Anda di halaman 1dari 6

PEDOMAN PELAKSANAAN P4GN MELALUI PERAN SERTA

KEPALA DESA/LURAH DI TINGKAT DESA/KELURAHAN


Jethan Towakit
IAIN Palu

ABSTRAK

P4GN sebagai acuan bagi penyuluhan di Tingkat Desa/Kelurahan. Sebagaimana penekanan Presiden RI pada
Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional pada tangal 26 Juni 2011 bahwa permasalahan narkoba ini harus
ditangani secara serius dengan Pencegahan Sejak Usia Dini, pencegahan berbasis keluarga dan
pembentukan Desa Siaga. Upaya untuk pembentukan desa siaga ini harus dilakukan secara komprehensif dan
simultan oleh stakeholder yang ada di lini bawah, di tingkat Desa/Kelurahan yaitu Kepala Desa/Lurah.
Keberhasilan pelaksanaan program P4GN terletak pada keberhasilan pelaksanaan kegiatan penyuluhan
kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga secara bertahap masyarakat sendiri mempunyai kemampuan
untuk menangkal bahaya narkoba. Untuk dapat melaksanakan penyuluhan secara merata dibutuhkan sejumlah
pelaksanaan yang tidak hanya mencakup dari segi jumlahnya saja akan tetapi harus juga memenuhi dari segi
pengetahuannya.

Kata Kunci: Pelaksanaan P4GN, Peran Serta, Kepala Desa/Lurah

catatan, saat ini menurut penelitian yang telah


Pendahuluan
dilakukan oleh BNN bahwa 1,5 persen populasi
NARKOBA singkatan dari Narkotika, penduduk Indonesia yaitu sekitar 2,9 juta sampai 3,2
Psikotropika dan Bahan Adiktif Lainnya. Akhir-akhir juta orang terlibat penyalahgunaan narkoba, yang
ini permasalahan penyalahgunaan dan peredaran juga menjadi korban lebih banyak melibatkan
gelap narkoba semakin marak dan kompleks, generasi muda pada usia produktif yang merupakan
terbukti dengan meningkatnya jumlah penyalah- generasi penerus bangsa. Dalam rangka menyele-
gunaan, pengedar yang tertangkap dan pabrik matkan generasi muda bangsa sebagai investasi
narkoba yang di bangun di Indonesia. yang tidak ternilai, perlu dilakukan upaya-upaya
Untuk penanggulangan penyalahgunaan pencegahan alahannya adalah sejak kapan mereka
narkoba diperlukan upaya yang terpadu dan diberikan pembekalan pengetahuan tentang
komprenhensif yang meliputi upaya preventif, narkoba, oleh siapa, bagaimana metodenya dan
represif, terapi dan rehabilitasi Penyebab terjadinya siapa yang lebih bertanggung jawab dalam perma-
penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh beberapa salahan ini.Sementara itu kenyataan sosial dalam
faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain, masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa Kepala
yaitu: 1) Faktor letak geografi Indonesia; 2) Faktor Desa yang juga merupakan tokoh masyarakat, cukup
ekonomi; 3) Faktor kemudahan memperoleh obat; 4) berpengaruh dan berperan dalam upaya
Faktor keluarga dan masyarakat; 5) Faktor menggalakan pasrtisipasi masyarakat.
kepribadian; 6) Faktor fisik dari individu yang Data proyeksi tahun 2010 menunjukkan 10
menyalahgunakannya. Propinsi berada di atas prevalensi Nasional 2,1%,
Untuk mengkoordinasikan penanganan 4 (Empat) dari kesepuluh propinsi adalah berasal
masalah penyalahgunaan narkoba, pemerintah sejak dari Indonesia Wilayah Timur .Propinsi Sulawesi
tahun 2002 telah membuat suatu Badan yang tengah menempati urutan ke 7 prevalensi
mengurusnya yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN) penyalahgunaan narkoba berdasarkan penelitian
berdasarkan UU No 22 tahun 1997 pasal 54 serta BNN dan Puslitkes UI, 2008.
Kepres no 17 th 2002 selaku vocal point dalam
penanganan permasalahan Narkoba dan juga Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
bersama-sama dengan Lembaga Swadaya
Metode pencegahan dan pemberantasan
Masyarakat lainnya yang peduli terhadap permasa-
penyalahgunaan narkoba yang paling efektif dan
lahan Narkoba, akan tetapi upaya penanggulangan
mendasar adalah metode promotif dan preventif.
yang dilaksanakan hingga kini belum menjawab
Upaya yang paling praktis dan nyata adalah represif
kebutuhan di lapangan.
dan upaya yang manusiawi adalah kuratif serta
Tugas pokok BNN adalah mengko-
rehabilitatif.
ordinasikan instansi terkait dalam menyusun
1. Promotif
kebijakan dan pelaksanaannya di Bidang penye-
Program promotif ini kerap disebut juga
diaan, pencegahan, pemberantasan penyalah-
sebagai program preemtif atau program pembinaan.
gunaan dan peredaran gelap narkoba. Sebagai
Pada program ini yang menjadi sasaran

