Anda di halaman 1dari 8

E .

Reformasi pendidikan : reformasi holistic

Jepang pernah mengenal reformasi yang fundamental,yang tercatat


didalam sejarah sebagai restorasi meiji.dalam bahasa reformasi kita
sekarang,dijepang telah berlaku perubahan paradigma ke yang lebih terbuka,yang
,mungkin terjadinya kemajuan

Pada masa itu,mayoritas sumber daya manusia yang terlibat dalam proses
pembangunan adalah mereka yang hanya berpendidikan rendah. mereka yang
berpendidikan menengah ,apalagi yang berpendidikan universitas ,berjumlah
sangat sedikit.ketika kemudian tampak bahwa pembangunan di jepang mulai
menjadi sangat dinamis dan produktif ,ternyata di dalam sektor
pendidikan,jepang telah menempuh strategi menghilangkan tenaga tenaga
pembangunan yang hanya berpendidikan rendah dan secara sangat signifikan
memperbesar jumlah tenaga yang berpendidikan menengah,bukan (tidak)pada
tingakat universitas.

Tenaga terdidik yang berhasil menggerakkan proses kemajuan di jepang


hanyalah sebagaian kecil yang melalui tingkat pendidikan tinggi ,kenaikan jumlah
angkatan pembangunan,yang terdidik pada tingkat universitas terjadi tidak
seberapa tinggi ,dan itupun telah mampu menempatkan citra jepang pada
kedudukan yang di segani bangsa lain kalau berbagaii studi menunjukkan korelasi
yang tinggi antara tingkat pendidik dengan keberhasilan pembangunan .jepang
memberikan pengalaman yang menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan
tidak perlu di artikan sebagai keharusan mendidik sebanyak mungkin orang untuk
mencapai tingkat sekolah yang tinggi ,setidaknya itulah yang terjadi pada saat
peralihan menuju kemajuan jepang.

Dengan mengabaikan berbagai hal yang spesifik jepang yang jelas berbeda
dari kondisi Indonesia – sejarah,budaya,politik,dan ekonomi makna pengalaman
jepang segera sudah restorasi meiji mungkin berguna untuk di cermati,sedikitnya
di dalam tahap tahap awal atau tahap transisi reformasi kita,misalnya dapat
mempermasalahkan komposisi pendidikan sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk satu atau dua generasi mendatang ,dengan memperhitungkan
berbagai situasi dan kondisi yang sedang berkembang ; apakah reformasi
fundamental pasa saat ini memang mempersyaratkan adanya lulusan universitas
yang lebih banyak berbanding dengan tenaga tenaga pembangunan dengan dasar
pendidikan menengah ; arternatif mana yang lebih efektif dan efisien ; apa yang
akan , harus , dan dapat di capai dengan tersedianya tenaga tenaga terdidik
tingkat universitas.

Betapa penting pun memperhatikan agar proses belajar dan mengajar di


tingkat universitas berlangsung secara efektif dan efisien ,betapa penting pun
untuk memperjuangkan tambahan biaya untuk mendanai kegiatan penyalidikan
ilmiah,betapa penting pun untuk memperjuangkan tambahan biaya untuk
mendanai kegiatan tenaga pengelolah pembelajaran di dalam operasionalisasi
universitas,pada saat ini kita harus memusatkan perhatian kepada hal hal yang
bersifat lebih mendasar.

Persoalan universitas pada tingkat institusional perlu mengutamakan


kejelasan persoalan pada tigkat konsepsional,karena dalam krisis yang melanda
bangsa ini sekarang telah mencuat realitas bahwa persoalan pendidikan tidak
hanya sebatas persoalan mikroskopik.

Melainkan justru pada soal soal makroskopik karenanya, di dalam


mempelajari masalah masalah yanga berkaitan dengan peningkatan kualitas
universitas,pandangan kita pada saat ini tidak dapat di batasi menjadi pandangan
universitas – sentris.dalam memahami persoalan pendidikan secara makroskopik,
masalah universitas hanyalah bagian dari sebuah gestalt permasalahan
pendidikan yang besar.

Perbaikan mutu pembelajaran di tingkat universitas , misalnya banyak


berkaitan dengan mutu pembelajaran ditingkat dasar dan meengah. Universitas
seringkali hanya memberikan komentar dan penilaian yang kurang kepada
prestasi tingkat pendidikan menengah,kemudian segera berpaling ‘menangani’
masalah tersebut melalui berbagai built –in mechanism yaitu kode etik profesi
dalam hal ini jelas akan di perlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan
profesi ,dan disisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan
maupun penyalagunaan keahlian. Contohnya seperti program jaringan ,
matrikulasi,pendidikan tambahan ,program remedial intensif, dengan varian dan
nama yang berbeda beda,yang semuanya di lakukan oleh universitas dalam tubuh
universitas, khusus untuk kepentingan universitas . semua itu terjadi karena
pengaruh pandangan yang universitas –sentris.

Pandangan yang lebih holistisakan merangsang universitas mencurahkan


perhatian dan uluran tangan turut meningkatkan mutu pendidikan
menengah,pendidikan yang di harapkan menjadi basis pendidikan tinggi
implikasinya akan lain , begitu juga manfaatnya. Dengan ringkas ,peningkatan
mutu yang di kehendaki di tingkat universitas adalah bagian dari dan berkaitan
dengan peningkatan perbaikan mutu pendidikan dalam arti yang luas .artinya kita
tidak dapat memikirkan perbaikan mutu pendidikan dalam arti luas .artinya,kita
tidak dapat memulai reformasi pndidikan secara mendasar tanpa mengaitkannya
dengan dan bersumber dari keseluruhan realitas kehidupan alasannaya jelas:
pendidikan yang kita bicarakan adalah pendidikan yang mengangkut kehidupan
yang luas,dan untuk kehidupan seluruh bangsa.

Permasalahan dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah tujuan


pendidikan,tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,
hal ini merupakan tanggung jawab yang sangat besar bagi keluarga ,sekolah dan
pemerintah untuk dilaksanakan sampai saat ini belum ditemukan pola pendidikan
yang tepat bagi siswa.terbukti dari banyaknya keluhan yang didukung oleh
fakta,seperti menurunya mutu pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai
dengan perguruan tinggi.

Berbicara mengenai system pendidikan .yang dipikirkan adalah hal hal


seperti kurikulum,metode mengajar, peran guru, evaluasi dan status sekolah
swasta,pertama adalah kurikulum nasional yang tampaknya di orientasikan lebih
kepada kuantitas dari pada kualitas pada semua tingkatan ,masa kanak kanak
adalah masa bermain ,tetapi siswa sd ,hampir tidak punya waktu untuk bermain
karena beban pembelajaran yang begitu berat ,belum lagi termasuk pekerjaan
rumah yang sebagaian besar bersifat menghafalkan hal hal yang tidak perlu dan
terkadang tidak relevan untuk kehidupan sehari hari,apalagi untuk menghadapi
abad_21,ini berbeda dengan sekolah di luar negri yang kurikulum dasarnya hanya
terdiri dari kurikulum SLTP dan SMU juga menekankan keseragaman kemampuan
intelektual siswa ,mereka diajar dengan metode yang sama ,kebanyakan metode
ceramah, yang menempatkan siswa hanay sebagai pendengar pasif,mereka juga
diwajibkan mengikuti semua mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum.

Yang di maksud mayoritas yang terlibat si dalam proses pembangunan


adalah mereka yang berpendidikan tinggi (universitas) yang berjumlah sangat
sedikit.

G. TRIDARMA UNIVERSITAS : MISI ATAU ILUSI

Sifat yang menjadi pembedaan utama antara universitas terkenal di negera


maju dengan universitas di Indonesia yang umumnya masih mencari caribentuk
adalah pada universitasuniversitas besar terjadi aktifitas kajian ilmu yang sangat
intensif,khususnya dalam pembangunan pengetahuan dan teknologi yang
baru.dari universitas besar itu senantiasa lahir berbagai teori baru ,ilmu
baru,eksperimentasi ilmiah,pengembangan dan pengujian metode metode baru
serta produksi ternologi mutakhir .di Indonesia, universitas umumnya baru bias
membanggakan jumlah alumni yang lulussetiap tahun ,belum pada jenis ilmu baru
yang dihasilkan.

Komponen aktivitas ilmiah di dalam universitas adalah komponen yang


penting yang selalu di dukung dana serta kemudahan lainnya yang besar .bebrapa
universitas serupa itu ketika menempatkan komponen penyelidikan pada tingkat
yang tertinggi, universitas itu dapat disebut sebagi universitas riset,dibanndingkan
dengan universitas di indonesiayang di dominasi oleh kegiatan belajar mengajar,
yang mewujudkan universitas kita lebih tepat sebagai teaching university.dalam
universitas riset ,hasil hasil riset itu yang kemudian di salurkan menjadi bahan
pengajar ,sedangkan di dalam teaching university,yang dimaksud teaching
university disini adalah besarnya wisudawan dari program sarjana,dan penugasan
dosen lebih dominan untuk mengajar ,bukan penelitian bahkan belum ada sama
sekali penelitian kemitraan dengan indrustri atau pemerintah daerah,pengajaran
berlaku hampir hampir(kebanyakan seluruhnya) terjadi input dari riset,bahkan
ada kalanya tanpa hubungan apapun dengan riset disini kedudukan penelitian
berada pada tingkat terendah ,staf akademik bagi universitas ini adalah staf
pengajar saja ,mereka hanya mengajar dan mengajar,mungkin bukan Karena
dan ,waktu dan fasilitas riset saja yang memadai,tetapi juga karena staf pengajar
sesungguhnya tidak berkemampuan mengadakan penyelidikan ,karena itu
didalam aktivitas mengajar,mereka hanya menjadi pemakai ilmu ,bukan penghasil
ilmu,bahaya yang dapat terjadi disini ialah apabila staf pengajar hanya
mengomsumsi ilmu,tanpa sadar ia mengansumsi ilmu ilmu yang bukan saja tidak
relevan,bahkan sudah using,

