Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
2.1 Metode ...................................................................................................... 4
2.2 Kekurangan .............................................................................................. 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 6
3.1 Simpulan ................................................................................................... 6
3.2 Rekomendasi ............................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 7

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem keamanan dan verifikasi dengan PIN (Personal Identification Number),


kartu identitas (Identification Card) dan kata sandi (password) belum dapat
sepenuhnya melindungi dan menjamin keamanan data pribadi seseorang. Metode
tersebut dapat dengan mudah dipalsukan, diketahui, atau dibobol dengan sistem
canggih dan menimbulkan kerugian. Untuk menghindari hal tersebut, dilakukan
pengembangan teknologi biometrik. Teknologi biometrik melakukan proses
identifikasi dan verifikasi dengan manganalisis karakteristik manusia.
Implementasi teknologi biometrik dalam sistem keamanan dapat meningkatkan
akurasi dalam mengidentifikasi identitas seseorang. Seiring berjalannya waktu,
sistem keamanan biometrik semakin diminati karena dianggap lebih akurat dan tak
bisa dipalsukan.
Face recognition atau pengenalan wajah merupakan salah satu teknologi
biometrik yang memiliki akurasi tinggi. Proses face recognition membandingkan
wajah yang dianalisis dengan basis data wajah dan menemukan basis data wajah
yang paling cocok dengan citra wajah tersebut.Selain dalam sistem keamanan,
teknologi face recognition telah dimanfaatkan dalam berbagai proses verifikasi,
aktivasi, dan transaksi digital. Implementasinya sendiri sangat bermanfaat untuk
mengukur kebenaran dan kompatibilitas satu sama lain dalam berbagai ekosistem
perusahaan, seperti dalam e-commerce, lembaga keuangan, permainan online, dan
bahkan media sosial.
Di Indonesia, teknologi face recognition telah dikembangkan oleh berbagai
perusahaan. Salah satu perusahaan yang mempelopori perkembangan tersebut
adalah Nodeflux. Nodeflux merupakan perusahaan Artificial Inteligent (AI)
pertama di Indonesia. Pada tahun 2019, Nodeflux mengadakan “Nodeflux
Techtalk”, yakni forum diskusi interaktif yang bertujuan berbagi pengetahuan dan
wawasan seputar pemanfaatan AI untuk berbagai kebutuhan. Tema dari forum
tersebut adalah pengembangan face recognition untuk meningkatkan akurasi data
dan efisiensi waktu.

2
1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan teknologi face recognition?


2. Bagaimana sistem face recognition yang dikembangkan oleh Nodeflux?
3. Apa keunggulan dan kekurangan dari teknologi face recognition?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode

Teknologi facial recognition pertama kali dipelopori oleh Woody Bledsoe,


Helen Chan Wolf, dan Charles Bisson, namun facial recognition awal ini tidak
sepenuhnya otomatis proses nya banyak dikerjakan secara manual oleh manusia.
Takeo Kanade secara publik mempamerkan teknologi facial recognition miliknya
yang mendeteksi muka seseorang bedasarkan anatomi muka, akan tetapi sistem
miliknya masih belum bekerja secara baik, hal ini membuat orang-orang menjadi
tertarik pada bidang ini. Pada tahun 1993 Defense Advanced Research Project
Agency atau yang disingkat DARPA mendanai proyek FERET untuk membuat
teknologi facial recognition secara otomatis untuk kepentingan militer, pada
akhirnya FERET digunakan untuk kepentingan sipil untuk membuat surat-surat
penting. Teknologi facial recognition pada saat itu masih terbatas dengan foto, baru
pada tahun 2001 teknologi ini bisa digunakan di medium video oleh Paul Viola dan
Michael Jones yang dinamai Viola–Jones object detection framework teknologi
inilah yang biasa nya dipakai pada sistem facial recognition modern.
Teknologi facial recognition yang digunakan oleh Nodeflux dengan cara
membandingkan muka orang-orang dengan muka yang dicari dengan skala 1:N,
lalu setelah di ambil data muka ini diolah lagi menjadi hasil yang paling mirip
dengan muka yang dicari, tahap-tahap ini memakai teknologi kecerdasan buatan
dengan formula yang sudah dibuat oleh manusia lalu kecerdasan ini dapat belajar
dari formula ini dan berkembang secara jauh. Nodeflux menggunakan Deep Neural
Nets karena kecerdasan dapat berkembang dengan baik karena jauh lebih baik
dariapada sistem kecerdasan yang berpaku pada program dari manusia. Kecerdasan
buatan oleh Nodeflux ini menggunakan sistem embedding untuk membatasi output
dan menyimpan nya di banyak kategori demi mengurangi beban komputer, sistem
ini lebih fleksiber untuk digunakan dalah skala besar karena mengurangi beban
komputer.
Teknologi ini dapat membuat kerja manusia berkurang dengan di ganti oleh
kecerdasan buatan yang tak lelah dan kerja nya akurat dan cepat, teknologi ini tentu

4
membantu manusia terutama dalam bidang sipil dapat digunakan untuk absensi
karyawan, mencari orang hilang, mencari kriminal, dan sebagainya. Jangkauannya
pun sangat luas bahkan bisa memantau satu negara seperti sistem kredit sosial di
Tiongkok, namun hal ini tentu tergantu dana yang akan digunakan untuk sistem ini.
Teknologi ini dapat bekerja dengan baik kalau dilengkapi dengan perlengkapan
yang memadai jika tidak teknologi ini tidak akan bekerja secara baik. Terkadang
teknologi tidak disukai oleh orang karena mengambil data pribadi mereka tampa
sepengetahuan atau persetujuan mereka.

2.2 Kekurangan

Produk deteksi wajah dianggap lebih banyak mendatangkan potensi


malapetaka dibanding manfaat yang baik bagi penggunanya. Privasi yang
terganggu, ancaman represi, hingga minimnya perlindungan terhadap hak-hak sipil
merupakan contoh keburukan teknologi ini. Agar hal ini tidak terjadi mungkin bisa
lebih diperketat keamanannya.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Teknologi facial recognition yang digunakan oleh Nodeflux dengan cara


membandingkan muka orang-orang dengan muka yang dicari lalu setelah diambil
data muka ini di olah lagi menjadi hasil yang paling mirip dengan muka yang dicari,
Kedengeran cukup mudah dan sederhana, tapi sebenernya teknologi ini sangat
canggih. Karena untuk proses identifikasinya, perlu dibandingkan dengan data yang
jumlahnya tidak cukup ratusan atau ribuan, tapi bahkan mungkin miliaran data,
tahap-tahap ini memakai teknologi kecerdasan buatan dengan formula yang sudah
dibuat oleh manusia lalu kecerdasan ini dapat belajar dari formula ini dan
berkembang secara jauh.
Teknologi ini dapat membuat kerja manusia berkurang dengan di ganti oleh
kecerdasan buatan yang tak lelah dan kerja nya akurat dan cepat, teknologi ini tentu
membantu manusia terutama dalam bidang sipil. Tetapi dengan adanya teknologi
ini ada banyak masyarakat dan individu yang terasa terancam, karena selalu merasa
diawasi.

3.2 Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dalam teknologi face recognition


ini masih ada beberapa kekurangan. Karena itu ada beberapa rekomendasi yang
akan diberikan untuk penelitian selanjutnya antara lain :

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membuat sistem pengenalan


wajah secara realtime dan data datanya aman untuk digunakan.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan sistem deteksi
wajah, sehingga sistem menjadi lebih lengkap selain dapat mengenali wajah
seseorang sistem juga dapat mendeteksi wajah seseorang dari sekumpulan
citra atau citra seluruh tubuh seseorang (citra manusia).
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengenali wajah seseorang dari
masa ke masa (masa kecil atau anak-anak, masa remaja, masa muda, masa
tua).

6
DAFTAR PUSTAKA

Eka, R. (2019). Mengupas Pengembangan Teknologi “Face Recognition”


dalam Nodeflux Tech Talk. Online : dailysocial.id
Asli RI (2018). Mengenal Cara Kerja Face Recognition. Online : www.asliri.id

Anda mungkin juga menyukai