Anda di halaman 1dari 68

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA


INSTANSI PEMERINTAH
(LAKIP)
INSPEKTORAT BPPT
TAHUN ANGGARAN 2016

Jakarta, Januari 2017


 
KATA PENGANTAR 

Dalam rangka menindaklanjuti dan menerapkan Peraturan Presiden (Perpres)


Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
maka Inspektorat sebagai Entitas Akuntabilitas Kinerja pada Lembaga Non
Kementerian BPPT melalui LAKIP Inspektorat TA.2016 ini melaporkan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan pencapaian Kinerja sesuai dengan
lembar/dokumen Perjanjian Kinerja dan Anggaran yang telah dialokasikan untuk
Inspektorat.

Peraturan perundangan lainnya yang menjadi landasan disusunnya LAKIP


Inspektorat BPPT adalah:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan


Kinerja Instansi Pemerintah.

2. Peraturan Menteri Negara PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tatacara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

3. Peraturan Kepala Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Nomor 09


Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian Dan
Penerapan Teknologi.

4. Surat Edaran Menteri PAN&RB Nomor 03 Tahun 2013 tanggal 11 Maret 2013,
Tentang Penempatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Atau Laporan Kinerja Tahunan Pada Website (Laman) Atau Portal
Berita Resmi Instansi.

5. Keputusan Kepala BPPT Nomor 065/Kp/KA/IV/2003 tentang Kewajiban Kepala


Unit Kerja Dan Kepala Unit Satuan Kerja Di Lingkungan Badan Pengkajian Dan
Penerapan Teknologi Untuk Melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP).

Laporan Kinerja Inspektorat BPPT Tahun 2016, merupakan perwujudan


akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat atas penggunaan

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 2
IKHTISAR EKSEKUTIF 

Inspektorat BPPT sebagai salah satu entitas akuntabilitas kinerja telah


menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016 ini sebagai bentuk
pertanggungjawaban kinerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas pokok
fungsinya serta penggunaan anggaran yang dikelolanya. Hasil capaian Kinerja
Sasaran yang ditetapkan dalam Dokumen Perencanaan Kinerja Inspektorat Tahun
2016, secara umum dapat dipenuhi targetnya, serta sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Bahkan, beberapa capaian melampaui target yang ditentukan.
Meskipun demikian, dalam pencapaian target indikator kinerja tersebut diperoleh
gambaran bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan pengawasan, pembangunan
sistem pengedalian intern diseluruh Unit/Satuan Kerja, serta peningkatan kapabilitas
dan kompetensi Aparatur Pengawasan Internal Pemerintah, secara keseluruhan
sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan peranserta aktif segenap
komponen aparatur negara di lingkungan BPPT, Counterpart Inspektorat yaitu BPK,
BPKP, Kementerian PAN&RB, Forum Inspektorat K/L, masyarakat, dan pihak terkait
lainnya sebagai kesatuan integral dari pembaharuan sistem administrasi negara
untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di
lingkungan BPPT.

I. Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran


Secara umum, tingkat realisasi terhadap 4 (empat) target sasaran strategis
yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Inspektorat BPPT Tahun 2016 adalah
sebagai berikut:

a. Capaian sasaran kegiatan Meningkatkan Kualitas Pengawasan Dalam


Pelaksanaan Tugas dan Fungsi APIP Sesuai dengan Kebijakan,
Program, Kegiatan dan Sasaran Dengan Mengacu Peraturan
Perundang-undangan.
Kegiatan Pengawasan tahun 2016 secara umum dapat dicapai sesuai
dengan target yang direncanakan, yakni:
1. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Reviu terhadap Laporan
Keuangan BPPT Tahun Anggaran 2016, sebanyak 2 Laporan Hasil
__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 4
Reviu telah sesuai dengan target yang direncanakan 2 LHR, sehingga
capaiannya adalah 100%.
2. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Audit dengan Jumlah Laporan
Hasil Audit sebanyak 6 LHA telah dicapai dan sesuai dengan yang
target yang direncanakan 6 LHA, sehingga capaiannya adalah 100%.
3. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Evaluasi LAKIP Unit Kerja
adalah 6 (enam) Laporan Hasil Evaluasi (LHE) telah sesuai dengan
target yang direncanakan 6 LHE sehingga capaiannya adalah 100%.
4. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Reviu Laporan Kinerja BPPT
adalah 1(satu) Laporan Hasil Reviu (LHR) telah sesuai dengan target
yang direncanakan1 LHR, sehingga capaiannya adalah 100%.

b. Capaian Sasaran Kegiatan TerlaksananyaPercepatan Penyelesaian


Tindak Lanjut Hasil Pengawasan dan Memenuhi Harapan Pemangku
Kepentingan.
1. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Tindak Lanjut
AtasRekomendasiBPK sebesar 74%, dari target yang direncanakan
sebesar 77%.
Dari 54 rekomendasi telah ditindaklanjuti sebanyak 54 Rekomendasi
oleh seluruh Unit Kerja/Satuan Kerja di lingkungan BPPT, Dengan
demikian target dari Sasaran Strategis No.2.1. telah mencapai 100%
(Berhasil), dengan perincian:
1. Tindak lanjut status Selesai sebanyak 31 Rekomendasi (57,40%).
2. Tindak lanjut status Dalam Proses sebanyak 23 Rekomendasi
(42,60%) dan yang belum ditindaklanjuti adalah 0 (0%).
Namun dalam Penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi BPK
berdasarkan Target Kinerja sebesar 77% atau 42 Rekomendasi dari 54
Rekomendasi, Inspektorat mencapai 74% atau 31 Rekomendasi telah
sesuai.

c. Capaian Sasaran Kegiatan Meningkatkan Budaya Pengawasan di


Lingkungan BPPT.
Kegiatan Pengawasan tahun 2016 secara umum dapat dicapai sesuai
dengan target yang direncanakan, yakni:

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 5
1.. Realisasi capaian kinerja Jumlah Unit / Satuan Kerja Yang Menerapkan
SPIP Pada Tahapan Penilaian Risiko sebanyak 4 (empat) Unit/Satuan
Kerja di lingkungan BPPT, telah sesuai dengan target yang
direncanakan4Unit/Satuan Kerja, sehingga capaiannya adalah 100%.

d. Capaian sasaran kegiatan Mendorong Percepatan PMPRB dan


Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan.
1. Realisasi capaian kinerja Jumlah Laporan Hasil Assessment PMPRB
BPPT Tepat Waktu, sebanyak 1 (satu) Laporan telah sesuai dengan
target yang direncanakan,yaitu 1 Laporan yang tepat waktu, dengan
demikian capaiannya adalah 100%.
2. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Nilai Asesmen PMPRB sebesar
76,61% telah melampaui target yang direncanakan yaitu sebesar 75%.

3.3. Capaian Kinerja Lainnya


1. Jumlah SDM Inspektorat yang mengikuti pendidikan sertifikasi pada
Pusdiklatwas BPKP dan Diklat Teknis Pengawasan lainya.
Jenis Diklat yang diikuti oleh 17 orang pejabat fungsional Auditor
Inspektorat BPPT adalah Pembentukan Auditor Ahli ; Audit Berbasis
Risiko; Penilaian Angka Kredit JFA ; Penilaian Maturitas SPIP ; Audit
Pengadaan Barang/Jasa ; SPIP ; SAP Berbasis Akrual ; Penyusunan
Kertas Kerja Audit.

2. Pelaksanaan Reviu RKAKL Tahun Anggaran 2017.


Dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 163 Tahun 2016 diamanatkan
kepada APIP untuk melakukan penelitian terhadap RKAKL. Pada tahun
2016 Inspektorat melakukan Reviu terhadap RKAKL TA.2017. Dalam
rangka menjamin kebenaran, kelengkapan dan kepatuhan dalam
penerapan kaidah perencanaan penganggaran sebagaimana disebutkan
dalam peraturan tersebut, Inspektorat telah melaksanakan Reviu terhadap
RKAKL 6 unit Eselon I dan 45 Unit Kerja/Satuan Kerja di lingkungan BPPT.
Adapun Laporan Hasil Reviu RKAKL Tahun Anggaran 2017 telah
disampaikan kepada Unit Kerja Eselon- I terkait agar dilakukan perbaikan,
serta tembusan disampaikan kepada Kepala BPPT.
__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 6
3. Peningkatan Kapabilitas APIP
Dalam rangka peningkatan kapabiitas APIP (Inspektorat) BPPT telah
dilakukan bimbingan teknis oleh BPKP untuk melakukan evaluasi (self
assessment) dengan menggunakan metode IACM (International Audit
Capability Model). Dengan melaksanakan proses evaluasi (self
assessment) akan diperoleh gambaran mengenai area’s of improvement
dari masing masing APIP. Berdasarkan area’s of improvement ini APIP
(Inspektorat) menyusun perencanaan jangka panjang peningkatan
kapabilitas APIP yang akan menjadi dasar untuk mengembangkan
organisasi APIP lebih lanjut menuju APIP yang efektif.
Hasil kegiatan dari peningkatan kapabilitas APIP pada tahun 2016 antara
lain:
1. Self Assessment level APIP berdasarkan Internal Auditor Capability
Model (IACM). Kegiatan penilaian mandiri diformulasikan melalui tim
mandiri berdasarkan Surat Tugas Inspektur No. 107/ST/INSP/12/2015.
Hasil penilaian akan diverifikasi oleh Tim Verifikasi BPKP.
2. Hasil supervisi oleh Tim BPKP yang memberikan pemeringkatan
menunjukkan bahwa Kapabilitas APIP BPPT telah mencapai level 2.
3. Hasil penilaian mandiri kapabilitas APIP menunjukkan bahwa
Kapabilitas APIP BPPT telah mencapai Level 2 terhadap 6 Elemen
yang dinilai berdasar IACM
4. Penyusunan Road Map Peningkatan Kapabilitas APIP BPPT 2015-
2019.

4. Zona Integritas

Pembangunan Zona Integritas di lingkungan BPPT dimulai dari tahap


pencanangan Zona Integritas pada tahun 2012. Pada tahun 2015 telah
ditetapkan unit satuan kerja di lingkungan BPPT yang berpredikat Wilayah
Bebas dari Korupsi sesuai dengan Keputusan Kepala BPPT Nomor 279
tahun 2015 tentang Penetapan Unit Satuan Kerja di Lingkungan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi, sebagai Unit Satuan Kerja
Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi. Adapun Satuan kerja yang
ditunjuk berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi adalah:
__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 7
1. Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan (Balai Besar Teknologi Modifikasi
Cuaca).
2. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aerodinamika Gas dan Getaran
(Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aeroakustika),
dan
3. Balai Pengkajian Teknologi Polimer (Balai Teknologi Polimer)
Inspektorat selaku Unit Penggerak Integritas dan menjadi anggota Tim
Penilai Internal, telah melakukan penilaian capaian pembangunan zona
integritas di Lingkungan BPPT sesuai dengan Keputusan Kepala BPPT
Nomor 185 tahun 2015.

Hasil penilaian telah disampaikan kepada Kementerian PAN&RB dengan


surat Setama BPPT kepada Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur dan Pengawasan Kementerian PAN dan RB, nomor
115/SETAMA/BPPT/4/2016 perihal Usulan Satuan Kerja Untuk ditetapkan
sebagai Satuan Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).

Hasil Penilaian Tahun 2016 sebagai berikut:


Nilai
No. Unit/Satuan Kerja Total
Pengungkit Hasil
Balai Teknologi Polimer
1 55,92 29,83 85,75

Balai Besar Teknologi Aerodinamika,


2 53,27 31,33 84,60
Aeroelastika dan Aeroakustika
Balai Besar Teknologi Modifikasi
3 46,62 31,33 77,95
Cuaca

3.4. Akuntabilitas Anggaran


Berdasarkan kebijakan manajemen untuk melakukan penghematan pada
seluruh Unit/Satuan Kerja, maka alokasi Anggaran Inspektorat Tahun
Anggaran 2016 yang diajukan sebesar Rp.3.000.000.000,- menjadi
Rp.2.801.532.000,-. Dengan adanya penghematan Anggaran sebesar
Rp.119.400.000,- (4,26%), DIPA Inspektorat Tahun Anggaran 2016 menjadi
Rp.2.682.132.000,-
Adapun realisasi dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dapat
disampaikan sebagai berikut:

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 8
1. Realisasi penyerapan anggaran Inspektorat pada tahun 2016 adalah
sebesar Rp.2.552.570.150,-. (95,17%) dari total anggaran DIPA
Inspektorat sebesar Rp.2.682.132.000,-.
2. Anggaran yang dialokasikan pada Inspektorat setiap tahunnya, telah
dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas pengawasan
Inspektorat dan peningkatan kualitas maupun kuantitas sarana penunjang.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 9
DAFTAR ISI 
 

Halaman

KATA PENGANTAR 2
IKHTISAR EKSEKUTIF 4
DAFTAR ISI 10
DAFTAR GAMBAR 11
DAFTAR TABEL 12
Bab I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 13
1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan 14
1.3. Layanan Inspektorat 15
1.4. Visi Misi dan Nilai 16
1.5. Struktur Organisasi 17
1.6. Sumber Daya Manusia 18
1.7. Permasalahan Utama (Strategic Issues) 24
1.8. Sistematika Penyajian 25
Bab II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Keterkaitan RPJMN, Renstra dan Perencanaan Kinerja 28
2.2. Renstra Inspektorat Tahun 2015-2019 31
2.3. Program / Kegiatan Inspektorat Sesuai Renstra2015-2019 31
2.4. Evaluasi Kinerja 33
Bab III. AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016
3.1. Pengukuran Kinerja 34
3.2. Pengukuran Dan Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis dan IKU 35
3.3. Capaian Kinerja Lainnya 56
3.4. Akuntabilitas Keuangan 62
Bab IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan 63
4.2. Saran 65
LAMPIRAN:
1. Surat Tugas Tim Penyusun LAKIP Inspektorat TA.2016
2. Perjanjian Kinerja Inspektorat Tahun 2017

.
 
 
__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 10
DAFTAR GAMBAR 

Halaman

Gambar 1.1. Visi Misi dan Nilai Organisasi Inspektorat. 17


Gambar 1.2. Struktur Organisasi Inspektorat. 17
Gambar 1.3. Grafik Komposisi SDM Inspektorat. 19
Gambar 1.4. Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat. 19
Gambar 1.5. Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) 20
Inspektorat.
Gambar 1.6. Grafik Komposisi Personil Menurut Golongan / Kepangkatan 21
Gambar 1.7. Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum. 21
Gambar 1.8. Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Arsiparis 22
Gambar 1.9. Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat 23
Pendidikan
Gambar 1.10 Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan 24
Ruang Kepangkatan
Gambar 3.1. Pelaksanaan Kegiatan Reviu Laporan Keuangan 38
Gambar 3.2. Rapat Koordinasi Tindak Lanjut 50
Gambar 3.3. Pelaksanaan Penerapan Tahapan SPIP oleh BPKP, 53
Inspektorat dan Satker/Unit Kerja.
Gambar 3.4. Bimtek dan Supervisi oleh Kementerian PAN&RB 56
Gambar 3.5. Diklat Sertifikasi Penjenjangan di PUSDIKLATWAS BPKP 58
Gambar 3.6. Diklat Teknis Substansi Audit Kinerja 58
Gambar 3.7. Hasil Kapabilitas APIP Pada Link apip.bppt.go.id/kapabilitas_apip 60

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 11
DAFTAR TABEL 

Halaman

Tabel 1.1. Komposisi SDM Inspektorat 18


Tabel 1.2. Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat 19
Tabel 1.3. Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat 20
Tabel 1.4. Komposisi Jabatan Fungsional Umum 21
Tabel 1.5. Komposisi Jabatan Fungsional Arsiparis 22
Tabel 1.6. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan. 23
Tabel 1.7. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Kepangkatan 23
Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Inspektorat 2016 32
Tabel 3.1. Rekapitulasi Realisasi Sasaran Kinerja Hingga Tahun 2016 35
Tabel 3.2. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Reviu Laporan Keuangan BPPT 37
Tabel 3.3. Perbandingan Capaian LHR Tahun 2016 dengan target Renstra 38
Tabel 3.4. Daftar Satuan Kerja Dilingkungan BPPT Yang Direviu 39
Tabel 3.5. Daftar LHA Pada Satuan Kerja di Lingkungan BPPT 40
Tabel 3.6. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Laporan Hasil Audit 40
Tabel 3.7. Perbandingan Capaian LHA Tahun 2016 dengan target Renstra 40
Tabel 3.8. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Evaluasi AKIP Unit Kerja di BPPT 42
Tabel 3.9. Daftar Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPT Yang Dievaluasi 43
Tabel 3.10. Perbandingan Capaian LHE Tahun 2016 dengan target Renstra 43
Tabel 3.11. Daftar Rincian Penilaian AKIP Unit Kerja Eselon I di Lingkungn BPPT 44
Tabel 3.12. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Reviu Laporan Kinerja BPPT 46
Tabel 3.13. Perbandingan Capaian Reviu LKJ Tahun 2016 dengan target Renstra 46
Tabel 3.14. Daftar Rincian Tindak Lanjut Rekomendasi BPK 48
Tabel 3.15. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Tindak Lanjut Rekomendasi 49
Tabel 3.16. Perbandingan Capaian TL Tahun 2016 dengan target Renstra 50
Tabel 3.17. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Penerapan SPIP di Unit Kerja/ 52
Satuan Kerja di BPPT
Tabel 3.18. Daftar Rekapitulasi Pelaksanaan SPIP di BPPT . 52
Tabel 3.19. Perbandingan Capaian SPIP Tahun 2016 dengan target Renstra 52
Tabel 3.20 Perbandingan Nilai PMPRB 54
Tabel 3.21. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Terlaksananya PMPRB di 55
lingkungan BPPT tepat waktu
Tabel 3.22 Perbandingan Capaian PMPRB Tahun 2016 dengan target Renstra 55
Tabel 3.23 Pelaksanaan Diklat Pengawasan SDM Inspektorat 57
Tabel 3.24 Hasil Penilaian Mandiri Level APIP berdasar IACM 60
Tabel 3.25 Hasil Penilaian Zona Integritas Tahun 2016 61

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 12
BAB I. PENDAHULUAN 

1.1. Latar Belakang


Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting
dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan intern pemerintah
harus mampu merespon berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi
melalui suatu program dan kegiatan yang ditetapkan dalam suatu kebijakan
pengawasan nasional.
Arah kebijakan pengawasan nasional yang diuraikan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dinyatakan dengan :
1. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara, koordinasi dan
sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat.
2. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan
pemeriksaan.

Untuk melaksanakan peran pengawasan secara optimal, Inspektorat BPPT


sebagai unit APIP Pusatmenentukan prioritas sasaran pengawasanserta
melaksanakan kegiatan pengawasan yang tepat dan relevan sesuai program
pengawasan yang telah ditetapkan. Program/Kegiatan Inspektorat BPPT juga
disesuaikan dengan kebijakan pengawasan nasional.
Sesuai dengan Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Inspektorat dalam
melaksanakan kegiatan pengawasan berkaitan langsung dengan penjaminan
kualitas (Quality Assurance) terhadap efektifitas Sistem Pengendalian Intern
atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk
akuntabilitas keuangan negara, sehingga sasaran program/kegiatan tahun
2016 diarahkan untuk dapat memantau dan mengawal serta mengevaluasi
pelaksanaan kinerja BPPT dengan mempertimbangkan kemampuan sumber
daya Inspektorat.
Inspektorat BPPT sebagai Unit Kerja Eselon II adalah unsur penyelenggara
pemerintahan negara yang berkewajiban mempertanggung-jawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan dalam pengelolaan
sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya, sebagaimana diatur
__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 13
dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP, dalam
bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Unit/Satuan Kerja.

1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi Dan Kewenangan


Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 09 Tahun 2015, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Tanggal 14September
2015, kedudukan, tugas pokok dan fungsi, serta kewenangan Inspektorat
adalah sebagai berikut :
1.2.1. Kedudukan Inspektorat
1. Inspektorat merupakan unsur pengawasan intern yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala.
2. Inspektorat secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris
Utama.
3. Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.

1.2.2. Tugas Pokok Inspektorat


Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan BPPT.

1.2.3. Fungsi Inspektorat


Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern;
b. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
Kepala.
d. Penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat.

1.2.4. Kewenangan Inspektorat


Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, Inspektorat diberikan
wewenang sebagai berikut:

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 14
a. Mengakses seluruh informasi, sistem informasi, catatan,
dokumentasi, aset, dan personil yang diperlukan sehubungan dengan
pelaksanaan fungsi audit intern;
b. Melakukan komunikasi secara langsung dengan pejabat pada satuan
kerja yang menjadi obyek audit intern dan pegawai lain yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan audit intern;
c. Memiliki wewenang untuk menyampaikan laporan dan melakukan
konsultansi dengan Pimpinan Lembaga dan berkoordinasi dengan
pimpinan lainnya;
d. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal;
f. Mengalokasikan sumber daya Inspektorat BPPT serta menetapkan
frekuensi, obyek, dan lingkup audit intern;
g. Menerapkan teknik-teknik yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
audit intern;
h. Meminta dan memperoleh dukungan dan/atau asistensi yang
diperlukan, baik yang berasal dari internal maupun eksternal BPPT
dalam rangka pelaksanaan fungsi audit intern.

1.3. Layanan Inspektorat


Produk hasil pelaksanaan tatalaksana pelaksanaan tugas dan fungsi
Inspektorat adalah layanan dibidang pengawasan berupa:
1. Audit, terdiri dari:
1.1. Audit Kinerja;
1.2. Audit Tujuan Tertentu/Audit Khusus;
1.3. Audit Investigatif;
1.4. Audit Barang Milik Negara (BMN).

2. Reviu, terdiri dari:


2.1. Reviu Laporan Keuangan Lembaga;
2.2. Reviu Laporan Realisasi Anggaran;
2.3. Reviu RKAK/L;
2.4. Reviu Atas Laporan Kinerja.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 15
3. Evaluasi, terdiri dari:
3.1. Evaluasi SPIP;
3.2. Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

4. Pemantauan, terdiri dari:


4.1 Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional;
4.2 Pemantauan Capaian Kegiatan Program Kedeputian.