Sejarah perkembangan universitas di Indonesia, pada hakikatnya memang


bukan sejarah pengembangan ilmu,alasanya yaitu Karena di universitas itu lebih
tepatnya pengawetan ilmu,karena sudah seharusnya mematangkan ilmu ilmu
tersebut dan bias melakukan mengajar.kecuali tidak ada ilmu baru yang
muncul,ilmu ilmu (dari luar)yang sudah ada sajalah yang dipertahankan dari
waktu kewaktu ,dari generasi ke generasi .di Negara Negara barat ,kita dapat
menemukan palalelisme antara perkembangan teknologi dan penemuan
penemuan dengan aktivitas penyelidikan dan eksperimentasi ilmiah yang terjadi
didalam universitas ,kita bahkan dapat menyimpulkan ,perkembangan teknologi
dan modernisari masyarakat sangat dibantu oleh dan juga bersumber dari
ilmu,ilmu yang di kembangkan di universitas atau melalui kerja sama dengan
universitas.

Tidak demikian halnya dengan Indonesia,sekarang universitas mulai


memperlihatkan peningkatan yang signifikan ,namun ,pertumbuhan tersebut
masih dominan sebagai pertumbuhan kuatitas ,belum berarti apa apa dalam
peningkatan kualitas.ketika universitas di Indonesia

Kondisi ini mengharuskan kita untuk melihat kembali persoalan


peningkatan kinerja universitas untuk keperluan masa depan,sejalan dengan
makin bertambahnya jumlah universitas ,telah tumbuh pemikiran bahwa
universitas harus mewujudkan diri dalam tiga sifat kegiatan yaitu pengajaran ,
penelitian dan pengabdian masyarakat.ketiga buah sifat aktivitas itu adalah
tridarma-bahkan telah dirumuskan sebagai kebijaksanaan pemerintah; universitas
berfungsi sebagai lembaga penyebar pengetahuan (pengajaran),lembaga
pengembangan pengetahuan(penelitian),dan lembaga penerap pengetahuan
(pengabdian).konsep ini terutama bagi Negara Negara yang sedang berkembang,
tampaknya sangat diperlukan, tetapi dalam realitas ,konsep ini tidak banyak
mendorong universitas sebagai lembaga penghasil ilmu.

Tridarma ,ibarat segitiga yang segiannya berbentuk segitiga sama sisi


kenapa bias begitu ? karena dalam wujudnya itu lebih banyak segitiga samakaki
dengan garis alas (pengajar)yang sangat pejuang.akibat serius dari kondisi ini ialah
bahwa Indonesia masih tetap sangat tergantung dari ilmu luar, dan masyarakat
tetap tidak cukup menikmati kehadiran universitas .singkat kata ,universitas tidak
berhasil dalam misinya!

Peran positif universitas pembangunan masih terlalu sedikit ,dibandingkan


dengan harapan yang ditimpahkan kepadanya ,jumlah universitas dan luasnya
makin bertambah banyak, tidak memperlihatkan dampak lagsung yang positif
dalam proses pembangunan.ironisnya yang timbul adalah semakin besarnya
jumlah lulusan universitas yang menagnggur.

System yang berkembang dalam pendidikan kesarjanaan ,sering kali terlalu


menekankan pada penguasaan ilmu tertentu secara berlebihan tanpa melihat
relevansinya .bila ilmu tertentu di kembangksn sebagai ilmu yang lebih tertarik
dalam ilmu itu sendiri pada hubungannya dengan realitas,ternyata tidak sensitif
terhadap fakta fakta masyarakat yang hidup dalam serba keterbatasan.

Salah satu akibat yang dapat timbul dari pendekatan semacam itu adalah
bahwa ketika masyarakat tiba tiba menghadapi krisis,ilmu tersebut sama sekali
tidak berkemampuan memeberikan jawaban yang diperlukan,keadaan yang
serupa ini ,mutadis mutandis telah berlaku dibanyak bidang ilmu ,dan banyak
universitas di Indonesia ,penilaian masyarakat bahwa ekonomi pembangunan ,
misalnya masih kurang bersifat ekonomi kerakyatan,pada dasarnya sebenarnya
berarti bahwa ilmu ekonomi tersebut masih tergolong ilmu menara gading yaitu
ilmu hukum yang hanya terfokus kemudahannya untuk menerima pekerjaan apa
saja.dan bukan pada ilmu untuk mengabdi pada manusia ,melahirkan ilmu yang
mati,begitu juga dengan ilmu ilmu yang lain.
Salah satu faktor yang mungkin menjadi sebab dari pendekatan ini
berkaitan dengan tradisi lama untuk hanya menggunakan ilmu ilmu yang di
peroleh dari Negara Negara lain,terutama yang telah maju ,seakan akan ilmu –
ilmu tersebut sepenuhnya bersifat transferable.pendekatan semacam ini tidak
mengindahkan kenyataan bahwa perkembangan dan kemanfaatan teknologi,
tidak dapat terlepas dari budaya yang melahirkannya di satu pihak dan budaya
yang di layaninya di lain pihak.

Universalisme adalah ilmu pengetahuan yang tidak dapat diartiakan hanya


sekedar sebagai sifat yang memungkinkan ilmu digunakan dalam situasi yang
bagaimanapun dan dengan tujuan apapun .sejak Indonesia mulai dijajah oleh
pemerintah hindia,belanda,beberapa universitas besar di eropa telah berhasil
tumbuh sebagai lembaga penghasil ilmu.sesudah kemerdekaan,universitas
memperlihatkan hasil yang cukup banyak,terutama di ukur dari kulitas
output..akan tetapi, pengalaman menunjukkan bahwa masalah masalah sosial-
politik,social-budaya ,dan social-ekoomi yang selama brtahun tahun menghadangi
kemajuan diindonesia hampir hampir tidak tersentuh oleh ilmu ilmu yang di
kembangkan ,bahkan sampai saat ini masih dapat disimpulkan bahwa secara
umum universitas diindonrsia masih terlalu bergantng pada ilmuteknoligi dan
model model dari barat.

Ketergantungan itu jelas menghambat universitas didalam


mengembangkan pootensinya ,menjadi titik tumbuhbagi pembangunan bangsa
dan Negara,yang sedikit dihasilkan pun ternyata masih banyak berwarna menara
gading yang bersemboyan ilmu untuk ilmu,dan kurang berhasil tampil sebgai ilmu
yang menyentuh inti persoalan kehidupan masyarakat umumnya,lapisan
masyarakat terpuruk khususnya ,universitas gagal mengembangkan ilmu untuk
menangani kemiskinan untuk mengatasi keterbelakangan,ketertutupan,
feodalisme,dan seribu satu hal yang sudah tidak popular dinegara barat. seakan
akan universitas di Indonesia hidup bukan untuk Indonesia,universitas juga belum
memperlihatkan peran positifnya dalam mengatasi masalah masalah baru,khas
Indonesia ,misalnya dalam penguatan Negara kesatuan,pelaksanaan pilkada
sebagai pendidikan politik ,pemberantasan korupsi pelanggaran HAM,kususnya
pemenuhan hak konstitusionalnya khususnya,tegasnya universitas cenderung
menjadi lembaga yang steril.

Oleh karena itu peralihan paradigm universitas dalam masa ini harus
menghasilkan tingkat kemandirian diman universitas sedikitnya harus:

1. Mampu menghasilkan sumber daya manusia yag berkopeten untuk


mengembangkan ilmu dan teknoloogi
2. Mampu menghasilkan sumber daya manusia yang komit untuk mengelola
potensi potensi pembangunan,baik berbentuk sumber alam maupun yang
memerlukan pengolahan lanjut.
3. Mampu menghasilkansumber daya manusia yang ahli meningkatkan
produktivitas,modal,dan investasi,temasuk investasi dalam rangka
peningkatan produktivitas universitas
4. Mampu mendidik sumber daya manusia yang peka dan termotivasi untuk
mengadakan penerapan ilmubdan teknologi demi kepentingan
pembangunan
Dengan strategi seperti itu, universitas sebagai hasil (akibat) perkembangan
masyarakat yang diabdinya ,sekaligus dapat tumbuh menjadi faktor
penyebab,faktor pembeda ,kemajuan ,kehadiran universitas harus merupakan
faktor penentu , kehadirannya menonjol justru karena tugas yang strategi
tersebut,tidak karena alasan lain.
Tridarma perguruan tinggi adalah salah satu dasar tanggung jawab
mahasiswa yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama sama.serta
harus disadari betul oleh semua mahasiswa agar dapat tercipta mahasiswa yang
sadar akan tridarma perguruan tinggi itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai