Anda di halaman 1dari 9

Geolben – WEEK 10

Chapter 10 – Aplikasi Teknologi dalam


Pengurangan Risiko Bencana

Pengurangan resiko bencana (PRB)

• UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Pananggulangan


Bencana menyatakan:
- (Pasal 5) Pemerintah dan Pemerintah daerah
menjadi penanggungjawab dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
- (Pasal 6a) Tanggungjawab pemerintah dalam - Siklus yg membahas dari berbagai macam aspek
penyelenggaraan penanggulangan bencana • Dokumen PRB :
meliputi: Pengurangan risiko bencana dan - Yokohama Strategy Plan of Action, 1994
pemaduannya dengan program pembangunan. - Hyogo Declaration and Hyogo Framework of
dst. Action, 2005
- (Pasal 35) Penyelenggaraan penanggulangan - Beijing Action, 2005
bencana dalam situasi tidak terjadi bencana - Sendai Framework for Disaster Risk Reduction
meliputi: Perencanaan penanggulangan bencana, 2015-2030
Pengurangan risiko bencana, dst - Rencana Aksi Nasional PRB
• PRB ini wajib dilaksanakan walaupun tidak terjadi - Rencana Aksi Daerah PRB(PP No.21/2008 Pasal 8)
bencana • Bidang kegiatan PRB :
• PP no 21 Tahun 2008, menyatakan : - Pengkajian Risiko dan Kewaspadaan
- Pengurangan risiko bencana merupakan kegiatan analisis ancaman, kerentanan dan kemampuan
mengurangi ancaman dan kerentanan serta - Pengembangan Pengetahuan
meningkatkan kemampuan dalam menghadapi pendidikan, pelatihan, penelitian dan informasi
bencana. - Komitmen Politik dan Kerangka Kelembagaan
- Pengurangan risiko bencana dilakukan melalui organisasi, kebijakan, legislasi and aksi
kegiatan: masyarakat
1. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana - Upaya Penerapan
2. Perencanaan partispatif penanggulangan pengelolaan lingkungan, penataan ruang dan
bencana perencanaan kota, perlindungan fasilitas penting,
3. Pengembangan budaya sadar bencana penerapan iptek, kemitraan dan jejaring, serta
4. Peningkatan komitmen terhadap pelaku lembaga keuangan.
penanggulangan bencana - Sistem Peringatan Dini
5. Penerapan upaya fisik, non-fisik, dan Peramalan, penyebaran peringatan, upaya
pengaturan penanggulangan bencana kesiapan dan kemampuan tanggap darurat.
• Rencana aksi PRB disusun secara menyeluruh dan • Komponen PRB :
terpadu dalam suatu forum yang meliputi unsur dari - Mengintegrasikan PRB dalam Rencana
pemerintah, non pemerintah, masyarakat dan Pembangunan Nasional
lembaga usaha yang dikoordinasikan oleh BNPB dan - Kebijakan, Perundangan, dan Pengaturan
BPBD. Rencana aksi sebagai berikut : Kelembagaan untuk PRB
- Rencana aksi nasional PRB - Pengkajian Risiko
- Rencana aksi daerah PRB - Rencana Kesiapan untuk Tanggap Darurat dan
• Kerangka kerja / framework PRB : Pemulihan
- Merupakan kerangka konseptual dari berbagai - Perencanaan PB dan Mitigasi
elemen yang dianggap dapat mengurangi - Pelatihan, Kewaspadaan, Gladi, dan Ujicoba
kerentanan dan risiko bencana dalam suatu - PRB di setiap tingkatan
komunitas, untuk mencegah (preventif) dan - Implementasi dari proyek-proyek PRB
mengurangi (mitigasi) dampak yang tidak
diinginkan dari ancaman, dalam konteks yang
luas dari pembangunan berkelanjutan
Pendekatan yg harus dilakukan • Siganopoly

- Game inovasi dari monopoly


- Kita mensimulasikan proses dari mitigasi bencana
• Yg fokus dibahas poin 3 (adaptasi Revolusi 4.0)
• Triable (drop-cover-hold on)

- Alat untuk membantu orang2 yg memiliki


disabilitas, tapi org lain juga bisa.
- Produknya berupa meja, untuk membantu
mereka melakukan evakuasi mandiri

- Bagaimana industry bisa meningkatkan hasil


dengan meminimalkan pekerja.

Contoh aplikasi teknologi dalam pengurangan risiko


bencana

• Disaster Awareness Game (DAG)

- Di bagian kaki dipilih bentuk segitiga samasisi


karena semua sisinya sama hingga daya tekannya
sama, jadi kalo ada runtuhan, tidak akan
menghancurkan meja.

