Faridah PGRI An
Faridah PGRI An
Pada masa itu,mayoritas sumber daya manusia yang terlibat dalam proses
pembangunan adalah mereka yang hanya berpendidikan rendah. mereka yang
berpendidikan menengah ,apalagi yang berpendidikan universitas ,berjumlah
sangat sedikit.ketika kemudian tampak bahwa pembangunan di jepang mulai
menjadi sangat dinamis dan produktif ,ternyata di dalam sektor
pendidikan,jepang telah menempuh strategi menghilangkan tenaga tenaga
pembangunan yang hanya berpendidikan rendah dan secara sangat signifikan
memperbesar jumlah tenaga yang berpendidikan menengah,bukan (tidak)pada
tingakat universitas.
Dengan mengabaikan berbagai hal yang spesifik jepang yang jelas berbeda
dari kondisi Indonesia – sejarah,budaya,politik,dan ekonomi makna pengalaman
jepang segera sudah restorasi meiji mungkin berguna untuk di cermati,sedikitnya
di dalam tahap tahap awal atau tahap transisi reformasi kita,misalnya dapat
mempermasalahkan komposisi pendidikan sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk satu atau dua generasi mendatang ,dengan memperhitungkan
berbagai situasi dan kondisi yang sedang berkembang ; apakah reformasi
fundamental pasa saat ini memang mempersyaratkan adanya lulusan universitas
yang lebih banyak berbanding dengan tenaga tenaga pembangunan dengan dasar
pendidikan menengah ; arternatif mana yang lebih efektif dan efisien ; apa yang
akan , harus , dan dapat di capai dengan tersedianya tenaga tenaga terdidik
tingkat universitas.
Salah satu akibat yang dapat timbul dari pendekatan semacam itu adalah
bahwa ketika masyarakat tiba tiba menghadapi krisis,ilmu tersebut sama sekali
tidak berkemampuan memeberikan jawaban yang diperlukan,keadaan yang
serupa ini ,mutadis mutandis telah berlaku dibanyak bidang ilmu ,dan banyak
universitas di Indonesia ,penilaian masyarakat bahwa ekonomi pembangunan ,
misalnya masih kurang bersifat ekonomi kerakyatan,pada dasarnya sebenarnya
berarti bahwa ilmu ekonomi tersebut masih tergolong ilmu menara gading yaitu
ilmu hukum yang hanya terfokus kemudahannya untuk menerima pekerjaan apa
saja.dan bukan pada ilmu untuk mengabdi pada manusia ,melahirkan ilmu yang
mati,begitu juga dengan ilmu ilmu yang lain.
Salah satu faktor yang mungkin menjadi sebab dari pendekatan ini
berkaitan dengan tradisi lama untuk hanya menggunakan ilmu ilmu yang di
peroleh dari Negara Negara lain,terutama yang telah maju ,seakan akan ilmu –
ilmu tersebut sepenuhnya bersifat transferable.pendekatan semacam ini tidak
mengindahkan kenyataan bahwa perkembangan dan kemanfaatan teknologi,
tidak dapat terlepas dari budaya yang melahirkannya di satu pihak dan budaya
yang di layaninya di lain pihak.
Oleh karena itu peralihan paradigm universitas dalam masa ini harus
menghasilkan tingkat kemandirian diman universitas sedikitnya harus: