Kelas :4C
Mata Kuliah : Pembelajaran Menyimak
Dosen Pengampu : Drs. Jamilin Tinambunan M.Ed
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif dan
apresiatif. Reseptif berarti bahwa dalam menyimak.bersifat apresiatif merupakan bahwa
menyimak menuntut pelibat untuk tidak hanya mampu memahami pesan yang terkandung dalam
bahan simakan tetapi lebih jauh memberikan respons atas bahan simakan. Terkait dengan
keduanya menyimak dapat diartikan sebagai suatu kegiatan aktif yang dilakukan secara sungguh-
sungguh untuk memahami pesan yang terkandung dalam bahan simakan yang diperdengarkan.
Berkenaan dengan menyimka sebagai kegiatan aktif, terdapat minimalnya tiga istilah yang
banyak mempersalahkan dengan maknanya, ketiga istilah itu : 1) mendengar, merupakan suatu
kegiatan menangkap suara Bahasa yang dilakukan tanpa sengaja. 2) mendengarkan merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sengaja untuk menangkap bunyi Bahasa walaupun berorientasi
pada pembentukan pemahaman atas pesan yang terkandung didalamnya. Menyimak merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh pesan, pengetahuan,
dan informasi yang terkandung dalam bunyi Bahasa yang didengarkan dan serius dan penuh
perhatian. Kegiatan menyimak harus benar-benar dilakukan secra aktif dan bukan merupakan
kegiatan pasif.
Pembelajaran menyimak dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan diantaranya (1) melatih
daya konsentrasi siswa, (2) melatih daya paham siswa dan (3) melatih daya kreatif siswa.
Tujuan pertama yang harus dicapai adalah melatih daya konsentarsi siswa. Pembelajaran
menyimak di orientasikan agar siwa benar-benar mampu memusatkan perhatiannya terhadap
bahan simakan yang diperdengarkan. Selama pembelajaran menyimak guru seharusnya mampu
memberikan pengetahuan, melatih dan membiasakan siswa untuk memusatkan perhatian melalui
berbagai strategi peningkatan konsentrasi yang tepat.
Tujuan kedua adalah melatih daya paham siswa. Pembelajaran menyimak tidak sekedar
melibatkan kemampuan auditif siswa tetapi juga kemampuan kognitifnya. Tujuan bisa dicapai
jika guru menguasai benar berbagai strategi pemahaman yang dapat dipilih siswa selama proses
pembelajaran menyimak.
Tujuan ketiga adalah melatih kreatif siswa. Pembelajaran menyimak harus diorientasikan
agar siswa mampu bekreasi atas dasar ide simakan yang diperolehnya. Pembelajaran menyimak
tidak lepas dari kegiatan membaca dan menulis. Keterampilan kreatif ini menuntut siswa
bekreasi melalui menulis dan berbicara atas dasar ide dan gagasan yang diperoleh dari bahan
simakan.
Tiga tujuan dan orientasi pembelajaran menyimak di atas jelas bahwa pembelajaran
menyimka tidak hanya bertujuan agar siswa mampu menjawab pertanyaan atas isi bahan
simakan. Pembelajaran menyimak diarahkan agar siswa mampu membangun konsepsi siswa
secara luas terhadap bahan simakan.
Kondisi yang dikemukakan Field (2008) diatas juga sejalan dengan kondisi pembelajaran
menyimak di Sekolah kita saat ini. Berdasarkan penelusuran pada beberapa sekolah yang
dilakukan, penulis mengemukakan kenyataan bahwa masih terdapat kekurangtepatan
pelaksanaan pembelajaran menyimak antara lain :
Dalam hal penilaiaan kemampuan siswa menyimak dilakukan dengan cara menjawab
pertanyaan yang ada dalam buku teks. Penilaian yang dilakukan dengan cara demikian tentu
sangat biasa sebab siswa bisa saja membaca kembali teks yang ada dalam upaya menjawab
pertanyaan. Kondisi ini sangat mirip dengan pembelajaran membaca. Padahal seharusnya
terdapat perbedaan antara penilaian menyimak dengan penilaian kemampuan membaca. Dalam
kemampuan menyimak siswa tidak bisa mendengarkan ulang bahan simakan ketika menjawab
pertanyaan sehingga ia sangat membutuhkan daya konsentrasi yang tinggi.