5. Kegiatan Pengawasan lainnya, terdiri dari:


5.1. Konsultasi dan Asistensi;
5.2. Supervisi dan Pendampingan;
5.3. Sosialisasi.

6. Telaah Teman Sejawat, terdiri dari:


6.1. Penelaahan Teman Sejawat (Peer Review).

1.4. Visi-Misi dan Nilai


Visi yang hendak dicapai oleh seluruh jajaran pegawai di Inpektorat adalah
“Mencapai APIP yang profesional dalam rangka meningkatkan kinerja BPPT
menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (good governance)”
Dalam mencapai Visinya, Inspektorat menempuh 3 cara yaitu:
1. Meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara
melalui pengawasan yang efektif.
2. Mendorong peningkatan sistem pengendalian intern melalui asistensi
penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
3. Mengawal reformasi birokrasi melalui pemantauan dan quality assurance
pelaksanaan reformasi birokrasi.

Visi-Misi dan Nilai Inspektorat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini:

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 16
Gambar 1.1.
Visi-Misi dan Nilai Inspektorat

Independen

i|á| Ke
mi
“Menjadi APIP yang professional dalam rangka meningkatkan kinerja BPPT menuju 
tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)” tra
an
`|á|M
1. Meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara  
dan kinerja melalui pengawasan yang efektif; 
2. Mendorong peningkatan system pengendalian intern dan penguatan 
pengawsan melalui asistensi penerapan Sistem Pengendalian Intern 
Pemerinah (SPIP); 
3. Mengawal reformasi birokrasi melalui pemantauan dan quality assurance 
pelaksanaan reformasi birokrasi;

Profesional Integritas

1.5. Struktur Organisasi


Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 09 Tahun 2015, Tanggal 14
September 2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi, maka struktur organisasi Inspektorat adalah sebagai
berikut :
Gambar 1.2.
Struktur Organisasi Inspektorat
(Peraturan Kepala BPPT No.: 09 Tahun 2015)

INSPEKTUR

Sub Bag. Tata 
Usaha

KELOMPOK  JABATAN  FUNGSIONAL

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 17
Sesuai dengan gambar 1.1. di atas, dalam melaksanakan tugasnya, Inspektur
membawahi :
1. Sub Bagian Tata Usaha
 Mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha di lingkungan
Inspektorat
2. Kelompok Jabatan Fungsional
 Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

1.6. Sumber Daya Manusia


Inspektorat memiliki jumlah SDM yang kurang memadai dengan komposisi
disiplin ilmu yang terbatas. Sebagai gambaran tentang kekuatan SDM
Inspektorat posisi per 31 Desember 2016 dapat disampaikan sebagai berikut:
a. Komposisi SDM Inspektorat
Sebaran sumber daya pegawai yang ada di unit kerja Inspektorat dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.1
Komposisi SDM Inspektorat

NO STATUS JUMLAH (Orang)


1 Inspektur 1
2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1
3 Auditor Utama 1
4 Auditor Madya 5
5 Auditor Muda 2
6 Auditor Pertama 12
7 Auditor Penyelia 2
8 Fungsional Arsiparis 1
9 Fungsional Umum 4
TOTAL 29

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 18
Gambar 1.3.
Grafik Komposisi SDM Inspektorat

Personil Berdasarkan Jabatan
Inspektur

1 1 Ka. Subbag TU
5 1
Auditor Utama
5 Auditor Madya
Auditor Penyelia
2 Auditor Muda
12 2 Auditor Pertama
Staf

b. Komposisi Jenjang StrukturalInspektorat


Tabel 1.2
Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat

NO JABATAN STRUKTURAL JUMLAH (Orang)


1 Inspektur 1
2 Ka. Sub. Bagian Tata Usaha 1
TOTAL 2

Gambar 1.4.
Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat

2
Jumlah SDM (Orang)

2
1.5 1 1
1
0.5
0
Inspektur Ka. Sub. Total
Bagian Tata
Usaha Struktural
Jabatan

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 19
c. Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA)

Tabel 1.3
Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat

NO JABATAN AUDITOR JUMLAH (Orang)


A. AUDITOR AHLI :
1 Auditor Utama 1
2 Auditor Madya 5
3 Auditor Muda 2
4 Auditor Pertama 12

B. AUDITOR TERAMPIL :
1 Auditor Penyelia 2

TOTAL (A + B) 22

Gambar 1.5.
Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat

Komposisi Jabatan Fungsional Auditor

Auditor Utama
1
Auditor Madya
5
Auditor Penyelia
12 Auditor Muda
2
Auditor Pertama
2

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 20
Gambar 1.6.
Grafik Komposisi Personil Menurut Golongan / Kepangkatan

Personil Menurut Golongan

3
Gol 3 A
3 Gol 3 B

1 13 Gol 3 C

2 Gol 3 D
Gol 4 B
4 Gol 4 C
3 Gol 4 D

d. Komposisi Jabatan Fungsional Umum


Tabel 1.4
Komposisi Jabatan Fungsional Umum
NO JABATAN FUNGSIONAL UMUM JUMLAH (Orang)
1 Analisis Data 0
2 Pelaksana Urusan 5
3 Pembantu Pelaksana Urusan 0
TOTAL 5

Gambar 1.7.
Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum
5 5
5
Jumlah SDM (Orang)

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0 0
0
Analisis data Pelaksana urusan Pembantu Total
Pelaksana Urusan

Jabatan Fungsional Umum

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 21
e. Komposisi Jabatan Fungsional Arsiparis

Tabel 1.5
Komposisi Jabatan Fungsional Arsiparis

NO JABATAN ARSIPARIS JUMLAH (Orang)


A. ARSIPARIS AHLI :
1 Arsiparis Utama 0
2 Arsiparis Madya 0
3 Arsiparis Muda 0
4 Arsiparis Pertama 1

B. ARSIPARIS TERAMPIL :
1 Arsiparis Penyelia 0
2 Arsiparis Pelaksana Lanjutan 0
3 Arsiparis Pelaksana 0
TOTAL (A + B) 1

Gambar 1.8
Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Arsiparis
1
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0
0
0
Terampil Ahli Ahli
Pertama Ahli
Muda Ahli
Muda
Utama

Terampil Ahli Pertama Ahli Muda Ahli Muda Ahli Utama

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 22
f. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 1.6
Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (Orang)
1 S2 4
2 S1 23
3 D1 - D3 1
4 SLTA 1
TOTAL 29

Gambar 1.9.
Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Terakhir
25 23
20
15
10
4
5
1
0 1
S2
S1
Diploma
SLTA

S2 S1 Diploma SLTA

g. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan.

Tabel 1.7
Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan

NO GOLONGAN RUANG JUMLAH (Orang)


1 Golongan IV 7
2 Golongan III 22
3 Golongan II 0
4 Golongan I 0
TOTAL 29

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 23
Gambar 1.10.
Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang
Kepangkatan

Personil Menurut Golongan

Gol 3 A
3
Gol 3 B
1 14 Gol 3 C

2 Gol 3 D
Gol 4 B
Gol 4 C
4
Gol 4 D
2

Memperhatikan gambaran kondisi pegawai Inspektorat diatas, terlihat bahwa


komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) yang dimiliki oleh Inspektorat pada
saat ini menunjukkan telah terjadi kekurangan jabatan Auditor Ahli Muda
dengan peran sebagai Ketua Tim. Dalam mengatasi kekurangan didalam
pelaksanaan tugas-tugas pengawasan, diambil kebijakan memberdayakan
personil dilingkungan Subbagian Tata Usaha Inspektorat, dan memerankan
anggota JFA Auditor Ahli Pertama sebagai Ketua Tim (limpah atas).
Untuk melaksanakan pengembangan SDM Inspektorat, dilakukan program
Diklat Jabatan Fungsional Auditor (JFA), Diklat Teknis Substansi Pengawasan,
dan kegiatan workshop/seminar di bidang pengawasan.

1.7. Permasalahan Utama (Strategic Issues)


Pelaksanaan tugas-tugas di Inspektorat dituangkan dalam program-program
PKPT dan Non PKPT. Disamping itu sebagaimana dicantumkan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, tugas-tugas Inspektorat
dilaksanakan melalui Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur BPPT yang dituangkan dalam 19 Kegiatan. Pelaksanaan kegiatan
tersebut direalisasikan untuk mencapai APIP yang memiliki integritas dan
kapabilitas dalam menjalankan fungsi pengawasan yang bertujuan untuk
__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 24
memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan
efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Kendala dan permasalahan strategis yang dihadapi Inspektorat BPPT dapat
dipahami dari gambaran kondisi sebagai berikut, yaitu terbatasnya tenaga
Auditor dibandingkan dengan ruang lingkup objek pengawasan ; komposisi
jenjang jabatan Auditor yang tidak ideal ; adanya kesenjangan personil Auditor
yang senior dengan yang lebih yunior sebagai akibat moratorium penerimaan
pegawai, sehingga terdapat kevakuman proses alih pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman pengawasan. Disamping itu, faktor-faktor seperti
keterbatasan anggaran penyelenggaraan diklat pengawasan ; keterbatasan
peralatan pengolah data dan komunikasi dan sudah tidak memadai dalam
mendukung pelaksanaan tugas pengawasan juga menjadi kendala terhadap
kinerja Inspektorat.
Sementara itu, dengan dituntutnya peranan APIP yang lebih besar dengan
penugasan bersifat Adhoc seperti: Evaluasi RB ; Penilaian Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ; Pelaksanaan Zona Integritas dan Wilayah
Bebas Korupsi ; Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) ; Reviu RKAKL ; tak jarang menyita
waktu dan energi para Auditor untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
melakukan pemeriksaan/audit pada unit/satuan kerja di lingkungan BPPT.
Hambatan lainnya yaituadanya keberatan dari pihak Auditee karena unit
kerjanya telah diaudit oleh BPK sehingga merasa tidak perlu diaudit karena
menimbulkan kesan adanya tumpang tindih pemeriksaan yang menyita waktu
mereka.

1.8. Sistematika Penyajian


Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Unit Kerja Inspektorat TA.2016 berpedoman pada Peraturan Menteri
Negara Nomor 53 Tahun 2014tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan
Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu sebagai
berikut:

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 25
Bab I – Pendahuluan,
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan kepada
aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (Strategic Issue) yang
sedang dihadapi organisasi.

Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja,


Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016,


A. Capaian Kinerja Inspektorat
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan
hasilpengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai
berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja taun
ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional
(jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. RealisasiAnggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2016.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 26
Bab IV – Penutup,
Pada babini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 27
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 

Perencanaan dan perjanjian kinerja Inspektorat sebagai unit kerja dilingkungan


BPPT tidak dapat dipisahkan, terkait dan selaras dengan perencanaan dan
perjanjian kinerja BPPT. Demikian juga BPPT terkait dan selaras dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang merupakan rencana
pembangunan yang terintegrasi dari seluruh Kementerian/Lembaga di tingkat pusat
dan Pemerintahan Daerah.

2.1. Keterkaitan RPJMN, Renstra dan Perencanaan Kinerja.


2.1.1. Peraturan dan Kebijakan Bidang Pengawasan Nasional
Pengawasan Intern Pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting
dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan Intern Pemerintah
harus mampu merespon secara signifikan berbagai permasalahan dan
perubahan yang terjadi, yang berpengaruh terhadap kinerja penyelenggaraan
pemerintahan.
Inspektorat BPPT merupakan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Pusat,
dimana APIP Pusat, yang terdiri atas BPKP, Inspektorat Kementerian,
Inspektorat Utama/Inspektorat LPNK, dll. adalah unsur pengawasan intern
pemerintah yang mempunyai peranan penting dalam rangka menjamin
terwujudnya kepemerintahan yang baik melalui pengawasan intern yang
bertujuan membantu unsur menajemen pemerintahan dalam meningkatkan
kinerjanya.
Untuk menghindari tumpang tindih dan inefisiensi penggunaan sumberdaya
pengawasan antar unsur APIP tersebut, perlu dilakukan koordinasi antara APIP
Pusat dalam penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT). Hasil
koordinasi tersebut diwujudkan dalam bentuk PKPT APIP Pusat, sehingga
tercipta sinergi, menghindari tumpang tindih, kelancaran pelaksanaan tugas di
instansi masing-masing maupun pada tingkat nasional.
Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) APIP Pusat ini merupakan acuan
bagi seluruh APIP Pusat dalam melakukan pengawasan. Demikian puladengan

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 28
Inspektorat BPPT, perencanaan Program Pengawasan disamping mengacu
pada Rencana Strategis BPPT, juga mengacu pada Peraturan Pemerintah
danKebijakan Pengawasan Nasional yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
dan Peraturan Menteri Negara PAN&RB sebagaimana tersebut dibawah ini:
1. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah Pasal 47 dan Pasal 48 dinyatakan bahwa:
a. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian
Intern dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan
fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara;
b. Pengawasan intern sebagaimana dimaksud dalam butir (a)
dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah;
c. Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud pada
butir (b) melakukan pengawasan intern melalui: audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya.
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor: PER/03.1/M.PAN/03/2007 tentang Kebijakan
Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; disebutkan
bahwa arah kebijakan pengawasan dinyatakan dengan :
a. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara, koordinasi dan
sinergi pengawasan intern, ekstern dan pengawasan masyarakat;
b. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan
pemeriksaan;
c. Pemberian sanksi maksimal bagi para pelaku KKN sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

2.1.2.Kebijakan Pengawasan Nasional Tahunan APIP


a. Visi dan Misi Pengawasan
b. Tujuan
c. Arah Kebijakan
d. Program-program Pengawasan:
1. Kegiatan Utama
2. Kegiatan Penunjang
3. Koordinasi Pengawasan

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 29
a. Visi dan Misi Pengawasan
Visi Pengawasan
Terwujudnya APIP yang profesional, independen dan mampu mendorong
penerapan prinsip kepemerintahan yang baik

Misi Pengawasan
APIP melaksanakan pengawasan intern berdasarkan kode etik dan
standar pengawasan yang diakui bersama dalam rangka memberikan
jaminan bagi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang efektif,
efisien, dan taat terhadap peraturan perundang-undangan serta
terlindunginya kekayaan negara dari setiap upaya penyimpangan

b. Tujuan
- Menetapkan arah kebijakan Pengawasan Intern Pemerintah (PIP)
- Meningkatkan efektivitas dan efisiensi PIP
- Menjadi dasar penyusunan kebijakan pengawasan Tahunan APIP
Pusat dan Daerah

c. Arah Kebijakan
- Meningkatkan efektivitas Pengawasan Intern Pemerintah (PIP).
- Meningkatkan koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal
dan pengawasan masyarakat (wasmas)
- Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan.
- Pemberian dukungan bagi APH dalam percepatan pemberantasan
KKN.

d. Program Pengawasan:
1. Kegiatan utama
a. Audit (Pemeriksaan)
b. Reviu
c. Pemantauan (Monitoring)
d. Evaluasi
e. Sosialisasi&Asistensi

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 30
2. Kegiatan Penunjang
a. Sinergi pelaksanaan kegiatan pengawasan
b. Penelitian,pengembangan&studi di bidang pengawasan
c. Diklat pengawasan
d. Pengembangan sistem informasi pengawasan
e. Pembinaan JFA
f. Kegiatan penunjang lainnya

3. Koordinasi Pengawasan
Koordinasi pengawasan dilakukan dalam rangka konsultasi, klaridikasi
dan koordinasi kepada unit kerja di lingkungan BPPT dan Instansi di
luar BPPT

2.2. Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2015-2019


Mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014
tentangPetunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Laporan Akuntabilitas
Kinerja Tahun 2016 disusun berdasar pada dokumen Penetapan Kinerja Tahun
2016 yang mengacu pada Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2015–2019.
Namun demikian, Renstra mengalami penyempurnaanpadatahun 2016,
sehingga untuk LaporanAkuntabilitas Kinerja Tahun 2016 sebagaimana
tertuang dalam Penetapan Kinerja Tahun2016 menyajikan penyempurnaan
sasaran strategis dan indikatorkinerja Renstra Inspektorat mengikuti dan
menyesuaikan terhadap Renstra BPPT.

2.3. Program / Kegiatan Inspektorat Sesuai Rencana Strategis 2015-2019


Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar berjalan efektif,
efisien dan akuntabel, Inspektorat berpedoman pada dokumen perencanaan
yang terdapat pada:
1. Rencana Strategis BPPT Tahun 2015-2019
2. Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2015-2019
3. Perjanjian Kinerja Inspektorat Tahun 2016.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 31
Dokumen Penetapan Kinerja Inspektorat dibuat sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP),yang terinci didalam tabel berikut ini :
:
Tabel 2.1.
Perjanjian Kinerja Inspektorat Tahun 2016

No SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA


(1) (2) (3)
1. Meningkatkan kualitas pengawasan 1.1. Laporan Hasil Reviu (LHR) atas
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Laporan Keuangan BPPT yang
APIP sesuai dengan kebijakan, disajikan sesuai Standar Akuntasi
program, kegiatan dan sasaran Instansi (SAI) dan Standar
dengan mengacu peraturan Akuntasi Pemerintah (SAP).
perundang-undangan.
1.2.Jumlah Laporan Hasil Audit (LHA)
tepat waktu.

1.3.Jumlah Laporan Hasil Evaluasi


(LHE) AKIP Unit Kerja/Satuan
Kerja BPT tepat waktu.

1.4.Laporan Kinerja BPPT telah direviu


dan disajikan mengacu pada
Kemen PAN & RB No. 53 Tahun
2015.

2. Mendorong percepatan 2.1.Persentase realisasi pelaksanaan


penyelesaian tindak lanjut hasil Tindak Lanjut atas rekomendasi
pengawasan dan memenuhi BPK.
harapan pemangku kepentingan.

3. Meningkatkanbudaya pengawasan 3.1.Jumlah unit kerja yang


di lingkungan BPPT. menerapkan SPIP pada tahapan
Penilaian Risiko.

4. Mendorong percepatan PMPRB dan 4.1.Jumlah Laporan Asessmen


memenuhi harapan pemangku PMPRB BPPT tepat waktu
kepentingan.

4.2.Nilai asesmen PMPRB BPPT..

Jumlah Total Anggaran: Rp.2.801.532.000,-


Penghematan : Rp.119.400.000,- (4,26%).
Pagu setelah pemotongan : Rp. 2.682.132.000,-
Nama Kegiatan : Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur BPPT.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 32
2.4. Evaluasi Kinerja
Hasil evaluasi kinerja di Inspektorat dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Inspektorat BPPT telah melakukan evaluasi atas penerapan Sistem AKIP
unit kerja.Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pedoman yang
mengacu kepada pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN&RB.
2. Meningkatkan kualitas evaluasi internal dengan cara menjaga
keselarasan (updating) pedoman evaluasi yang ada dengan ketentuan
yang berlaku dan memastikan tersedianya tenaga evaluator yang
memadai, dengan mengikuti Diklat Evaluasi SAKIP di Pusdiklatwas
BPKP.
3. Telah dilakukan penyempurnaan Renstra Inspektorat 2016 yang
menyesuaikan dengan penyempurnaan Renstra BPPT 2016.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 33
BAB III.  AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT 

3.1. Capaian Kinerja Inspektorat


Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang
dicapai dengan standar, rencana atau target, dengan menggunakan indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai
pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang
keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Oleh
karena itu dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka
dasar penyusunan Laporan AKIP Inspektorat 2016 ini adalah peraturan
tersebut sebagaimana tercantum dalam Pasal 5.
Sasaran Strategis Inspektorat tahun 2016 dapat dilihat sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pengawasan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi APIP sesuai dengan kebijakan, program, kegiatan dan sasaran
dengan mengacu peraturan perundang-undangan.
Indikator Sasaran Strategis dari Sasaran Strategis No.1 adalah sebagai
berikut:
1.1. Laporan Hasil Reviu (LHR) atas Laporan Keuangan BPPT yang
disajikan sesuai Standar Akuntasi Instansi (SAI) dan Standar
Akuntasi Pemerintah (SAP).
1.2. Jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu.
1.3. Jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) AKIP unit kerja/satuan kerja
BPPT tepat waktu.
1.4. Laporan Kinerja BPPT telah direviu dan disajikan mengacu pada
Kemen PAN & RB No. 53 Tahun 2014.

2. Mendorong percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan


dan memenuhi harapan pemangku kepentingan.
Indikator Sasaran Strategis dari Sasaran Strategis 2 adalah sebagai
berikut:
2.1. Persentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi
BPK.
__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 34
3. Meningkatnya budaya pengawasan di lingkungan BPPT.
Indikator Sasaran Strategis dari Sasaran Strategis 3 adalah sebagai
berikut:
3.1. Jumlah Unit Kerja/Satuan Kerja yang menerapkan SPIP pada
tahapan Penilaian Risiko.

4. Mendorong percepatan PMPRB dan memenuhi harapan pemangku


kepentingan.
Indikator Sasaran Strategis dari Sasaran Strategis 4 adalah sebagai
berikut:
4.1. Jumlah laporan asesmen PMPRB BPPT tepat waktu.
4.2. Nilai asesmen PMPRB BPPT.

3.2. Pengukuran dan Evaluasi Capaian Sasaran Strategis dan IKU


Pengukuran kinerja Inspektorat dilakukan terhadap Sasaran Strategis yang
direalisasikan pencapaiannya sebagaimana terlihat dibawah ini:
Tabel 3.1.
Rekapitulasi Realisasi Capaian Sasaran Kinerja Hingga Tahun 2016
Target
Realisasi
No Sasaran Indikator Akhir %
s/d 2016
(2019)
1. Meningkatkan kualitas 1.1.Laporan Hasil Reviu 10 4 40
pengawasan dalam (LHR) atas Laporan
pelaksanaan tugas dan Keuangan BPPT yang
fungsi APIP sesuai dengan disajikan sesuai Standar
kebijakan, program, Akuntasi Instansi (SAI)
kegiatan dan sasaran dan Standar Akuntasi
sesuai dengan mengacu Pemerintah (SAP).
peraturan perundang-
1.2.Jumlah Laporan Hasil 30 12 40
undangan.
Audit (LHA) tepat waktu.
1.3. Jumlah Laporan Hasil 30 12 40
Evaluasi (LHE) AKIP
Unit Kerja/Satuan Kerja
tepat waktu.
1.4. Laporan Kinerja BPPT 5 2 40
telah direviu dan
disajikan mengacu pada
KemenPAN&RB No.53
Tahun 2014.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 35
Target
Realisasi
No Sasaran Indikator Akhir %
s/d 2016
(2019)
2. Mendorong percepatan 2.1.Persentase realisasi 80% 66% 83
penyelesaian tindak lanjut pelaksanaan tindak
hasil pengawasan dan lanjut atas rekomendasi
memenuhi harapan BPK
pemangku kepentingan.

3. Meningkatkan budaya 3.1.Jumlah unit kerja / 20 8 40


pengawasan di lingkungan satuan kerja yang
BPPT. menerapkan SPIP pada
tahapan Penilaian
Risiko.

4. Mendorong percepatan 4.1.Jumlah laporan hasil 5 2 40


PMPRB dan memenuhi Asesment PMPRB
harapan pemangku BPPT tepat waktu.
kepentingan.
4.2.Nilai asesmen PMPRB 75 76,61 102,14
BPPT

Penjelasan atas capaian target Sasaran Strategis dalam Perjanjian Kinerja


tersebut diuraikan dalam rincian tersebut dibawah ini.

1. Meningkatkan kualitas pengawasan dalam pelaksanaan tugas dan


fungsi APIP sesuai dengan kebijakan, program, kegiatan dan
sasaran dengan mengacu peraturan perundang-undangan.

1.1. Laporan Hasil Reviu (LHR) atas Laporan Keuangan BPPT yang
disajikan sesuai Standar Akuntasi Instansi (SAI) dan Standar
Akuntasi Pemerintah (SAP).
Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga wajib
melakukan reviu atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LK
K/L), sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan No.41/PMK.09/2010 tentang Standar Reviu Atas Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan
Kementerian Keuangan Nomor 9/PMK.09/2015 tentang Standar
Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah pusat.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 36
Kegiatan Reviu dilakukan secara paralel terhadap 19 Laporan
Keuangan Satuan Kerja di lingkungan BPPT selaku Kuasa
Pengguna Anggaran dan Laporan Keuangan BPPT dilaksanakan 2
kali dalam satu tahun, yaitu Laporan Keuangan Semester II Tahun
Anggaran 2015 dan Semester I Tahun Anggaran 2016.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan terbatas
mengenai akurasi, keandalan dan keabsahan informasi Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga sesuai Standar Akuntansi Instansi
(SAI), serta pengakuan, pengukuran dan pelaporan transaksi sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga, sehingga dapat menghasilkan Laporan
Keuangan yang berkualitas.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 1.1.
dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Reviu
yang diterbitkan. Hasil yang dicapai adalah 2 buah Laporan, yaitu
Laporan Semester II Tahun 2015 dan Semester I Tahun 2016.

Tabel 3.2.
Realisasi Capaian Indikator Kinerja Reviu Laporan Keuangan BPPT

REVIU LAPORAN KEUANGAN SATKER BPPT


NO (%)
TAHUN TARGET REALISASI
1. 2016 2 2 100
2. 2015 1 1 100
3. 2014 2 2 100
4. 2013 2 2 100

Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No. 1.1 telah


tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 2 (dua) buah
Laporan Hasil Reviu terhadap Laporan Keuangan BPPT.

Perbandingan capaian target pada tahun 2016 yang merupakan


tahun kedua dalam Renstra Inspektorat dapat dilihat pada Tabel 3.2.
sebagai berikut:

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 37
Tabel 3.3.
Perbandingan Capaian LHR Tahun 2016 dengan target Renstra.

Target
Realisasi
No Sasaran Indikator Akhir %
s/d 2016
(2019)
1. Meningkatkan 1.1.Laporan Hasil
kualitas Reviu (LHR)
pengawasan dalam atas Laporan
pelaksanaan tugas Keuangan
dan fungsi APIP BPPT yang
sesuai dengan disajikan
kebijakan, program, sesuai Standar
kegiatan dan Akuntasi 10 4 40
sasaran sesuai Instansi (SAI)
dengan mengacu dan Standar
peraturan Akuntasi
perundang- Pemerintah
undangan. (SAP).

Gambar 3.1.
Kegiatan Reviu Laporan Keuangan BPPT

Gambar 3.1. Pelaksanaan Kegiatan Reviu Laporan Keuangan 2016

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 38
Tabel 3.4.
Daftar Satuan Kerja Dilingkungan BPPT Yang Direviu

NO SATUAN KERJA NO SATUAN KERJA

1. Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca 11. Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur
(BBTMC) (B2TKS)
2. Balai Teknologi Survei Kelautan (BTSK) / 12. Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi
(TEKSURLA) dan Otomasi(BMPTPO)
3. Balai Teknologi Pengolahan Air Limbah 13. Balai Teknologi Termodinamika Motor
(BTPAL) dan Propulsi
4. Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) 14. Balai Teknologi Hidrodinamika (BTH)
5. Balai Bioteknologi (BB) 15. Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan
dan Dinamika Pantai (BTIPDP).
6. Balai Besar Teknologi Konfersi Energi 16. Balai Inkubator Teknologi (BIT)
(B2TKE).
7. Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa 17. Balai TeknologiIndustri Kreatif Keramik -
Desain (BTB2RD) Bali (BTIKK).
8. Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi 18. Pusat Pelayanan Teknologi
(BJIK)
9. Balai Teknologi Polimer (BTP) 19. Sekretariat Utama
10 Balai Besar Teknologi Aerodinamika,
Aeroelastika dan Aeroakustika (B2TA3)

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran


Strategis:
1. Mekanisme reviu terbagi menjadi 2, yaitu Reviu Laporan Keuangan
Satker dan Reviu Laporan Keuangan BPPT.
2. Jumlah SDM cukup memadai.
3. Reviu oleh SDM yang berkompeten.
4. Pelaksanaan reviu dilakukan secara paralel antara Inspektorat
dengan Biro Perencanaan Dan Keuangan.

1.2. Jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu.


Pelaksanaan audit pada tahun 2016 dilakukan pada 6 (enam) Unit
Kerja/Satuan Kerja di BPPT sebagai berikut:
a. Balai Besar Teknologi Pati (B2TP)
b. Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi (BJIK)
c. Balai Teknologi Hidrodinamika (BTH)
d. Balai Teknologi MEPPO (BTMEPPO)
e. Balai Bioteknologi (BIOTEK)
f. Balai Teknologi Polimer (BTP)
__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 39
Tabel 3.5.
Daftar LHA Pada Satuan Kerja Dilingkungan BPPT
No. Tanggal No. Laporan Satuan Kerja
1 31Agustus 2016 B-176/INSP/LHA/PW/08/2016 BIOTEK
2 22September 2016 B-205/INSP/LHA/PW/09/2016 B. MEPPO
3 28 September 2016 B-211/INSP/LHA/PW/09/2016 BJIK
4 30 September 2016 B-214/INSP/LHA/PW/09/2016 BTPolimer
5 25 Oktober 2016 B-288/INSP/LHA/PW/10/2016 B2TP
6 21 November 2016 R-250/INSP/LHA/PW/11/2016 BTH
Total Laporan 6 LHA

Tabel 3.6.
Realisasi Capaian Indikator Kinerja Laporan Hasil Audit

REVIU LAPORAN KEUANGAN SATKER BPPT


NO (%)
TAHUN TARGET REALISASI
1. 2016 6 6 100
2. 2015 6 6 100
3. 2014 6 6 100

Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No. 1.2.telahtercapai


sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu6 (enam) buah Laporan
Hasil Auditatas Unit/Satuan Kerja di lingkunganBPPT.

Tabel 3.7.
Perbandingan Capaian LHA Tahun 2016 dengan target Renstra.

Target
Realisasi
No Sasaran Indikator Akhir %
s/d 2016
(2019)
1. Meningkatkan kualitas 1.3.Jumlah Laporan
pengawasan dalam Hasil Audit (LHA)
pelaksanaan tugas dan tepat
fungsi APIP sesuai waktu.(SAP).
dengan kebijakan,
program, kegiatan dan 30 12 40
sasaran sesuai dengan
mengacu peraturan
perundang-undangan.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 40
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran
Strategis:
1. Adanya Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang
terencana dengan baik.
2. Jumlah SDM cukup/memadai.
3. Adanya pelaksanaan Reviu Laporan Realisasi Anggaran dari
setiap Unit/Satuan Kerja yang dilakukan setiap bulan oleh
Auditor. Hasil atas terpantaunya kondisi Unit/Satuan Kerja
tersebut mendukung pelaksanaan audit lebih baik.
4. Unit/Satuan Kerja memiliki data yang lengkap, yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan audit.

1.3. Jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) AKIP Unit Kerja/Satuan


Kerja tepat waktu.
Tujuan dari kegiatan Evaluasi SAKIP Unit/Satuan Kerja di
lingkungan BPPT, sesuai dengan Peraturan Menteri PAN & RB
No.12 Tahun 2015 yang ditujukan terhadap pelaksanaan DIPA
tahun anggaran 2016 Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPT adalah ;
a. Memberikan penilaian terhadap penerapan Sistem AKIP ;
b. Memberikan saran perbaikan terhadap penerapan Sistem AKIP ;
c. Memberikan saran perbaikan guna peningkatan kinerja dan
akuntabilitas Unit/SatuanKerja.
d. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode
sebelumnya.

Sasaran Evaluasi atas implementasi SAKIP adalah memperoleh


keyakinan bahwa kinerja telah dilaporkan dan disajikan sesuai
dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai
dengan pedoman penyusunan Renstra, Indikator Kinerja Utama,
Perjanjian Kinerja dan Laporan Kinerja.
Ruang lingkup evaluasi atas implementasi SAKIP meliputi kegiatan
evaluasi terhadap: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran/kinerja
organisasi.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 41
Dalam penerapannya, lingkup evaluasi atas implementasi SAKIP
unit kerja dilingkungan BPPT mencakup:
Penilaianterhadap perencanaan strategis, termasuk di dalamnya
perjanjian kinerja, dan sistem pengukuran kinerja;
1. Penilaian terhadap penyajian dan pengungkapan informasi
kinerja;
2. Evaluasi terhadap program dan kegiatan;
3. Evaluasi terhadap kebijakan instansi/unit kerja yang
bersangkutan; dan
4. Pemeringkatan hasil evaluasi pada unit kerja Eselon I
dilingkungan BPPT.
Pengukuran dan evaluasi kinerja Sasaran Strategis Nomor 1.3.
dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Evaluasi
(LHE) Implementasi SAKIP Unit Kerja Eselon I di lingkungan
BPPT,yang dihasilkan per tahun.

Tabel 3.8.
Realisasi Capaian Indikator Kinerja Evaluasi AKIP Unit Kerja di BPPT

LAPORAN HASIL EVALUASI AKIP


NO UNIT KERJA/SATKER BPPT (%)
TAHUN TARGET REALISASI
1. 2016 6 6 100
2. 2015 6 6 100
3. 2014 6 6 100
4. 2013 4 6 150

Pelaksanaan Evaluasi AKIP Unit Kerja Eselon I di BPPT dilakukan


oleh Tim Mandiri Pejabat Fungsional Auditor, dimana Laporan
Ikhtisar Hasil Evaluasi keseluruhan LHE disampaikan kepada
Kementerian PAN&RB sesuai Pasal 7 PerMen PAN&RB 12/2015.
Berdasarkan hasil penilaian terhadap implementasi Sistem AKIP unit
kerja Eselon I di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi, maka diperoleh nilai/skor untuk masing-masing unit kerja
Eselon I sebagai berikut:

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 42
Tabel 3.9.
Daftar Unit/Satuan Kerja Dilingkungan BPPT Yang Dievaluasi

No UNIT KERJA SKOR/ NILAI PREDIKAT


(1) (2) (3) (4)

1 Sekretariat Utama 71,38 BB / Sangat Baik

2 Deputi Bidang TIEM 71,38 BB / Sangat Baik

3 Deputi Bidang TAB 70,15 BB / Sangat Baik

4 Deputi Bidang TPSA 68,32 B / Baik

5 Deputi Bidang TIRBR 68,30 B / Baik

6 Deputi Bidang PKT 62,69 B / Baik

Nilai Rata-rata 68,70 B / Baik

Secara umum hasil evaluasi AKIP terhadap 6 unit kerja Eselon I dapat
disimpulkan bahwa seluruh komponen manajemen kinerja sudah baik.

Tabel 3.10.
Perbandingan Capaian LHE Tahun 2016 dengan target Renstra.

Target
Realisasi
No Sasaran Indikator Akhir %
s/d 2016
(2019)
1 Meningkatkan kualitas 1.3. Jumlah
pengawasan dalam Laporan Hasil
pelaksanaan tugas dan Evaluasi (LHE)
fungsi APIP sesuai dengan AKIP Unit
kebijakan, program, Kerja/Satuan
kegiatan dan sasaran Kerja tepat 30 12 40
sesuai dengan mengacu waktu.
peraturan perundang-
undangan.

Rincian hasil evaluasi dapat dilihat dalam Tabel 3.11. di bawah ini.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 43
Tabel 3.11.
Daftar Rincian Penilaian AKIP Unit Kerja Eselon I di Lingkungan BPPT

Perencanaan Pengukuran Pelaporan Evaluasi Pencapaian


Nilai Total
No Unit Kerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai

1 SETAMA 30 23,05 25 18,44 15 11,39 10 5,13 20 13,38 100 71,38

2 Deputi Bidang TIEM 30 23,62 25 16,74 15 11,11 10 6,42 20 13,50 100 71,38

3 Deputi Bidang TAB 30 17,58 25 16,38 15 11,81 10 7,13 20 17,25 100 70,15

4 Deputi Bidang TPSA 30 20,08 25 14,91 15 12,00 10 5,83 20 15,50 100 68,32

5 Deputii Bidang TIRBR 30 19,32 25 13,44 15 13,92 10 5,38 20 16,25 100 68,30

6 Deputi Bidang PKT 30 20,75 25 15,67 15 12,52 10 7,75 20 6,00 100 62,69

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 44
Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.1.3. telah dapat
dicapai sesuai target 6 (enam) LHE yang ditentukan, atau sebesar
100% (Berhasil).
Apabila kita memperhatikan dan membandingkan Nilai Rata-Rata
tersebut diatas dengan hasil penilaian Kementerian PAN&RB
terhadap AKIP BPPT Tahun 2015 sebesar 70,20 (Sangat Baik),
maka hasil penilaian yang didapat tidak jauh berbeda, sehingga
dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil evaluasi yang diberikan
oleh Inspektorat bersifat obyektif dan memiliki unsur
keterwakilanevaluasi pihak penilai eksternal.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran
Strategis:
1. Adanya peningkatan kepedulian dari unit kerja Eselon-I untuk
menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi AKIP.
2. Adanya peningkatan pemahaman Sistem AKIP dari evaluator
AKIP internal BPPT.
3. Mekanisme penilaian AKIP telah mencakup seluruh unit Eselon-I
di lingkungan BPPT.
4. Pedoman evaluasi AKIP di lingkungan BPPT yang digunakan
telah disesuaikan dan selaras dengan Pedoman Evaluasi AKIP
yang dibuat oleh Kementerian PAN&RB.

1.4. Laporan Kinerja BPPT telah direviu dan disajikan mengacu pada
KemenPAN&RB Nomor 53 Tahun 2014.
Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri PAN&RB Nomor 53 Tahun
2014, maka terhadap Laporan Kinerja Lembaga BPPT Tahun
Anggaran 2015 telah dilakukan reviu dan dibuat dokumen
Pernyataan Telah Direviu dari Inspektorat BPPT.
Capaian realisasi target Indikator 1.4.ini adalah realisasi pelaksanaan
yang kedua setelah diterbitkannya peraturan Menteri PAN&RB
tersebut diatas pada tanggal 20 November 2014.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 45
Tabel 3.12.
Realisasi Capaian Indikator Kinerja Reviu Laporan Kinerja BPPT

LAPORAN HASIL REVIU


NO LAPORAN KINERJA BPPT (%)
TAHUN TARGET REALISASI
1. 2016 1 1 100

2 2015 1 1 100

Tabel 3.13.
Perbandingan Capaian Tahun 2016 dengan target Renstra.

Target
Realisasi
No Sasaran Indikator Akhir
s/d 2016
%
(2019)
1. Meningkatkan 1.4. Laporan
kualitas Kinerja BPPT
pengawasan dalam telah direviu
pelaksanaan tugas dan disajikan
dan fungsi APIP mengacu pada
sesuai dengan KemenPAN&R
kebijakan, program, B No.53 Tahun
5 2 40
kegiatan dan 2014.
sasaran sesuai
dengan mengacu
peraturan
perundang-
undangan.

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran


Strategis:
1. Adanya komitmen pimpinan dalam menindaklanjuti seluruh
rekomendasi yang diberikan oleh pengawas eksternal maupun
pengawas internal.
2. Adanya peran aktif dari unit kerja/satuan kerja dalam
menindaklanjuti seluruh rekomendasi.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 46
2. Terlaksananya percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil
pengawasan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan.
2.1. Persentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi
BPK.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
permasalahan dan hambatan yang timbul dilapangan dalam
pelaksanaan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan
dalam melaksanakan tercapainya kesesuaian pelaksanaan
anggaran dan kinerja dengan kegiatan yang telah ditentukan oleh
pihak pelaksana.
Pengukuran dan evaluasi kinerja Sasaran Strategis No.2 tersebut
diatas, dilakukan dengan cara membandingkan antara jumlah
Rekomendasi BPK dengan jumlah Tindak Lanjut yang dilaksanakan
oleh Unit Kerja/Satuan Kerja yang diaudit, dimana dengan semakin
besar persentase perbandingan, semakin baik kondisinya. Adapun
rekapitulasi tindak lanjut atas rekomendasi BPK dari tahun 2006
sampai dengan 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.6. sebagai berikut :

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 47
Tabel 3.14.
Daftar Rincian Tindak Lanjut Rekomendasi BPK

BPK TL BPPT (Klasifikasi)


% % Kesesuaian
No Objek Pemeriksaan Tidak Penyelesaian Penyelesaian
Reko- Belum Belum di
Temuan Sesuai Dapat di TL - BPK TL BPK
mendasi Sesuai TL
TL

1 Laporan Keuangan 121 228 211 71 0 0 100 92,5

2 Pengelolaan PNBP 17 32 11 21 0 0 100 34,4

Pengelolaan dan
3 6 10 10 0 0 0 100 100
Pertanggungjawaban Keuangan

4 Belanja Barang dan Modal 7 16 16 0 0 0 100 100

5 Pengelolaan Kas & Rekening 7 7 2 5 0 0 100 28,6

6 Anggaran & Kegiatan 5 11 11 0 0 0 100 100

TOTAL PENYELESAIAN TL 181 358 261 97 0 0 100 72,9

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 48
Adapun hasil pembandingan kinerja penyelesaian Tindak Lanjut atas
rekomendasi BPK adalah sebagai berikut:

Tabel 3.15.
Realisasi Capaian Indikator Kinerja Tindak Lanjut Rekomendasi

Jumlah Tindak Lanjut Belum


Tahun Jenis Temuan Target
Status Belum Tindak Capaian (%)
Pemeriksaan Pemeriksaan /Rekom (%)
Selesai Selesai Lanjut
endasi

2016 LKBPPT 2015 18 / 54 31 23 0 77 74

2015 LK BPPT 2014 21 / 52 23 29 0 76 58

PDTT Pengelo-
2014 laan PNBP 11 / 26 8 18 0 75 100
2013 - 2014

2014 LK BPPT 2013 17 / 48 39 9 0 75 100

2013 LK BPPT 2012 12 / 24 22 2 0 75 100

Dari 54 rekomendasi telah ditindaklanjuti sebanyak 54 rekomendasi


oleh seluruh Unit Kerja/Satuan Kerja di lingkungan BPPT, Dengan
demikian target dari Sasaran Strategis No.2.1. telah mencapai 100%
(Berhasil), dengan perincian:
1. Tindak lanjut status Selesai 31 Rekomendasi (57,40%),
2. Tindak lanjut Dalam Proses 23 Rekomendasi (42,60%) dan yang
belum ditindaklanjuti ada 0 Rekomendasi (0%).
Namun dalam Penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi BPK
berdasarkan Target Kinerja sebesar 77% atau 42 Rekomendasi dari
54 Rekomendasi, Inspektorat mencapai 74% atau 31 Rekomendasi
Telah Sesuai.
Dengan demikian diperlukan peningkatan peran Inspektorat sebagai
konsultan dan katalisator penyelesaian Tindak Lanjut yang sesuai
dengan Rekomendasi BPK.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 49
Pemantauan terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Satuan Kerja
dilakukan Inspektorat secara intensif dan berkala. Dapat dilihat
dalam gambar di bawah ini.

Gambar 3.2. Rapat Koordinasi Tindak Lanjut

Tabel 3.16.
Perbandingan Capaian TL Tahun 2016 dengan target Renstra.

Target Reali-
No Sasaran Indikator Akhir sasi s/d %
(2019) 2016
2. Mendorong Persentase
percepatan realisasi
penyelesaian tindak pelaksanaan
lanjut hasil tindak lanjut atas
pengawasan dan rekomendasi 80% 66% 83
memenuhi harapan BPK
pemangku
kepentingan.

Dalam kurun waktu 2015-2016 upaya penyelesaian tindak lanjut


mencapai 66% (54 Rekomendasi dari 82). Dengan demikian target
capaian Inspektorat sesuai dengan target Renstra mencapai 83% atau 66
per 80.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 50
Dalam kurun waktu 2006 sampai dengan 2016 upaya penyesaian Tindak
Lanjut Saldo Rekomendasi BPK, Inspektorat mencapai 73% (260 TL dari
358 Rekomendasi) telah sesuai dengan Rekomendasi. Dengan demikian
masih tersisa 98 Rekomendasi yang masih dalam proses.

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran


Strategis:
1. Adanya komitmen pimpinan dalam menindaklanjuti seluruh
rekomendasi yang diberikan oleh pengawas eksternal maupun
pengawas internal.
2. Adanya peran aktif dari unit kerja/satuan kerja dalam menindak-
lanjuti seluruh rekomendasi.
3. Adanya peran aktif Tim Pemantau Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan dalam memantau penyelesaian rekomendasi.

3. Meningkatkan budaya pengawasan di lingkungan BPPT.


3.1. Jumlah Unit Kerja/ Satuan Kerja yang menerapkan SPIP pada
tahapan Penilaian Risiko.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No.3. dilakukan
dengan cara menghitung jumlah unit kerja atau satuan kerja yang
menerapkan SPIP pada tahap penialain risiko dengan target sebesar
4 (empat) Unit/Satuan Kerja.
Implementasi SPIP pada tahap penilaian risiko pada tahun 2016
dilaksanakan pada empat satuan kerja, yaitu:
1. Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK) Bali
2. Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah (BTPAL)
3. Balai Teknologi Mesin Perkakas, Produksi dan Otomasi
(MEPPO)
4. Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan
Aeroakustika.
Dengan demikian capaian kinerja Inspektorat sebesar 4 unit satuan
kerja (100%) sesuai target yang ditentukan.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 51
Tabel 3.17.
Realisasi Capaian Indikator Kinerja Penerapan SPIP di Unit Kerja/
Satuan Kerja di BPPT.

PENERAPAN PENILAIAN RISIKO


NO UNIT KERJA/SATKER BPPT (%)
TAHUN TARGET REALISASI
1 2016 4 4 100
2 2015 2 4 200
3. 2014 2 2 100
4. 2013 4 4 100

Disamping capaian tersebut diatas telah dilakukan implementasi SPIP


pada tahap kematangan (maturitas level) pada Unit Pelaksana Teknis
Hujan Buatan
Adapun Rekapitulasi pelaksanaan SPIP dimulai tahun 2013 sampai
dengan 2016 sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.18
Daftar Rekapitulasi Pelaksanaan SPIP di BPPT
Unit Kerja Satuan Kerja
No Tahap Keterangan
Target Realisasi % Target Realisasi %
1 Sosialisasi 26 26 100 19 19 100
2 Self 2 2 100 0 0 0 SETAMA &
Assessment TPSA
3 Bimtek 0 0 0 17 17 100 Seluruh Satuan
Penilaian Kerja di BPPT
Risiko
4 Evaluasi 0 0 0 1 1 100 Balai TMC
Maturitas (Hujan Buatan)

Tabel 3.19.
Perbandingan Capaian SPIP Tahun 2016 dengan target Renstra.
Target Reali-
No Sasaran Indikator Akhir sasi s/d %
(2019) 2016
3. Meningkatkan 3.1.Jumlah unit kerja /
budaya pengawasan satuan kerja yang
di lingkungan BPPT. menerapkan SPIP pada 20 8 40
tahapan Penilaian Risiko.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 52
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran
Strategis:
1. Adanya komitmen pimpinan dalam membangun Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
2. Adanya peran aktif dari unit kerja/satuan kerja dalam
mengimplementasikan SPIP.
3. Adanya peran aktif Tim Pembina BPKP dan Tim Pendamping BPPT
dalam pelaksanaan implementasi SPIP di lingkungan BPPT.

Gambar 3.3.Pelaksanaan Penerapan SPIP oleh BPKP, Inspektorat dan Satker/Unit Kerja.

4. Mendorong percepatan PMPRB dan memenuhi harapan pemangku


kepentingan.
4.1. Jumlah laporan hasil Asesment PMPRB di lingkungan BPPTtepat
waktu.
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri PAN&RB nomor
01/2012 Tentang Pedoman PMPRB, Inspektorat Instansi Pemerintah
adalah Koordinator Asesor di lingkungan Kementerian/Lembaga.
Untuk itu Inspektorat telah mengkoordinir pelaksanaan penilaian
mandiri atas pelaksanaan RB BPPT, dengan menilai 6
Kedeputian/Setama Eselon I, dan 45 Unit Kerja/Satuan Kerja Eselon
II/III. Hasilnya telah dilaporkan dan di-submit kepada Kementerian
PAN&RB pada bulan April 2015.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 53
Pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
BPPT dilakukan secara menyeluruh di 6 Kedeputian/Setama dan 45
Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPT. Inspektorat selaku Koordinator
Asesor bersama 6 Asesor Deputi/Setama serta 12 Asisten Asesor
melaksanakan tahapan penilaian serta melengkapi dokumen
evidence dari tiap-tiap unsur yang dinilai untuk mendukung hasil
penilaian yang dicapai.
Untuk memperoleh pemahaman penilaian PMPRB secara tepat
sesuai peraturan Menteri PAN&RB, dilaksanakan juga workshop
PMPRB oleh Kementerian PAN&RB yang dihadiri oleh seluruh
Unit/Satuan Kerja.

Hasil yang dicapai:


Hasil penilaian yang diperoleh dari pelaksanaan PMPRB baik
penilaian oleh Asesor BPPT maupun oleh Kementerian PAN&RB
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.20.
Perbandingan Nilai PMPRB

Komponen Pengungkit
Asesor Asesor Asesor
NO Area Perubahan MenPAN MenPAN Men PAN
RB RB RB
2014 2015 2016
1 Manajemen Perubahan 4,65 3,48 4,65 3,53 3,87 3,78
2 Penataan Perautan 2,71 2,71 2,71
3,13 2,71 1,88
Perundang Undangan
3 Penataan dan 4,18 5,50 4,18
3 1,83 6
Penguatan Organisasi
4 Penataan Tata laksana 4,34 3,09 4,59 3,47 4,09 3,76
5 Penataan Sistem
8,71 6,93 13,81 12,36 14,46 13,74
Manajemen SDM
6 Penguatan Akuntabilitas 5,8 2,65 4,74 3,53 4,73 4,02
7 Penguatan Pengawasan 8,61 4,72 6,29 6,50 8,46 7,50
8 Peningkatan Kualitas 5,67 3,48 5,62 3,89 5,24 3,96
Layanan

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 54
Komponen Hasil
NO Area Perubahan Asesor Menpan Asesor MenPAN Asesor MenPAN
RB RB RB
2014 2015 2016
1 Kapasitas dan
Akuntabilitas Kinerja 13,55 13,95 13,55 13,91 14.06 --
Organisasi
2 Pemerintahan yang
8,25 3,00 6,5 5,50 5,50 --
bersih dan bebas KKN
3 Kualitas Pelayanan
8 7,20 8 8,00 8,00 --
Publik
TOTAL INDEKS RB 73,71 53,05 75,51 67.58 76,61 --

Hasil penilaian telah disampaikan kepada Kementerian PAN&RB


pada bulan April 2016.

Tabel 3.21.
Realisasi Capaian Indikator Kinerja Terlaksananya PMPRB di
lingkungan BPPT tepat waktu

PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN


NO REFORMASI BIROKRASI (%)
TAHUN TARGET REALISASI
1. 2016 1 1 100
2. 2015 1 1 100
3. 2014 6 6 100
4. 2013 4 4 100

Tabel 3.22.
Perbandingan Capaian PMPRB Tahun 2016 dengan target Renstra.

Reali-
Target
sasi
No Sasaran Indikator Akhir %
s/d
(2019)
2016
4. Mendorong 4.1.Jumlah laporan
percepatan hasil Asesment 5 2 40
PMPRB dan PMPRB BPPT
memenuhi tepat waktu.
harapan
4.2. Nilai asesmen
pemangku
PMPRB BPPT 75 76,61 102,14
kepentingan.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 55
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pencapaian Sasaran
Strategis:
1. Adanya komitmen pimpinan dalam melaksanakan PMPRB.
2. Adanya peran aktif asesor di lingkungan BPPT dalam menilai
pelaksanaan RB.
3. Adanya peran aktif APIP dalam mengkoordinir pelaksanaan
PMPRB.

Gambar 3.4. Bimtek dan supervisi PMPRB oleh Kementerian PAN&RB

3.3. Capaian Kinerja Lainnya


1. Jumlah SDM Inspektorat yang mengikuti pendidikan sertifikasi pada
Pusdiklatwas BPKP dan Diklat Teknis Pengawasan lainya.
Untuk meningkatkan profesionalisme APIP dilingkungan Inspektorat BPPT
dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan agar terlaksana secara
efisien dan efektif, serta sesuai dengan kebijakan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, telah dilakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan kompetensinya.
Adapun program kegiatan untuk peningkatan profesionalitas APIP tersebut
antara lain dengan menyertakannya dalam Pendidikan dan Pelatihan
Pengawasan di Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pengawasan BPKP.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 56
Diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada BPPT pada umumnya
dan Inspektorat BPPT khususnya, untuk saling membantu, bersinergi dan
berkolaborasi dalam memperbaiki kinerja para pelaksana kegiatan di
BPPT.
Jenis Diklat yang diikuti oleh para pejabat fungsional Auditor Inspektorat
BPPT diuraikan dalam Tabel 3.12 dibawah ini.

Tabel 3.23.
Pelaksanaan Diklat Pengawasan SDM Inspektorat

JUMLAH INSTANSI SATUAN


NO JENIS DIKLAT TANGGAL
PESERTA PELAKSANA HASIL
I. DIKLAT FUNGSIONAL AUDITOR
1 Pembentukan Auditor Ahli 1 BPKP 16 Feb – 11 Mrt Sertifikat

II. DIKLAT TEKNIS SUBSTANSI


1 Audit Berbasis Risiko 2 BPKP 04 – 08 Apr. Sertifikat
2 BPKP 03 – 07 Okt. Sertifikat
2 Penilaian Angka Kredit JFA 2 BPKP 19 – 22Sept Sertifikat
3 Penilaia Maturitas SPIP 1 BPKP 04 – 08 Aprl. Sertifikat
4 Audit Pengadaan Barang/Jasa 4 BPKP 09 – 13 Mei Sertifikat
5 SPIP 1 BPKP 09 – 13 Mei Sertifikat
6 SAP Berbasis Akrual 2 BPKP 29 Feb – 04 Mrt Sertifikat
7 Penyusunan Kertas Kerja Audit 2 BPKP 29 Feb – 04 Mrt Sertifikat

JUMLAH / KETERANGAN 17 BPKP Sertifikat

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 57
Gambar 3.5. Diklat Sertifikasi Pembentukan Auditor Ahli di PUSDIKLATWAS BPKP

Gambar 3.6. Diklat Teknis Substansi Penilaian Angka Kredit JFA

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan:


1. Adanya komitmen pimpinan dalam meningkatkan kualitas SDM.
2. Adanya perencanaan diklat yang mengacu dengan kalender diklat
pengawasan BPKP.
3. Adanya peran aktif APIP BPPT dalam mengikuti diklat pengawasan.
__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 58
2. Pelaksanaan Reviu RKAKL Tahun Anggaran 2017.
Dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 163 Tahun 2016 diamanatkan
kepada APIP untuk melakukan penelitian terhadap RKAKL. Pada tahun
2016 Inspektorat melakukan Reviu terhadap RKAKL TA.2017. Dalam
rangka menjamin kebenaran, kelengkapan dan kepatuhan dalam
penerapan kaidah perencanaan penganggaran sebagaimana disebutkan
dalam peraturan tersebut, Inspektorat telah melaksanakan Reviu terhadap
RKAKL 6 unit Eselon I dan 45 Unit Kerja/Satuan Kerja di lingkungan
BPPT.Adapun Laporan Hasil Reviu RKAKL Tahun Anggaran 2017 telah
disampaikan kepada Unit Kerja Eselon- I terkait agar dilakukan
perbaikan,serta tembusan disampaikan kepada Kepala BPPT.

3. Peningkatan Kapabilitas APIP


Dalam rangka peningkatan kapabiitas APIP (Inspektorat) BPPT telah
dilakukan bimbingan teknis oleh BPKP untuk melakukan evaluasi (self
assessment) dengan menggunakan metode IACM (International Audit
Capability Model). Dengan melaksanakan proses evaluasi (self
assessment) akan diperoleh gambaran mengenai area’s of improvement
dari masing masing APIP. Berdasarkan area’s of improvement ini APIP
(Inspektorat) menyusun perencanaan jangka panjang peningkatan
kapabilitas APIP yang akan menjadi dasar untuk mengembangankan
organisasi APIP lebih lanjut menuju APIP yang efektif
Hasil kegiatan dari peningkatan kapabilitas APIP pada tahun 2016 antara
lain:
1. Self Assessment level APIP berdasarkan Internal Auditor Capability
Model (IACM). Kegiatan penilaian mandiri diformulasikan melalui tim
mandiri berdasarkan Surat Tugas Inspektur No. 107/ST/INSP/12/2015.
Hasil penilaian akan diverifikasi oleh Tim Verifikasi BPKP.
2. Hasil supervisi oleh Tim BPKP yang memberikan pemeringkatan
menunjukkan bahwa Kapabilitas APIP BPPT telah mencapai level 2

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 59
Gambar 3.7. Hasil Kapabilitas APIP pada link apip.bppt.go.id/kapabilitas_apip

3. Hasil penilaian mandiri kapabilitas APIP yang menunjukkan bahwa


Kapabilitas APIP BPPT telah mencapai Level 2 dapat dilihat dalam
rincian pada Tabel 3.21 berikut:

Tabel 3.24
Hasil Penilaian Mandiri Level APIP berdasar IACM.

No Elemen Level

1 PERAN DAN LAYANAN 2

2 PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA 2

3 PRAKTIK PROFESIONAL 2

4 AKUNTABILITAS DAN MANAJEMEN


2
KINERJA
5 BUDAYA DAN HUBUNGAN ORGANISASI 2

6 STRUKTUR TATA KELOLA 2

Simpulan 2

4. Penyusunan Road Map Peningkatan Kapabilitas APIP BPPT 2015-


2019

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 60
4. Zona Integritas

Pembangunan Zona Integritas di lingkungan BPPT dimulai dari tahap


pencanangan Zona Integritas pada tahun 2012. Pada tahun 2015 telah
ditetapkan unit satuan kerja di lingkungan BPPT yang berpredikat Wilayah
Bebas dari Korupsi sesuai dengan Keputusan Kepala BPPT Nomor 279
tahun 2015 tentang Penetapan Unit Satuan Kerja di Lingkungan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi, sebagai Unit Satuan Kerja
Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi. Adapun Satuan kerja yang
ditunjuk sebagai calon berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi adalah:
1. Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan (Balai Besar Teknologi Modifikasi
Cuaca).
2. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aerodinamika Gas dan Getaran
(Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aeroakustika),
dan
3. Balai Pengkajian Teknologi Polimer (Balai Teknologi Polimer)
Inspektorat selaku Unit Penggerak Integritas dan menjadi anggota Tim
Penilai Internal, telah melakukan penilaian capaian pembangunan zona
integritas di Lingkungan BPPT sesuai dengan Keputusan Kepala BPPT
Nomor 185 tahun 2015.
Hasil penilaian telah disampaikan kepada Kementerian PAN&RB dengan
surat Setama BPPT kepada Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur dan Pengawasan Kementerian PAN dan RB, nomor
115/SETAMA/BPPT/4/2016 perihal Usulan Satuan Kerja Untuk ditetapkan
sebagai Satuan Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).

Tabel 3.25
Hasil Penilaian Zona Integritas Tahun 2016

Nilai
No. Unit/Satuan Kerja Total
Pengungkit Hasil
Balai Teknologi Polimer
1 55,92 29,83 85,75

Balai Besar Teknologi Aerodinamika,


2 Aeroelastika dan Aeroakustika 53,27 31,33 84,60

3 Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca 46,62 31,33 77,95

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 61
3.4. Akuntabilitas Anggaran
Berdasarkan kebijakan manajemen, maka alokasi Anggaran Inspektorat Tahun
Anggaran 2016 yang semula diajukan sebesar Rp.3.000.000.000,- menjadi
Rp.2.801.532.000,-. Dengan adanya penghematan Anggaran sebesar
Rp.119.400.000,- (4,26%), DIPA Inspektorat Tahun Anggaran 2016 menjadi
Rp.2.682.132.000,-
Adapun realisasi dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dapat
disampaikan sebagai berikut:
1. Realisasi penyerapan anggaran Inspektorat pada tahun 2016 adalah
sebesar Rp.2.552.570.150,-.(95,17%) dari total anggaran DIPA
Inspektorat sebesar Rp.2.682.132.000,-.
2. Anggaran yang dialokasikan pada Inspektorat setiap tahunnya, telah
dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas pengawasan
Inspektorat dan peningkatan kualitas maupun kuantitas sarana
penunjang.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 62
BAB IV.  PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Hasil pengukuran capaian kinerja Inspektorat sebagaimana diuraikan pada
bab sebelumnya, secara garis besar mencakup kegiatan Meningkatkan dan
Mengintensifkan Peran Inspektorat ; Membangun Sistem Pengendalian Intern ;
dan kegiatan Meningkatkan Kapabilitas dan Kompetensi Auditor dapat
disimpulkan sebagai berikut:

a. Capaian sasaran kegiatan Meningkatkan Kualitas Pengawasan Dalam


Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Audit Sesuai dengan Kebijakan,
Program, Kegiatan dan Sasaran Dengan Mengacu Peraturan
Perundang-undangan.
Kegiatan Pengawasan tahun 2016 secara umum dapat dicapai sesuai
dengan target yang direncanakan, yakni:
1. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Reviu terhadap Laporan
Keuangan BPPT Tahun Anggaran 2016, sebanyak 2 Laporan Hasil
Reviu telah sesuai dengan target yang direncanakan 2 LHR, sehingga
capaiannya adalah 100%.
2. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Audit dengan Jumlah Laporan
Hasil Audit sebanyak 6 LHA telah dicapai dan sesuai dengan yang
target yang direncanakan 6 LHA, sehingga capaiannya adalah 100%.
3. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Evaluasi LAKIP Unit Kerja
adalah 6 (enam) Laporan Hasil Evaluasi (LHE) telah sesuai dengan
target yang direncanakan 6 LHE sehingga capaiannya adalah 100%.
4. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Reviu Laporan Kinerja BPPT
adalah 1 (satu) Laporan Hasil Reviu (LHR) telah sesuai dengan target
yang direncanakan 1 LHR, sehingga capaiannya adalah 100%.

b. Capaian Sasaran Kegiatan TerlaksananyaPercepatan Penyelesaian


Tindak Lanjut Hasil Pengawasan dan Memenuhi Harapan Pemangku
Kepentingan.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 63
1. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Tindak Lanjut Atas
Rekomendasi BPK sebesar 74%, dari yang target yang direncanakan
sebesar 77%.
Dari 54 rekomendasi telah ditindaklanjuti sebanyak 54 rekomendasi
oleh seluruh Unit Kerja/Satuan Kerja di lingkungan BPPT, Dengan
demikian target dari Sasaran Strategis No.2.1. telah mencapai 100%
(Berhasil), dengan perincian:
1. Tindak lanjut status Selesai sebanyak 31 Rekomendasi (57,40%).
2. Tindak lanjut status Dalam Proses sebanyak 23 Rekomendasi
(42,60%) dan yang belum ditindaklanjuti adalah 0 (0%).
Namun dalam Penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi BPK
berdasarkan Target Kinerja sebesar 77% atau 42 Rekomendasi dari
54 Rekomendasi, Inspektorat mencapai 74% atau 31 Rekomendasi
Telah Sesuai.

c. Capaian Sasaran Kegiatan Meningkatkan Budaya Pengawasan di


Lingkungan BPPT.
Kegiatan Pengawasan tahun 2016 secara umum dapat dicapai sesuai
dengan target yang direncanakan, yakni:
1.. Realisasi capaian kinerja Jumlah Unit / Satuan Kerja Yang Menerapkan
SPIP Pada Tahapan Penilaian Risiko sebanyak 4 (empat) Unit/Satuan
Kerja di lingkungan BPPT, telah sesuai dengan target yang
direncanakan 4 Unit/Satuan Kerja, sehingga capaiannya adalah 100%.

d. Capaian sasaran kegiatan Mendorong Percepatan PMPRB dan


Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan.
1. Realisasi capaian kinerja Jumlah Laporan Hasil Assessment PMPRB
BPPT Tepat Waktu, sebanyak 1 (satu) Laporan telah sesuai dengan
target yang direncanakan, yaitu 1 Laporan yang tepat waktu, dengan
demikian capaiannya adalah 100%.
2. Realisasi capaian kinerja pelaksanaan Nilai Asesmen PMPRB sebesar
76,61% telah melampaui target yang direncanakan yaitu sebesar
75%.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 64
4.2. Saran
Dalam rangka peningkatan peran dan kapabilitas Inspektorat yang memadai
untuk melaksanakan tugas pengawasan, maka saran yang disampaikan
kepada pihak manajemen BPPT adalah sebagai berikut:
1. Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance) di lingkungan BPPT, perlu terus diupayakan keterlibatan
dan peran aktif serta proaktifdari segenapkomponen aparatur negara di
lingkungan BPPT sebagai kesatuan yang integral.Dengan mengacu pada
three lines of defence dalam sistem pengawasan internal bahwa
pertahanan pertama pengawasan berada pada unit kerja masing-masing,
pertahanan kedua penggunaan sistem pengendalian internal dan
pertahanan ketiga berada di inspektorat.
2. Peningkatan kapabilitas dan kompetensi serta jumlahPejabat Fungsional
Auditor (PFA) dengankualifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan analisis
jabatan yang telah disampaikan kepada Biro SDMO BPPT.
3. Adanya peningkatan beban tugas dan kinerja Inspektorat berupa tugas-
tugas Ad Hoc dari Kementerian Keuangan, Kementerian PAN&RB, KPK,
BAPPENAS, LKPP, Komisi Ombudsman, menimbulkan konsekuensi
alokasi Anggaran yang lebih memadai untuk efektivitas kinerja Inspektorat
dan penambahan sarana pendukung kegiatan pengawasan.

Capaian kinerja Inspektorat yang telah dituangkan dalam LAKIP Tahun 2016 ini
diharapkan dapat menjadi referensi yang representative serta kredibel
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kinerja
Inspektorat.

__________________________________________________________________________________________________
Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Tahun Anggaran 2016 Halaman 65

Anda mungkin juga menyukai