan derajat
persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih
Budaya “Timur” yang berlandaskan jiwa negara. Analisis tersebut dapat menyediakan
kebersamaan menyebabkan suburnya pembajakan pemahaman terhadap karakteristik psikologis,
produk mengingat produk yang dibajak tersebut sosial, dan budaya konsumen yang menjadi target
memberikan peluang yang besar kepada bagi pelaku pasar, sehingga mereka dapat
kepentingan masyarakat untuk memilikinya dan mendesain strategi pemasaran yang efektif.
sekaligus membantu pertumbuhan ekonomi. Selain itu memahami perilaku konsumen
Sebaliknya, budaya “Barat” yang respek pada yang berbeda budaya mengenai persamaan dan
individualisme sangat menjunjung tinggi hak perbedaan yang ada pada negara – negara sangat
kepemilikan seseorang sehingga pelaksanaan penting bagi pelaku pasar multinasional yang
HaKI jauh lebih berhasil dibandingkan “Timur”, harus menyusun strategi yang tepat untuk meraih
dan pembajakan produk yang terjadi di dunia konsumen di suatu negara yang spesifik. Semakin
“Barat” kalaupun ada, maka porsinya akan sangat banyak persamaan antara satu negara dengan
sedikit dibandingkan “timur”. negara lain, maka pelaku pasar juga cenderung
Budaya “Timur” yang seolah-olah memakai strategi pemasaran yang hampir sama..
“merestui” pembajakan produk, pada dasarnya Sedangkan jika kepercayaan, nilai, dan adat
juga didukung oleh budaya paternalistik melalui istiadat dari target negara – negara jauh berbeda;
pendidikan. Budaya mendidik yang sangat maka strategi pemasaran yang lebih spesifik
paternalistik lebih banyak menekankan contoh- diterapkan. Produk yang sama dapat mempunyai
contoh untuk ditiru oleh anak didik. budaya makna yang berbeda di tiap negara. Misalnya
meniru bagi masyarakat Asia sudah sejak nenek strategi pemasaran di Indonesia yang berbudaya
moyang kalau di lihat dari perjalanan sejarah Asia kolektif, dengan extended family, dan masih
sehingga masuk ke dalam sistem nilai masyarakat menjunjung adat istiadat akan berbeda dengan
Asia. Artinya bahwa tindakan mengkopi atau strategi pemasaran di Amerika Serikat yang
meniru adalah suatu hal yang biasa bagi berbudaya individualis, dengan nuclear family,
masyarakat Asia. Di tambah lagi, kebanyakan dan terbuka terhadap perubahan. Peraturan dan
pelaku pembajakan Asia adalah orang-orang ulet kebijakan yang berbeda menuntut pelaku pasar
yang secara alamiah berjiwa wiraswasta, bukan untuk berhati – hati dalam mendesain suatu
masyarakat terdidik, dan tentu saja dengan mudah strategi.
melihat peluang tanpa mempertimbangkan
pelanggaran hak intelektual orang lain atau tidak
budaya Barat dan Timur menunjukkan perbedaan Daftar Pustaka
sangat signifikan dan nampaknya sulit diperte- Lewis, Richard D, “Komunikasi Bisnis Lintas
mukan, seperti yang ditunjukkan dalam table Budaya”, Rosda, Bandung, 2004.
berikut ini tentang skala dimensi budaya antara
Amerika dan China. Skala dimensi Amerika Liliweri, Alo, “Makna Budaya dalam Komunikasi
Serikat (Barat) menunjukkan berbanding terbalik Antar Budaya”, LkiS, Yogyakarta, 2002
dengan China (Timur) dari keempat aspek yang
ada, baik power distance, uncertaintyavoidance, ............, “Gatra-Gatra Komunikasi Antar
individualism dan masculinity. Secara garis besar, Budaya”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001
perbedaan ini dapat di jabarkan sebagai berikut.
............, ”Prasangka dan Konflik, Komunikasi
Lintas Budaya Masyarakat Multikultur”,.
Kesimpulan LkiS, Jakarta. 2005
Hal yang harus dilakukan dalam
menganalisis konsumen ditinjau dari Lintas Samovar, larry A., Porter, Richard E.
Budaya adalah untuk menentukan bagaimana “Communication Between Culture”, Fifth
memasuki pasar di luar negeri, pelaku pasar perlu
Jurnal Komunikologi Vol. 5 No. 2, September 2008 199
Komunikasi Lintas Budaya dalam Perspektif Perilaku Konsumen

edition. Thomson Wadsworth, Canada.


2004

Schiffman Phillip & Kotter, “Consumer Behavior.”,


Prentice Hall, New Jersey, 2004

Tistiyanti P, John Joi I, “Perilaku Konsumen”,


ANDI Indonesia, Yogyakarta, 2006.

200 Jurnal Komunikologi Vol. 5 No. 2, September 2008

Anda mungkin juga menyukai