155
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
pembinaanya adalah para anggota masyarakat yang masyarakat ini menjadi lebih efektif. Pada
belum memakai atau bahkan belum mengenal program ini pengenalan narkoba akan dibahas
narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh lebih mendalam yang nantinya akan disertai
program ini adalah dengan meningkatkan peranan dengan simulasi penanggulangan, termasuk
dan kegitanan masyarakat agar kelompok ini menjadi latihan pidato, latihan diskusi dan latihan
lebih sejahtera secara nyata sehingga mereka sama menolong penderita. Program ini biasa dilakukan
sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh dilebaga pendidikan seperti sekolah atau kampus
kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. dan melibatkan narasumber dan pelatih yang
Bentuk program yang ditawrkan antara lain bersifat tenaga profesional.
pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelom- d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi
pok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau dan upaya distribusi narkoba di masyarakat.
kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya Pada program ini sudah menjadi tugas bagi
paling tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat para aparat terkait seperti polisi, Departemen
yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah. Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai,
2. Preventif Kejaksaan, Pengadilan dan sebagainya. Tujuan-
Program promotif ini disebut juga sebagai nya adalah agar narkoba dan bahan pembuatnya
program pencegahan dimana program ini ditujukan tidak beredar sembarangan didalam masyarakat
kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum namun melihat keterbatasan julah dan
pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui kemampuan petugas, program ini masih belum
tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka dapat berjalan optimal.
menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya.
Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga 3. Kuratif
sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi Program ini juga dikenal dengan program
dan institusi lain termasuk lembaga-lembaga pengobatan dimana program ini ditujukan kepada
profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat, para peakai narkoba.Tujuan dari program ini adalah
perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya. mebantu mengobati ketergantungan dan
Bentuk dan agenda kegiatan dalam program menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari
preventif ini: pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba peakaian narkoba.Tidak sembarang pihak dapat
Program pemberian informasi satu arah mengobati pemakai narkoba ini, hanya dokter yang
dari pembicara kepada pendengar tentang telah mempelajari narkoba secara khususlah yang
bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan
hanya memberikan informasi saja kepada para pemakai narkoba ini.Pngobatan ini sangat rumit dan
pendengarnya, tanpa disertai sesi tanya jawab. dibutuhkan kesabaran dala menjalaninya.Kunci
Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang
hanyalah garis besarnya saja dan bersifat baik antara dokter, pasien dan keluarganya. Bentuk
informasi umum.Informasi ini biasa disampaikan kegiatan yang yang dilakukan dalam program
oleh para tokoh asyarakat.Kampanye ini juga pengobat ini adalah: a) Penghentian secara
dapat dilakukan melalui spanduk poster atau langsung; b) Pengobatan gangguan kesehatan
baliho.Pesan yang ingin disampaikan hanyalah akibat dari penghentian dan pemakaian narkoba
sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunan (detoksifikasi); c) Pengobatan terhadap kerusakan
narkoba tanpa merinci lebih dala mengenai organ tubuh akibat pemakaian narkoba; d)
narkoba. Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat
b. Penyuluhan seluk beluk narkoba masuk bersama narkoba seperti HIV/AIDS, Hepatitis
Berbeda dengan kampanye yang hanya B/C, sifilis dan lainnya.
bersifat memberikan informasi, pada penyuluhan Pengobatan ini sangat kompleks dan
ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan sesi memerlukan biaya yang sangat mahal. Selain itu
tanya jawab. Bentuknya bisa berupa seminar atau tingkat kesembuhan dari pengobatan ini tidaklah
ceramah.Tujuan penyuluhan ini adalah untuk besar karena keberhasilan penghentian
mendalami pelbagai masalah tentang narkoba penyalahgunaan narkoba ini tergantung ada jenis
sehingga masyarakat menjadi lebih tahu narkoba yang dipakai, kurun waktu yang dipakai
karenanya dan menjadi tidak tertarik sewaktu menggunakan narkoba, dosis yang dipakai,
enggunakannya selepas mengikuti program ini. kesadaran penderita, sikap keluarga penderita dan
Materi dalam program ini biasa disampaikan oleh hubungan penderita dengan sindikat pengedar.
tenaga profesional seperti dokter, psikolog, polisi, Selain itu ancaman penyakit lainnya seperti
ahli hukum ataupun sosiolog sesuai dengan tema HIV/AIDS juga ikut mempengaruhi, walaupun bisa
penyuluhannya. sembuh dari ketergantungan narkoba tapi apabila
c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya terjangkit penyakit seperti AIDS tentu juga tidak
Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan dapat dikatakan berhasil.
didalam kelompok masyarakat agar upaya
menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam

156
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
4. Rehabilitatif melaporkan segala hal yang berhubungan dengan
Program ini disebut juga sebagai upaya kegiatan yang terkait dengan penyalahgunaan
pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan narkoba dilingkungannya. Untuk memudahkan
kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani partisipasi masyarakat tersebut, polisi harus ikut aktif
program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai menggalakkan pesan dan ajakan untuk melapor ke
dan bisa bebas dari penyakit yang ikut menggero- polisi bila melihat kegiatan penyalahgunaan
gotinya karena bekas pemakaian narkoba. narkoba.Cantumkan pula nomor dan alamat yang
Kerusakan fisik, kerusakan mental dan penyakit bisa dihubungi sehingga masyarakat tidak
bawaan macam HIV/AIDS biasanya ikut kebingungan bila hendak melapor.
menghampiri para pemakai narkoba. Melaporkan kegiatan pelanggaran narkoba
Itulah sebabnya mengapa pengobatan seperti ini tentu saja secara tidak langsung ikut
narkoba tanpa program rehabilitasi tidaklah mebahayakan keselamatan si pelapor, karena
bermanfaat. Setelah sembuh masih banyak masalah sindikat narkoba tentu tak ingin kegiatan mereka
yang harus dihadapi oleh bekas pemakai tersebut, terlacak dan diketahui oleh aparat.Karena itu sedah
yang terburuk adalah para penderita akan merasa jadi tugas polisi untuk melindungi keselamatan jiwa si
putus asa setelah dirinya tahu telah terjangit penyakit pelapor dan merahasiakan identitasnya.
macam HIV/AIDS dan lebih memilih untuk Masalah penyalahgunaan narkoba adalah
mengakhiri dirinya sendiri. Cara yang paling banyak masalah yang kompleks yang pada umumnya
dilakukan dalam upaya bunuh diri ini adalah dengan disebabkan oleh tiga faktor yaitu: faktor individu,
cara menyuntikkan dosis obat dalam jumlah faktor lingkungan/sosial dan faktor ketersediaan,
berlebihan yang mengakibatkan pemakai mengalami menunjukkan bahwa pencegahan penyalahgunaan
Over Dosis (OD). Cara lain yang biasa digunakan narkoba yang efektif memerlukan pendekatan secara
untuk bunuh diri dalah dengan melompat dari terpadu dan komprehensif. Pendekatan apa pun
ketinggian, membenturkan kepala ke tembok atau yang dilakukan tanpa mempertimbangkan ketiga
sengaja melempar dirinya untuk ditbrakkan pada faktor tersebut akan mubazir. Oleh karena itu
kendaraaan yang sedang lewat. Banyak upaya peranan semua sektor terkait termasuk para
pemulihan namun keberhasilannya sendiri sangat orangtua, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama,
bergantung pada sikap profesionalisme lembaga kelompok remaja dan LSM di masyarakat, dalam
