Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LEMBAR PENGESAHAN
Pelayanan Unit Kerja Ruang Bersalin dan Rawat Inap Kebidanan
Ditetapkan,
Direktur RSUD Kalideres
Tanggal terbit:
PEDOMAN
04 Mei 2017
dr.Fify Mulyani, MARS
NIP.196904112002122003
BAB I
PENDAHULUAN
001/PDM/YM-RB/KD/2017
Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres Page 1
A. Latar Belakang
Definisi kematian maternal menurut WHO (World Health Organization),
ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan
dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Kemajuan yang
telah dicapai dalam kira-kira setengah abad terakhir telah diumumkan oleh
banyak penulis. Di Inggris angka kematian menurun dari 44,2 per 10.000
kelahiran dalam tahun 1928 menjadi 2,5 per 10.000 dalam tahun 1970
(Chamberlain dan Jeffcoate, 1966, Stallworthy,1971).
Perkembangan ini terlihat pula pada semua negara-negara maju;
umumnya angka kematian maternal kini di Negara-negara itu berkisar antara
1,5 dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup. Angka kematian yang tinggi setengah
abad yang lalu umumnya mempunyai dua sebab pokok: (1) masih kurangnya
pengetahuan mengenai sebab-musabab dan penanggulangan komplikasi-
komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan serta nifas; (2) kurangnya
pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi; dan (3) kurang
meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua yang hamil
(Prawirohardjo, 2005).
Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 KH. Jika
dibandingkan dengan AKI tahun 2007 sebesar 248 per 100.000 KH, AKI
tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target MDG 2015 (102
per 100.000 KH). Sedangkan untuk angka kematian bayi (AKB) tahun 2008
sebesar 34/1000 KH, adapun target AKB pada MDG’s 2015 sebesar 17 per
1000 KH. Sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen
untuk mencapai target tersebut (MDGs dan Badan Pusat Statistik: 2007).
Peningkatan kesehatan ibu di Indonesia, yang merupakan Tujuan
Pembangunan Milenium (MDG) kelima, berjalan lambat dalam beberapa
tahun terakhir. Rasio kematian ibu, yang diperkirakan sekitar 228 per 100.000
kelahiran hidup, tetap tinggi di atas 200 selama dekade terakhir, meskipun
telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu.
Hal ini bertentangan dengan negara-negara miskin di sekitar Indonesia yang
menunjukkan peningkatan lebih besar pada MDG kelima (Unicef, 2012).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung
resiko bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai
komplikasi lainnya pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah
melahirkan dan 1 minggu setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian
yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat
penting. Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna,
berfokus kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan dan berlandaskan
kemitraan adalah halpenting yang dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan
proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya
meliputikebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan prasarana,standar
asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang di sepakati.
Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input
yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang meliputi
penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RSUD
Kalideres, maka disusunlah Pedoman Pelayanan Ruang Kebidanan ini
dengan harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan
kebidanan.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di RSUD Kalideres dalam
menentukan sikap menghadapi perkembangan pelayanan kesehatan
global, nasional maupun regional.
2. Tujuan Khusus
a) Sebagai acuan dalam memberikan pelayan asuhan kebidanan secara
professional.
b) Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan
dan organisasi profesi bidan.
c) Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan dan asuhan kebidanan
2 Kamar Bersalin
- Melayani ibu bersalin fisiologis maupun patologis
- Melayani ibu post partum sebelum di pindah ke rawat gabung atau
rawat inap khusus
- melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
D. Batasan Operasional
- Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan
- Sumberdaya manusia, staf dan pimpinan
- Kebijakan dan prosedur
- Pengendalian mutu
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1575/Menkes/XI/2005 Tentang Organisasi dan Tata kerja departemen
Kesehatan.
4. Keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457 Tahun
2003 tentang standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan/Kota.
5. Keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor
836/Menkes/SK/VI/ 2005 Tentang Pedoman Pengembangan Manajemen
Kinerja Perawat dan Bidan.
6. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/Menkes/SK/VIII/2007 Tentang Standar Asuhan Kebidanan.
7.BA B
II
8.
9.STANDAR KETENAGAAN
10.
11.
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Kepala Ruang Kebidanan
a. Nama Unit Kerja : Ruang Kebidanan
b. Nama Jabatan : Kepala Ruang Kebidanan
c. Pengertian : Tenaga Kebidanan profesional yang
bertanggung jawab dan berwenang dalam mengelola
kegiatan
pelayanan kebidanan di Kamar Bersalin.
d. Pendidikan dan Kualifikasi :
1) Pendidikan Formal : D – III Kebidanan, berpengalaman 2 tahun.
2) Pendidikan Non Formal :
- Memiliki Sertifikat Manajemen Kepala Ruangan Kebidanan
- Memiliki Sertifikat APN (Asuhan Persalinan Normal)
- Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)
- Memiliki Sertifikat CTU (Contraceptive Technology Update)
- Memiliki Sertifikat Resusitasi Neonatus
3) Pengalaman Kerja : Mempunyai pengalaman kerja di Kamar
Bersalin minimal 5 tahun.
4) Ketrampilan : Memiliki kemampuan dan kepemimpinan.
5) Berbadan sehat jasmani dan rohani
12.
2. Ketua TIM (KATIM) atau Penanggung Jawab Shift (PJ Shift)
a. Nama Unit Kerja : Ruang Kebidanan
b. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Shift (PJ Shift)
c. Pengertian : Seorang bidan profesional yang diberi
wewenang dan tanggung jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan
pelayanan kebidanan di Kamar Bersalin dan turut melaksanakan
pelayanan kebidanan pada satu unit ruangan perawatan pada shift
sore, malam dan hari libur.
d. Tujuan :
1) Agar kegiatan pelayanan Asuhan Kebidanan dapat berjalan
sesuai dengan standar kebidanan.
2) Agar mutu pelayanan asuhan kebidanan selalu terjaga, selalu
diupayakan, ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan/tuntutan
masyarakat.
e. Pendidikan dan Kualifikasi :
1) Pendidikan Formal : D – III Kebidanan, berpengalaman 3 tahun.
2) Pendidikan Non Formal :
- Memiliki Sertifikat APN (Asuhan Persalinan Normal)
- Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)
- Memiliki Sertifikat Resusitasi Neonatus
3) Pengalaman Kerja : Mempunyai pengalaman kerja di Kamar
Bersalin minimal 3 tahun.
4) Ketrampilan : Memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa,
rajin, dan jujur.
5) Berbadan sehat jasmani dan rohani
13.
3. Bidan Pelaksana Kamar Bersalin
a. Nama Unit Kerja : Ruang Kebidanan
b. Nama Jabatan : Bidan Pelaksana kamar Bersalin
c. Pengertian : Seorang bidan profesional yang diberi
wewenang dan ditugaskan di kamar bersalin.
d. Pendidikan dan Kualifikasi :
1) Berijazah Kebidanan dari semua jenjang yang disyahkan oleh
pemerintah atau yang berwenang.
2) Pendidikan Non Formal :
- Memiliki Sertifikat APN (Asuhan Persalinan Normal)
- Memiliki Sertifikat MU (Midwifery Update)
3) Pengalaman Kerja : Mempunyai pengalaman kerja di Kamar
Bersalin.
4) Ketrampilan : Memiliki bakat dan minat serta berdedikasi
tinggi, berkepribadian mantap dan emosional yang stabil.
5) Berbadan sehat jasmani dan rohani
14.
B. Distribusi Ketenagaan
15. Kebutuhan tenaga bidan dihitung dengan menentukan :
Jumlah hari kerja efektif selama 1 tahun
Jumlah hari tidak kerja (hari non efektif) dalam 1 tahun
Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam/tingkat
ketergantungan pasien
Jumlah jam kerja perawat tiap shift
16.
17. Penghitungan Kebutuhan Tenaga Sesuai Dengan Beban Kerja Di
Kamar Bersalin :
1) Untuk partus normal menggunakan rumus sebagai berikut:
18.
6 jam X rata-rata pasien /hari
19. jam kerja dalam satu hari
20.
21. Keterangan :
22. 6 jam adalah konstanta : Waktu yang diperlukan untuk
pertolongan persalinan normal mencakup kala I s/d kala IV
23. Contoh soal :
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala
I s/d kala IV = 6 jam / pasien
Jam efektif kerja bidan = 6 jam / hari
Rata – rata pasien per hari = 4 pasien
Berapa jumlah bidan yang diperlukan :
24. 5 pasien X
6 = 30 = 4,3 ( 5 0rang + loss day )
25. 7
26. Loss Day :
78 X 5 = 1,4 ( 2 )
27.
