Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KOMPETENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN di


PERGURUAN TINGGI

Nama kelompok :

Alfian Dwi Saputra (12191264)


Khoiriyah Namira Istiqa (12190249)
Rahmat Pradito Setiaji (12190905)
Yonathan Zerotinus Jaya Edy (12190717)
Dzulfikri (12190673)
Dede Ridwan (12191138)

Kelas : 12.5D.04

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA


BEKASI
DAFTAR ISI

Sampul ...................................................................................................... 1
Dastar Isi ………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan .......................................5
2.2 Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan ..............................6
2.3 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan .........................................8
2.4 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ............................9
2.5 Prinsip-Prinsip Pendidikan Kewarganegaraan..............................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan …......................................................................... 13
3.2 Saran …............................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran
yang mengalami perubahan nama dengan sangat cepat karena mata
pelajaran ini rentan terhadap perubahan politik, namun ironisnya nama
berubah berkali-kali, tetapi secara umum serta pendekatan cara
penyampaiannya kebanyakan tidak berubah. Dari sisi isi misalnya, lebih
menekankan pengetahuan untuk di hafal dan bukan materi pembelajaran
yang mendorong berpikir apalagi berpikir kritis siswa. Dari segi
pendekatan yang lebih ditonjolkan adalah pendekatan politis dan
kekuasaan.1
Dari segi pembelajaran atau sistem penyampaiannya lebih menekankan
pada pembelajaran satu arah dengan dominasi guru yang lebih menonjol
sehingga hasilnya sudah dapat diduga, yaitu verbalisme yang selama ini
sudah dianggap sangat melekat pada pendidikan umumnya di
Indonesia.Untuk dapat mengatasi hal itulah kiranya dibutuhkan perubahan-
perubahan dalam pendidikan kewarganegaraan paling tidak untuk ketiga
aspek tersebut.
Mulai terkikisnya moral anak bangsa pada zaman sekarang ini,
merupakan sebuah teguran cukup keras bagi semua kalangan umum dan
bagi pendidik khususnya.Dalam mengatasi hal ini pendidik harus bisa
mengintegrasikan setiap mata pelajaran menjadi pendidikan yang
berkarakter baik secara langsung maupun tidak langsung.Termasuk dalam
matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengajarkan untuk
berperilaku sesuai norma-norma yang ada.

3
Oleh karena itu, melalui tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Sekolah Dasar kami ingin membahas lebih dalam mengenai hakikat, karakteristik,
tujuan, dan ruang lingkup PendidikanKewarganegaraan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat Pendidikan Kewarnegaraan?
2. Bagaimana karakteristik Pendidikan Kewarnegaraan?
3. Apa tujuan dari Pendidikan Kewarnegaraan?
4. Apa saja ruang lingkup Pendidikan Kewarnegaraan itu?
5. Prinsip-prinsip Pendidikan Kewarnegaran

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat dari Pendidikan Kewarnegaraan.
2. Untuk mengetahui karakteristik Pendidikan Kewarnegaraan.
3. Untuk mengrtahui tujuan dari Pendidikan Kewarnegaraan.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup Pendidikan Kewarnegaraan.
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Pendidikan Kewaregaraan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Kewarnegaraan


Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan
Nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan
nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan
menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan
sehari-hari para peserta didik baik sebagai individu, sebagai anggota
masyarakat dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.2
Menurut Kep. Dirjen dikti No.267/Dikti/2000 materi Pendidikan
Kewarganegaran adalah pendidikan tentang hubungan warga negara dengan
negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Dalam UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa di setiap
jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Bahasa,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarnegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan dalam pendidikan formal untuk membina sikap moral peserta didik
agar memiliki karakter dan berkepribadian yang positif sesuai dengan nilai-
nilai pancasila . PKn sebagai wahana pembinaan perilaku pada siswa juga
dimaksudkan untuk membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan, dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara Negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan Negara. 3
Jadi hakikat Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu :
1. Program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana
untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari.