yang menangani program rehabilitasi ini, kesadaran pencegahan narkoba sangat penting.
dan kesungguhan penderita untuk sembuh serta 1. Peran remaja
dukungan kerja sama antara penderita, keluarga dan a. Pelatihan keterampilan.
lembaga. b. Kegiatan alternatif untuk mengisi waktu luang
Masalah yang paling sering timbul dan sulit seperti : kegiatan olahraga, kesenian dan lain-
sekali untuk dihilangkan adalah mencegah dating- lain.
nya kembali kambuh (relaps) setelah penderita 2. Peran orangtua
menjalani pengobatan. Relaps ini disebabkan oleh a. Menciptakan rumah yang sehat, serasi,
keinginan kuat akibat salah satu sifat narkoba yang harmonis, cinta, kasih saying dan komunikasi
bernama habitual.Cara yang paling efektif untuk terbuka.
menangani hal ini adalah dengan melakukan b. Mengasuh, mendidik anak yang baik.
rehabilitasi secara mental dan fisik.Untuk c. Menjadi contoh yang baik.
pemakaipsikotropika biaanya tingkat keberhasilan d. Mengikuti jaringan orang tua.
setlah pengobatan terbilang sering berhasil, bahkan e. Menyusun peraturan keluarga tentang
ada yang bisa sembuh 100 persen. keluarga bebas narkoba.
f. Menjadi pengawas yang baik.
5. Represif 3. Peran Tokoh Masyarakat
Ini merupakan program yang ditujukan untuk a. Mengikutsertakan dalam pengawasan narkoba
menindak para produsen, bandar, pengedar dan dan pelaksanaan Undang-undang.
pemakai narkoba secara hukum.Program ini b. Mengadakan penyuluhan, kampanye pence-
merupakan instansi peerintah yang berkewajiban gahan penyalahgunaan narkoba.
mengawasi dan mengendalikan produksi aupun c. Merujuk korban narkoba ke tempat pengo-
distribusi narkoba.Selain itu juga berupa penindakan batan.
terhadap pemakai yang melanggar undang-undang d. Merencanakan, melaksanakan dan
tentang narkoba. mengkoordinir program-program pencegahan
Instansi yang terkain dengan program ini penyalahgunaan narkoba.
antara lain polisi, Departemen Kesehatan, Balai a. Masyarakat mempunyai peran penting didalam
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, usaha pencegahan dan penanggulangan
Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. Begitu luasnya penyalahgunaan narkoba. Untuk itu tokoh
jangkauan peredaran gelap narkoba ini tentu masyarakat dapat melaksanakan hal-hal sebagai
diharapkan peran serta masyarakat, termasuk LSM berikut :
dan lembaga kemasyarakatan lain untuk berpartisi- 1) Pahami masalah penyalahgunaan narkoba,
pasi membantu para aparat terkait tersebut pencegahan dan penanggulangannya.
Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak 2) Amati situasi dan kondisi lingkungan.

