Anda di halaman 1dari 13

Konsep Tugas, dan Tahapan Perkembangan Fisik, Kognitif,

Sosial Emosional Masa Usia Anak Sekolah


Makalah ini dipresentasikan pada mata kuliah
Psikologi Perkembangan AUD

Oleh :
Kelompok IV :
1. Desi Permata Sari (800.20.266)
2. Rezki Awaliyah (800.20.305)
3. Adisti Nedia Putri (800.20.254)
4. Saskia dinda Rewina (800.20.310)
Prodi : PIAUD
Semester : 2 (DUA)
Dosen Pengampu : NURHASANAH,M.Pd.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH BINJAI
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum warahmahtullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT berkat limpahan rahmat, karunia,
dan kuasa-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat beserta salam juga
disanjungkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi
contoh panutan yang baik dalam segala tingkah dan perbuatan yang kita lakukan sehingga
bernilai ibadah disisi Allah SWT. Semoga semua hal yang kami lakukan berkaitan dengan
penyelesaian makalah ini dapat bernilai ibadah disisi-Nya. Aamiin.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang
studi Psikologi Perkembangan AUD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Konsep Tugas, dan Tahapan Perkembangan Fisik, Kognitif, Sosial
Emosional Masa Usia Anak Sekolah bagi para pembaca dan juga kami. Penyelesaian
makalah ini telah dilakukan dengan segenap kemampuan yang telah kami curahkan
didalamnya. Namun demikian, makalah ini maksimalnya usaha dan doa kami, kami pun
menyadari bahwa penulisan makalah ini memiliki nilai yang tidak semua orang dapat menilai
baik karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT.
Oleh karena itu, segala bentuk saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan agar kedepannya dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik. Akhir kata, kami
berharap makalah ini berguna dikemudian hari dalam memberikan informasi kepada semua
pihak.
Wassalamu’alaikum warahmahtullahi wabarakatuh
Binjai, 08 Maret 2021

Kelompok VI
Daftar isi
Kata pengantar ………………………………………………………………… i
Daftar isi …………………………………………………………………….... ii
Bab I pendahuluan ……………………………………………………………. 1
1.1. Latar belakang ………………………………………………………..... 1
1.2. Rumusan masalah ……………………………………………………… 1
1.3. Tujuan penulisan ………………………………………………………. 1
Bab II Pembahasan …………………………………………………………… 2
2.1. usia anak sekolah ………………………………………………………… 2
1. pengertian anak sekolah ……………………………………………………. 2
2. tahap tumbuh kembang anak usia sekolah …………………………………. 2
3. karakteristik anak usia sekolah …………………………………………..… 5
4. tugas perkembangan anak usia sekolah……………………………………. .5
5. Perkembangan Psikososial...........................................................5
Bab III penutup. ……………………………………………………………….. 6
3.1. kesimpulan,…………………………………………………………….. … 6
3.2. saran………………………………………………………………………. 6
Daftar pustaka ………………………………………………………………… 7
Bab I
Pendahuluan
Satu hal dalam belajar adalah hendaknya menjadi lebih baik untuk melihat ke masa
depan, belajar untuk mengantisipasi realitas hidup. Ini menjadi sangat penting bagi masa
kanak-kanak yang hidup dalam era globalisasi yang menuntut keterbukaan dan kelunturan
dalam pemikiran, serta kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah non rutin secara
kreatif dan kritis. Dibutuhkan Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2017│20 keterampilan-
keterampilan tertentu untuk menyiapkan masa depan kanak-kanak dengan belajar melalui
penanaman nilai-nilai agama dan hidup dengan baik. Orang tua terkadang banyak yang tidak
tahu akan perkembangan yang terjadi pada anaknya, sehingga mereka tidak tahu akan
kecepatan dan keterlambatan yang terjadi pada perkembangan anak mereka.
Padahal jika telah terjadi keterlambatan perkembangan pada anak, anak membutuhkan
penanganan yang cepat agar tidak berdampak bagi berkelanjutan mereka. Anak-anak
mendapat tempat istimewa pada masyarakat karena mereka menentukan generasi mendatang.
Usia 2-6 tahun merupakan usia yang penting dalam masa perkembangan, dan dalam masa-
masa perkembangannya harus sangat diperhatikan. Orang tua harus memperhatikan beberapa
aspek perkembangan yang terjadi pada anaknya. Pekembangan fisik, kognitif, dan psikososial
anak pada masa 2-6 ini tidak bisa dikesampingkan pentingnya. Ketiga perkembangan itu
sangat penting dalam perkembangan anak, yang akan menentukan dan membawa perilaku
anak sampai ia dewasa.
1.2. rumusan masalah
a. apa pengertian dari anak usia sekolah ?
b. bagaimanakah tahap tumbuh kembang anak usia sekolah?
c. bagaimanakah karakteristik anak usia sekolah ?
d. bagaimanakah tugas untuk perkembangan pada anak usia sekolah ?
1.3. Tujuan penulisan
a. Dapat mengetahui pengertian anak usia sekolah.
b. Dapat mengetahui tahap tumbuh kembang pada anak usia sekolah.
c. Dapat menegetahui karakteristik anak usia sekolah.
d. Dapat mengetahui tugas-tugas perkembangan untuk anak usia sekolah.
2.1. Anak Usia Sekolah
1. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun dan biasa disebut dengan
masa anak-anak pertengahan. Periode ini dimulai dengan masuknya anak ke lingkungan
sekolah yang memiliki dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain (Wong, 2009). Anak mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, mengalami
kemajuan dari bayi yang tidak berdaya menjadi individu yang kuat, serta anak menjadi sangat
aktif (Wong, 2009).
Usia sekolah merupakan periode anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu
(Wong, 2009). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah
adalah anak yang berusia 6-12 tahun dan merupakan masa kanak-kanak pertengahan dimana
anak mulai memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa.

2. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah


Pertumbuhan merupakan pertambahan jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar
(Wong, 2009). Tumbuh kembang anak berarti suatu keadaan dimana bertambahnya jumlah
dan besarnya sel seluruh tubuh serta penambahan fungsi alat tubuh melalui kematangan dan
belajar.
Proses tumbuh kembang anak usia sekolah dimulai dari 6 tahun sampai 12 tahun,
pada masa ini anak akan mengalami beberapa perubahan baik dari aspek fisik maupun
emosional (Hockenbery& Wilson, 2007). Anak usia sekolah mengalami beberapa perubahan
sampai akhir dari periode masa kanak-kanak dimana anak mulai matang secara seksual pada
usia 12 tahun. Periode
perkembangan anak usia sekolah ketika anak diarahkan menjauh dari kelompok
keluarga dan berpusat pada dunia sebaya yang lebih luas. Pada tahap ini terjadi
perkembangan fisik, mental, sosial yang kontinyu disertai dengan penekanan pada
perkembangan kompetensi keterampilan. Pada tahap ini, kerjasama sosial dan perkembangan
moral dini lebih penting dari dan relevan dengan tahap-tahap kehidupan berikutnya (Wong,
2009).
a. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan selama periode ini rata-rata penaikkan berat badan 3-3,5 kg dan tinggi
badan 6 cm atau 2,5 inchipertahunnya. Lingkar kepala tumbuh sekitar 2-3 cm, ini
menandakan pertumbuhan otak yang melambat karena proses mielinisasi sudah sempurna
pada usia 7 tahun (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000). Anak laki-laki usia 6 tahun,
cenderung memiliki berat badan sekitar 21 kg, kurang lebih 1 kg lebih berat daripada anak
perempuan. Rata-rata kenaikan berat badan anak usia sekolah 6-12 tahun kurang lebih
sebesar 3,2 kg per tahun. Periode ini, perbedaan individu pada kenaikan berat badan
disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Tinggi badan anak usia 6 tahun, baik laki-laki
maupun perempuan memiliki tinggi badan yang sama, yaitu kurang lebih 115 cm. Setelah
usia 12 tahun, tinggi badan kurang lebih 150 cm (Kozier, Erb, Berman, &Snyder, 2011).
Pertumbuhan wajah bagian tengah dan bawah terjadi secara bertahap. Kekuatan otot,
koordinasi dan daya tahan tubuh meningkat secara terusmenerus. Organ-organ seksual secara
fisik belum matang, namun minat pada jenis kelamin yang berbeda dan tingkah laku seksual
tetap aktif pada anak-anak dan meningkat secara progresif sampai pada pubertas (Behrman,
Kliegman, & Arvin, 2000).
b. Perkembangan Kognitif
Anak usia sekolah mempelajari alfabet dan perluasan simbol yang disebut kata-kata,
yang diatur dalam susunan struktur dan hubungannya dengan alfabet. Keterampilan yang
paling penting yaitu kemampuan membaca yang diperoleh selama bertahun-tahun sekolah
dan menjadi hal yang paling berharga untuk mengobservasi kemandirian anak (Hockenbery&
Wilson, 2009).
Kemampuan untuk mengeksplorasi, berimajinasi dan memperluas pengetahuan