286
28. 25 % x 7 =
2
jadi jumlah bidan yang dibutuhkan = 8 orang
2) Kebutuhan Tenaga Bidan Untuk Pasien Kegawatan :
a) Rata – rata pasien / hari : 3
b) Jumlah jam perawatan 6,5 jam / hari
c) Jumlah jam perawatan : 3 x 6,5 = 19,5
d) Jadi jumlah bidan : 19,5 = 2, 78 ( 3 )
29.
7
30. Loss day :
78 x 3 = 1
31.
286
32. 25 % x 4 =
1
33.
Jadi jumlah bidan yang dibutuhkan = 5
Total bidan untuk kamar bersalin : 9 + 5 = 14
Pola ketenagaan di ruang Kebidanan adalah sebagai berikut :
34. Dengan 14 tenaga Bidan Pelaksana di Ruang Kebidanan + 1
kepala ruangan maka Kepala Ruang Kebidanan membagi
pengaturan jadwal dinas sebagai berikut :
1) Dinas Pagi jam 07.00 – 14.00
35. Petugas yang berdinas terdiri dari Karu, PJ Shift, dan 3
orang bidan pelaksana
2) Dinas Sore jam 14.00 – 20.30
36.
M Terdiri dari PJ Shift dan 2 bidan pelaksana
KM
3) Dinas Malam jam 20.30 – 07.30
VK 1 37. OK TerdiriR.dari PJ ShiftR.dan 3 bidan pelaksana
PERINA
R. RAPAT R. AKASIA
R. 4) OBAT
Lepas malam : 3 orang R.
ALAT LINEN
5) Libur / cuti : 1 orang
38.
C. Pengaturan Jaga P A K
N E M
1) Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh
R. R. L
BERKAS kepala
BAY ruangan
Bidan dan disetujui oleh
KM KM Kepala
WastafSatuan
e Pelayanan
I l
Keperawatan
SEH dan
station Kepala Seksi Keperawatan dan Penunjang Medik.
2) Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan
VK 2
kepada bidan pelaksana. R. CEMARA
R. PINUS
R. DOKTER
3) Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan permintaan dinas. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan berimbang serta
tidak mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui.
4) Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift dengan
syarat dan kualifikasi yang telah ditetapkan.
5) Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan libur.
39. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak
dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
maka yang bersangkutan harus memberitahu atasan minimal 4 jam
sebelum jam dinas berlangsung untuk dicarikan pengganti dinasnya
tersebut.
40. 40.
41. BAB III
42. STANDAR FASILITAS
43.
44.
A. Denah Ruangan
45.
46.
47.
K T R KM
48. A .
49.
SPOELHO N C
50. G S
51. G
B. Standar Fasilitas
62. Standar alat kebidanan di ruangan kebidanan/kamar bersalin dengan
kapasitas persalinan 10 orang/hari
63.
N 65. JUM
64. NAMA ALKES LAH
66.
1 67. Klem Umbilical 68. 10
69.
2 70. Gunting Episiotomi 71. 2
72.
3 73. Gunting Tali Pusat 74. 4
75.
4 76. Setengah Kocher 77. 2
78.
5 79. Kateter Logam 80. 3
81.
6 82. Nail Foder 83.
84.
7 85. Needle Besar 13
87.
8 88. Needle Kecil 86. 6
90.
9 91. Gunting Benang 89. 6
93.
1 92. 8
94. Pinset Sirugis
96.
1 95. 8
97. Pinset Anatomis
99.
1 98. 4
100. Delee
102.
1 101. 4
103. Kateter Nelaton
105.
1 104. 14
106. Nierbeken
108.
1 107. 6
109. Kom Kecil
111.
1 110. 6
112. Kom Sedang
114.
1 113. 2
115. Kom Tertutup Besar
116. 2
117. 118. Kom Tertutup Kecil 119. 2
1
120.
1
121. Tromol Besar 122. 3
123.
2
124. Tromol Sedang 125. 3
126.
2
127. Tromol Kecil 128. 2
129.
2
130. Bak Instrumen Besar 131. 3
132.
2
133. Bak Instrumen Sedang 134. 4
135.
2
136. Bak Instrumen Kecil 137. 8
138.
2
139. cup vakum 140. 2
141.
2
142. Vakum pump manual 143. 1
144.
2
145. Suction Pump 146. 1
147.