157
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
3) Galang potensi masyarakat yang dapat g. Organisasi
membantu pelaksanaan penanggulangan- Penetapan prosedur hubungan kerjasama
nya, terutama orangtua, para remaja, antara organisasi sosial masyarakat yang satu
sekolah, organisasi-organisasi sosial dalam dengan yang lainnya dan dengan tokoh-tokoh
masyarakat di sekitar lingkungan. masyarakat formal/informal sangat penting untuk
4) Arahkan, dorong dan kendalikan gerakan memperlancar dan meningkatkan koordinasi
masyarakat tersebut. dalam penanggulangan dan pencegahan
b. Cara menggerakkan masyarakat dengan tahap- penyalahgunaan narkoba di lingkungannya.
tahap sebagai berikut : Di daerah yang kena wabah narkoba,
1) Tatap muka dan berbicara secara terbuka akibatnya sudah amat jelas.Selain yang kena
maksud gerakan tersebut. narkoba menjadi tidak produktif, kehadirannya amat
2) Adakan rapat untuk menyusun program membebani bahkan menghancurkan kehidupan
kerja. keluarga, mengancam keamanan lingkungan, dan
3) Libatkan tokoh-tokoh masyarakat, organisasi memicu aksi-aksi kejahatan di masyarakat. Keadaan
sosial, tokoh agama dan potensi-potensi buruk ini sudah menimbulkan masyarakat benar-
masyarakat yang ada. benar cemas dan merasa muak dan masyarakat
4) Beri pengertian tentang masalah penyalah- sudah mulai perang melawan narkoba.
gunaan narkoba dimana masalah tersebut Pengalaman pencegahan penyalahgunaan
bukan hanya menjadi tanggungjawab narkoba diluar dan didalam negeri menunjukkan
pemerintah tapi juga masyarakat. bahwa pencegahan penyalahgunaan narkoba yang
Adapun strategi pencegahan penyalahgu- fektif memerlukan peranan aktif dari segenap lapisan
naan narkoba di masyarakat dapat dilakukan melalui masyarakat termasuk para orang tua, tokoh masya-
langkah-langkah sebagai berikut. rakat dan agama, kelompok remaja dan kelompok
a. Pelatihan dan Pendidikan masyarakat lainnya.
Merencanakan dan melaksanakan kursus Partisipasi dan kolaborasi oleh segenap
pelatihan untuk berbagai kelompok masyarakat lapisan masyarakat adalah strategi yang sangat
seperti orang tua, tokoh-tokoh masyarakat, diperlukan untuk merespon secara multi disiplin pada
kelompok remaja tentang strategi-strategi permasalahan penyalahgunaan narkoba yang sangat
pencegahan, keterampilan mengasuh anak, kompleks.Kita menyadari bahwa permasalahan
pelatihan kerja untuk anak-anak remaja dan lain- penyalahgunaan narkoba merupakan hasil interaksi
lain. berbagai faktor seperti tersedianyanarkoba sendiri
b. Kebijakan dan Peraturan aspek kepribadian dan perilaku individu.
Masyarakat perlu menyusun kebijakan dan Dengan kenyataan ini, sepertinya tidak ada
peraturan tentang penanggulangan dan pence- satu sistem atau kelompok pun yang bisa
gahan narkoba dan zat adiktif lainnya. memberantas dan mencegah sendiri penyalah-
c. Kegiatan Kemasyarakatan gunaan narkoba dilingkungannya.Pemerintah saja
Tokoh-tokoh masyarakat dapat mendorong tidak dapat mengatasi masalah narkoba
dan menggerakkan masyarakat terutama para tersendiri.Masalah penyalahgunaan narkoba yang
remaja untuk bergiat dalam kegiatan-kegiatan sangat kompleksi ini tetap menuntut penanganan
yang positif fan kegiatan kemasyarakatan seperti secara komprehensif dan terpadu, dengan partisipasi
kerja bakti, pemeliharaan kebersihan, kesehatan, aktif dari masyarakat baik secara individu maupun
dan penghijauan lingkungan. kelompok yang mempunyai potensi membantu
d. Promosi Hidup Sehat generasi muda mencegah penyalahgunaan
Tokoh-tokoh masyarakat dapat menyusun narkoba..
program-program yang mengutamakan pada
Tugas Pokok, Fungsi Dan Peranan Serta
pengembangan hidup sehat seperti : gerak jalan,
Langkah-Langkah Kepala Desa/Lurah Dalam
lomba olahraga, senam bersama, rekreasi
Upaya Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan
bersama, dll.
Narkoba
e. Sistem Rujukan
Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan Kepala
Tokoh-tokoh masyarakat bisa membantu
Desa/Lurah
mereka yang rawan atau yang korban narkoba
a. Tugas Pokok
untuk mendapatkan pelayanan pengobatan,
Menyelenggarakan urusan kemasyarakatan
perawatan atau rehabilitasi sosial melalui sistem
dibidang Pencegahan, Pemberantasan, Pe-
rujukan atau tata cara yang disepakati.
nyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba
f. Pembentukan Kelompok Konseling
(P4GN).
Pembentukan kelompok konseling dari
b. Fungsi
warga masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat atau
Memfasilitasi dalam perencanaan, pe-
organisasi sosial masyarakat, sebagai relawan
laksanaan dan pemanfaatan kegiatan Pen-
untuk memberikan konsultasi/konseling kepada
cegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan
warga atau remaja-remaja yang memiliki masalah
dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
pribadi atau memiliki kerawanan atau telah
c. Peranan
menjadi korban narkoba.