- Dimana ini merupakan game yg si peserta harus


berusaha untuk selamat dari bencana kebakaran
dan banjir. - Mekanisme kerjanya
• Aplikasi Gempa Kita

- Sebagai platform system peringatan b


- Adanya aktivitas gempabumi akan
mempengaruhi pada perubahan suhu mata air
panas.
- Jadi dia melihat sensor temperature air panas,
contoh di gambar atas memperlihatkan adanya
anomaly berupa suhu turun secara drastic dari
suhu rata2, dan ternyata besoknya terjadi gempa
• Manajemen kebencanaan 4.0 (Search and Rescue
Drone – DroneSAR & Data Presisi

- Cara kerjanya
• Earthquake Warning Alert System (EWAS)

- Menggunakan prinsip DIY (do it with yourself)


- Menggunakan drone, lebih efektif dibanding
menggunakan pesawat atau helicopter
• Mobile Wiseland
- Untuk peringatan dini longsor berbasis nirkabel
untuk tanggap darurat bencana longsor - Alat peringatan dini gempa bumi
- Cara kerjanya dimana dengan mendeteksi
gelombang primer (gelombang awal), sehingga
bisa deteksi gelombang sekundernya. Dan
menghasilkan getaran pada alat tersebut
- Sehingga bisa deteksi mandiri
• GIS / WEBGIS

- Platfrorm untuk mengetahui penyebarannya,


waktu untuk evakuasi ke rumah sakit, dll

- Meliputi 5 aspek berupa hardware, software,


data, metode, dan people (factor utama)
- Salah satunya penyebaran covid 19

- Jakarta menunjukkan tingkat penyebaran yang


tinggi
- Digunakan untuk portal secara nasional berisi
sebaran titik positif, ODP, PDP secara detail

- Data spasial (bisa kita ketahui lokasinya), data


non-spasial (atribut dari data tersebut)

- Tahap pemetaan - Menunjukkan sebaran korban yg terkena covid

- Alat yg digunakan
- Digunakan contohnya untuk memetakan - Model penyebaran ini disusun dari adanya
keterjadian bencana sebaran suspect, ODP, dan PDP
- Menggambarkan sebaran saran transportasi
umum (menjadi media penyebaran juga)
- Kepadatan bangunan (penyebaran semakin cepat
pada suatu daerah yg padat penduduk).
- Estimasi waktu yg dibutuhkan seseorang untuk
melakukan pergi ke suatu tempat, mirip google
maps, tapi lebih detail (ada model penyebaran
covid19 juga)

- Menggambarkan penyebaran penduduk yg


berbentuk grid

- Peta analisis yg memiliki presentase kerentanan


pada beberapa daerah. Dipengaruhi juga oleh
rasio pemukiman dan rumah sakit yg ada

- Penyebaran zona rawan tinggi

- Menggambarkan mobilisasi penduduk, ternyata


masih banyak masyarakat yg mudik

- Penduduk >50 tahun memiliki kerentanan tinggi


- Menggambarkan prediksi penyebaran covid 19 di - Hasil model prediksi penyebaran secara spasial
pulau jawa

- DDI membuat pemodelan prediksi berhentinya


sebaran covid19, yg terdiri mulainya covid19 di
suatu daerah dan waktu akhirnya

- Menggambarkan bobot sebaran wilayah


berdasarkan waktu terpaparnya.

- Variabelnya : kepadatan bangunan, jarak antar


sarana, jarak dari Jakarta sebagai episentrum,
kepadatan sarana transportasi, kepadatan pusat
keramaian, jarak dari kota2 besar, dan kepadatan
jaringan jalan - Model prediksi lainnya
- Emisi NO2 berkurang selama lockdown ini

- Kontribusi informasi geospasial ? agar kita bisa


melihat wilayah persebaran penderita, melihat
penyebaran sehingga dapat membuat mitigasi
dan pengambilan kebijakan yang tepat sasaran.

DONE
DISKUIS ONLINE • Apakah menurut bapak peran teknologi hanya
sebatas seperti itu, ataukah ada peran yang lebih dari
• Kenapa sampai saat ini penggunaan aplikasi
sekedar hal tersebut? kalau ada contohnya apa ya
• Hyago dan sendai framework ?
pak yang sudah diterapkan di Indonesia ?
- Framework untuk mengurangi risiko bencana
- Yg ada di slide hanya contoh saja, untuk
- Hyogo di dasari oleh Indian ocean tsunami di
menggambarkan kalo teknologi ini tidak harus
2004 (lebih dari 5 negara di asia terdampak oleh
sesuatu yang sangat kompleks seperti alat2
bencana tsunami hingga 200.000 jiwa). Lalu
BMKG dll.
dibuat pertemuan yg menginisiasi cara
- Peran teknologi ini untuk meminimalisasi
penanggulangan bencana . Ditekankan pada
keterjadian korban jiwa dan meminimalkan
action ketika terjadi bencana, penanggulanagan
waktu untuk melakukan evakuasi. Memiliki peran
bencana di suatu negara yg disepakati oleh
besar dalam penanggulangan bencana ini.
semua negara yg tergabung di dalamnya.
- Contoh2 ini lebih ditekankan pada pengurangan
- Sendai memperbarui Hyogo ini di tahun 2015,
bencana dengan menyebarkan informasi kepada
tidak cukup hanya penanggulangan bencana saja.
masyarakat
Yaitu menekankan pada rencana kontijensi
• Apakah Indonesia sudah pada tahap menggunakan
setelah terjadinya bencana (kerangka kebijakan
teknologi yg bereaksi secara langsung seperti tempat
ktika negara terjadi bencana dan cara untuk
tidur yg ada getaran secara
mencegah bencana di kedepannya)
- Sebenarnya kebanyakan bencana di Indonesia
• Hambatan pada pengembangan teknologi aplikasi
seperti tanah longsor dll itu berlokasi di tempat
penanggulangan bencana?
yg kurang secara finansial, sehingga buat
- Di Indonesia ini masih ada konflik kepentingan,
teknologi seperti ini belum sampai ke daerah
dimana saling berlomba mengembangkan
rentan bencana
inovasi. Ketika adanya persaingan dalam
- Perlu juga adanya uji kelayakan pada teknologi
meningkatkan inovasi tersbut, diperlukan adanya
tersebut untuk di produksi massal. Karena
sinergi antar pembuat inovasi, negara, sehingga
kebanyakan tidak ekonomis (terlalu banyak
teknologi ini bisa membuat masyarakat saling
modal), sehingga berat pada pendanaan. Kalo
terkoneksi antaraplikasi.
ada yg ngembangin paling di luar negeri, jadi
- Awalnya BNPB, BPBD, dll bekerja sendiri2,
perlu ongkos lebih (walaupun lebih terpercaya)
sedangkan makin skrg BNPB sudah mulai
• Apa langkah yg bisa dilakukan pemerintah untuk
membuka koneksi dan berkolaborasi dengan
menghindari EWS yg tidak berfungsi sebagaimana
BPBD untuk menciptakan produk yang lebih baik.
mestinya? Parameter apa utnuk wilayah ditetapkan
- Untuk menjadikan produk masa memerlukan
sebagai titik dipasangnya alat EWS?
waktu dan biaya, tergantung apakah produk ini
- Aspek teknis
layak untuk di danai dan dimanfaatkan dengan
- Aspek non teknis, lebih banyak pengaruh pada
baik oleh masyrakayat
kasus ini. Seperti vandalisme, pengaplikasian dari
- Contoh : petabencanaid, awalnya cukup di
teknologi tersbut, pemahaman masyarakat
support oleh pemerintah DKI Jakarta. Support
mengenai bencana dan alat.
dari pemerintah cukup membnatu. Kita juga bisa
- Sehingga diperlukan miitgasi secara structural
memanfaatkan data dari masyarakat
dan non-struktural. Karena aspek yug ada di kota
(outsourcing), yaitu data laporan langsung dari
blm tentu cocok dengan apa yg ada di desa. Bisa
masyarkat, biasanya datanya lebih real-time.
dengan memberikan informasi kepada
- Keimpulan: diperlukan konektivitas antar
masyarakat yg ada di desa untuk memberikan
Lembaga untuk bisa saling bersinergi untuk
pemahaman mengenai bencana ini
membuat platform yg baik sehingga palikasi ini
- EWS biasanya di pasang pada wilayah yg memiliki
tidak mati sebelum berkembang.
sejarah bencana tersebut.
• Apakah semua bangunan/Gedung di Jakarta
• System kerja buoy?
menerapkan bangunan tahan gempa? Apakah udah
- Bagaimana melakukan perekaman pada anomaly
ada badan yg udah mengawai pembangunan ini?
gelombang di tengah laut, yg kemudian dikirim ke
- Belom semua bangunan menerapkan bangunan
server di daratan, dan mengestimasi waktu yg
tahan gempa ini
dibuthkan untuk gelombang dapat sampai ke
- Badan dari dinas PU di DKI Jakarta pada
daratan.
bangunan yang lebih dari 4 tingkat
- Buoy ini relative mahal
- Merupakan alat yg paling efektif untuk
mendeteksi gelombang
- Kendala seperti kita harus menjaga bagaimana
alat ini berposisi dengan baik yg ada di tengah
laut (jauh jangkauannya)
- Alat yg diinformasikan oleh BMKG dan BIG itu alat
yg dipasang di pantai (jadi gelombang udh dekat
ke daratan).
• Perbedaan spesifik dari rencana kerja BPDB dan
BNPB?
- Level bencana di setiap daerah itu berbeda2, jadi
diperlukan peran badan pengendali di daerah
tersebut. Karena daerah berhak untuk mengurusi
daerahnya masing2 tanpa diurusi oleh
pemerintah setempat.
- Karena ga semua bencana itu berskala nasional,
ada juga yg bersifat daerah.

Anda mungkin juga menyukai