2
148. Hb Sahli 149. 0
150.
2
151. Kacamata Google 152. 1
153.
3
154. Spatula Lidah 155. 2
156.
3
157. Reflex Hammer 158. 3
159.
3
160. Ambubag Bayi 161. 2
162.
3
163. Ambubag Dewasa 164. 1
165.
3
166. Metline 167. 2
168. 169. Torniket 170. 4
3
171.
3
172. Pita Lila 173. 2
174.
3
175. Doppler 176. 2
177.
3
178. Termometer Air Raksa 179. 0
180.
3
181. Termometer Digital 182. 1
183.
4 184. Tensimeter Stand air
raksa 185. 1
186.
4
187. Tensimeter Air Raksa 188. 0
189.
4
190. Tensimeter Jarum 191. 1
192.
4
193. Stetoskop Bayi 194. 2
195.
4
196. Stetoskop Dewasa 197. 2
198.
4
199. Timbangan Bayi 200. 1
201.
4
202. Timbangan Dewasa 203. 1
204.
4
205. Baby Table + Lampu 206. 1
207.
4
208. Sterilisator 209. 1
210.
4
211. Trolly 212. 5
213.
5
214. Trolly Emergency 215. 1
216.
5
217. Pispot 218. 3
219. 220. Apron 221. 6
5
222.
5
223. Sepatu Boat 224. 6
225.
5
226. Tiang Infus 227. 4
228.
5
229. Box Bayi Stainless 230. 9
231.
5
232. Box Bayi Besi 233. 2
234.
5
235. Inkubator Bayi/isolet 236. 2
237.
5
238. Infant Warmer 239. 2
240.
5
241. Bed Gynecology 242. 4
243.
6
244. Tempat Tidur Pasien 245. 8
246.
6
247. Meja Pasien 248. 5
249.
6
250. Brankar 251. 0
252.
6
253. Kursi Roda 254. 1
255.
6
256. Tabung Oksigen Besar 257. 1
258.
6
259. Tabung Oksigen Kecil 260. 3
261.
6
262. Regulator Oksigen 263. 3
264.
6
265. CTG 266. 1
267.
6
268. Forcep Set 269. 1
270. 271. Kuretase Set 272. 2
6
273.
7
274. Dilatasi Set 275. 1
276.
7
277. CPAP 278. 0
279.
7
280. Blue Light 281. 0
282.
7
283. Oksigsen Konselator 284. 1
285.
7
286. Oxymetri 287. 1
288.
7
289. Suction 290. 1
291.
7
292. Alat Test Gula Darah 293. 0
294.
7
295. lampu sorot 296. 1
297.
298.
299.
300. 2.Kebutuhan alat tenun/linen
301.
304.
302. 303. Nama J
No Barang
306. horde
305. ng 307.
waterprof 4
310.
308. 309. sarung 2
bantal
312. dobel 313.
311. bucket 1
314. 315. loby 316.
duster 1
318. baju 319.
317. hijau 1
(APD)
322.
320. 321. baju 1
pasien
325.
323. 324. seprai 3
biru
327. seprai 328.
326. bayi 1
83*160
329. 330. mozte 331.
c 1
334.
332. 333. duk 3
putih
337.
335. 336. sarung 1
kaki
338. 339. sarung 340.
mesin 2
341. 342. flet 343.
kantong 5
345. kain 346.
344. putih 1
100*100
347.
348.
349. 3. Kebutuhan alat medis dan alat rumah tangga
0
351.
352.
353. 3 55.
354.NAM A
N S
3 358.
56. 357.Banta l
1
1
3 361.
59. 360.Meja
1
2 Pasien
3 363.Temp at 364.
62.
Sampah 2
3
365. 366.Gayu ng 367.
4 5
368. 369.Embe 370.
5 r Besar 5
371. 372.Embe 373.
6 r Kecil 1
374. 375.Jemur 376.
7 an Baju 3
377. 378.Rak 379.
8 Sepatu 5
380. 381.Kain Pel 382.
9 2
383. 385.
384.Sapu
10 2
386. 387.Serok an 388.
11 2
389. 391.
390.Keset
12 5
392. 393.Basko 394.
13 m Kotak 7
395. 396.Embe 397.
14 r Baju 3
398. 399.Papa 400.
15 n Tulis 1
401. 402.Kipas 403.
16 Dinding 1
4 405.Bak 4
04. 06.
1 Mandi 1
7
Bayi
407. 408.Loker 409.
18 Bidan 3
410.
411.
412.
413. 4. Kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan dengan
kapasitas 8 orang pasien
414.
415. 416. Nama barang 417.
No Jumla
h/
Ra
tio
418. 419. Formulir pengkajian awal 420.
1 1:1
421. 422. Formulir catatan 423.
2 perkembangan pasien 1:1
424. 425. Formulir catatan terintegrasi 426.
3 (cppt) 1:4
427. 428. Formulir observasi 429.
4 1:1
430. 431. Partograf 432.
5 1:1
433. 434. Formulir terintegrasi 435.
6 1:1
436. 437. Sklala resiko jatuh 438.
7 1:1
439. 440. Laporan persalinan 441.
8 1:1
442. 443. Daftar pemberian obat 444.
9 1:1
445. 446. Formulir informed 447.
1consent 0 1:1
448. 449. Formulir SKL 450.
11 1:1
451. 452. Formulir BBL 453.
12 1:1
454. 455. Resume 456.
13 1:1
457. 458. Discharge planning 459.
14 1:1
460. 461. Formulir laboratorium 462.
15 1:2
463. 464. Formulir gizi 465.
16 1:1
466. 467. Formulir rujukan 468.
17 1:2
469. 470. Formulir pengantar rawat 471.
1inap 8 1:1
472. 473. Formulir keluar masuk pasien 474.
19 1:1
475. 476. Formulir privasi pasien 477.
20 1:1
478. 479. Formulir survilans 480.
21 1:1
481. 482. Formulir visite dokter 483.
22 1:1
484. 485. Formulir konsultasi internal 486.
23 1:1
487. 488. Formulir pemilihan 489.
2DPJP 4 1:1
490. 491. Formulir pndah DPJP 492.
25 1:1
493. 494. Formulir bimbingan 495.
26 kerohanian 1:1
496. 497. Formulir tahap terminal 498.
27 1:1
499. 500. Formulir persetujuan transfusi 501.
28 darah 1:1
502. 503. Formulir menolak 504.
2pengobatan 9 1:1
505. 506. Formulir DNR 507.
30 1:1
508. 509. Formulir APS 510.
31 1:1
511. 512. Formulir menolak dirujuk 513.
32 1:1
514. 515. Formulir observasi khusus 516.
33 1:1
517. 518. Buku register ranap 519.
34 1
520. 521. Buku register bbl 522.
35 1
523. 524. Buku register rujukan 525.
36 1
526. 527. Buku register bayi sakit 528.
37 1
529. 530. Formulir imunisasi 531.
38 1
532. 533. Buku keluhan pelanggan 534.
39 1
535. 536. Buku vital sign 537.
40 1
538. 539. Formulir surat keterangan 540.
41 kematian 1
541.
542.
543. BAB IV
544. TATA LAKSANA PELAYANAN KEBIDANAN
545.
546.
A. Kebijakan Dan Prosedur
1. Penerimaan Pasien Baru
547. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
- Menerima pasien baru dan melakukan serah terima dengan bidan dari
ruangan sebelumnya.
- Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan ketepatan identitas
pasien dengan bertanya langsung kepada pasien. Setelah identitas
sesuai, gelang dikenakan ke tangan pasien.
- Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi
sesuai dengan ketentuan.
- Melakukan pengkajian kebidanan.
- Melakukan observasi tanda-tanda vital.
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien.
- Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan
melakukan tindakan sesuai instruksi dokter.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
548.
549. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien.
- Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan.
550.
551.
552.
2. Penerimaan Dan Perawatan Pasien Rawat Inap Sehari (One Day Care)
553. Prosedur yang dilakukan oleh bidan
- Menerima pasien di kamar bersalin (VK).
- Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien.
- Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan dokter anastesi
bahwa pasien sudah di kamar bersalin.
- Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan seperti mengganti
baju pasien, membersihkan lipstik dan melepaskan perhiasan pasien,
observasi tanda-tanda vital, anjurkan pasien buang air kecil terlebih
dahulu dan lain-lain.
- Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum dan
tanda-tanda vitalnya.
- Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga
pasien untuk menyelesaikan administrasi.
- Keluarga pasien menyerahkan bukti penyelesaian administrasi kepada
bidan.
- Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska
tindakan dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
554.
555. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien.
- Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
- Melakukan tindakan di ruang tindakan.
- Membuat resep dan menjadwalkan kontrol.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan.
556.
557.
558.
3. Persiapan Pasien Pre Op Sectio Cesarea
559. Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab
kepada pasien
560. Prosedur :
- Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter
penanggung jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi yang akan
dilakukan.
- Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan
tindakan section cesarea dan surat ijin tindakan anestesi.
- Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya sesuai anjuran dokter (hematologi, masa perdarahan, CT, BT)
- Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila
diperlukan, melepas protese dan lain-lain.
- Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat di dalam
pendokumentasian.
- Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien sudah
siap diantar ke kamar operasi.
- Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar
- Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit sebelum
jadwal operasi.
- Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar
operasi.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
561.
562. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien.
- Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
- Melakukan tindakan di kamar operasi.
- Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan.
563.
4. Asistensi Dokter Dalam Menolong Persalinan Normal
564. Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab
kepada pasien
565. Prosedur :
- Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan umum
pasien.
- Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses
persalinan, laporkan pada dokter, melaksanakan pendelegasian
pertolongan persalinan, jahit perinium gradege 2-3.
- Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II.
- Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf.
- Lakukan perawatan kala III.
- Bantu dokter dalam proses persalinan dengan tindakan penjahitan luka
perineum.
- Lakukan perawatan kala IV.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
566.
567. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien.
- Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik
selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
- Melakukan tindakan pertolongan persalinan.
- Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan.
- Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan.
568.
5. Asistensi Tindakan Curretage
569. Prosedur :
- Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter operator.
- Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin tindakan
anestesi yang telah ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien.
- Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien,
kosongkan kandunng kemih dan lain-lain.
- Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi identitas
pasien untuk jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan patologi
anatomi, untuk jaringan yang tidak akan dilakukan pemeriksaan patologi
anatomi, jaringan dapat dimasukan dalam bokal/plastik tanpa formalin
dan diberikan pada keluarga (dicek apakah boleh jaringan yanng sudah
diambil tidak di PA).
- Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan
sampai dengan 3-4 jam pasca tindakan curretage.
- Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada
perdarahan dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah
menunjukkan surat ijin pulang.
- Mempersiapkan pasien pulang.
570.
571. Prosedur yang dilakukan oleh dokter
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien
sesuai dengan kondisi pasien
- Dokter memberikan informed consent dan catatan edukasi terintegrasi
tentang tindakan yang akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi
yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah selesai
tindakan.
- Pasien dilakukan anastesi oleh dokter anestesi/Penata Anastesi
- Melakukan tindakan curretage
- Membuat resep dan merencanakan jadwal kontrol.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis
pasien yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang
melakukan tindakan.
- Membuat Resume Medis.
572. BAB V
573. LOGISTIK
574.
575.
576. Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dn penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan materi atau
alat. Lebih lanjut, logistik diartikan bagian dari instansi yang bertugas
menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan untuk kegiatan
operasional suatu instansi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat
(sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002).
577. Pelaksanaan manajemen yang baik, maka unsur manajemen di
proses melalui fungsi manajemen dan fungsi tersebut merupakan pegangan
umum untuk dapat terselenggaranya fungsi logistik.
578. Rumah sakit merupakan suatu usaha yang melakukan produksi
jasa sehingga logistik dalam rumah sakit bukan logistik pendistribusian
barang, tetapi hanya menyangkut manajemen persediaan bahan barang
serta peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi jasa tersebut.
579. Logistik dalam rumah sakit bermula dari perolehan
(procurement) dan berakhir dengan dokumen penuh dari usaha
pembedahan dan pengobatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit adalah suatu proses
pengolahan secara strtegis terhadap pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, serta pemantauan persediaan barang (stock, material,
supplies, inventory, etc) yang diperlukan bagi produksi jasa rumah sakit.
580. Menurut bidang pemanfaatannya bahan dan barang yang
harus disediakan di rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi :
a Logistik Obat
581. Meliputi aktivitas logistik yang terkait dengan obat yang digunakan
dalam proses pelayanan kesehatan di rumah sakit. Obat merupakan salah
satu komponen utama pendapatan rumah sakit. Tantangan dalam
melaksanakan logistik obat di rumah sakit secara baik tergolong tinggi.
Berbagai pihak terlibat dalam logistik obat di rumah
sakit. b Logistik Alat Kesehatan
582. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan alat kesehatan yang
digunakan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Masalah utama yang
sering terjadi adalah manajemen inventaris yang kurang baik, sehingga
mengakibatkan alat kesehatan yang disimpan berlebihan.
c Logistik Food and Baverages
583. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan pelayanan gizi,
baik untuk pasien atau untuk karyawan rumah sakit. Masalah yang sering
muncul adalah barang hilang atau berkurang dan mutu proses yang
bervariasi.
d Logistik Barang Kuasi
584. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan barang
kelengkapan administrasi rumah sakit. Masalah yang sering terjadi adalah
sediaan barang kuasi ynag terlalu banyak.
e Logistik Peralatan Medis dan Non Medis
585. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan peralatan medis
dan non medis yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Masalah yang sering dihadapi adalah penyimpanan alat dan persediaan suku
cadang.
f Logistik Sarana dan Prasarana Gedung
586. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan sarana dan
prasarana gedung rumah sakit. Nilai sarana dan prasarana gedung rumah
sakit dapat mencapai sekitar 40% dari nilai aset total rumah sakit. Masalah
yang sering muncul :
1 Pembangunan sarana dan prasarana yang tidak efisien
2 Pemeliharaan saran dan prasarana yang tidak sesuai standar yang tidak
ditentukan.
g Logistik Linen
587. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan kelompok
linen. Masalah yang dihadapi adalah sediaan yang berlebihan dan proses
yang bervariasi.
h Logistik Bahan Habis Pakai
588. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan-bahan yang
dikategorikan sebagai bahan habis pakai. Masalah yang paling sering
dihadapi adalah sediaan bahan habis pakai yang berlebihan,
589. Bahan Habis Pakai (BHP) di Ruang Kebidanan di amprah ke bagian
logistik RSUD Kalideres sebelum habis. Jika BHP yang digunakan sehari-
hari cepat habis, maka amprah dilakukan setiap 1 minggu sekali dan untuk
BHP yang tidak cepat habis akan diamprah 1 bulan sekali.
590.
591. BAB VI
592. KESELAMATAN PASIEN
593.
594.
A Pengertian
595. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
Assesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
596. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
597.
B Tujuan
1 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2 Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
598.
C Standar Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit
1 Hak pasien
2 Mendidik pasien dan keluarga
3 Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4 Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan progam peningkatan keselamatan pasien
5 Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6 Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7 Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
D 7 Langkah Keselamatan Pasien
599. Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai
berikut:
1 Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2 Pimpin dan dukung staf anda
3 Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4 Kembangkan sistem pelaporan
5 Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6 Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7 Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
600.
E Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) 601. Adverse event :
602. Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil suatu
tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau
kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan
kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
603.
F Kejadian Tidak Diharapkan Yang Tidak Dapat
Dicegah 604. Unpreventable adverse event :
605. Suatu kejadian tidak diharapkan akibat komplikasi yang tidak dapat
dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.
606.
G Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
607. Near miss :
608. Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat
menciderai pasien tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan
(misalnya pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi
obat) karena pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan
tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan) atau
peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan tetapi diketahui
secara dini lalu diberikan antidotumnya).
609.
610.
H Kesalahan Medis
611. Medical errors :
612. Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk
gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana
yang salah untuk mencapai tujuannya, dapat merupakan akibat dari
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (omission).
613.
I Insiden Keselamatan Pasien
614. Patient safety incident :
615. Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
616.
J Kejadian Sentinel
617. Sentinel event :
618. Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau
cedera serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan
atau tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga
pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang
serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
619.
K Tata Laksana Kerja Untuk Keselamatan Pasien
1 Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi
kebidanan harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2 Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam medis
3 Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter
penanggung jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien
mendapatkan penatalaksanaan medis
4 Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis kebidanan,
bidan boleh menolong persalinan dalam kondisi emergensi, disaat tidak
ada dokter atau dokter spesialis kebidanan
5 Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4 jam
sekali atau bila ada indikasi
6 Observasi pasien ODC dilakukan selama 2-4 jam pasca tindakan, pasien
baru diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan umumnya
baik
7 Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identitas
pasien yang lengkap, benar dan jelas
8 Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap kaki
dan diberikan peneng untuk identitas
9 Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila ada
pasien di atas tempat tidur
10 Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
11 Kuku petugas harus pendek, tidak menggunakan cat kuku dan
perhiasan 12 Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah
tindakan
13 Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
14 Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan
ukuran 620.