158
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
1. Sebagai motivator c. Penyiapan Tenaga
Menggerakkan masyarakat Mengidentifikasi tenaga yang akan
untuk tidak hanya mengatakan “TIDAK” pada dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan
narkoba tetapi mengajak juga melakukan P4GN berdasarkan identifikasi
penyuluhan perorangan maupn kelompok yang sasaran dan materi yang akan disam-
ada dalam masyarakat seperti : remaja masjid, paikan apakah hanya petugas
karang taruna, majelis taklim, PKK, pos yandu, penyuluh atau bersama team.
rakor desa dan sebagainya. d. Pemanfaatan Kelompok
2. Sebagai Pembina Kader Mengingat pelaksanan kegiatan
Membina kader dalam kelompok sosialisasi P4GN belum didukung
kegiatan agar mampu dan terampil dalam dengan anggaran khusus, agar
pengelolaan kegiatan sosialisasi P4GN baik petugas dilapangan menginventarisir
perorangan maupun kelompok sehingga kegiatan-kegiatan rutin yang
sosialisasi P4GN berjalan sesuai dengan dilaksanakan oleh kelompok
rencana yang telah disepakati. masyarakat di wilayah tugasnya,
3. Sebagai Fasilitator sehingga materi sosialisasi P4GN
Mengajak kader, remaja, orangtua dapat diintegrasikan atau disisipkan
remaja, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK pada kegiatan tersebut.
dan sebagainya untuk berperan serta dalam b. Program Pelaksanaan
sosialisasi P4GN baik secara langsung maupun Kegiatan sosialisasi P4GN pada dasarnya
tidak langsung. adalah upaya untuk memberikan
2. Langkah-langkah Kepala Desa/Lurah Dalam informasi, pengetahuan dan pemahaman
Upaya Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan tentang P4GN kepada seluruh lapisan
Narkoba masyarakat sehingga program P4GN
Sebelum melaksanakan kegiatan operasional dapat terlaksana sebagaimana yang
pencegahan, para pelaksana terlebih dahulu diharapkan.
hendaknya melakukan berbagai persiapan agar Pelaksanaan kegiatan sosialisasi P4GN
kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dapat dikembangkan melalui media cetak
sebagaimana yang diharapkan. Persiapan (surat kabar, majalah, leaflet, poster,
tersebut meliputi : selebaran dll), selain itu dapat juga
a. Penyiapan Sasaran dilakukan dengan berbagai metode yaitu :
1. Mengidentifikasi Sasaran a) Ceramah adalah menyampaikan
Menentukan kelompok masyarakat yang materi kepada sasaran agar dapat
akan menjadi sasaran/obyek penyuluhan dipahami oleh sasaran. Untuk
P4GN. Contoh : siswa SD, SMP, SMU, memudahkan digunakan alat bantu
kelompok PKK, remaja masjid, majelis berupa buku materi, lembar balik,
taklim, pos yandu, dll. papan/alat tulis. Waktu fleksibel,
2. Penyiapan Materi disesuaikan dengan banyaknya bahan
a. Sebelum petugas lapangan melak- materi yang akan disampaikan.
sanakan kegiatan sosialisasi P4GN b) Diskusi adalah pendalaman materi
harus terlebih dahulu mengetahui, yang dilakukan secara komunikasi dua
mengerti dan memahami tentang : arah, sehingga akan member arti lebih
1. Narkoba mendalam bagi peserta kelompok.
2. Jenis-jenis narkoba Cara ini sangat cocok karena sasaran
3. Ciri-ciri pengguna narkoba merasa lebih dihargai pendapatnya
4. Dampak/efek penyalahgunaan atau pengetahuannya. Waktu yang
narkoba diperlukan untuk diskusi diseseuaikan
5. Undang-undang narkoba terma- dengan topik yang ada.
suk sanksi hukum, apabila c) Permainan kuis adalah cara mudah
menjadi produsen, pengedar dam bagi peserta kelompok untuk
pemakai narkoba. mengulang atau mengingat kembali
6. Hal-hal lain yang berkaitan dengan materi yang telah disampaian agar kita
penyalagunaan narkoba. yakin bahwa isi dari materi telah dapat
b. Dalam rangka penyiapan sosialisasi dimengerti sepenuhnya oleh para
P4GN peserta kelompok.
Materi yang akan disampaikan d) Pemutaran video yang berkaitan
hendaknya disesuaikan dengan dengan masalah narkoba atau
pendidikan, karateristik dan norma- HIV/AIDS sangat efektif untuk
norma yang berlaku pada masyarakat merangsang diskusi. Dalam hal ini
setempat dengan mengacu pada fasilitator harus terlebih dahulu
materi pokok dari BNN atau mempelajari isi pesan yang disapaikan
BNNP/BNNK setempat. melalui video tersebut dan membuat

159
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
catatan yang akan dipakai dalam yang lebih teknis untuk penjabarannya di
ceramah, diskusi, kuis. Sebaiknya lapangan.
materi diskusi disesuaikan dengan c. Perlu dilaksanakan evaluasi secara teknis dan
situasi misalnya : mengenal masalah berkala atas berbagai pihak sebagaimana
ciri-ciri orang terkena narkoba, apakah pedoman yang telah disusun ini.
pernah ketemu dengan orang seperti
itu ? bagaimana jika mengetahui ada DAFTAR PUSTAKA
orang yang terkena narkoba ? dan
sebagainya. Bakolak Inpres 6/1971. 1988. Comprehensive-
Kunjungi lapangan apabila memungkinkan Multidiciplinar Outline. Terjemahan.
ke pusat-pusat rehabilitasi narkoba misalnya sangat
Badan Narkotika Nasional dan Pusat Penelitian
bermanfaat bagi anggota kelompok untuk melihat
Kesehatan UI.2004. Studi tentang biaya
secara langsung faktor penyebab, penanganan
ekonomi dan sosial akibat penyalahgunaan
penderita, dampak dari narkoba. Pelaksanaan
narkoba pada 10 kota besar di Indonesia.
sosialisasi P4GN dapat dilakukan dengan berbagai
Depok, Jakarta 2004.
metode yang disesuaikan dengan pendidikan, status
sosial, norma-norma yang berlaku di Badan Narkotika Nasional dan Pusat Penelitian
wilayah tugasnya, serta disesuaikan dengan sarana Pranata Pembangunan, UI. 2003. Survey
dan prasarana yang tersedia. Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran
GelapNarkoba. Jakarta 2003.
Dr. Lydia Harlina Martono, S.Km. Pencegahan dan
Penutup
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Dari uraian sebagaimana yang telah berbasis sekolah. Balai Pustaka.
disampaikan dalam bab-bab terdahulu, beberapa
Dr. Satya Joewana, Sp.K.J. Pencegahan dan
kesimpulan yang dapat ditarik antara lain adalah:
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
a. Program P4GN merupakan program yang harus
berbasis Desa. Balai Pustaka.
dilaksanakan secara terpadu dan berkesinam-
bungan. Prof.Paulina G. Padmohoedoyo, MA., MPH 202
b. Program P4GN harus dilaksanakan di seluruh Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba : Apa
lapisan masyarakat, program p4GN ditujukan bagi yang bisa dilakukan Jakarta, Indonesia
perwujudan masyarakat yang bebas dari
peredaran gelap narkoba.
c. Upaya untuk membumikan program P4GN hanya
dapat dilaksanakan terutama oleh seluruh unsur
pemerintah bersama-sama dengan masyarakat
sendiri termasuk di dalamnya kelompok dunia
usaha.
d. Keterpaduan pelaksanaan sosialisasi program
P4GN hanya dapat dimungkinkan melalui
kesiapan tenaga sebagaimana halnya
ketersediaan tenaga yang dapat dimanfaatkan
sebagai fasilitator atau penyuluhan yang telah
ada di tingkat Desa/Kelurahan, RW dan RT(
Kepala Desa, LMD, Babinkamtibmas, PLKB dan
tenaga lapangan lainnya).
e. Dukungan dana dan sarana pendukung lainnya
sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang
maksimal dan hal ini perlu keterpaduan terutama
dari pihak-pihak (pemerintah dan swasta) yang
mempunyai kepedulian terhadap P4GN.
Saran yang perlu untuk lebih maksimalnya tujuan
sosialisasi program P4GN sebagaimana yang
dipedomani melalui buku ini adalah :
a. Pedoman ini perlu ditindaklanjuti/diikuti dengan
petunjuk lain yang lebih bersifat teknis seperti
misalnya petunjuk teknis penyuluhan, materi-
materi tentang narkoba.
b. Perlu upaya untuk mensosialisasikan kembali
pedoman ini kepada seluruh Dinas/Instansi
terkait agar secara operasional mendapat
respon positif dan menghasilkan kesepakatan

160
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

Anda mungkin juga menyukai