Pembelajaran menyimak yang dilakukan secara monoton tidak mengaktifkan siswa, dan
sangat bergantung pada buku teks bermuara pula pada kenyataan bahwa pembelajaran menyimak
tidak menuntut siswa untuk berkarakter. Siswa cenderung menjadi kurang kreatif, malas,tidak
suka bekerja keras,kurang disiplin, daan bersikap negative terhadap pembelajaran menyimak.
Berbagai kondisidi atas terjadi dikarenakan oleh berbagai factor penyebab . Salah satu
factor penyebab utama adalah bahwa guru kurang memhami perannya selama pembelajaran
menyimak. Beberapa peran guru dalam pembelajaran menyimak sebagai berikut :
1. Menyeleksi dan mengorganisasikan bahan simakan secara mandiri dan tidk bergantung
pada buku teks.
2. Menentukan aktivitas menyimak yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran
menyimak.
3. Memilih dan memperkenalkan berbagai strategi yang mampu melatih siswa
berkonsentrasi ,memhami bahan simakan, dan kreatif pancasimak.
4. Merancang pembelajaran menyimak berbasis kinerja aktif siswa.
5. Mengukur kemampuan menyimak siswa secara tepat dan tidak biasa.
Faktor yang lain menyebabkan pembeljaran menyimak tidak dilaukan secara tepat adalah
masih adanya pandangan guru yang negatif terhadap kemampuan siswa . Kondisi ini
menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam belajar sehingga siswa pun tidak terbiasa
menggunakan berbagai potensi yang ada dalam dirinya. Faktor terakhir yang menyebabkan
pembelajaran menyimak tidak efektif adalah bahwa guru sering kali melakukan peran yang salah
dalam pembelajaran menyimak. Peran yang salah tersebut diantaranya adalah guru menceritakan
terlebih dahulu inti isi bahan simakan secara utuh sebelum pembelajaran., yang seharusnya hal
ini dilakukan siswa setelah proses menyimak.Guru seharusnya hanya menyajikan arpesepsi
sebelum kegiatan inti pembelajaran bukan menceritakan ringkasan isi bahan simakan secara
lengkap karena hal itu adalah tugas menyimak yang akan dilakukan siswa.Selain apersepsi guru
juga dapat mengajukan pertanyaan pemandu sebelum siswa menyimak sehingga siswa
dibiasakan menyimak bertujuan selama pembelajaran.
Selain prinsip pembelajaran menyimak seperti dikemukakan Brown dan Nation serta Newton di
atas, berikut dikemukakan pula prinsip-prinsip pembelajaran menyimak yang penting
diperhatikan guru.
1. Pembelajaran menyimak hendaknya tidak dilakukan sebatas menguji kemampuan siswa
menyimak tetapi harus di arahkan pada pembentukan keterampillan menyimak
2. Pembelajaran menyimak hendaknya dikemas oleh guru melalui berbagai aktivitas aktif
kreatif bagi siswa selama pembelajaran sehingga mampu membentuk keterampillan
menyimak dan mampu pula mengembangkan karakter siswa
3. Pembelajaran menyimak harus dilakukan dengan berbasis prosses menyimak disertai
dengan penilaian otentiik di dalamnya
4. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan sesuai dengan kemampuan siswa dengan
berorientasi terhadap pembentukan perilaku menyimak yang baik
5. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menggunakan berbagai
pendekatan media pembelajaran yang tepat
Bertemali dengan prinsip pembelajaran menyimak di atas, ada beberapa konsekuensi yang
harus dilakukan guru selama pembelajaran menyimak. Beberapa konsekuensi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Selama pembelajaran menyimak guru hendaknya senantiasa melatih daya simak siswa
2. Selama pembelajaran menyimak guru hendaknya senantiasa melatih daya paham siswa
3. Selama pembelajaran menyimak guru hendaknya senantiasa melatih daya kreatif siswa.
Aktivitas ini merupakan kelanjutan atas aktivitas mencatat ide pokok. Setelah menyusun
ide pokok siswa peroleh selama kegiatan menyimak, siswa harus mampu menyusun ide
pokok tersebut secara terstruktur sehingga membentuk kerangka karangan.
h) Menguji prediksi
Tahap ini dilakukan oleh siswa untuk menguji prediksi yang dibuat pada tahap prasimak.
Berbagai prediksi yang telah dikemukakan tersebut selanjutnya dinilai ketepatannya. Jika
banyak prediksi yang salah siswa harus memperbaiki prediksi tersebut.
i) Membandingkan bahan simakan dengan wacana lain
Kegiatan ini dilakukan agar siswa memperoleh pengetahuan lebih luas atas tema bahan
siamakan yang telah di dengarnya. Dalam praktiknya kegiatan ini bisa dilakukan dengan
cara siswa mendengarkan wacana lain ataupun dengan cara membaca simakan lain.
3. Tahap Pascasimak
Tahap pascasimak merupakan tahapan yang dilakukan dengan tujuan utama menguji
kemampuan siswa menyimak. Tahapan pascasimak ini memiliki tujuan yakni sebagai
berikut.
a. Menguji kemampuan menyimak.
b. menciptakan produk kreatif atas dasar bahan simakan.
c. meningkatkan pengetahuan umumyang bertemali dengan informasi yang terdapat
dalam bahan simakan.
Sejalan dengan kegiatan tujuan di atas, berikut diuraikan berbagai aktivitas yang
dapat siswa lakukan pada tahapan pascasimak.
a. menjawab pertanyaan sebagai bentuk tes kemampuan menyimak.
b. meringkas atau menceritakan kembali isi bahan simakan.
c. membuat cerita versi sendiri berdasarkan bahan simakan yang dapat saja berbeda
dengan bahan simakan atau hanya berbeda dalam hal tertentu, misalnya tokoh, latar,
alur, dan sudut pandang dengan bahan simakan.
d. membuat komik sederhana atas dasar bahan simakan.
e. bermain peran yakni siswa mementaskan cerita yang didengarnya pada saat ia
menyimak.
f. mengubah/mentransformasi genre isi simakan misalnya mengubah cerita menjadi
puisi, mengubah cerita menjadi bujukan, dll.
g. membuat intisari bahan simakan.
h. membuat daftar istilah penting berdasarkan hasil kegiatan menyimak hingga
terbentuk semua kamjus istilah.
Metode dalam pembelajaran menyimak pada dasarnya berisi aktivitas siswa selama kegiatan
menyimak baik prasimak, menyimak, dan pascasimak. Metode pembelajaran menyimak yang
dibuat oleh guru bisa saja lebih efekktif dibanding dengan metode yang telah ada sebab gurulah
yang paling mengetahui kondisi , kebutuhan , dan hal yang harus dikembangkan pada diri siswa.
Namun demikian, guru dapat pula menggunakan metode pembelajaran menyimak yang telah
disusun oleh para ahli.
1. Metode Cox
Metode Cox sebenarnya merupakan tawaran yang digagas cox (1999) bagi para guru untuk
melaksanakan pembelajaran menyimak. Cox sendiri sebenarnya tidak menamakan metode ini
dengan metode Cox. Namun demikian, guru menjamin keaslian pengembangannya, penulis
menamakan metode ini sebagai metode Cox. Tujuan utama metode ini adalah agar siswa mampu
memiliki kemampuan menyimak yang tinggi berbasis kinerja nyata aktif para siswa. Secara
terperinci tahapan metode cox diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Prasimak
1) Apresiasi, pada tahap ini guru melakukan kegiatan apresiasi dengan cara mengaitkan
materi simakan dengan pengalaman siswa. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan
motivasi siswa karena siswa sadar bahwa materi hari ini bermakna baginya.
2) Mengalami, pada tahap ini siswa dapat menstimulasi, emosi, dan ide yang dimilikinya.
Siswa ditugaskan guru untuk berbagi pengalaman tentang bahan simakan yang telah
diungkapkan guru. Semakin banyak yang menyampaikkan pengalamannnya, semakin
baik pembelajaran.
b. Tahap Menyimak
3) Siswa menyimak materi simakan yang diperdengarkan. Selama siswa menyimak siswa
mencatat beberapa hal penting yang terdapat dalam bahan simakan.
4) Diskusi, siswa diminta berdiskusi tentang isi bahan simakan.
5) Menulis Laporan, siswa diminta menyusun laporan diskusi yang nanti akan disajikan di
depan kelas. Usahakan dalam menyusun laporan seluruh siswa terlibat.
6) Presentasi, pada tahap ini perwakilan kelompook menyajikan hasil diskusi di depan
kelas. Guuru sebaiknya memilih anggota kelompok secara acak dan bukan ketua
kelompok. Setelah presentasi sebaiknya dilakukan kegiatan tanya jawab ataupun diskusi
kelas untuk memberikan kesempatan pada siswa lain menanggapi hasil diskusi temannya.
c. Tahap PascaSimak
Menceritakan kembali pada tahap ini siswa secara individu ditugaskan guru untuk
menceritakan kembali isi wacana dnegan menggunakan bahasa sendiri. Hal ini bertujuan
untuk mengukur kreativitas dan pemahaman siswa menyimak.
2. Metode DLA (Directed Listening Activity)
Metode DLA adalah metode pembelajaran terstruktur yang digunakan oleh guru untuk
meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam hal menyimak. DLA bertujuan untuk
(1) memberi guru format dasar dalam memperkenalkan pembelajaran yang sistematis (2)
meningkatkan rekognisi dan pemahaman siswa (3) memandu siswa melaksanakan menyimak
secara cermat (4) meningkatkan kemmapuan siswa dalam memahami isi materi simakan. Berikut
5 tahapan dalam melaksanakan metode DLA :
a. Tahap Prasimak
1) Persiapan, tahap ini dimaksudkan agar siswa memiliki persiapan sebelum menyimak.
Guna mempersiapkan siswa menyimak haruslah dilakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut :
a. Membangkitkan skemata anak dengan cara menghubungkan isi teks dengan pengalaman
siswa ataupun dengan materi yang pernah siswa bahas.
b. Membangkitkan minat, guru membangkitkan minat dan antusiasme siswa untuk
menyimak dengan cara meggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik
c. Memperkenalkan beberapa kosa katabaru yang mungkin baru dikenal siswa yang
terkandung dalam bahan simakan
d. Menetapkan tujuan menyimak, guru secara jelas menjelaskan tujuan menyimak yang
harus dicapai siswa setelah mereka membaca.
b. Tahap Menyimak
2) Menyimak, pada tahap ini siswa melaksanakan kegiatan menyimak guna menemukan
jawaban atas pertanyaan tujuan (pertanyaan pemandu) yang disampaikan guru pada tahap
prasimak.
3) Mengecek pemahaman dan diskusi. Pada tahap ini siswa berdiskusi dengan temannya
untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru.
4) Membacakan hasil diskusi. Tahapan ini berhubungan dengan tahap sebelumnya. Yang
dibacakan secara nyaring dalam hal ini adalah jawaban-jawaban pertanyaan yang ditulis
siswa selama diskusi. Jika ditemukan masalah siswa akan dapat diperdengarkan kembbali
bagian materi yang belum siswa ketahui.
c. Tahap Pascasimak
5) Tahap tindak lanjut, tahap ini bertujuan agar siswa semakin memahami materi yang telah
disimaknya serta memperkaya pemahaman tentang konsep isi bahan simakan.
3. Metode DLTA (Directed Listening Thinking Activity)
Secara umum DLTA bertujuan agar siswa agar memiliki kemampuan menyimak kritis dan
reflektif. Secara khusus DTLA bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam (1)
menjelaskan tujuan menyimak, (2) mengutip, memahami, dan mengasimilasikan informasi (3)
membahas bahan simakan berdasarkan tujuan menyimak, (4) menggantungkan keputusan (5)
membuat keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kegiatan menyimak.
Metode DLTA diarahkan untuk mencapai tujuan umum agar siswa mampu melibatkan
proses berpikir ketika menyimak sebab penyimak haruslah melibatkan pengalamannya. Metode
DLTA dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembelajaran sebagai berikut :
a. Tahap Prasimak
1) Guru memperkenalkan materi simakan, dengan cara menyampaikan beberapa informasi
tentang isi simakan.
2) Siswa membuat prediksi atas materi yang akan disimaknya.
b. Tahap Menyimak
3) Siswa menyimak materi secara cermat untuk mengecek prediksi yang telah dibuatnya.
Pada tahap ini guru harus mampu membimbing siswa agar melakukan kegiatan
menyimak yang baik.
4) Menguji prediksi, pada tahap ini siswa diharuskkan mengecek prediksi yang telah
dibuatnya. Jika prediksi yang dibuat siswa salah, siswa harus mampu menunjukkan letak
kesalahan tersebut, dan mampu membuat gambaran baru tentang isi wacana sebenarnya.
c. Tahap Pascasimak
5) Pelatihan keterampilan kreatif, tahapan ini dilakukan siswa untuk mengaktifkan
kemampuan berpikirnya. Beberapa kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji
kembali cerita, menceritakan kembali cerita, membuat gambar, diagram maupun peta
konsep bacaan, dan membuat peta perjalanan tokoh.
4. Model KWL
KWL diciptakan atas dasar bahwa menyimak akan berhasil jika diawali dengan kepemilikan
skemata atas isi materi. Oleh sebab itu metode ini dikembangkan oleh Ogle (1996) untuk
membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik.
Model KWL ini 3 langkah dasar yaitu sebagai berikut :
a. Tahap Prasimak
1) Tahap Know (Apa diketahui)
Langkah pertama ini terdiri atas dua tahap yakni curah pendapat dan menghasilkan kategori ide.
Curah pendapat dilakukan guna menggali berbagai pengetahhuan yang telah siswa miliki tentang
topik yang akan dibahas. Tahap selanjutnya, guru membantu siswa menyusun kategori ide yang
mungkin terdapat dalam wacana.
2) Tahap What I Want to learn (W) (apa yang ingin saya ketahui)
Pada tahap ini, guru menuntun siswa menyusun tujuan khusus menyimak. Selanjutnya guru
memformulasikan kembali pertanyaan-pertanyaan siswa dan kemudian pertanyaan-pertanyaan
tersebut disajikan sebagai tujuan menyimak. Pertanyaan-pertanyaan siswa tersebut selanjutnya
guru susun dipapan tulis agar semua siswa mengetahui tujuan atas kegiatan menyimak yang akan
dilakukannya.
b. Tahap Menyimak
3) Tahap What I Have Learned (L)
Tahap ini diawali dengan kegiatan siswa menyimak secara sungguh-sungguh wacana
ekspositoris yang diberikan guru. Kegiatan menyimak ini dilakukan agar siswa menemukan,
memperluas,dan menentukan atas bahan simakan. Setelah menyimak, siswa menuliskan semua
hal yang telah diperolehnya dari kegiatan menyimak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
pada tahap sebelumnya.
c. Tahap Pascasimak
4) Tahap Tindak Lanjut
Pada tahap ini berbagai pertanyaan yang tidak dapat siswa jawab dibahas guru bersama siswa
didalam kelas. Setelah prioritas menyimak tuntas, jelas, dan lengkap guru dapat menugaskan
siswa menceritakan isi wacana, baik secara lisan maupun tulisan sebagai bentuk kegiatan tindak
lanjut.
Secara umum PORPE bertujuan untuk membantu siswa dalam (1) mengaktifkan dirinya dalam
mempelajari sebuah konsep melalui kegiatan merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi
tahapan belajar yang dilaksanakannya, (2) mempelajari proses yang berkenaan dengan
mempersiapkan diri menghadapi ujian uraian , dan (3) menggunakan proses menulis sebagai alat
untuk mempelajari teks bacaan. Tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode PORPE adalah sebagai berikut :
a. Tahap Prasimak
1) Mempersiapkan bahan simakan. Guru mempersiapkan buku/bacaan ilmiah yang akan
dibacakannya untuk siswa. Selanjutnya guru memperkenalkan wacana tersebut.
2) Menjelaskan prosedur pembelajaran. Tahapan ini bertujuan untuk memperkenalkan
metode PORPE kepada para siswa sehingga para siswa memahami benar penerapannya
dalam kegiatan menyimak yang akan dilaksanakannya.
3) Menyusun Prediksi. Pada tahap ini siswa harus menyusun prediksi atas pertanyaan-
pertanyaan yang akan digunakannya sebagai pemandu dan tujuan yang harus dicapainya
ketika siswa menyimak. Pertanyaan yang disusun siswa hendaknya pertanyaan
pemahaman tingkat tinggi, misalnya menggunakan kata tanya jelaskan, bandingkan,
bedakan, dan kristalisasikan.
4) Mengorganisasikan pertanyaan. Pada tahap ini siswa menyusun ulang pertanyaan prediksi
yang dibuatnya agar jelas sistematikanya. Diharapkan dari hasil pengorganisasian ini
akan mampu menjadi pemandu bagi siswa dalam menyusun sintesis isi wacana dan
menjadi pemandu menyusun rangkuman isi wacana.
b. Tahap Menyimak
5) Konsentrasi. Pada tahap ini siswa mulai menyimak dengan sungguh-sungguh dan
mencatat apa yang disimaknya dalam LKP. Catatan inilah yang nantinya akan digunakan
untuk menjawab pertanyaannya.
6) Praktikum. Dalam tahap ini siswa memvalidasi hasil belajarnya melalui kegiatan menulis
karangan berdasarkan kerangka baru versi siswa.
c. Tahapan Pascasimak
7) Evaluasi. Pada tahap ini siswa harus mengecek kembali pertanyaan, prediksi, dan
kerangka pertanyaan yang disusunnya serta memeriksa hasil karangannya.
Kelima metode di atas merupakan metode yang dibuat oleh para ahli. Selanjutnya, guru secara
kreatif dapat pula menyusun metode menyimak sendiri berdasarkan aktivitas tahapan menyimak
yang telah dibahas. Guna memberikan gambaran merancang motede menyimak yang dapat
dilakukan secara inovatif-kreatif. Berikut beberapa metode pembelajaran menyimak sebagai
hasil memadukan berbagai aktivitas menyimak.
Merupakan metode menyimak yang disusun atas dasar rangsangan visual yang diberikan kepada
siswa sebagai jalan mendayagunakan skemata anak. Tujuan utama metode ini adalah
memaksimalkan skemata bagi peningkatan kemampuan menyimak pemahaman. Langkah-
langkah metode ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Prasimak
1. Apresiasi. Pada tahap ini guru memperkenalkan materi simakan kepada siswa dengan
cara menghubungkan materi simakan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
2. Observasi Gambar dan Ilustrasi. Pada tahap ini siswa diminta mengobservasi gambar
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Siswa selanjutnya ditugaskan untuk
menuliskan segala yang mereka ketahui tentang berbagai hal yang berhubungan
dengan gambar.
b. Tahap Menyimak
3. Mengisi Peta Konsep. Pada tahap ini siswa menyimak bahan simakan sambil mengisi
peta konsep yang telah dibuat guru. Tujuannya adalah agar siswa benar-benar
berkonsentrasi selama menyimak.
4. Menyusun ide pokok menjadi kerangka karangan. Aktivitas ini merupakan
kelanjutana atas aktivitas mengisi peta konsep. Tahap selanjutnya siswa harus
mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah ringkasan cerita dengan
menggunakan bahasa mereka sendiri.
c. Tahap Pascasimak
5. Menceriakan Kembali. Pada tahap ini siswa membacakan hasil karangannya di depan
kelas. Jika waktu tidak mencukupi seluruh karangan siswa dikumpulkan untuk
dikoreksi guru.
2. Metode Rangsang Imajinatif
Metode rangsang imajinatif adalah metode pembelajaran menyimak yang memaksimalkan daya
bayang siswa atas bahan simakan. Metode ini menggunkan bahan ajar berupa cerita yang
menarik bagi siswa dan cerita yang disajikan hendaknya beragam sehingga siswa dapat memilih
cerita mana yang menarik bagi mereka. Langkah-langkah penerapan metode ini adalah :
a. Tahap Prasimak
1. Apresiasi. Pada tahap ini juga memperkenalkan dua atau tiga cerita yang akan dibahas.
Aktivitas ini dapat diterapkan dengan jalan guru menyiapkan dua buah gambar atau
ilustrasi yang berhubungan dnegan cerita
2. Menebak cerita. Pada tahap ini siswa diminta mengamati kedua ilustrasi yang disajikan
kemudian disuruh menebak ilustrasi mana yang akan berhubungan dengan cerita yang
disajikan.
b. Tahap Menyimak
3. Menangkap satuan peristiwa. Selama siswa menyimak tugaskan siswa untuk mencatat
setiap satuan peristiwa dari cerita yanng diperdengarkan.
4. Merespon Karya. Pada tahap ini siswa diminta menanggapi cerita yang telah disimaknya.
Tanggapan yang diharapkan bisa berupa keunggulan cerita, daya tarik cerita, dan
ringkasan isi cerita.
5. Membandingkan cerita. Setelah siswa mengetahui isi cerita pertama,siswa diminta
mendengarkan cerita lain. Sebagaimana layaknya pada tahap sebelumnya siswa diminta
untuk mengomentari isi cerita tersebut.
6. Menguji cerita. Pada tahap ini siswa ditufgaskan untuk menuliskan kesamaaan,
perbedaan, ataupun penilaian isi atas dua cerita yang telah diketahuinya.
c. Tahap Pascasimak
7. Membuat cerita versi sendiri. Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk berkreativitas
melalui kegiatan menulis cerita berdasarkan bahan simakan.
3. Metode Rangsang Gagasan
a. Tahap Prasimak.
1. Apresiasi. Pada tahap ini guru memperkenalkan tema wacana yang akan siswa pelajari
selama pembelajaran menyimak.
2. Curah pendapat. Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencurahkan gagasannya dalam
hal memecahkan masalah seputar tema materi simakan. Setelah siswa
menulis/menyampaikan gagasannya barulah siswa diperdengarkan bahan simakan
tersebut.
b. Tahap Menyimak
3. Menangkkap ide. Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencatat semua ide penting
yang berhubungan yang berhubungan dengan usaha pemecahan masalah terkait dengan
tema yang dibacakan guru.
4. Membedakan fakta dan opini. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat membedakan
fakta dan opini sekaligus menanggapi fakta dan opini tersebut berdasarkan cara pandang
mereka sendiri.
5. Diskusi ide pokok. Pada tahap ini siswa secara kooperatif berusaha memecahan masalah
yang disajikan. Hasil akhir kegiatan ini adallah sebuah tulisan argumentatif. Tulisan
tersebut kemudian disajikan siswa dalam diskusi kelas.
c. Tahap Pascasimak
6. Membuat intisari. Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir yang bertujuan untuk menguji
kemampuan menyimak siswa dan juga daya nalar mereka.
7. Menjawab pertanyaan. Kegiatan ini dapat saja dipilih sebagai alternatif kegaiatan 6
diatas. Dengan demikian guru dapat menggunakan tugas membuat intisari ataupun
menjawab pertanyaan untuk menguji kemampuan siswa menyimak dan daya nalarnya.
4. Metode Rangsang Peran
Metode rangsang peran adalah metode pembelajaran menyimak yang dilakukan dengan bermain
peran sebagai rangsangan bagi para siswa untuk membangun kemampuannya dalam menyimak.
Tujuan utama penerapan metode ini adalah membangkitkan kemampuan siswa dalam menyimak
dan mengembangkan daya kreatif siswa pascasimak. Langkag-langkah metode ini adalah sebagai
berikut :
a. Tahap Prasimak
1. Pemilihan bahan dan pemain. Pada tahap ini guru memilih bahan simakan berupa dialog
ataupun naskah drama pendek. Di dalam kelas guru memberikan pengantar pembelajaran
dan menyampaikan tugas yang harus di lakukan siswa selama pembelajaran.
2. Memerankan adegan/tokoh. Pada tahap ini siswa memerankan adegan atau tokoh cerita.
Setelah siswa memerankan adegan siswa di minta melanjutkan cerita tersebut
berdasarkan versinya masing-masing.
b. Tahap menyimak
3. Peran lanjutan. Pada tahap ini siswa kembali di tugaskan unuk membaca naskah secara
lengkap.
4. Diskusi sruktur cerita. Pada tahap ini mulai berdiskusi tentang struktur naskah yang telah
didengarnya. Hal yang dibahas bisa berupa alur, tokoh dan penokohan, setting dan makna
cerita.
c. Tahap Pascasimak
5. Membuat komik sederhana. Pada kegiatan akhir siswa ditugaskan untuk membuat komik
sederhana sebagai bentuk pemahamannya atas materi simakan yang dipelajari.
5) Metode Rangsang Tujuan
Metode rangsang tjuan merupakam metode pembelajaran menyimak yang diawali dengan
pelibatan siswa untuk mengemukakan berbagai keingintahuannya tentang bahan simakan.
Tujuan utama metode ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa menyimak sekalligus
meningkatkan kemampuannya dalam mengemukakan gagasan persuasif. Langkah-langkah
penerapan metode ini adalah :
a. Tahap Prasimak
1. Arisan keinginan, guru memberikan pertanyaan pancingan tentang hal apa saja yang
belum siswa ketahui tentang bahan simakan sehingga mereka ingin mengetahuinya.
2. Pertanyaan pemandu. Berdasarkan arisan keinginan yang dibuuat, siswa mengubah
keinginan tersebut menjadi pertanyaan yang harus mereka jawab selama proses
pembelajaran.
b. Tahap Menyimak
3. Menjawab pertanyaan pemandu, selama menyimak, siswa berupaya menjawab
pertanyaan yang dibuatnya.
4. Diskusi persuasif. Pada tahap ini siswa berdiskusi untuk merumuskan berbagai upaya
yang dapat mereka lakukan dalam rangka membujuk orang lain agar tertarik dengan
ide mereka.
c. Tahap Pascasimak
5. Mengubah genre. Atas dasar ide yang dihasilkan pada tahap diskusi, siswa menulis
sebuah naskah pidato pendek atas dasar bahan simakan yang telah mereka pahami.