2310-Article Text-4760-1-10-20190224
2310-Article Text-4760-1-10-20190224
Januari 2019
Copyright ©2019, pISSN: 2355-1186 | eISSN: 2442-7799
Available Online at: https://journal.unilak.ac.id/index.php/pb
Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan kepahlawanan pada naskah drama
“Laksamana Hang Tuah” karya Tenas Effendi. Peristiwa sejarah yang terjadi dalam sebuah
kehidupan manusia, yaitu sejak zaman dahulu sampai zaman modern sekarang ini. Kita
selalu melihat suatu pertentangan yang terjadi antara satu tokoh penting dengan tokoh
lainnya di masyarakat yang ada. Masing masing tokoh tersebut seperti membawa
kebenarannya di dalam bertindak, akibat sikap para tokoh yang berbeda pandangan
tersebut tidak dapat diselesaikan dengan perundingan yang baik maka diambilah sikap
yang tegas yang diselesaikan dengan pertarungan fisik. Maka, terjadilah suatu
pertarungan antara Hang Tuah dengan Hang Jebat. Suatu pertarungan antara kebaikan
dan kejahatan yang selalu saja terjadi di dunia ini, tentu saja di dalam pertarungan
tersebut ada yang kalah dan ada pula yang menang. Kita hanya bisa mengambil suatu
hikmah dan suatu pelajaran yang sangat berharga dari pertarungan tersebut.
Pertentangan antara Hang Tuah dengan Hang Jebat adalah suatu contoh kasus yang ada
pada masa kerajaan Melaka di semenanjung melayu. Suatu pertarungan lama yang terjadi
pada masa kerajaan Melaka. Masing-masing tokoh mempunyai alasannya masing masing,
yang tak dapat lagi di selesaikan dengan perundingan. Akhirnya persoalan itu di
selesaikan dengan perkelahian yang seru. Salah satunya mesti ada yang gugur di dalam
pertarungan itu.
Abstract
The purpose of this study was to describe heroism in the drama script "Admiral Hang Tuah"
by Tenas Effendi. Historical events that occur in a human life, from ancient times to modern
times today. We always see a conflict that occurs between one important figure and another
in the community. Each of these figures is like bringing the truth in action, due to the attitude
of the different figures that view cannot be resolved by good negotiations, so a firm attitude
is resolved through physical battles. There was a battle between Hang Tuah and Hang Jebat.
A fight between good and evil that always happens in this world, of course in the fight there
are those who lose and some win. We can only take a lesson lesson from the fight. The conflict
between Hang Tuah and Hang Jebat is a case in point in the kingdom of Melaka on the Malay
peninsula. An old battle that took place during the kingdom of Melaka. Each figure has their
own reasons, which can no longer be resolved by negotiations. Finally the problem was
solved by an exciting fight. One of them must be killed in the fight.
36
Tengku Muhammad Sum, Evizariza
37
Tengku Muhammad Sum, Evizariza
kepada Raja dan persaudaraan. Akhirnya Hang Datuk bendaharapun sangat kagum
Tuah harus membuat keputusan yang tegas dengan ketangkasan dan keterampilan mereka
yaitu membunuh Hang Jebat demi marwah berlima.Karena itulah Menjemput Hang Tuah
kerajaan melayu itu sendiri dan kepentingan dan saudara seperguruannya ke rumah datuk
rakyat banyak yang harus mengenyampingkan bendahara, dan rencana datuk bendahara adalah
kepentingan pribadi. Makanya tidak salah kalau menjadikan mereka berlima untuk bertugas di
Hang Tuah ditetapkan sebagai pahlawan Melayu istana kerajaan Melaka.
di semenanjung Melayu dan di daerah Melayu
Riau. Menurut Zuriati pahlawan bermakna orang Sejak saat itu Hang Tuah dan sahabat
yang menonjol karena keberanian dan sahabatnya amat disayangi oleh baginda Raja
pengorbanannya dalam membela kebenaran atau sehingga Hang Tuah mendapat gelar Laksamana.
