Anda di halaman 1dari 3

SURVEI JENTIK

A.     PENDAHULUAN
Angka kejadian penyakit Demam Berdarah yang cenderung sulit turun
menyebabkan berbagai upaya pemberantasan terus dilakukan. Sebagaimana kita
kenal, metode pemberantasan habitat nyamuk ini, misalnya dengan upaya
pemberantasan sarang nyamuk (PSN), masih dianggap cara paling efektif. Berkaitan
dengan hal tersebut pemerintah memiliki program kajian yaitu dengan melakukan
survei jentik pada rumah-rumah warga.
Jumantik kepanjangan dari Juru Pemantau Jentik merupakan seorang
petugas khusus yang secara sukarela mau bertanggung jawab untuk melakukan
upaya pemantauan jentik nyamuk DBD Aedes Aegypti di wilayah-wilayah dengan
sebelumnya melakukan pelaporan ke kelurahan atau puskesmas terdekat.
            Tugas dari Jumantik pada saat memantau wilayah –wilayah diantaranya :
ü    Menyambangi rumah-rumah warga untuk cek jentik.
ü    Mengecek tempat penampungan air dan tempat yang dapat tergenang air bersih apakah
ada jentik dan apakah sudah tertutup dengan rapat. Untuk tempat air yang sulit
dikuras diberi bubuk larvasida (abate).
ü    Mengecek kolam renang serta kolam ikan agar bebas dari keberadaan jentik nyamuk.
ü    Membasmi keberadaan pakaian/kain yang tergantung di dalam rumah.
Pemantauan jentik nyamuk dilakukan satu kali dalam seminggu (biasanya
hari jum”at) pada waktu pagi hari,apabila diketemukan jentik nyamuk maka
jumantik berhak untuk memberi peringatan kepada pemilik rumah untuk
membersihkan atau menguras agar bersih dari jentik-jentik nyamuk. Selanjutnya
jumantik wajib membuat catatan atau laporan untuk dilaporkan ke kelurahan atau
puskesmas terdekat dan kemudian dari Puskesmas atau kelurahan dilaporkan ke
instansi terkait atau vertikal.
Selain petugas Juru Pemantau Jentik (Jumantik), tiap-tiap masyarakat juga
wajib melakukan pengawasan/pemantauan jentik di wilayahnya (self Jumantik)
dengan minimal tekhnik dasar 3M Plus, yaitu;
1.              Menguras
Menguras adalah membersihkan tempat-tempat yang sering dijadikan tempat
penampungan air seperti kolam renang, bak kamar mandi, ember air, tempat air
minum, penampungan air , lemari es ,dll
2.              Menutup
Menutup adalah memberi tutup secara rapat pada tempat air yang  ditampung seperti
bak mandi, botol air minum, kendi, dll
3.              Mengubur
Mengubur adalah menimbun dalam tanah bagi sampah-sampah atau benda yang
sudah tidak dipakai lagi yang berpotensi untuk tempat perkembangbiakan dan
bertelur nyamuk di dalam rumah.
Plus Kegiatan-kegiatan Pencegahan, seperti :
a.         Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b.         Menaburkan bubuk Larvasida di tempat-tempat air yang sulit dibersihkan
c.         Tidak menggantung pakaian di dalam rumah serta tidak menggunakan horden yang
berpotensi menjadi sarang nyamuk.
d.        Menggunakan obat nyamuk / anti nyamuk.
e.         Membersihkan lingkungan sekitar,terutama pada musim penghujan.
Dengan melakukan tindakan-tindakan positif seperti yang telah disebutkan di
atas akan dapat menekan atau mengurangi penyebaran dan perkembangbiakan
vektor nyamuk sehingga meminimalisasi ancaman tertular penyakit DBD,
Chikungunya, ataupun Malaria.