ditingkatkan dengan kemampuan membaca (Hockenbery& Wilson, 2009).
Anak usia sekolah mengalami perubahan dari cara berpikir egosentris menjadi cara
berfikir objektif dimana anak sudah mampu melihat orang lain menurut sudut pandang anak,
mencari validasi dan mampu bertanya (Muscari, 2001). Anak usia sekolah masih mengalami
kesulitan untuk memahami hal-hal yang berhubungan dengan masa depan dan kesulitan
memahami dugaan atau hipotesis (Muscari, 2001).
Pada anak usia 7-11 tahun anak berpikir semakin logis dan masuk akal. Anak-anak
mampu mengklarifikasi, mengurutkan, menyusun, dan mengatur fakta tentang dunia untuk
menyelesaikan masalah. Pada usia ini anak mampu menghadapi sejumlah aspek berbeda
dalam sebuah situasi secara bersamaan. Anak tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi
sesuatu yang abstrak, anak menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis berdasarkan
apa yang mereka rasakan. Pada saat ini anak berpikir secara induktif, dimana cara berpikir
tidak terlalu berpusat pada diri sendiri. Anak dapat mempertimbangkan sudut pandang orang
lain secara berbeda dan sudut pandang mereka sendiri. Dengan demikian cara berpikir
menjadi semakin tersosialisasi (Wong, 2009).
c. Perkembangan Sosial Emosional
Ketika anak masih balita, umumnya para orang tua rajin melihat kemampuan apa saja
yang mulai bisa ia lakukan. Anda catat dan mengunggahnya di media sosial bila perlu, ketika
anak bisa melakukan hal untuk pertama kalinya. Namun, ketika anak masuk sekolah dasar,
rutinitas ini pun hilang. Orang tua mulai lebih banyak fokus pada nilai mata pelajaran di
sekolah yang sebenarnya hanya mewakili kemampuan kognitif anak. Padahal, mengetahui
tahap perkembangan sosial emosional anak usia sekolah juga sangat penting.
Agar Anda tidak merasa bingung ketika anak jadi suka mengejek atau baper kala anak
ditolak bergabung dengan kelompok teman yang ia inginkan, pahami tahap perkembangan
sosial emosional anak usia sekolah berikut ini.
Anak usia 6 tahun
 Biasanya sulit menerima kekalahan maupun koreksi dari orang lain
 Menunjukan ekspresi verbal dan penyesalan saat ia gagal
 Mulai lebih senang bersama teman ketimbang keluarga
 Menunjukan rasa takut disaat yang tepat, misal ketika ada petir atau di tempat gelap
 Terkadang curang dan mengambil milik orang lain saat bermain bersama
 Mengadu kepada orang tua/guru jika ada yang melanggar kesepakatan
 Semangat melakukan rutinitas yang disukai
 Butuh pengakuan orang dewasa
 Mencari cara untuk diperhatikan
Anak usia 7 tahun
 Menganggap penting persahabatan
 Khawatir tidak disukai orang lain
 Lebih santai menghadapi ejekan
 Bisa bekerja sama dengan orang dewasa
 Menunjukan komitmen dan bisa dipercaya
 Protes bila ada aturan yang dirasa tidak adil
 Mencari kambing hitam atas kesalahannya 
 Senang mendapat perhatian dan kepercayaan guru 
 Menerima perbedaan tanpa perkelahian

Anak usia 8 tahun 


 Mudah frustasi saat gagal menyelesaikan tugas 
 Senang mendapat perhatian dan pengakuan orang dewasa saat berhasil 
 Menyatakan respek pada teman yang lebih hebat/unggul 
 Mampu membedakan benar dan salah dalam beberapa situasi 
 Senang berbicara di telepon dengan teman/anggota keluarga 
 Memiliki 2-3 sahabat yang sebaya dan berjenis kelamin sama 
 Pengakuan teman adalah hal yang penting 
 Senang berpartisipasi dalam kegiatan kelompok

Anak usia 9-10 tahun  


 Bermain dengan teman yang memiliki minat yang sama 
 Berganti teman bermain setiap hari 
 Memiliki teman baik, namun juga 1-2 musuh 
 Senang mengkritik lawan jenis, misal: anak perempuan cengeng 
 Butuh waktu untuk mengatasi frustasi setelah dikritik 
 Paham perilaku apa saja yang bisa melukai perasaan dan tidak sesuai nilai moral 
 Marah saat diejek 
 Selalu merasa benar dalam perdebatan 
 Tidak menunjukkan amarah dengan cara fisik 
 Tertarik pada aturan dan mainan berstruktur seperti monopoli 
 Kagum pada guru, pelatih, ketua kelas, dan sering mencari perhatian mereka

Anak usia 11-12 tahun 


 Mulai berangan-angan tentang masa depan/cita-cita 
 Mulai berpikir idealis, ingin berkontribusi memperbaiki dunia 
 Memahami tanggung jawab dan konsekuensi dari suatu perbuatan 
 Mengatasi masalah dengan berdiskusi 
 Menyadari pentingnya kebersamaan dengan teman 
 Mengetahui kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi sahabat 
 Meniru gaya dan cara bicara figur publik seperti artis dan atlet 
 Tertarik pada keragaman makanan, bahasa, dan berbagai budaya di dunia

3. Karakteristik Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah


Menurut Suprajitno (2003) pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekolah memiliki
karakteristik tertentu. Karakteristik tumbuh kembang anak usia sekolah meliputi:
 Pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan meningkat 1-3 Kg per
tahun untuk berat badan
 Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi, sedangkan anak perempuan cenderung
gemuk
 Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat
 Masa pertumbuhan cepat
 Pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya daripada jaringan
4. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah
Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Havighurst dalam Hurlock (2002)
adalah sebagai berikut:
 Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan permainan yang
umum
 Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang
tumbuh
 Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya, mulai mengembangkan
peran sosial pria atau wanita yang tepat
 Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
 Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
 Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
 Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
 Mencapai kebebasan pribadi
5. Perkembangan Psikososial
Masa anak-anak adalah masa perkembangan dari usia 2 tahun sampai dengan usia 6 tahun,
pada masa-masa ini perkembangan biologis dan fisik berjalan dengan sangat cepat dan pesat,
akan tetapi secara sosiologisnya anakanak masih sangat terikat dengan lingkungannya
terutama keluarga. Oleh karena itu, pada masa anak-anak awal ini keluarga sangat berperan
penting dalam mempersiapkan anak untuk terjun ke lingkungan yang lebih luas, terutama
lingkungan sekolah. Adapun perkembangan psikososial yang terjadi pada masa ini meliputi
beberapa hal yaitu :
a. Perkembangan Emosi
Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidak
seimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus” dalam arti bahwa ia mudah terbawa
ledakan-ledakan, emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Hal ini tampak
mencolok pada anak-anak usia 2,5 sampai 3,5 tahun dan 5,5 sampai 6,5 tahun, meskipun
pada umumnya hal ini berlaku pada hampir seluruh periode masa anak-anak awal.
Jadi emosi yang meninggi pada masa kanak-kanak awal itu ditandai dengan meledaknya
amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan rasa iri hati yang tinggi. Pada masa-masa ini
anak-anak sulit untuk dibimbing dan diarahkan, mereka cenderung akan marah, memberontak
dan tersinggung jika diperingati, hal ini disebabkan anak-anak keluar dari fokus mereka.
Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh masalah psikologis. Biasanya para orang
tua hanya memperbolehkan anak melakukan beberapa hal saja, padahal sang anak merasa ia
mampu melakukan lebih banyak lagi, sehingga pada akhrinya anak pun akan menolak
larangan orang tua dan anak cenderung akan memberontak. Anak pun akan meledak
amarahnya jika ia tidak bisa.melakukan sesuatu yang dianggap dapat dilakukan dengan
mudah.
B. Perkembangan sosial
Dasar untuk sosialisasi pada anak-anak diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara
anak dengan teman-teman sebayanya dari tahun ke tahun. Anak tidak hanya lebih bermain
dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak bicara. Jika anak menyenangi hubungan
dengan orang lain meskipun hanya kadangkadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial
mendatangkan lebih baik daripada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya
kurang baik.
Pada pernyataan di atas dijelaskan bahwa perkembangan sosialisasi pada awal masa anak-
anak awal ditandai dengan meningkatnya intensitas hubungan dengan teman-teman
sebayanya, dan perkembangan ini meningkat dari tahun ke tahun. Pada fase ini juga anak-
anak tidak hanya senang bermain tetapi juga lebih banyak berbicara. Hubungan atau kontak
sosial lebih baik dari pada hubungan sosial yang kurang baik.
Di sini bisa disimpulkan bahwasannya teman sebaya juga berperan penting terhadap
perkembangan sosial anak, karena lewat teman sebaya anak bisa belajar dan mendapat
informasi tentang dunia anak di luar keluarga. Pada masa ini anak mulai mengeal dunia di
luar keluarga yaitu dengan bermain bersama teman sebaya. Anak-anak juga akan mulai
membandingkan antara dirinya dengan teman-teman sebayanya.