pejuang yang gagah berani. Kepahlawanan Singkat cerita telah terjadi kesalahpahaman
adalah perihal sifat pahlawan, seperti keberanian, antara Hang Tuah dengan baginda Raja akibat
kerelaan berkorban, dan kesatriaan fitnah yang di sebarkan oleh patih Karma Wijaya,
keperkasaan(2005:36). akibat fitnah itu Hang tuah di sembunyikan di
hulu Melaka. Oleh datuk bendahara karena ada
Sisi lain dari pandangan Hang Jebat yaitu berita Hang Tuah dihukum mati oleh sultan
dia mengingatkan pula bahwa raja yang semena- maka , Hang Jebat karena rasa sayangnya kepada
mena boleh saja disanggah tetapi bukan dengan Hang Tuah sebagai saudara seperguruan ia
cara-cara yang liar, seperti mengamuk di menutut balas kepada sultan yang telah
singgasana kerajaan. Tapi hal tersebut bisa saja menghukum bunuh Hang Tuah. Sebab itulah
disampaikan kepada para petinggi-petinggi Hang Jebat mengamuk di istana, semua pembesar
istana yang ada di kerajaan itu. Karena itulah, - pembesar istana tidak sanggup menghadapi
pendurhakaan Hang Jebat kepada sultan tidak amukan Hang Jebat di dalam istana yang
bisa diterima ditatanan masyarakat Melayu pada dianggap durhaka kepada raja. Tidak ada
umumnya. Menurut Hasanudin Ws, Hang Tuah satupun yang berani menghalagi dan
yang telah dinobatkan sebagai Laksamana yang menghadapi tingkah laku Hang Jebat. Lalu datuk
telah berbakti secara optimal kepada baginda bendahara membuka rahasia kepada baginda
raja dan kerajaan, itulah yang menunjukkan Hang Raja bahwa, Hang Tuah masih hidup beliau
Tuah sebagai pahlawan. Dari sikap Hang Tuah berada di dusun. Maka atas titah raja Melaka
yang konsisten itu dapat kita lihat bahwa Hang Hang Tuah di suruh kembali ke kerajaan untuk
Tuah baktinya terhadap raja dan kerajaan menghadapi Hang Jebat. Raja Melaka sangat
memang luar biasa. Demi Baginda Raja dan gembira menyambut kepulangan Hang Tuah.
kerajaan ia sanggup membunuh sahabat Baginda Raja memberikan harapan dan sangat
seperguruannya sendiri untuk menciptakan kasih dengan Hang Tuah.Baginda Raja
perdamaian dan ketenangan di kerajaan Melaka. menitahkan kepada Hang Tuah agar beradu
tenaga dan ilmu dengan Hang Jebat. Karena
2. Sinopsis baginda sudah tidak tahan dengan pendurhakaan
Pada masa kejayaan pemerintahan Hang Jebat kepada Raja. Sebelum beradu dengan
kerajaan sultan Melaka pada sekitar abad ke 15, Hang Jebat, Hang Tuah minta istirahat selama
kesultanan Melayu Melaka , yang bermula pada lima hari untuk memulihkan tenaga. Hang Tuah
tahun 1400-1511. Menurut sejarahnya. Hang juga menyarankan kepada raja , keris tameng
Tuah yang lahir di kampung sungai Duyung sari di serahkan kepadanya. Tetapi keris tameng
sekitar tahun 1444. Ayahnya bernama Hang sari pada saat sekarang ini di tangan Hang
Mahmud ibunya bernama Dang Merdu Wati. Jebat.Tidak ada seorangpun yang dapat
Ayahnya adalah hulubalang istana yang sangat mengambil keris Tameng Sari . Baginda Raja
terkenal dan di segani pada zaman itu. Begitu mencadangkan agar Hang Tuah menggunakan
pula ibunya Dang Merdu Wati seorang keturunan keris baginda yang lain. Hang Tuah mencoba
dayang istana. Hang Tuah mempunyai saudara semua keris baginda Raja, tetapi tidak satupun
seperguruan yaitu, Hang Jebat, Hang Lekir, Hang keris yang bisa menandingi keris Tameng Sari
kasturi , Hang Lekeu, mereka berlima pernah itu. Akhirnya Raja Melaka menitahkan Hang
berguru dengan Adi Putra di gunung Ledang. Kasturi mengambil keris yang di anugrahkan
Setelah mereka berlima tamat menuntut ilmu di oleh ayahndanya di bukit Seguntang buat Hang
gunung Ledang tersebut, mereka kembali ke Tuah. di istana Melaka Hang Jebat menyambut
kota Melaka. Di kota Melaka mereka berlima baik kedatangan Hang Kasturi sebab hubungan
melihat datuk Bendahara yang di serang seorang Hang Jebat dan Hang kasturi sudah lama terjalin
lelaki yang sedang mengamuk di pasar.Lalu persahabatan sudah lama sejak mereka masih
mereka berlima bersaudara seperguruan itu kecil . Hang Jebatpun mengambil keris pusaka
mengamankan lelaki tersebut. itu dan menyerahkan kepada Hang Kasturi.
38
Tengku Muhammad Sum, Evizariza
Keesokan hari nya sewaktu Hang Jebat masih Tuah sedang berkhalwat dan tidak boleh
tidur, Hang Tuah di iiringi 40 orang pengawal bercakap- cakap selama tiga hari tiga
dan berbekal keris pusaka raja Melaka pergi ke malam.Berita tersebut di sampaikan kepada
istana melawan Hang Jebat. Hang jebat terjaga baginda raja. Hang Tuahpun kemudian pergi ke
dari tidurnya apabila terdengar suara huru hara sungai setelah mendapat tahu tentang
suara dayang dayang istana 700 orang penuh mengamuknya Hang Jebat di pasar.
bising dan ketakutan, kehadiran Hang Tuah di
tengah- tengah taman istana sangat mengejutkan Setelah Hang Jebat mengamuk terdengar
Hang Jebat. Beliau menganggapnya hanya mimpi suara Hang Tuah, beliau terus mendapakan Hang
karena beliau menganggap Hang Tuah telah mati Jebat dan meminta supaya dirinya dibuang ke
di bunuh. sungai. Hang tuah merasa simpati dengan Hang
Jebat , lalu membawanya bersama pulang ke
Sebelum Hang Tuah memasuki istana rumah. Hang Tuah membawanya pulang ke
Hang Jebat menutup semua pintu istana dan rumah. Hang Tuah memberinya sirih yang sudah
membunuh semua perempuan perempuan beliau kapurkan . Hang Jebat meminta agar Hang
dalam istana kecuali Dang Baru yang Tuah membuka balutan luka darahpun keluar
mengandung tujuh bulan. Hang tuah menyuruh dengan banyaknya. Tidak lama kemudian Hang
Hang Jebat membuka ke dua dua daun pintu. jebat pun mati di pangkuan Hang Tuah.
Karena khawatir dengan tipu helahnya Hang
Jebat. Hang Tuah pun melompat ke dalam istana Mayat Hang Jebat digantung di tengah
bermulalah perkelahian dua orang sahabat tengah jalan besar selama lebih kurang tujuh hari
tersebut. Dalam perkelahian tersebut Hang Tuah tujuh malam. Untuk dijadikan totonan ramai,
gagal untuk menikam Hang Jebat karena keris Raja Melaka bertambah sayang kepada Hang
Tameng Sari masih berada di tangan Hang jebat Tuah dan ini menimbulkan perasaan iri hati para
sebelum meneruskan pertikaman. Hang Jebat pegawai dan pertinggi petinggi di istana Melaka.
meminta semua pengawal istana tidak menjolok Tetapi tidak berani untuk menyuarakannya,
lantai istana dengan lembing ia memberi tahu karena bendahara dan Temenggong sangat
kehamilan Dang Baru. Dua bersaudara sayang dengan Hang Tuah.
sepergurauan ini terpaksa bertarung di atas
talam, karena khawatir dijolok dari bawah lantai Dang Baru melahirkan anak lelaki yang
istana. Kemudian beliau berwasiat kepada Hang diberi nama Hang Nadim setelah dua bulan Hang
Tuah jika Dang Baru melahirkan anak lelaki Jebat meninggal. Raja memerintahkan supaya
hendaklah dijadikan pengawal Tun Nadim[ anak Hang Nadim dibuang ke laut. Tetapi di halangi
Hang Tuah] mana kala perempuan terserah Hang Tuah karena Hang Jebat berwasiat agar
ibunya Dang Baru.Apabila mereka penat anak itu dipeliharanya Hang Tuah menghadap
bertarung dua besaudara itupun berehat Tun Teja memohon kurnia supaya Hang Nadim
sejenak.Hang Jebat terleka waktu beristirahat, itu di antar ke Inderapura untuk di jaga ayahnda
dan kesempatan itu diambil Hang Tuah untuk Tun Teja.
mengambil keris tameng sari ndipinggang Hang
Jebat. Hang Tuah membalingkan keris yang 3. Pembahasan
digunakannya sebelum ini ke arah Hang Jebat Dialog- dialog yang terjadi di dalam teks
dan pergelutan diteruskan, Hang Jebatpun telah naskah Hang Tuah, Suatu pertengkaran yang
tertikam keris tameng sari Hang Tuah , setelah keras dan tegas masing- masing tokoh
pertarungan dan pergelutan terakhir. Hang Tuah mempertahankan pendapatnya masing-masing.
membalut luka Hang Jebat terlebih dahulu Jelas sekali hitam putihnya, disuatu pihak Hang
sebelum pulang ke rumah. Tuah sangat setia terhadap baginda sultan sesuai
dengan janji yang diucapkan mereka berlima
Hang jebat yang bermandikan darah dahulu, setia mengabdi sepanjang hayat kepada
menutup semua pintu istana untuk berehat dan baginda sultan. Hang Jebat juga sangat setia
berjumpa istrinya. Orang ramai menyaksikan sebagai saudara angkat dan seperguruan dengan
pertikaman tersebut, mereka terkejut karena Hang Tuah. Karena kesetiaan itulah Hang Jebat
Hang Jebat masih hidup. Hang jebat kemudian mendurhaka kepada baginda Raja. Masing
mengamuk di tengah pasar negeri Melaka masing mempunyai alasan dengan kebenarannya
menyebabkan beribu ribu orang mati terbunuh sendiri . Tidak ada kesesuian pendapat antara
termasuk lelaki dan perempuan. satu sama lainnya, sehingga pertentangan itu
terjadi sangat keras dan tajam . Masing masing
Hang Kasturi menjenguk Hang Tuah di pihak tidak ada satupun yang mau mengalah
rumahnya atas titah baginda Raja Melaka. Hang .Pertengkaran yang terjadi itu tidak ada lagi
kasturi diberi tahu Dang Kamala bahwa Hang penyelesaian . Pada puncaknya tidak ada jalan
39
Tengku Muhammad Sum, Evizariza
lain . Di selesaikan dengan suatu cara lelaki yang 3.4 Hang Jebat: (Berpaling menjelajahi
ksatria, yaitu suatu pertarungan fisik yang seru. sekelililng tetapi siapa yang berkata belum
Beradu silat dan ketangkasan antara Hang Tuah dilihatnya)
dengan Hang Jebat, yang mesti ada di antara
keduanya yaitu kalah atau menang. Gugur salah Cih, siapakah itu.
satu diantara mereka berdua. Si jebat hanya tunduk pada keadilan,
Kalau pohon membawa rebah,
3. 1 Hangtuah : Si jebat tak sudi menyembah Raja.
Hoooi jebat !
Kenapa tiada lagi setiamu kepada rajamu. Dengan marahnya hang jebat mengatakan
Adat panglima sejak dahulu ia hanya tunduk dengan raja yang adil di
Tiada menjilat ludahnya. kerajaan, ia tidak lagi setia kepada raja Melaka
yang tidak adil kepada saudaranya hang tuah.
Berdasarkan data di atas Hang Tuah
dengan tegas mengingatkan kepada Hang Jebat , 3.5 Hang Tuah: (Kelihatan berjalan perlahan
perjanjian awal dahulu sewaktu berada di lahan ke panggung Ia berjalan sendirian,
Melaka. Mereka berlima bersaudara seperguruan langkahnya tegas dan pasti)
bersumpah setia kepada raja Melaka mengabdi
sepanjang umur. Jebat,
Pandanglah kemari,
3.2 Hang Jebat : (Terperanjat mendengar suara aku
itu) ia datang.
Kenal bahwa suara itu adalah suara Hang Berdasarkan data di atas Hang Tuah
Tuah. Tetapi berkata pada Hang Jebat, bahwa ia masih hidup.
Menurut tahuku Hang Tuah telah tiada. karena itu Hang Tuah datang menjumpai Hang
Sejurus ia Tertegun. Lalu memendang Jebat , untuk menyelesaikan masalah yang terjadi
berkeliling mencari sumber Suara itu. Tetapi di kerajaan.
ia tidak melihat apa apa. Kemudian ia
Tertawa terbahak bahak. 3.6 Hang Jebat :
(setelah melihat kedatangan Hang Tuah
Ha………ha……. Suara siapakah itu? dengan terkejut ia tersurut beberapa langkah
Kalau engkau lelaki keluarlah. lalu dengan bimbang Ia berkata)
Jangan menipu dari jauh.
Apakah tuan Hang Tuah?
Hang jebat merasa kesal dengan suara Tiadakah Hang Tuah telah binasa.
yang ia dengar dari kejauhan itu.sebab tidak
nampak orangnya ada terdengar suaranya.Dan Hang Jebat masih ragu dengan Hang Tuah
Hang Jebat mencari cari suara tersebut di setiap karena setahu Hang Jebat Hang Tuah telah tiada.
sudut istana.
3.7 Hang Tuah :
3.3 Hang Tuah : Ajal terletak di tangan tuhan
Hoooi Jebat ! Sebelum ajal pantang mati.
Sia-sia engkau setia selama ini,
Sungguh beranimu tiada berlawan Data di atas Hang Tuah mengatakan
dengan tegas dan meyakinkan pada Hang Jebat
Keris sakti di pinggangmu, hadiah batara bahwa ia masih hidup. Belum mati seperti yang
Majapahit diberitakan orang.
Bukanlah untuk membunuh kawan.
Tetapi sebagai pelindung negeri. 3.8 Hang Jebat :
Kalau benar engkau Hang Tuah
Data di atas menjelaskan bahwa Hang Apa maksudmu kemari.
Tuah dengan lantang dan tegas mengingatkan
lagi kepada Hang Jebat , bahwa keris yang ia Hang jebat sudah yakin bahwa Hang Tuah
pegang itu adalah untuk mempertahankan negeri masih hidup karena itu Ia bertanya apa maksud
dari serangan musuh yang datang dari kedatangan Hang Tuah ke istana.
luar.bukan membunuh orang yang ada di dalam
kerajaan Melaka khususnya lagi di dalam istana.
40
Tengku Muhammad Sum, Evizariza
41
Tengku Muhammad Sum, Evizariza
Hang Tuah sudah berusaha membujuk Darmawi, Ahmad. 2005. Teater Bangsawan
hang jebat tapi tidak berhasil. Maka dengan tegas Melayu Riau. Pekanbaru : LSBM-STR.
pula Hang Tuah mengatakan sama sama punya
prinsip yang harus di selesaikan dengan Kelana,Raja Ali. 1983. Pohon Perhimpunan.
pertarungan, salah satu mesti ada yang gugur, Pekanbaru : Bumi Pustaka.
hanya itulah penyelesaiannya.
Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang :
3.23 Hang Jebat : Penerbitan Angkasa Raya Padang
Naiklah orang kaya
Di istana kita bertikam. Sumardjo jakob, 2004. Perkembangan Teater
Hang jebat menantang Hang Tuah untuk Modern dan Sastra Drama Indonesia,
bertarung di dalam istana dengan Bandung. STSI PRESS.
menyuruh Hang Tuah naik ke atas lantai
istana. Tenas Effendi, 1984. Kumpulan Naskah Drama
Daerah Riau, Pekanbaru, Proyek
Pengembangan Kesenian Riau Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
42
Tengku Muhammad Sum, Evizariza
43