2. Sebuah matapelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang


beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

5
B. Karakteristik Pendidikan Kewarnegaraan
Djamarah dan Zain (Ihsan,2017: 53) menyatakan bagian-bagian
karakteristik pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan sebagai berikut:
1. Menekankan pada pemecahan masalah
2. Bisa dijalankan dalam berbagai konteks
3. Mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri
4. Mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan siswa yang
berbeda
5. Mendorong siswa untuk merancang dan melakukan kegiatan ilmiah
6. Memotivasi siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari
7. Menerapkan penilaian otentik4
Karakteristik dapat diartikan sebagai ciri-ciri atau tanda yang
menunjukkan suatu hal berbeda dengan lainnya.PKn sebagai mata pelajaran
yang sangat penting bagi siswa memiliki karakteristik yang cukup berbeda
dengan cabang ilmu pendidikan lainnya.Karakteristik PKn ini dapat dilihat
dari objek, lingkup materinya, strategi pembelajaran, sampai pada sasaran
akhir dari pendidikan ini.
Mata pelajaran PKn terdiri dari dimensi pengetahuan
Kewarganegaraan (civic knowledge) mencakup bidang politik, hukum, dan
moral.Dimensi keterampilan Kewarganegaraan (civic skill) meliputi
keterampilan, partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimensi
nilai-nilai Kewarganegaraan (civic values) mencakup percaya diri, komitmen
penguasaan atas nilai religious, norma, dan moral luhur, nilai keadilan,
demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan
pers, kebebasan berserikat, dan berkumpul, dan perlindungan terhadap
minoritas.

Adapun karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah :


1. PKn termasuk dalam proses ilmu sosial (IPS).
2. PKn diajarkan sebagai mata pelajaran wajib dari seluruh program sekolah
dasar sampai perguruan tinggi.
3. PKn menanamkan banyak nilai, diantaranya nilai kesadaran, bela negara,
penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia, pelestarian lingkungan hidup,

6
tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak,
serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
4. PKn memiliki ruang lingkup meliputi aspek Persatuan dan Kesatuan
bangsa, norma, hukum, dan peraturan, Hak Asasi Manusia, kebutuhan
warga negara, Konstitusi Negara, Kekuasan dan Politik, Pancasila dan
Globalisasi.
5. PKn memiliki sasaran akhir atau tujuan untuk terwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation
and character building) dan pemberdayaan warga negara.
6. PKn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di
sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan
demokrasi di Indonesia.
7. PKn mempunyai 3 pusat perhatian yaitu Civic Intellegence (kecerdasan
dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional,
emosional maupun sosial), Civic Responsibility (kesadaran akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab), dan Civic
Participation (kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung
jawabnya, baik secara individual, sosial maupun sebagai pemimpin hari
depan).
8. PKn mengenal suatu model pembelajaran VCT (Value Clarification
Technique/Teknik Pengungkapan Nilai), yaitu suatu teknik belajar-
mengajar yang membina sikap atau nilai moral (aspek afektif).5
Dari karakteristik yang ada, terlihat bahwa PKn merupakan mata
pelajaran yang memiliki karakter berbeda dengan mata pelajaran lain.

7
Keberadaan PKn dengan karakteristik seperti ini mestinya menjadi perhatian besar bagi
masyarakat, komponen pendidik dan negara.Hal ini disebabkan karena PKn banyak
melanggar nilai-nilai pada siswanya. Nilai-nilai kebaikan kebersamaan, pengorbanan,
menghargai orang lain dan persatuan ini jika di tanamkan dalam diri siswa bisa menjadi
bekal yang sangat berharga dalam kehidupan pribadi maupun berbangsa dan bernegara.

C. Tujuan Pendidikan Kewarnegaraan


Tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpatisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak cerdas
dalam kegiatan kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa lainnya.
4. Beriteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
Tujuan PKn di Sekola Dasar
1. Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila
yang benar dan sah.
2. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan pancasila dan
ciri khas serta watak ke-Indonesia.
3. Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik.
4. Menggugahkesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga
masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan
nilai-nilai moral Pancasila tanpa menutup kemungkinan bagi
diakomodasikannya nilai-nilai laindari luar yang sesuai dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai moral Pancasila terutama dalam

8
menghadapi arus globalisasi dan dalam rangka kompetisi dalam pasar
bebas dunia.
5. Memberikan motivasi agar dalam setiap langkah laku lampahnya
bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai, moral dan norma Pancasila.
6. Mempersiapkan anak didik utuk menjadi warga negara dan warga
masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai
bangsa dan negaranya.6
7. Mempunyai kemampuan dalam berpikir kritis, bersikap nasionalisme dan
berjiwa pancasilais7
8. Memiliki wawasan kebangsaan dalam menjunjug tinggi Negara Kesatuan
Negara Republik Indonesia dengan rasa cinta tanah air
9. Memiliki rasa persatuan dan kesatuan dalam mempertahankan bangsa
Indonesia jadi lebih baik.
10. Memiliki mindset dalam memecahkan masalah yang terjadi Negara
11. Memiliki karya inovatif untuk mengangkat harkat dan martabat di depan
Negara-negara lain
12. Menjiwai nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Pendidikan Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep
kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari.
Adapun harapan yang ingin dicapai setelah pengajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ini, maka akan didapatkan generasi yang menjaga keutuhan
dan persatuan bangsa.

D. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarnegaraan.


Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :
1. Persatuan dan kesatuan bangsa, merupakan perpaduan yang sangat erat
untuk menggambarkan makna yang tergantung dalam keberagaman yang
ada di Indonesia yang meliputi : Hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,

9
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-
peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan
internasional.
3. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melakat pada diri manusia sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa dari sejak dilahirkan ke dunia yang tidak
dapat dicabut atau diganggu oleh siapa pun. meliputi: Hak dan kewajiban
anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,
Persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Pancasila meliputi: Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
8. Globalisasi adalah suatu proses dengan kejadian, keputusan, dan kegiatan
di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi
individu maupun masyarakat di daerah jauh. Globalisasi mendorong
adanya perubahan yang terjadi dalam bebrapa bidang meliputi: Globalisasi
di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak

10
globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
Mengevaluasi globalisasi.

E. Prinsip-prinsip Pendidikan Kewarnegaraan


Prinsip dasar pembelajaran PKn mengacu pada sejumlah prinsip dasar
pembelajaran. Menurut pendapat Budimansyah (2002:8) prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut adalah prinsip belajar siswa aktif (student active
learning), kelompok belajar kooperatif (cooperative learning), pembelajaran
partisipatorik, dan mengajar yang reaktif (reaktive learning).
1. Prinsip Belajar Siswa Aktif
Model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir di
seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan
lapangan, dan pelaporan. Dalam fase perencanaan aktivitas siswa terlihat pada
saat mengidentifikasi masalah dengan menggunakan teknik bursa ide (brain-
storming). Setiap siswa boleh menyampaikan masalah yang menarik baginya,
disamping tentu saja yang berkaitan dengan materi pelajaran. Setelah masalah
terkumpul, siswa melakukan voting untuk memilih satu masalah untuk kajian
kelas.
2. Kelompok Belajar Kooperatif
Proses pembelajaran PKn juga menerapkan prinsip belajar kooperatif,
yaitu proses pembelajaran yang berbasis kerja sama. Kerjasama yang
dimaksud adalah kerjasama antar siswa dan antar komponen-komponen lain di
sekolah, termasuk kerjasama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga
terkait. Kerja sama antar siswa jelas terlihat pada saat kelas sudah memilih
satu masalah untuk bahan kajian bersama.
3. Pembelajaran Partisipatorik
Selain prinsip pembelajaran di atas PKn juga menganut prisip dasar
pembelajaran partisipatorik, sebab melaui model ini siswa belajar sambil
melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa
belajar hidup berdemokrasi. Sebab dalam tiap langkah model ini memiliki
makna yang ada hubungannya dengan praktik hidup berdemokrasi.

11
4. Reactive Teaching
Dalam prinsip ini lebih menekankan bagaimana guru menciptakan strategi
agar murid mempunyai motivasi belajar. Oleh karena itu, guru harus situasi
sehingga materi pembelajaran menarik, tidak membosankan. Guru harus
mempunyai sensitivitas yang tinggi untuk segera mengetahui apakah kegiatan
pembelajaran sudah membosankan siswa jika hal ini terjadi, guru harus segera
mencari cara untuk menanggulanginya. Inilah tipe guru yang reaktif itu.
Ciri guru yang reaktif itu diantaranya sebagai berikut:
1. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar.
2. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami
siswa.
3. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat
materi pelajaran sebagai sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi
kehidupan siswa.
4. Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat siswa
bosan. Bila hal ini ditemui, ia segera menanggulanginya.8

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang sangat penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai
bangsa Indonesia, melalui mata pelajaran ini para siswa, mahasiswa, maupun
warga negara dididik untuk lebih mencintai bangsa dan negara Indonesia ini.
PKn meliputi pokok bahasan pengantar PKn, Hak dan Kewajiban
warga negara, pendidikan pendahuluan bela negara, demokrasi Indonesia, hak
asasi manusi, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik dan stategi
nasional.
Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan
berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar dari budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para
mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota
masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

B. Saran
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat bermafaat bagi kita
semua, serta dapat memberikan informasi tentang pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan sejak dini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Goyang, Jaran. 2017. Konsep Dasar PKn. http://blog-kumpulan-


makalah.blogspot.com/2017/10/mak'alah-hakikat-tujuan-
pengertian.html

Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn di SD/ MI. Medan: Aksha
Sakti.

Sumarsono, dkk. 2011. Pendidikan Kewarnegaraan. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Tanjung,Wahida. Ruang Lingkup Pendidikan di SD/MI.


http://wahidatjg.blogspot.com/2016/05/makalah-ruang-lingkup-pkn-di-
sd.html
.

14

Anda mungkin juga menyukai