B.     TUJUAN
·         Untuk mengetahui keberadaan serta kepadatan larva nyamuk.
·         Sebagai kegiatan aplikatif di lapangan di mata kuliah pengendalian vektor dalam
rangka jumantik (juru pemantau jentik).

C.     ALAT DAN BAHAN


·         Senter
·         Form jumantik atau daftar survey jentik
·         Alat Tulis
·         Larva (jentik nyamuk)

D.     CARA KERJA
1.         Pertama, semua mahasiswa dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 7-8 mahasiswa serta pembagian wilayah (RT/RW). Tiap kelompok mensurvey
jentik nyamuk di tiap-tiap tempat penampungan air warga minimal 30 KK (rumah).
2.         Setiap kelompok dibagi lagi atas 2 tim, yaitu tim yang bertugas mencari dan
mengamati jentik nyamuk di dalam rumah, dan tim yang satunya bertugas
mengamati jentik nyamuk di luar rumah.
3.         Kemudian masing-masing tim mencari variabel-variabel yang diperlukan, seperti :
a.         Nama KK (Kepala Keluarga)
b.        Jenis penampungan yang ada
c.         Jumlah penampungan yang positif dan negatif terdapat jentik nyamuk, serta letak
tempat penampungan tersebut (di dalam atau di luar rumah) dan kemudian
memasukkannya ke dalam form jumantik.
d.        Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, yaitu mengukur Angka Bebas
Jentik, jumlah container yang diperiksa, jumlah rumah yang diperiksa, jumlah
rumah bebas jentik dan Container Indeks.
E.     HASIL
Berikut hasil survei jentik di desa Purbayan RT/RW 04/04 pada 10 rumah warga.
Jumlah Container Jumlah Rumah
NAMA KEPALA
NO. Pos Pos
KELUARGA Jml Jml
Jentik Jentik
1 Bp. Darwanto 13 0 1 0
2 Bp. Anwar 7 0 1 0
3 Bp. Aris 2 0 1 0
4 Bp. Trimei 1 0 1 0
5 Bp. Mijo 2 0 1 0
6 Bp. Baqdo 5 0 1 0
7 Bp. Juwanto 6 0 1 0
8 Bp. Radiman 4 1 1 1
9 Bp. Ngadimen 5 1 1 1
10 Bp. kastoyo 6 0 1 0
Jumlah 51 2 10 2

                                                Jml. Rumah tidak ada jentik


Angka Bebas Jentik (ABJ) :                                                  x
100 %
                                                Jml. Rumah diperiksa
                                                = 8/10 x 100% = 80%

                                                Jml. Container ada jentik


Container indeks                 :                                                  x
100 %           
                                                Jml. Container diperiksa
                                                = 2/51 x 100% = 3,9%

E.       PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui bahwa dari 10 rumah terdapat 2
rumah yang positiv jentik. Kontainer yang ditemukan positiv jentik/pupa yaitu : bak
mandi dalam rumah dan ember dalam rumah (lain-lain). Ada beberapa
kemungkinan hal ini bisa terjadi :
1.         Membersihkan/menguras bak mandi belum menjadi kebiasaan rutin/ kontinyu.
2.         Teknis pengurasan yang tidak tepat. Sebaiknya pengurasan disertai dengan
penyikatan bak mandi.
3.         Waktu pengurasan lebih dari satu minggu sekali.
4.         Kondisi lingkungan ruang maupun air yang mendukung perkembangbiakan.
Angka bebas jentik (ABJ) dari hasil survei tersebut sebesar 80%, dengan
penghitungan :
Jml. Rumah tidak ada jentik
Angka Bebas Jentik (ABJ) :                                                  x
100 %
                                                Jml. Rumah diperiksa
                                                = 8/10 x 100% = 80%

Nilai tersebut masih di bawah standar nasional yaitu 95%. Oleh karena itu
perlu dilakukan pemberantasan maupun penyuluhan lebih intensif lagi agar nilai
ABJ mengalami kenaikan, serta perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai