PEMBELAJARAN
Makalah
Oleh:
Kelompok 11
1. M.Taisir (1906103020068)
2. Siswa (1906103020073)
A. Latar Belakang
Perencanaan pembelajaran yang bermutu merupakan langkah awal terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan pembelajaran direalisasikan
pada pengembangan silabus dan RPP. Pengembangan silabus dan RPP merupakan
penjabaran lebih lanjut dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
di dalamnya memuat indikator, kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran, dan
penilaian. Keempat hal inilah yang nantinya dapat mengantarkan peserta didik
mencapai kemampuan minimal yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.
Salah satu dari pengembangan silabus adalah merumuskan indikator.
Merumuskan indikator harus merujuk kepada Kompetensi Dasar sesuai dengan mata
pelajaran tertentu. Kegiatan merumuskan indikator menjadi kewajiban bagi guru agar
terlaksana proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Indikator memiliki kedudukan
yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dan berfungsi
sebagai:
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat pembelajaran ?
2. Apa definisi dari tujuan pembelajaran ?
3. Apa manfaat merumuskan tujuan pembelajaran ?
4. Bagaimana caramerumuskan tujuan pembelajaran ?
5. Apa definisi dari Indikator ?
6. Apa alasan pengembangan indikator ?
7. Bagaimana mekanisme pengembangan indikator ?
C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat dari pembelajaran
2. Mengetahui pengertian dari tujuan pembelajaran
3. Mengetahui manfaat dari merumuskan tujuan pembelajaran
4. Mengetahui bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran yang baik
5. Mengetahui pengertian dari indikator
6. Mengetahui alasan pengembangan indikator
7. Mengetahui mekanisme pengembangan indikator
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini memberikan kontribusi keilmuan pada bidang pendidikan tata busana
dalam bidang kajian pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
Memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
BAB II
Pembahasan
A. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari
siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-
buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan
perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer.
Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan
sebagainya.
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruangan saja. Sistem pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena diwarnai
oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk
membeljarkan peserta didik. Berbagai rumusan yang ada pada dasarnya berlandaskan
pada teori tertentu.
1. Mengajar adalah Upaya Menyampaikan Pengetahuan Kepada Peserta Didik/Siswa di
Sekolah
Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori pendidikan yang
mementingkan mata ajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dalam rumusan
tersebut terkandung konsep-konsep sebagai berikut:
a. Pembelajaran merupakan persiapan dimasa depan
Masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang
dianggap paling mengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu. Itu sebabnya,
orang tua berkewajiban menentukan akan dijadikan apa peserta didik. Sekolah
berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam masyarakat yang
akan datang.
b. Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan
Penyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode
imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa. Umumnya guru
menggunakan metode “formal step” dari J.Herbart berdasarkan asas asosiasi dan
reproduksi atas tanggapan/kesan.
c. Tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan
Pengetahuan sangat penting bagi manusia. Barang siapa menguasai
pengetahuan, maka dia dapat berkuasa : “Knowledge is power”. Pengetahuan
bersumber dari perangkat mata ajaran yang disampaikan di sekolah. Para pakar
yang mendukung teori ini berpendapat, bahwa mata ajaran berasal dari
pengalaman-pengalaman orang tua, masa lampau yang berlangsung sepanjang
kehidupan manusia.
d. Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa
Peranan guru sangat dominan. Dia menentukan segala hal yang dianggap
tepat untuk disajikan kepada para siswanya. Guru dipandang sebagai orang
yang serba mengetahui, berarti guru adalah yang paling pandai. Dia
mempersiapkan tugas-tugas, memberikan latihan-latihan dan menentukan
peraturan dan kemajuan tiap siswa.
e. Siswa selalu bersikap dan bertindak pasif
Siswa dianggap sebagai tong kosong, belum mengatahui apa-apa. Dia
hanya menerima apa yang diberikan oleh gurunya. Siswa bersikap sebagai
pendengar, pengikut, pelaksana tugas.
f. Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas
Pembelajaran dilaksanakan dalam batas-batas ruangan kelas saja,
sedangkan pembelajaran di luar kelas tak pernah dilakukan.
2. Mengajar adalah Mewariskan Kebudayaan Kepada Generasi Muda Melalui
Lembaga Pendidikan Sekolah
a. Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya
Peserta didik hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya. Manusia
berbudaya adalah manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut.
b. Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan
Para siswa dipandang ssebagai keturunan orang tua dan orang tua adalah
keturunan neneknya dan seterusnya, demikian terjadi proses turun-temurun.
Dengan sendirinya apa yang dimiliki oleh nenek moyang pada masa lampau itu
harus diwariskan kepada turunan berikutnya
c. Bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan
Yang termasuk kebuayaan adalah kebiasaan orang berfikir dan berbuat
seperti : kehidupan keluarga, cara menyediakan makan, bahasa, pemerintahan,
ukuran moral, kepercayaan keagamaan dan bentuk-bentuk ekpresi seni.
d. Siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan
Generasi muda berfungsi sebagai ngenerasi penerus. Mereka perlu
dipersiapkan sedemikian rupa agar benar-benar siap melanjutkan hasil kerja
yang telah dicapai oleh generasi yang ada sekarang. Kebudayaan yang
diwariskan kepada mereka harus dikuasai dan dikembangkan, sehingga mereka
menjadi warga masyarakat yang lebih berbudaya.
3. Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisasi Lingkungan untuk Menciptakan
Kondisi Belajar bagi Peserta Didik
a. Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta
didik
b. Kegiatan pembelajaran berupa perorganisasian lingkungan
c. Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup
4. Pembelajaran adalah Upaya mempersiapkan Peserta Didik untuk Menjadi Warga
Masyarakat yang Baik
a. Tujuan pembelajaran
b. Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja
c. Peserta didik/ siswa sebagai calon warga negara yang memiliki potensi untuk
bekerja
d. Guru sebagai pemimpin dan pembimbing bengkel kerja
5. Pembelajaran adalah Suatu Proses Membantu Siswa Menghadapi Kehidupan
Masyarakat Sehari-hari
a. Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat
b. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat
c. Siswa belajar secara aktif dan Guru juga bertugas sebagai komunikator
B. Tujuan Pembelajaran
B.1. Pengertian Tujuan Pembelajaran
Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh
B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962
yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Sejak
pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas hampir di seluruh
lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan
bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat
dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977)
dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang
diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan
yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik
(2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai
tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran .
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi
semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan pembelajaran adalah
tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi
yang spesifik. Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan
David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam
bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan
pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Selain daripada itu, M.Sobry Sutikno dalam bukunya Belajar Dan Pembelajaran
mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran ialah sebagai berikut:
1. Pengumpulan pengetahuan
2. Penanaman konsep dan kecekatan
3. Pembentukan sikap dan perbuatan
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran tersebut dapat memberikan manfaat
tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002)
Mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) Memudahkan
dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga
siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) Memudahkan
guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) Membantu memudahkan guru
menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru
mengadakan penilaian.
Tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri.
Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan
dikembangkan dan diapresiasi. Tujuan ( goals ) adalah rumusan yang luas mengenai
hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya : dalam
situasi bermain peran;
2. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat
diamati;
3. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada
peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-
kurangnya tiga gunung utama.
4. Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasi pembelajaran, dan juga menjadi
landasan untuk menentukan isi pelajaran dan metode mengajar. Berdasarkan isi
dan metode itu selanjutnya ditentukan kendisi-kondisi kegiatan pembelajaran
yang terkait dengan tujuan tingkah laku tersebut, tujuan merupakan tolak ukur
terhadap keberhasilan pembelajaran. Karena itu perlu disusun suatu deskripsi
tentang cara mengukur tingkah laku.
C. Indikator
C.1. Pengertian Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran (Mulyasa, 2007:139). Dalam Panduan Pengembangan Indikator
(2010: 3) dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 juga menyatakan bahwa
indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Ciri-Ciri Indikator :
1. Konsisten dengan standar kompetensi mata pelajaran,
2. Dinyatakan dengan jelas,
3. Dapat diukur dengan jelas,
4. Realistik dan dapat dilakukan,
5. Sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik, dan
6. Dapat dicapai dalam kurun waktu yang tersedia.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat
kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Indikator
memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian
kompetensi berdasarkan SK-KD karena indikator sebagai pedoman dalam
mengembangkan materi pembelajaran.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1) tuntutan
kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (2)
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan (3) potensi dan
kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan
indikator, yaitu: (1) indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;
dan (2) indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis
soal yang di kenal sebagai indikator soal.
Fungsi lain dari indikator adalah sebagai pedoman dalam merancang dan
melaksanakan penilaian hasil belajar. Indikator menjadi pedoman dalam merancang,
melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan
acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator
penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat
kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan
minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat
mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut. Tingkat kompetensi
dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD.
Kesimpulan
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran
(Mulyasa, 2007:139).
Alasan pengembangan indikator adalah karena pengembangan indikator sanngatlah
bermanfaat bagi pendidik dan juga peserta didik. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh
antara lain : (1) Memberikan arah untuk mencapai tujuan pembelajaran; (2) Membantu
menentukan prioritas pembelajaran; (3) Dapat menganalisa tingkat efektifitas pembelajaran;
(4) Pembelajaran dapat lebih fokus dan lain sebagainya. Dalam mengembangkan indikator
terdapat beberapa mekanisme yang dilakukan, seperti : (1) Menganalisis tingkat kompetensi
dalam SK dan KD; (2) Menganalisis karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
(3) Mengembangkan indikator penilaian.
Tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri.
Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan
dan diapresiasi. Tujuan ( goals ) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan
yang diinginkan. Manfaat dari tujuan pembelajaran adalah (1) Memudahkan dalam
menjelaskan maksud dari kegiatan belajar mengajar; (2) Memudahkan memilih bahan ajar;
(3) Memudahkan menentukan media pembelajaran; (4) Memudahkan dalam mengadakan
penilaian.
Dalam menyusun tujuan pembelajaran dapat menggunakan format ABCD, sehingga
pendidik dapat lebih mudah mengingat dan mudah untuk mengaplikasikannya. Format
ABCD adalah
A = Audience
B = Behavior
C = Condition
D = Degree
DAFTAR PUSTAKA