Anda di halaman 1dari 6

KONSEP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA PADA JENJANG SMP/SMA


Sebagai Tugas Untuk Ulangan Tengah Semester Genap

Secara garis besar, konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan
suatu rancangan, atau suatu penggambaran tentang apapun seperti objek, proses, dan lain
sebagainya. Sedangkan karakteriksik berarti mempunyai sifat yang khas sesuai dengan
perwatakan tertentu. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan jika konsep karakteristik adalah
sesutau rancangan atau gambaran yang khas tentang suatu objek.
Kata konsep rasanya bisa kita hubungkan dengan kata kurikulum, yaitu suatu
rancangan atau gambaran tentang pembelajaran untuk menumbuhkan kesadaran indentitas.
Perbuahan identitas yang dimaksud adalah perubahan kemandirian, cara berpikir, tanggung
jawab, dan lain sebagainya.1 Dengan demikian, sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945,
maka sebuah konsep dari kurikulum adalah untuk mengarahkan pendidikan serta para
siswanya untuk menjadi bangsa yang maju, bermoral, disiplin, berintelektual, demokratis,
dan lain sebagainya.2
Menurut Brown, ada empat karakteristik di dalam pelajaran bahasa, yaitu:3

1. Tujuan dari pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia, difokuskan


kepada semua kompetensi komunikasi serta tidak terhalang oleh struktur
bahasa/linguistik.
2. Mengajak para siswa untuk berkomunikasi secara fungsional, otentik, serta
pragmatis untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga, dalam hal ini
keteraturan bahasa tidak ditekankan terlebih dahulu.
3. Ketepatan dan kelancaran dianggap sebagai teknik yang mendasari kegiatan
komunikatif.
4. Siswa diajak untuk berbahasa secara produktif tanpa latihan atau persiapan, jadi
kegiatan tersebut terjadi secara alami.

1
Maman Suryaman, Panduan Pendidik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTS, (Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 1.
2
Ibid.
3
Eni Dewi Kurniawati, Tesis, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia Dengan
Pendekatan Tematis (Studi Pengembangan di SMA Negeri 2 Sambas), (Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2009), h. 40-41.
Sehingga di dalam pembelajaran bahasa Indonesia sepatutnya harus menekankan
kepada konsep berbahasa, bukan tentang bahasa. Jika berfokus kepada berbahasa artinya
siswa dituntut untuk menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi dengan tujuan-
tujuan tertentu. Sehingga, siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Selanjutnya, pengajaran bahasa Indonesia harus menekankan pula
kepada 4 keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.4
Namun nyatanya para guru atau pengajar bahasa justru lebih fokus berkutat kepada bahasa,
bukan berbahasa. Padahal hakikatnya bahasa itu digunakan untuk berbahasa, jadi daripada
hanya menghafalkan tata bahasa, struktur kata, dan lain sebagainya lebih baik itu semua
dilakukan sembari melatih kemampuan berbahasa siswa. Apalagi keempat keterampilan
berbahasa tersebut, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis tidak akan efektif jika
diajarkan dengan menghafalkan teori-teori, tetapi lebih baik jika itu semua diajarkan dengan
cara mempraktikkannya.
Kemudian, setiap persoalan harus memiliki capaian serta tujuan, tidak berbeda
denganpembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Capaian serta tujuan itu perlu agar kegiatan
dapat lebih terarah dan memiliki akhir yang jelas. Capaian bahasa indonesia dibagi menjadi
4, yakni capaian dalam hal sikap dan nilai, pengetahuan, keterampilan umum dan khusus.
Capaian bahasa Indonesia dalam hal sikap dan nilai antara lain:

1. Memiliki sikap yang religius serta bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa
2. Memiliki nilai-nilai pancasila di dalam dirinya
3. Mampu meningkatkan mutu kehidupan masyarakat
4. Menghargai keanekaragaman yang ada di Indonesia
5. Menumbuhkan kepekaan sosial serta kepedulian pada masyarakat dan
lingkungan
6. Menumbuhkan sikap disiplin serta menaati hukum yang berlaku
7. Menumbuhkan sikap rasa cinta tanah air

Selanjutnya, capaian bahasa Indonesia dalam hal pengetahuan antara lain:

1. Menguasai konsep teori pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia


2. Menguasai konsep kebahasaan dan kesastraan

4
Ibid., h. 42.
Sedangkan capaian keterampilan umum yang harus dimiliki setelah mempelajari bahasa
dan sastra indonesia adalah sebagai berikut.

1. Memiliki keterampilan yang baik untuk mengambil keputusan secara cepat


sesuai dengan bidang keahliannya.
2. Mampu menerapkan pemikiran yang logis, kritis, dan lain sebagainya sehingga
dapat diterapkan di dalam bidang yang
3. sesuai dengan keahliannya
4. Mampu membuat karya tulis, seperti makalah, artikel, skripsi hingga disertasi
5. Mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan serta teknologi ke dalam pengajaran
atau untuk mempelajari bahasa dan sastra Indonesia
6. Mampu bertanggung jawab atau hasil kerja kelompok serta melakukan evaluasi
7. Mampu menjaga hubungan yang baik dengan orang lain
8. Memiliki keahlian untuk mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan
9. Mampu mendokumentasikan, mengamankan, dan kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan data dan menjamin segala bentuk data sehingga dapat
diketahui kesahihan serta mencegah adanya plagiasi

Sementara capaian keterampilan umum bahasa Indonesia antara lain:

1. Memiliki kemampuan untuk berbahasa serta bersastra Indonesia secara baik


2. Mampu mengapresiasi segala bentuk karya sastra, khususnya karya sastra
Indonesia
3. Memiliki keahlian untuk menerapkan segala bentuk ilmu yang berhubungan
dengan pembelajaran bahasa dan sastra indonesia
4. Mampu membuat rancangan serta mengkaji pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia
5. Mampu membuat layanan serta produk dalam bidang bahasa dan sastra
Indonesia

Setelah itu, tujuan dari pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai
berikut.

1. Membina kesatuan serta persatuan bangsa Indonesia


2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indoesia sehingga
dapat melestarikan dan melakukan pengembangan budaya
3. Mengembangkan proses berpikir
4. Mampu meningkatkan pengetahuan serta keterampilan berbahasa Indonesia
sehingga mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
5. Menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia

Oleh sebab itu, dengan adanya capaian serta tujuan ini mampu merubah stigma
masyarakat bahwa mempelajari bahasa Indonesia itu mudah karena sudah dipelajari sejak
kecil dan menganggap tidak perlu lagi dipelajari karena kita orang Indonesia sudah pasti
mahir berbahasa Indonesia. Kenyataannya, masih banyak warga Indonesia yang tidak mampu
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta lebih mementingkan belajar
bahasa lain selain bahasa Indonesia. Itu merupakan sebuah cerminan dan alasan bahwa kita
sebetulnya harus memampukan diri kita untuk berbahasa Indonesia dahulu secara baik dan
benar, barulah mempelajarai bahasa yang lain. Untuk itulah, maka pembelajaran bahasa
Indonesia sudah disusun dengan sangat terstruktur sehingga hal itu mampu membuat
pembelajaran bahasa Indonesia menjadi semakin terarah. Sebagai contoh pada materi
pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menulis, terdapat metode, media serta
proses evaluasi yang gunanya untuk memudahkan dan mengarahkan proses pembelajaran
agar berjalan dengan semestinya.
Pada pembelajaran menulis, terdapat 4 metode yang bisa digunakan, diantaranya
adalah:

1. Community Language Learning: metode humanistik yang berfokus kepada fisik


serta psikis siswa
2. Suggestopedy: metode yang digunakan dengan cara mensugesti siswa agar
membuat mereka tenang, sehingga dapat menerima pelajaran dengan mudah
3. Total physical response: metode ini berguna untuk memberikan kebebasan
kepada siswa untuk menerima pengetahuan
4. The Silent Way: metode ini digunakan untuk memberikan kebebasan berekspresi
sesuai dengan kemampuan masng-masing siswa
Setelah mengetahui metode yang akan digunakan, maka selanjutnya kita memilih
media pembelajaran yang bisa diterapkan bersamaan dengan metode yang akan kita pilih.
Media merupakan alat yang berguna untuk membantu proses jalannya pembelajaran di kelas.
Media mampu menjadi perantara antara guru dengan siswa, atau sumber lain dengan siswa
sehingga dapat memudahkan guru dalam mengajar dan siswa dalam menerima pengajaran
tersebut. Sejalan dengan itu, Yudhi berpendapat bahwa media pembelaajranadalah segala
sesuatu yang dapatdimanfaatkan sebagai alat untuk menyampaikanpesan dari sumberkepada
siswa sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif serta mampu membuat siswa
dapat belajar secara lebihefektif dan efisien.5
Media pun juga memiliki berbagai macam jenis, ada media pembelajaran visual, audio,
audio visio, dan lain sebagainya. Kemudian, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengkaji
kembali sesuatu yang sudah dilakukan sebelumnya, dengan tujuan untuk mencari kekurangan
sehingga dapat memperbaikinya. Sejalan dengan itu Arikunto mendefinisikan evaluasi
sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu program
pendidikan.6
Sebagai contoh, pada pembelajaran bahasa indonesia menulis teks narasi, maka kita
dapat menggunakan metode The Silent Way, sehingga siswa bebas untuk mengekspresikan
apa yang ingin siswa tulis tanpa paksaan dari guru. Media yang digunakan pada pengajaran
ini adalah vidio mengenai fenomena gunung api yang meletus. Maka bentuk evaluasi dari
teks narasi ini adalah dinilai dari isi, organisasi isi, tata bahasa, pilihan struktur dan kosa kata,
dan ejaan. Evaluasi tersebut berguna jika nanti pada hasil akhir menunjukkan para siswa
kurang mahir dalam pemilihan struktur dan kosa kata, guru mengajarkan kembali kepada
siswa tentang pemilihan struktur dan kosa kata. Dan jika kita hubungkan dengan capaian
bahasa Indonesia, maka pembelajaran menulis teks narasi diharapkan mampu membuat siswa
dapat menerapkan pengetahuannya itu di luar kelas, dan tujuannya yaitu meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan tentang bahasa Indonesia, khsusunya menulis teks narasi.

Daftar Pustaka

5
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Jakarta: Referensi, 2013), h. 8.
6
Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, (Yogyakarta: Diva Press, 2013),
h.74.
Dewi Kurniawati, Eni. 2009. Tesis. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra
Indonesia Dengan Pendekatan Tematis (Studi Pengembangan di SMA Negeri 2
Sambas). Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Referensi.
Rizema Putra, Sitiatava. 2013. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Yogyakarta: Diva
Press.
Suryaman, Maman. 2009. Panduan Pendidik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
SMP/MTS. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai