Makalah Kelompok 5 Anpotwill
Makalah Kelompok 5 Anpotwill
Ditulis oleh :
Kelas : G-3
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Keterkaitan Pembangunan
Wilayah Dengan Penerapan Alat Analisis Wilayah” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Analisis Potensi Wilayah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang keterkiatan gejala-gejala yang ada dalam analisis potensi wilayah bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membagi informasi dan
juga sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah6
BAB II PEMBAHASAN 7
2.1 Konsep Pembangunan Wilayah 7
2.2 Alat Analisis WIlayah 9
PENDAHULUAN
Dari rumusan masalah diatas, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1.3.1 Untuk mengetahui konsep-konsep pembangunan wilayah.
1.3.2 Untuk mengetahui alat analisis wilayah dalam aspek fisik,ekonomi
dan kependudukan.
1.3.3 Untuk mengetahui penerapan alat analisis wilayah.
1.3.4 Untuk mengetahui detail aspek fisik,ekonomi dan kependudukan
dalam analisis potensi wilayah.
1.3.5 Untuk mengetahui keterkaitan pembangunan wilayah dengan
penerapan alat analisis wilayah.
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan pembangunan wilayah menurut Bagdja Muljarijadi antara lain sebagai berikut.
a) Membentuk “institusi” baru yang mendukung perekonomian daerah.
b) Mengembangkan industri alternatif.
c) Meningkatkan kapasitas pekerja untuk menghasilkan produk yang lebih baik.
d) Mencari pasar yang lebih luas.
e) Ada transfer teknologi.
f) Membuka peluang investasi bagi para pengusaha.
Berdasarakan UU No 24/1992, khususnya pasal 3, termuat tujuan penataan ruang, yakni
terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya.
Sedanngkan sasaran penataan ruang adalah :
(1) Mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, berbudi luhur dan sejahtera.
(2) Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan buatan dengan
memperhatikan sumberdaya manusia.
(3) Mewujudkan keseimbangan kepentingan antara kesejahterraan dan keamanan.
(4) Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara
berdayaguna, berhasilguna dan tepatguna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia.
(5) Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak
negatif terhadap lingkungan.
Alat analisis digunakan untuk memecahkan sebuah masalah. Dan alat analisis dibagi
menjadi dua metode. Ada metode penelitian kuantitatif yang artinya metode penelitian ini
berdasarkan filsafat positivism, dimana metode ini digunakan untuk meneliti sesuatu pada
populasi atau sampel tertentu. Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah jenis metode
penelitian yang berdasarkan pada sebuah filsafat postpositivisme, dimana digunakan untuk
meneliti saat kondisi obyek secara alamiah.
a. Analisis Wilayah dalam Aspek Fisik
Hasil studi analisis fisik dan lingkungan ini akan menjadi masukan dalam penyusunan
rencana tata ruang maupun rencana pengembangan wilayah dan/atau kawasan (rencana tindak,
rencana investasi, dan lain-lain), karena akan memberikan gambaran kerangka fisik
pengembangan wilayah dan/atau kawasan.Secara garis besar tata cara analisis kelayakan fisik
atau dikenal juga sebagaistudi kesesuaian lahan wilayah dan/atau kawasan.
Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam aspek analisis fisik dan lingkungan dalam analisis
fisik dan pedoman ini adalah:
1. Klimatologi : Data iklim berdasarkan hasil pengamatan pada stasiun pengamat di
wilayah yang bersangkutan dan/atau daerah sekitarnya, meliputi:
- Curah hujan
- Hari hujan
- Intensitas hujan
- Temperature rata-rata
- Kelembaban relative
- Kecepatan dan arah angina
- Lama penyinaran (durasi) matahari
Data klimatologi ini dapat diperoleh pada stasiun meteorologi dan geofisika
diwilayah dan/atau kawasan atau daerah sekitarnya yang terdekat, atau
padakabupaten dalam bentuk laporan, atau dapat juga diperoleh pada Badan
Meteorologi dan Geofisika Pusat di Jakarta.Kedalaman data adalah pengamatan
selama 10 tahun (bila tersedia). Bila datayang diperoleh tidak mencapai
kedalaman tersebut, sebaiknya dikumpulkan data semaksimum yang tersedia.