C. Perkembangan permainan
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal masa anak-
anak. Sebab anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah bermain dengan
teman-temannya dibanding terlibat dalam aktivitas lain. Permainan bagi anak-anak adalah
suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu
sendiri, bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Hal
ini adalah karena bagi anak-anak proses melakukan sesuatu lebih menarik dari pada hasil
yang akan didapatkannya.
Jadi, permainan lebih mendominasi kehidupan anak-anak di masa ini, karena anak-anak
banyak menghabiskan waktunya untuk bermain yang mana bermain adalah hal yang sangat
menyenangkan dan menarik bagi anak-anak, bermain merupakan aktivitas yang sangat
penting bagi perkembangan di awal masa anak-anak.
Jika ditarik garis besarnya, maka permainan memiliki peran yang tidak kalah penting
dalam perkembangan pada awal masa anak-anak, permainan dapat berpengaruh terhadap
perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan juga perkembangan emosional pada anak-
anak. Berbagai macam permainan akan melatih anak-anak dalam segala hal, termasuk dalam
memecahkan masalah yang dihadapi anak-anak.
Dalam hal minat bermain anak-anak mengikuti suatu pola yang dipengaruhi oleh
kematangan dalam bentuk permainan tertentu dan oleh lingkungan dimana ia dibesarkan. Ada
bermacam-macam variasi dalam pola ini. Misalnya anak yang sangat cerdas lebih menyukai
permainan sandiwara, kegiatan-kegiatan kreatif dan buku-buku yang dapat memberikan
informasi dari pada yang bersifat hiburan.
D. Perkembangan moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengn aturan dan konvensi
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang
lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi
moral yang siap untuk dikembangkan.
Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal
ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia
dapat mempelajari atau menerapkan prinsipprinsip abstrak tentang benar dan salah. Awal
masa anak-anak ditandai dengan apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui paksaan”
Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti
peraturanperaturan tanpa berpikir atau menilai.
Di bawah ini ada beberapa teori mengenai perkembangan moral pada masa awal anak-anak:
1) Teori psikonalisa tentang perkembangan moral
Pada teori psikoanalisa kepribadian manusia di bagi menjadi tiga yaitu:
a) Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak
disadari.
b) Ego merupakan struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologis yaitu, sub sistem
ego yang rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas.
c) Super ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek sosial yang berisikansistem
nilai dan moral, yang benar-benar memperhitungkan “benar” atau “salahnya” sesuatu.
Menurut teori ini manusia memiliki tiga struktur kepribadian yang berbeda-beda, yaitu ada
id yang merupakan kepribadian yang irasional dan tidak disadari, lalu ada kepribadian ego
yaitu kebalikan dari id, ego merupakan kepribadian rasional dan disadari tetapi tidak
memiliki moralitas, dan yang terakhir adalah super ego yang memiliki sistem nilai dan juga
moeal.
Anak akan mulai mengalami perkembangan kepribadian super ego pada usia 5 tahun, dan
perkembangan ini secara khas akan menjadi sempurna. Dan ketika super ego berkembang
maka suara hati telah terbentuk. Yang mana hal ini menunjukkan bahwa pada usia 5 tahun
seorang manusia telah menyelesaikan perkembangan moralnya.
2) Teori belajar-sosial tentang perkembangan mora
Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku moral merupakan respon atas stimulus, proses-
proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku moral
anak-anak.16 Pada intinya seorang anak akan melakukan perbuatan baik jika ia diberikan
stimulus yang baik seperti hadiah, dan sebaliknya seorang anak akan berperilaku yang tidak
bermoral jika ia diberi hukuman.
3) Teori kognitif piaget tentang perkembangan moral Menurut piaget, perkembangan
moral digambarkan melalui aturan permainan. Karena itu, hakikat moralitas adalah
kecenderungan untuk menerima dan menaati sistem peraturan. Jadi, seorang anak akan
berkembang moralnya melalui aturan-aturan permainan, karena pada hakikatnya seorang
anak sangat gemar bermain maka, ia secara otomatis akan lebih menghormati
ketentuanketentuan dalam suatu permainan.
4) Teori kohelberg tentang perkembangan moralMenurut Kohlberg anak-anak memang
berkembang melalui interaksi sosial, namun interaksi ini memiliki corak khusus, dimana
faktor pribadi yaitu aktivitas-aktivitas anak ikut berperan. Hal penting lain dari toeri kohlberg
adalah orientasinya yang mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang
dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata.

Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut urutan waktu, masa kanak-kanak adalah masa perkembangan dari usia 2 hingga 6
tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia
masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu, keluarga sangat
berperan penting untuk mempersiapkan anak untuk bisa beradaptasi ke dalam lingkungan
yang lebih luas terutama lingkungan sekolah. Perkembangan fisik merupakan dasar bagi
kemajuan perkembangan berikutnya, dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat
badan maupun tinggi badan serta kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih aktif dan
berkembang keterampilan fisiknya, dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap lingkungan
tanpa bantuan orang tuanya.
Perkembangan kognitif, anak dalam hal ini otaknya mulai mengembangkan kemampuan
untuk berfikir, belajar dan mengingat. Masa anakanak adalah masa perkembangan dari usia 2
tahun sampai dengan usia 6 tahun, pada masa-masa ini perkembangan biologis dan fisik
berjalan dengan sangat cepat dan pesat, akan tetapi secara sosiologisnya anak-anak masih
sangat terikat dengan lingkungannya terutama keluarga.
B saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini
dapat dimanfaatkan sebagai mana mestinya.


DAFTAR PUSTAKA

https://bpkpenabur.or.id/news/blog/mengetahui-tahap-perkembangan-sosial-emosional-pada-
anak-usia-sekolah (diakses pada tanggal 19 Maret 2021 pukul 20.00 wib)
Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Izzaty, Rita Eka, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
Purwanti, Endang dan Nur Widodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM
Press
Sunarto dan Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja
GrafindoPersada
Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai