Anda di halaman 1dari 6

Ujian Tengah Semester (UTS)

Nama : Achmad Dwi Susianto


NIM/Off : 130731607263/ D
Matakuliah : Sejarah Sosial
Jurusan : Sejarah (Fakultas Ilmu Sosial)
Prodi : S1 Pendidikan Sejarah

Soal UTS
Penulisan sejarah Annales dipelopori oleh Lucian Febvre dan Marc Bloch
menjadi modal bagi generasi baru penulisan sejarah sosial yang semakin kuat
kedudukannya, hal ini berkembang di Perancis, Inggris sampai Amerika. Di
Indonesia, perkembangan sejarah sosial dimulai sejak adanya Seminar Sejarah
Nasional Indonesia Pertama di Yogyakarta tahun 1957 merupakan tonggak
baru untuk Historiografi. Tulisan Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo tentang
“Pemberontakan Petani Banten 1888”, merupakan salah satu tulisan tentang
sejarah sosial. Atau lebih spesifik lagi tentang suatu gerakan sosial di
Indonesia. Terkait dengan hal tersebut maka jelaskan pandangan saudara
tentang beberapa hal di bawah ini.

1. Mengapa sebagai calon guru sejarah saudara perlu mempelajari sejarah sosial,
kaitkan dengan salah satu materi matapelajaran sejarah di SMA sesuai dengan
kurikulum 2013?
Jawaban: Karena sejarah sosial merupakan suatu kajian dari ilmu sejarah
yang sangat kompleks dalam berbagai lini kehidupan dalam suatu masyarakat,
yang mencakup masyarakat, struktur dalam masyarakat, perekonomian, sosial-
kebudayaan dan lain sebagainya. Sejarah sosial juga dikelompokkan
berdasarkan pokok permasalahan berdasarkan pembagian tema sejarah
(kronologi sejarah), dengan suatu proses yang mengkaji struktur dan interaksi
hubungan timbal balik antar manusia sebagai pelaku sejarah. Sehingga sejarah
sosial juga menggunakan ilmu bantu sosial dalam mengambarkan suatu
kehidupan masyarakat dan interaksi, yaitu dengan ilmu bantu antropologi,
sosiologi, politik, hukum, ekonomi dan lain sebagainya. Sehingga dari ilmu
bantu tersebut, sejarah sosial juga bisa mencakup kehidupan masyarakat sehari-
hari. Contoh dari kaitan salah satu dari materi matapelajaran sejarah di SMA
dengan menggunakan kurikulum 2013 adalah Sejarah Indonesia kelas XI
semester 1. Yang memuat materi tentang perang melawan Pemerintah Kolonial
Belanda dengan sub bab 2, yang membahas meletusnya perang Diponegoro.
Yang berisikan suasana penderitaan rakyat dan kekacauan itu tampil seorang
bangsawan, putera Sultan Hamengkubuwana III yang bernama Raden Mas
Ontowiryo atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Diponegoro. Pangeran
Diponegoro merasa tidak puas dengan melihat penderitaan rakyat dan
kekejaman serta kelicikan Belanda. Pangeran Diponegoro merasa sedih dengan
menyaksikan masuknya budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya Timur.
Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro berusaha menentang dominasi Belanda
yang kejam dan tidak mengenal perikemanusiaan. Tanggal 20 Juli 1825
meletuslah Perang Diponegoro.
2. Jelaskan apa yang dimaksud sejarah sosial dan jelaskan ruang lingkup kajian
sejarah sosial dan apa perbedaannya dengan sejarah politik?
Jawaban: Perhatian utama dari sejarah sosial ialah bagaimana masyarakat
mempertahankan dirinya, mengatur hubungan sesamanya (seperti status dan
wibawa) dan bagaimana pula memecahkan masalah dalam berhadapan dengan
lingkungannya (alamiah atau sosial) dan dengan tetangga. Jadi bukanlah
untaian dan tindakan-tindakan para aktor sejarah yang terlalu dipentingkan
tetapi pola dari perilaku itu. Bagaimanakah kaitan antara perilaku yang
menghasilkan “event”, yang merupakan bahan cerita sejarah dengan situasi
sosial yang mengitarinya (Taufik Abdullah, 1990 : 316). Kemudian sejarawan
Inggris Hobsbawm (1972: 2) menyebutnya sejarah sosial mengkaji sejarah:
sejarah dari orang-orang miskin atau kelas bawah; gerakan-gerakan sosial;
berbagai kegiatan manusia seperti tingkah laku, adat istiadat, kehidupan sehari-
hari; sejarah sosial dalam hubungannya dengan sejarah ekonomi.
Sehingga dalam ruang lingkup kajian sejarah sosial merupakan kajian
kemasyarakatan, dengan pembahasan sejarah dengan dibantu cabang ilmu
sosial lainnya seperti Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Politik, Hukum,
Psikologi dan masih banyak ilmu lainnya. Hal ini membuat cakupan sejarah
sosial sangat luas dan mendetail, dengan ruang lingkup kehidupan sehar-hari,
agama, kebudayaan,hubungan ekonomi dari berbagai kelas, ciri-ciri kehidupan
keluarga, kondisi ketenagakerjaan dan aktivitasnya dll. Yang semuanya
merupakan suatu bagian yang tidak dapat terpisahkan dari sejarah sosial
tersebut.
Menurut Bachtiar (2006:19) kajian ilmu politik meliputi teori ilmu politik,
lembaga-lembaga politik (undang-undang dasar, pemerintahan nasional,
pemerintahan daerah, fungsi ekonomi dan sosial dari pemerintah dan
perbandingan lembaga-lembaga politik), partai politik, dan hubungan
internasional. Minimal ada enam hal yang ditekankan dalan ilmu politik, yaitu
kekuasaan, negara, pemerintahan, fakta-fakta politik, kegiatan politik,
organisasi masyarakat.
Kesimpulan dari penjabaran di atas bahwa sejarah sosial dan sejarah
politik berbeda. Karena sejarah sosial merupak suatu kajian dari sejarah yang
mencakup dari lini kehidupan yang kompleks dengan cabang-cabang ilmu
sosial ada pada sejarah soial. Sedangkan sejarah politik lebih kearah bagaimana
politik yang mengatur dalam suatu kekuasaan tertentu, dan biasanya sejarah
politik hanya berisikan tentang bagaimana cara memperoleh suatu kekuasaan
tertentu dengan segala cara yang dikehendakinya.
3. Mengapa sejarah sosial dianggap sebagai tonggak awal perubahan historiografi
di Indonesia? dan bagaimana perkembangan historiografi di Indonesia sejak
diadakan Seminar Sejarah Nasional Indonesia Pertama di Yogyakarta tahun
1957?
Jawaban: Karena dari sejarah sosial kita bisa mengetahui bagaimana
kehidupan masyarakat pada masa lampau dengan mengkaitkannya dalam
pergerakan/pemberontakan yang dilakukan diberbagai daerah, yang
mengkaitkannya pada pemfokusan pada kisah tokoh yang mempunyai peranan
penting dalam gerakannya. Sehingga kita juga bisa mengetahui perubahan yang
terjadi pada tingkat lokal atau daerah dengan usaha untuk menyoroti lebih
banyak pada lapisan masyarakat tingkat bawah dan membawa mereka pada
panggung sejarah Indonesia. Contoh gerakan sosial di Ciomas (1886) yang
merupakan perilaku kolektif yang ditandai kepentingan bersama dan tujuan
jangka panjang, yakni untuk mengubah atau mempertahankan masyarakat atau
institusi yang ada di dalamnya (Sunarto, 2004:199). Gerakan ini dilakukan
oleh petani yang diketuai oleh Mohammad Idris dengan tujuan atau sasaran
utamanya adalah para tuan tanah, dan pegawai pemerintahan kolonial Belanda.
Pemberontakan yang dilatar belakangi dengan kondisi sosial-ekonomi yang
tidak menguntungkan bagi petani Ciomas dengan pemenuhan pajak cukai yang
tinggi dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Sehingga hal tersebut
menggerakan para petani di Ciomas untuk melawan kebijakan tersebut.
Perkembangan historiografi di Indonesia sejak diadakan Seminar Sejarah
Nasional Indonesia Pertama di Yogyakarta tahun 1957 adalah belum adanya
kejelasan dari dampak adanya seminar tersebut, karena pengajaran sejarah
masih belum begitu jelas dalam pengenalan sejarah, dan identitas nasional.
Dengan adanya hal itu maka dianggap sebagai titik tolak kesadaran sejarah
baru, yang membahas tiga hal ang sangat penting bagi sejarah Indonesia yang
akan datang. Hal tersebut antara lain filsafat sejarah nasional, periodisasi
sejarah nasional dan pendidikan sejarah. Karena dari ketiga hal tersebut negara
dapat dibangun dengan baik jika masyarakatnya mampu mewujudkan tiga
komponen itu.
4. Bagaimanakah perbedaan-perbedaan pokok antara sejarah dan ilmu-ilmu sosial
dan bagaimana integrasi keduanya dalam sejarah sosial?
Jawaban: Sejarah sebagai peristiwa sering juga disebut sejarah sebagai
kenyataan dan sejarah serba obyektif (Ismaun, 1993:279). Artinya peristiwa-
peristiwa tersebut benar-benar terjadi yang didukung oleh bukti-bukti yang
menguatkan baik berupa saksi mata (witness) yang dijadikan sumber-sumber
sejarah (historical sources), peninggalan-peninggalan (relicsatau remains) dan
catatan-catatan atau records. Pada ilmu-ilmu sosial terdapat suatu generalisasi
yang tidak membedakan ruang dan waktu, sehingga tidak ada batasan temporal
dan spasialnya. Seperti halnya ilmu bantu Sosiologi, Antropologi, Gografi,
Politik, Ekonomi, Psikologi dll. Dimana ilmu-ilmu tersebut dicakup menjadi
satu dalam sejarah sosial.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa integrasi keduanya dalam sejarah
sosial adalah membela pengkajian sejarah yang interdisplioner, dengan dengan
alasan teori-teori ilmu sosial menunjukkan hubungan berbagai faktor. Sejarah
sosial merupakan bentuk adaptasi dari ilmu sejarah kepada perkembangan
ilmu-ilmu pada umumnya. Dengan menggambarkan secara konprehensif
seluruh kehidupan dalam masyarakat. Peneliti ilmu sosial merumuskan konsep
umum, generalisasi-generalisasi empiris atau teori-teori empiris, sedangkan
peneliti sejarah merumuskan yang singular hanya satu kali sehingga tapal batas
antara pengkajian sejarah dan ilmu-ilmu sosial tidak terbentuk antara sejarah
dan ilmu-ilmu sosial melainkan garis lintang di dalam ilmu-ilmu sosial sendiri.
Ilmu-ilmu sosial mengandung suatu komponen historis sekalipun tidak dalam
teori namun sekurang-kurangnya dalam praktik dimana pengkajian sejarah
tidak secara mutlak mengandung suatu komponen sosial-ekonomis.

5. Mengapa sejarah sosial identik dengan gerakan sosial, sejarah agraria dan
pedesaan? Berikan satu contoh model penulisan sejarah sosial dengan tema
gerakan sosial atau agraria dan mengapa saudara memilih model penulisan
tersebut.
Jawaban: Karena sejarah sosial terjadi ketika masyarakat pada masa itu
mengalami diskriminasi terhadap kebijakan pemerintah kolonial Belanda.
Yang memaksa masyarakat pada masa itu untuk tunduk terhadap sistem yang
mereka gunakan dalam mengambil keputusan terhadap rakyat. Sepertihalnya
pemberontakan petani di Banten, gerakan petani di Ciomas dll. Dari contoh
tersebut jelas bahwa mereka tidak menginginkan adanya sistem yang mengikat
mereka dengan adanya suatu kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Contoh
peristiwa Gerakan Perlawanan Petani di Ciomas (1886) yang menggunakan
model penulisan Lingkaran Sentral, karena pada perkembangannya sebuah
masyarakat tidak dari awal, tetapi dari satu titik yang menjadi. Hal itu
dibuktikan ketika sebelum pemerintahan kolonial Belanda datang ke Ciomas,
masyarakat disekitar daerah tersebut aman begitu saja. Sehingga ketika
Belanda masuk dan menguasai daerah Ciomas dan menjalankan kebijakannya,
timbullah gerakan yang menamakan dirinya Gerakan Perlawanan Petani
Ciomas. Yang ada akibat dari kebijakan belanda yang melakukan penaikan
pajak cukai yang tinggi, hasil panen diserahkan langsung kepada pemerintah
kolonial, petani dijadikan budak dalam mengolah tanah mereka sendiri dsb.
Sehingga timbullah perlawanan tersebut, yang sebenarnya masyarakat Comas
tidak menginginkan kedatangan pemerintah kolonial Belanda, yang semata-
mata hanya ingin menguasai daerah dan tanah milik masayrakat Ciomas
tersebut.

Daftar Rujukan
Bachtiar, Wardi. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: Rosda Karya
Hobsbawm. E.J., dan Ranger. T.O. (eds). 1983. The Invention of Tradition.
Cambridge U.K.
Ismaun. 1993. Modul Ilmu Pengetahuan Sosial 9:Pengantar Ilmu Sejarah.
Jakarta: Universitas Terbuka

Sunarto, K. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia
Taufik Abdullah. 1990. Sejarah Lokal Di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai