Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN


(NYERI)

KELOMPOK 6 :

1. Novia Wulandari
2. Sindy Fajrina
3. Sayyid Ridho Mustofa

PROGAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP

2021
A. Pengertian
1. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika
individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon
terhadap suatu ransangan. Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik
dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk
menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas
lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi,
2008). Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu
rangsangan yang berbahaya (Carpenito, 2006)

Nyeri bersifat sangat subjektif karena intensitas dan responnya


pada setiap orang berbeda-beda. Berikut ini adalah pendapat beberapa
ahli tentang pengertian nyeri :

a. Long (1996) : nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang subjektif dan
hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut.
b. Priharjo (1992) : secara umum, nyeri merupakan perasaan tidak nyaman, baik
ringan maupun berat.
c. Mc Coffery (1979) : nyeri merupakan suatu keadaan yang memengarughi
seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah
mengalaminya.
d. Arthur C. Curton (1983) : nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi
tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi Untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
B. Etiologi/Faktor Risiko
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakan jaringan akibat bedah
atau cidera.
2. Iskemik jaringan
3. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau
tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya
terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika
otot tegang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap
dalam waktu yang lama.
4. Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan
local dan juga karena ada pengeluaran zat histamine dan zat kimia bioaktif
lainnya.
5. Post operasi
6. Tanda dan gejala fisik
Tanda fisiologis dapat menunjukan nyeri pada klien yang berupaya untuk
tidak mengeluh atau mengakui ketidaknyamanan. Sangat penting untuk
mengkaji tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik termasuk mengobservasi
keterlibatan saraf otonom.
7. Efek perilaku
Pasien yang mengalami nyeri menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan
tubuh yang khas dan berespon secara vocal serta mengalami kerusakan
dalam interaksi social. Pasien seringkali meringis, mengernyitkan dahi,
menggigit bibir, gelisah, imobilisasi, mengalami ketegangan otot,
melakukan gerakan melindungi bagian tubuh sampai dengan menghindari
percakapan, menghindari kontak social dan hanya focus kepada aktivitas
menghilangkan nyeri.
8. Pengaruh pada aktivitas sehari-hari
Pasien yang mengalami nyeri setiap hari kurang mampu berpartisipasi
dalam aktivitas rutin, seperti mengalami kesulitan dalam melakukan
tindakan hygiene normal dan dapat mengganggu aktivitas social dan
hubungan seksual.
C. Patofisiologi
1. Tahapan Fisiologi Nyeri
a. Tahap Trasduksi
1) Stimulus akan memicu sel yang terkena nyeri utk melepaskan
mediator kimia (prostaglandin, bradikinin, histamin) yg
mensensitisasi nosiseptor
2) Mediator kimia akan berkonversi mjd impuls2 nyeri elektrik
b. Tahap Transmisi
Terdiri atas 3 bagian :
1) Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan
serabut C) ke medula spinalis
2) Transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus
melalui jaras spinotalamikus (STT) -> mengenal sifat dan lokasi
nyeri
3) Impuls nyeri diteruskan ke korteks sensorik motorik, tempat nyeri
di persepsikan
c. Tahap Persepsi
1) Tahap kesadaran individu akan adanya nyeri
2) memunculkan berbagai strategi perilaku kognitif utk mengurangi
kompenen sensorik dan afektif nyeri
d. Tahap Modulasi
1) Disebut juga tahap desenden
2) Fase ini neuron di batang otak mengirim sinyal2 kembali ke
medula spinalis
3) Serabut desenden itu melepaskan substansi (opioid, serotonin, dan
norepinefrin) yg akan menghambat impuls asenden yg
membahayakan di bag dorsal medula spinalis
D. Manifestasi Klinis
1. Tekanan darah meningkat
Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg
2. Nadi meningkat
Nadi berdetak lebih dari 90x/menit
3. Pernafasan meningkat
Pernafasan lebih dari 20x/menit
4. Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
Pasien Nampak menyeringai, meringis, mengernyit dahi, menggigit bibir,
5. Posisi berhati-hati
Pasien Nampak terlihat menghindari nyeri, melindungi daerah nyeri.

E. Pathway
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Sistem
1. Usia dan jenis kelamin
2. Kebudayaan
3. Makna dan toleransi nyeri
4. Perhatian
5. Ansietas
6. Keletihan
7. Pengalaman sebelumnya
8. Gaya koping
9. Dukungan keluarga dan sosial

G. Komplikasi
1. Kegelisahan
2. Depresi
3. Menghindari sesuatu hal/kegiatan yang menyebabkan rasa sakit
4. Trauma terkait dengan penyebab rasa sakit
5. Ketergantungan pada obat penghilang rasa sakit
6. Kesulitan mencari pekerjaan
7. Stres dengan keuangan karena tidak bekerja atau tagihan medis yang belum
dibayar
8. Kurang tidur
9. Konsentrasi yang buruk dan memori jangka pendek
10. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan stres, seperti sakit kepala,
gangguan pencernaan, diare, tekanan darah meningkat
11. Orang-orang mengabaikan atau tidak percaya bahwa Anda sedang sakit
12. Menurunnya partisipasi dalam keluarga karena sakit atau karena akan
menyebabkan rasa sakit
13. Tidak mampu untuk membantu dan orang lain tidak memahami
14. Kurangnya jadwal teratur harian & merasa tanpa tujuan
15. Perasaan kehilangan dalam hidup, tidak memiliki arah.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2. Menggunakan skala nyeri
a. Ringan : skala nyeri 1-3 (secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik)
b. Sedang : skala nyeri 4-6 (secara objektif pasien dapat menunjukkan
lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang
diberikan)
c. Berat : skala nyeri 7-9 (secara objektif pasien bias merespon, namun
terkadang pasien tidak mengikuti instruksi yang diberikan)
d. Nyeri sangan berat : skala 10 (secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan pasien merespon dengan cara memukul).
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigit, gelisah dan lemah
b. Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin
c. Auskultasi : tekanan darah menurun
4. USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada
bagian perut
5. Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien.
I. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a) Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen
nyeri seperti pemberian obat analgesic non opioid (aspirin, ibuprofen)
yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkat
inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman
walaupun terdapat nyeri.
2. Nonfarmakologi
a) Relaksasi
Merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri.
b) Teknik Imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah. Hypnosis diri dapat membantu mengubah persepsi
nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi distraksi.
c) Teknik Distraksi
Adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain.
d) Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah
terjadinya penyakit baru seperti decubitus.
J. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


( SDKI )
Nyeri akut Tingkat nyeri Pemantauan nyeri
1. Agen pencedera Kriteria hasil : Observasi
fisiologis (mis:inflamasi, Indikator IR ER 1. Identifikasi faktor pencetus
iskemia, neoplasma) dan pereda nyeri
2. Agen pencedera kimiawi Gelisah 2. Monitor kualitas nyeri
(mis: terbakar, bahan 3. Monitor lokasi dan
kimia iritan) Kesulitan penyebaran nyeri
3. Agen pencedera fisik tidur 4. Monitor intensitas nyeri
(mis: abses, amputasi, Meringis dengan menggunakan skala
terbakar, truma, 5. Monitor durasi dan frekuensi
prosedur operasi) nyeri

Terapeutik
1. Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

Nyeri Kronis Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri


Kriteria Hasil : Observasi
1. Kondisi
Indikator IR ER 1. Identifikasilokasi, karakteristik,
muskuloskeletal kronis
durasi, frequensi, kualitas,
2. Kerusakn sistem
Keluhan intensitas nyeri
saraf
nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
3. Penekanan saraf
Gelisah 3. Identifikasi respon non verbal
4. Infiltrasi tumor
Meringis 4. Identifikasi faktor yang
5. Ketidakseimbangan
Kesulitan memperberat dan memperingan
neurotransmiter,
tidur nyeri
neuromodulator, dan
5. Monitor keberhasilan terapi
reseptor
komplementer yang sudah
6. Gangguan imuntas
diberikan
(mis. neuropati terkait
Terapuetik
HIV, virus varicella-
1. Berikan teknik nonfarmakologi
zoster)
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Gangguan fungsi
2. Kontrol lingkungan yang
metabolik
memperberat rasa nyeri
8. Riwayat posisi kerja
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
statis
9. Peningkatan indeks
massa tubuh
10. kondisi pasca trauma
11. Tekanan emosional
12. Riwayat
penganiayaan (mis.
fisik, psikologis,
seksual)
13. Riwayat
penyalahgunaan obat/zat

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/358692302/LAPORAN-PENDAHULUAN-RASA-
AMAN-DAN-NYAMAN-docx

http://budirahayu.ip-dynamic.com:81/slki/2019/10/01/l-08066-tingkat-nyeri/

http://budirahayu.ip-dynamic.com:81/sdki/d-0078-nyeri-kronis/

http://budirahayu.ip-dynamic.com:81/sdki/d-0077-nyeri-akut/

https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/nyeri-kronis/

Anda mungkin juga menyukai