2. Topografi
Data topografi berupa peta topografi dengan skala terbesar yang tersedia,
yang dapat diperoleh pada instansi: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional (BAKOSURTANAL), Badan Pertanahan Nasional (BPN), Direktorat
Topografi -TNI Angkatan Darat, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya
Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dan instansi terkait
lainnya.
Dari peta topografi dapat diturunkan beberapa peta yang berkaitan
denganbentuk bentang alam dan kemiringannya, yakni peta morfologi dan
petakemiringan lereng/lahan, yang dalam hal ini dikelompokkan sebagai peta
data,karena penganalisisan berikutnya berpijak pada peta morfologi dan
kemiringanlereng ini, bukan peta topografi yang merupakan data mentahnya.
3. Geologi
Untuk mengetahui kondisi geologi regional wilayah dan/atau kawasan
perencanaan dan daerah sekitarnya, maka diperlukan data fisiografi daerah
yanglebih luas. Fisiografi ini akan memperlihatkan gambaran umum kondisi
fisik secararegional baik menyangkut morfologi, pola pembentuknya, pola aliran
sungai,serta kondisi litologi dan struktur geologi secara umum. Gambaran umum
kondisigeologi atau fisiografi ini dapat dilihat pada Peta Geologi Indonesia Data
geologiyang diperlukan dalam analisis aspek fisik dan lingkungan terdiri dari
tiga bagian,yakni :
- Data geologi umum
Data geologi umum ini diperlukan untuk mengetahui kondisi fisik
secara umum,terutama pada batuan dasar yang akan menjadi tumpuan
dan sumber dayaalam wilayah ini, serta beberapa kemungkinan
bencana yang bisa timbul akibatkondisi geologinya atau lebih dikenal
dengan bencana alam beraspek geologi. Data geologi umum wilayah
perencanaan dan sekitarnya yang diperlukan padaanalisis kelayakan
fisik kawasan ini adalah peta dan data geologi, dalam skalaterbesar
yang tersedia. Data geologi ini mencakup stratigrafi dan
uraianlitologinya, struktur geologi, serta penampang-penampang
geologi.
- Data geologi wilayah
Khusus untuk wilayah dan/atau kawasan perencanaan perlu dilakukan
telaahangeologi lebih terinci, disesuaikan dengan skala penelitian yang
dilakukan, yangdiperoleh berdasarkan peta geologi umum dan
dilakukan pengecekan dilapangan.Peta geologi wilayah ini memuat
semua unsur geologi seperti yang dikehendakipada geologi umum,
hanya lebih terinci yang kemungkinan akan berbeda daripeta geologi
umum, karena dilakukan penelitian pada skala lebih besar.
Perencanaan ini lebih bersifat geologi tinjau yang berpegang pada
geologi umum,perencanaan ini lebih bersifat geologi tinjau yang
berpegang pada geologi umum,dan lebih menekankan pada rincian
karakteristik litologi dan struktur geologinya,dan lebih menekankan
pada rincian karakteristik litologi dan struktur geologinya,dan tentunya
dengan tidak mengabaikan stratigrafi serta unsur-unsur geologidan
tentunya dengan tidak mengabaikan stratigrafi serta unsur-unsur
geologi lainnya.
- Data geologi permukaan.
Geologi permukaan adalah kondisi geologi tanah/batu yang ada di
permukaandan sebarannya baik lateral maupun vertikal hingga
kedalaman batuan dasardan sebarannya baik lateral maupun vertikal
hingga kedalaman batuan dasarserta sifat-sifat keteknikan tanah/batu
tersebut, dalam kaitannya untuk menunjangserta sifat-sifat keteknikan
tanah/batu tersebut, dalam kaitannya untuk menunjangpengembangan
kawasan.
Tujuan analisis ini dilakukan, yaitu :
1.Untuk dapat mengenali potensi dan kekuatan serta kelemahan wilayah dan daerah
dalam pembangunan wilayah dan daerah;
2.Untuk memberikan dasar yang logis dan valid bagi perencanaan pembangunan wilayah
dan daerah yang akan dilakukan;
3.Untuk dapat mengidentifikasikan modal dasar wilayah dan daerah dalam melakukan
perencanaan pembangunan.
1. LQ (Location Quotient)
LQ adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai
tambah sebuah sektor di suatu daerah (Kabupaten/Kota) terhadap sumbangan nilai
tambah sektor yang bersangkutan dalam skala provinsi atau nasional. Dengan kata lain,
LQ dapat menghitung perbandingan antara share output sektor i di kota dan share output
sektor i di provinsi:
X
ri
X
LQi=.............................................................................................................(1)
r
X
ni
X
n
3. Shift-Share
Walaupun teknik ini tidak memberikan kesimpulan akhir, namun dalam tahap pertama
sudah cukup memberi gambaran akan kemampuan daerah yang bersangkutan dalam sektor yang
diamati.Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu
sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih
luas.
Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan
struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi
daerah berdasarkan dua indikator utama yaitu pertumbuhan ekonomi pada sumbu vertikal dan
rata-rata pendapatan perkapita pada sumbu horizontal.
Berdasarkan kriteria tersebut daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat kuadran
wilayah, diantaranya:
Kuadran 1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu daerah yang memiliki
tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibanding rata-
rata kabupaten/kota.
WILAYAH FORMAL
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, wilayah adalah ruang yan merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkaan
administratif dan/ aspek fungsional.
Dapat disimpulkan, wilayah adalah area di permukaan bumi yang dibatasi oleh
kenampakan tertentu yang bersifat khas dan membedakan wilayah tersebut dengan
wilayah lainnya. Misalnya, wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah
kota berbeda dengan perdesaan.
WILAYAH FUNGSIONAL
Wilayah formal ditandai dengan karakteristik khasnya, sebaliknya wilayah non formal ini
ditandai dengan adanya interaksi antara komponen atau lokasi di dalamnya,. Interaksi ini
biasanya bersifat ekonomi dan paling sering terjadi di pusat wilayah. Oleh karena itu,
wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya berfungsi untuk mendukung kegiatan di pusatnya
tersebut.
Contoh dari wilayah fungsional ini adalah Jabodetabek. Wilayah Jabodetabek dapat
dikatakan sebagai wilayah fungsional karena memiliki pusat kegiatan di Jakarta.
Sementara Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang berada di sekitar Jakarta berfungsi
mendukung kegiatan utama yang terjadi di Jakarta.
1.4 Detail Aspek Fisik,Ekonomi dan Kependudukan
a. Detail Aspek Fisik
Sumber daya fisik terdiri atas yang alami (sumber daya alam) dan yang buatan (sumber
daya buatan) serta kondisi fisik lingkungan. Keberadaan sumber daya fisik tersebut
mempunyai peranan penting. Pertama, efisiensi dan produktivitas dapat dipenuhi dengan
adanya alokasi sumber daya fisik wilayah dilakukan secara tepat, sehingga peruntukan
berbagai kawasan dapat sesuai dengan kemampuan dan kesesuaiannya. Oleh karena itu,
peruntukan kawasan budidaya pertanian misalnya, haruslah dilakukan pada lokasi yang tepat
(teori lokasi), serta harus ditunjang oleh kemampuan dan kesesuaian fisik lahan yang cukup.
Kedua, unsur fisik dapat memenuhi tujuan keadilan dan keberimbangan hanya jika
alokasi sumberdaya fisik dapat bermanfaat bagi wilayah yang bersangkutan dan memberikan
dampak positif bagi wilayah di sekitarnya. Dalam hal ini, disparitas antar wilayah dapat
dikurangi bila sumberdaya yang terdapat pada wilayah yang tertinggal dapat dialokasikan
dan memberikan manfaat pada wilayah yang bersangkutan. Dengan demikian, fenomena
seperti backwash effect dan lingkaran perangkat kemiskinan (the virious circle) dapat
dihindari oleh wilayah yang tertinggal.
Ketiga, tujuan untuk menjaga keberlanjutan (sustainability), hanya mungkin dicapai bila
alokasi sumber daya fisik wilayah dilakukan dengan cara bijaksana sesuai dengan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, unsur fisik penataan ruang harus
diperlakukan sesuai dengan daya dukung, daya tampung dan potensi wilayah.
Secara umum sumber alam diklasifikasikan atas sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (non renewable resources) dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(renewable resources). Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (sumber daya stok)
bersifat exhaustable seperti logam, minyak bumi, mineral, dan gas adalah sumber daya
dengan supply terbatas. Eksploitasi sumber daya ini akan menurunkan cadangan dan
ketersediaanya.
b. Detail Aspek Ekonomi dan Keuangan
Mengingat keterbatasan/kelangkaan (scarcity) dan ketidakmerataan sumber daya,maka
setiap potensi sumber daya yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hal ini
mengandung arti bahwa setiap sumber daya harus dimanfaatkan seefisien dan seefektif
mungkin. Dalam teori ekonomi, prinsip efisiensi dibagi menjadi dua jenis yaitu: efisiensi
produksi dan efisiensi alokasi. Efisiensi produksi dicapai dengan meminimukan biaya untuk
menghasilkan satu unit output. Sedangkan efisiensi alokasi adalah suatu kondisi dimana
dalam suatu produksi output, sumber daya yang dialokasikan adalah maksimum dan harga
produksi barang sama dengan biaya marginalnya. Dalam proses perencanaan dan
pengembangan wilayah, aspek ekonomi berperan penting unuk mengalokasikan sumber
daya secara lebih efektif dan efisien baik dalam perspektif jangka pendek maupun jangka
panjang.
Struktur ekonomi di suatu daerah dapat menjadi indikator daya saing daerah. Daya saing
yang tinggi dapat dijadikan dasar oleh para investor untuk menanamkan modalnya di daerah
tersebut. Berarti daya saing yang tinggi akan menyebabkan daya tarik investasi yang tinggi
pula.
Peningkatan daya saing daerah dapat dilakukan dengan cara memberdayakan potensi
daerah semaksimal mungkin. Setiap komunitas/ daerah wilayah mempunyai potensi lokal
yang unik yang dapat membantu atau menghambat pengembangan ekonominya.
Pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal diyakini dapat meningkatkan daya saing
daerah, dan pada akhirnya dapat meningkatkan daya tarik investasi. Pertumbuhan ekonomi
di suatu daerah dapat dilihat dari aspek-aspek berikut ini:
Pada sisi lain di era globalisasi, (global economy competitiveness), peningkatan daya
saing daerah menjadi krusial, mengingat keberhasilan (kelangsungan hidup) komunitas
ditentukan oleh kemampuannya beradaptasi terhadap perubahan yang cepat dan
meningkatnya kompetisi pasar. Setiap daerah perlu mengidentifikasi dan menganalisis
potensi wilayah terutama berbasis keunggalan lokal. Hal ini disebabkan oleh:
1. Struktur Ekonomi: komposisi ekonomi, produktivitas, outpur dan nilai tambah, serta
tingkat investasi asing atau domestic. Beberapa teknik analisis yang biasa digunakan
location quotient (LQ), shift-share analysis, economic hase analysis, regional income
indicators dst.
2. Potensi Wilayah yang non tradeable seperti lokasi, prasarana, sumber daya alam,
amenity, biaya hidup dan bisnis, citra daerah.
3. Sumber daya manusia: kualitas SDM yang mendukung kegiatan ekonomi
4. Kelembagaan: konsistensi kebijakan pemerintah/pemerintah daerah, perilaku
masyarakat serta budaya yang mendukung produktivitas.
c. Detail Aspek Sosial Budaya dan Kependudukan
Salah satu aspek sosial budaya yang paling penting adalah kependudukan. Aspek
kependudukan dan interaksi kependudukan (mobilitas penduduk) merupakan informasi yang
mendasar terkait dengan perkembangan suatu wilayah. Perkembangan suatu wilayah
berimplikasi terhadap pertumbuhan dan kepadatan penduduk. Faktor kependudukan juga
dijadikan sebagai indikator yang efektif dalam pembangunan suatu wilayah, seperti
penduduk terkait dengan perkembangan ekonomi suatu wilayah dan migrasi ke luar maupun
dalam wilayah. Di sisi lain faktor penduduk juga seringkali menjadi faktor utama dari
berbagai masalah dalam pembangunan, terutama berk dengan degradasi sumber daya. alam
dan lingkungan hidup. Di banyak kasus, kerusakan sumber daya alam dan lingkungan pada
kenyataannya banyak terkait dengan tekanan penduduk. Informasi tentang proyeksi
kependudukan menjadi penting, terutama terkait dengan memproyeksi tingkar degradasi
sumber daya alam dan lingkungan hidup. Data kependudukan juga sering dijadikan sebagai
patokan kinerja pembangunan suatu wilayah. Seperti pertumbuhan ekonomi suatu wilayah,
dinilai efektif jika pertumbuhannya berada di atas pertumbuhan penduduk, dan sebaliknya
pertumbuhan ekonomi dinilai kurang efektif jika berada di bawah pertumbuhan penduduk.
Berbicara aspek kependudukan sama halnya dengan membahas aspek sumber daya
manusia. Sumberdaya manusia, indikator operasionalnya antara lain pengetahuan,
ketrampilan, kompetensi, etos kerja/sosial, pendapatan/produktivitas, kesehatan dan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM/HDI). Sumberdaya manusia merupakan fokus tujuan dari
semua kegiatan yang ada; pembangunan ekonomi, pembangunan fisik dan sebagainya yang
telah dilaksanakan, tanpa adanya kesiapan dari manusianya sendiri maka pembangunan
tersebut akan berakhir sia-sia. Pembangunan manusia merupakan suatu proses untuk
memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people's choice). Pada
konsep itu manusia ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate end), bukan alat, cara
atau instrumen pembangunan sebagaimana yang dilihat oleh model formal modal manusia
(human capital formation) sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk
mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, ada empat
hal yang perlu diperhatikan yaitu produktivitas, pemerataan, keberlanjutan dan
pemberdayaan. Perhatian pembangunan bukan hanya pada upaya untuk meningkatkan
kapabilitas manusia (melalui intervensi masyarakat) saja, tetapi juga pada upaya-upaya
pemanfaatan kapabilitas tersebut.
Berdasarkan kedudukan Analisis Potensi Wilayah Dan Daerah yang sudah di kemukakan
pada bagian terdahulu, selanjutnya dapat di jabarkan ruang lingkup atau cakupan Analisis
Potensi Wilayah dan Daerah, seperti berikut ini
Dalam ’Rational Comprebensive Planning’, Maka semua data dan informasi terkait dengan
wilayah/daerah dan penyelenggaraan pemerintahan (pembangunan) baik internal wilayah/daerah
maupun dalam lebih luas (eksternal) harus dikumpulkan, diolah dan menjadi pertimbangan
dalam perencanaan teknokratiknya. Oleh karena itu cakupan analisis potensi wilayah dan
daerah,juga meliputi :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan pembangunan wilayah ditujukan untuk mengupayakan keserasian dan
keseimbangan pembangunan antar daerah sesuai dengan potensi alamnya dan memanfaatkan
potensi tersebut secara efisien, tertib dan aman. Pembangunan wilayah adalah upaya mencapai
pembangunan berimbang. Pembangunan berimbang adalah terpenuhinya potensi" pembangunan
sesuai dengan kapasitas pembangunan setiap wilayah atau daerah yang beragam.
Analisis potensi wilayah juga mencakup analisis potensi dan kekuatan wilayah tersebut, dan
mencakup rentang waktu masa lalu, masa kini, dan kemungkinan masa yang akan datang. Dalam
proses perencanaan dan pengembangan wilayah, aspek ekonomi berperan cukup penting untuk
mengalokasikan sumber daya lebih efisien dan efektif baik dalam perspektif jangka panjang
maupun jangka pendek. dan salah satu aspek sosial budaya yang penting adalah aspek
kependudukan dan interaksi kependudukan.
Alat analisis digunakan untuk memecahkan sebuah masalah. Dan alat analisis dibagi menjadi
dua metode. Ada metode penelitian kuantitatif yang artinya metode penelitian ini berdasarkan
filsafat positivism, dimana metode ini digunakan untuk meneliti sesuatu pada populasi atau
sampel tertentu. Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah jenis metode penelitian yang
berdasarkan pada sebuah filsafat postpositivisme, dimana digunakan untuk meneliti saat kondisi
obyek secara alamiah.
Untuk mengetahui sektor-sektor yang sedang berkembang di suatu wilayah kabupaten
dengan laju pertumbuhan perekonomian di wilayah provinsi sertadengan sektor-sektornya, dan
mengamati penyimpangan-penyimpangan dan perbandingan - perbandingantersebut. Sehingga
kita bisa mengetahui shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian kabupaten jika
kabupaten tersebut memperoleh sebuah hasil yang sesuai dengan kedudukannya dengan
keunggulan kompetitif dari suatu sector dalam kabupaten tersebut. Alat Analisis Wilayah
Terdiri dari:
Sumber daya fisik terdiri atas yang alami (sumber daya alam) dan yang buatan (sumber daya
buatan) serta kondisi fisik lingkungan. Keberadaan sumber daya fisik tersebut mempunyai
peranan penting. Pertama, efisiensi dan produktivitas dapat dipenuhi dengan adanya alokasi
sumber daya fisik wilayah dilakukan secara tepatKedua, unsur fisik dapat memenuhi tujuan
keadilan dan keberimbangan hanya jika alokasi sumberdaya fisik dapat bermanfaat bagi wilayah
yang bersangkutan dan memberikan dampak positif bagi wilayah di sekitarnya. Ketiga, tujuan
untuk menjaga keberlanjutan (sustainability).
Struktur ekonomi di suatu daerah dapat menjadi indikator daya saing daerah. Daya saing
yang tinggi dapat dijadikan dasar oleh para investor untuk menanamkan modalnya di daerah
tersebut. Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah dapat dilihat dari aspek-aspek bertambah
banyaknya lapar gan usaha, meningkatnya nilai PDRB, bertambahnya sumber-sumber
pendanaan pembangunan, tidak tergantung dari sumber pendanaan dari pemerintah pusat,
bertambahnya sektor-sektor produktif di daerah tersebut, sehingga masyarakat tidak lari ke luar
daerah untuk mengembangkan usahanya, dan berkembangnya ekonomi sumber daya alam,
artinya semakin banyak sektor produktif yang mengelola sumber daya alam secara langsung
(sektor primer)
Dalam apek kependudukan, data kependudukan sering dijadikan sebagai patokan kinerja
pembangunan suatu wilayah seperti pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, dinilai efektif jika
pertumbuhannya berada di atas pertumbuhan penduduk, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi
dinilai kurang efektif jika berada di bawah pertumbuhan penduduk. Aspek kependudukan sama
halnya dengan membahas aspek sumber daya manusia. Pembangunan manusia merupakan suatu
proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people's choice).
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, ada empat hal yang perlu
diperhatikan yaitu produktivitas, pemerataan, keberlanjutan dan pemberdayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Tjokroamidjojo,Bintoro,PerencanaanPembangunan,GunungAgung,Jakarta,1981.
Wirosuhardjo,Kartomodkk.(eds.),KebijakanKependudukandanKetenagakerjaandiIndonesia,
Lembaga Penerbit FE UI, 1986.
Darsyah, M. Y., & Wasono, R. (2013). Pendugaan IPM pada Area Kecil di Kota Semarang
dengan Pendekatan Nonparametrik. In Proceedings of the National Seminar on
StatisticsDiponegoroUniversity, Semarang. Damayanti, A., & Hidayat, F. (2017). Dinamika
Penduduk Dan Kebutuhan Air. JURNAL GEOGRAFI, 2(2), 49-70. Firman, T. (1996).
Urbanisasi, Persebaran Penduduk dan Tata Ruang di Indonesia. Journal of Regional and City
Planning, 7(21), 66-72
Adisasmita, Rahardjo, 2008, “Pengembangan Wilayah : Konsep dan Teori”, Graha ilmu,
Yogyakarta
https://123dok,com/document/zkx63rmy-makalah-analisis-potensi-wilayah-indonesia.html
(7) (DOC) ALAT ANALISIS POTENSI DAERAH | Fathista V I S T A R A N I DwiOctaviani -
Academia.edu. (n.d.). Retrieved September 13, 2021, from
https://www.academia.edu/23231850/ALAT_ANALISIS_POTENSI_DAERAH