Anda di halaman 1dari 26

TUGAS PENDAHULUAN

POLIGON GAYA

DI SUSUN OLEH:

NAMA: MIZNALAILA KHARISMA

STAMBUK: 09120200081

JURUSAN/FREK: TEKNIK INDUSTRI/2

KELOMPOK: 4A

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari - hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari yang
ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energi yang kita
pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita, seperti yang
ada di lingkungan kita. Dalam jenjang perguruan tinggi, seorang mahasiswa
diharapkan tidak hanya mengukuti perkuliahan semata, namun lebih dari itu juga
dituntut untuk mendalami dan menguasai disiplin ilmu yang dipelajarinya sehingga
nantinya akan menghasilkan sarjana - sarjana yang berkualitas dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan bermanfaat bagi masyarakat, nusa
bangsa dan negara tercinta. Disiplin ilmu teknik merupakan disiplin ilmu yang eksak
dan banyak menerapkan ilmu-ilmu murni yang diterapkan kepada masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ilmu-ilmu yang berhubungan
dengan bidang-bidang keteknikan mutlak untuk dikuasai mahasiswa teknik, tidak
hanya dari segi teori juga dari segi prakteknya. Apalagi dalam menghadapi era
globalisasi saat ini, serta pasar bebas yang akan segera kita masuki, lebih menuntut
penguasaan dan penerapannya dalam menghadapi masalah-masalah yang kompleks.
Titik - titik yang telah diperoleh kerangka dasar horizontal dan vertikal inilah yang
akan membentuk sebuah poligon yang dapat dilihat dengan adanya garis - garis yang
menghubungkan titik - titik tersebut.

Ternyata dalam aplikasi ilmu tersebut, tugas yang diberikan kepada mahasiswa tidak
akan dikuasai sempurna tanpa adanya praktek - praktek yang merupakan salah satu
sarana yang baik untuk menguasai ilmu sekaligus mempraktekannya. Demikian juga
dengan praktikum Fisika Dasar I ini.

Fisika dalam bidang teknik khususnya merupakan hal yang sangat penting dan
benar-benar harus dikuasai secara teori dan praktek.

Page |2 POLIGON GAYA


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan Intruksional Umum (TIU)

1. Kami dapat memahami konsep penyusun gaya.


2. Kami dapat menerapkan konsep metode poligon gaya pada sistem yang
bekerja lebih dari dua gaya.
Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
1. Kami dapat menentukan besarnya sudut dari gaya yang terbentuk dan
menggambarkannya.
2. Kami dapat menentukan nilai resultan gaya secara analitis dan grafis.

Page |3 POLIGON GAYA


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gaya

Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda. Gaya dapat

menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada benda. Gaya termasuk

ke dalam besaran Vektor, karena memiliki nilai dan arah. Sebuah Gaya disimbolkan

dengan huruf F (Force) dan Satuan Gaya dalam SI (Satuan Internasional) adalah Newton,

disingkat dengan N. Pengukuran gaya dapat dilakukan dengan alat yang disebut

dinamometer atau neraca pegas. Untuk melakukan sebuah gaya diperlukan usaha

(Tenaga), semakin besar gaya yang hendak dilakukan, maka semakin besar pula Usaha

(tenaga) yang harus dikeluarkan.

2.2 Sifat – sifat Gaya

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya memiliki beberapa
sifat berikut :

 Gaya dapat mengubah arah gerak benda


 Gaya dapat mengubah bentuk benda
 Gaya dapat mengubah posisi benda dengan cara menggerakkan atau
memindahkannya

2.3 Rumus dan Satuan Gaya

Gaya dirumuskan dengan tiga rumusan dasar yang menjelaskan kaitan gaya dengan gerak
benda. Tiga Rumusan dasar ini adalah Hukum Newton 1, 2, dan 3.

a. Hukum Newton 1

Page |4 POLIGON GAYA


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jika Resultan (Penjumlahan atau pengurangan gaya) yang bekerja pada benda sama
dengan nol, maka benda yang semula diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak
lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan. Jadi Rumus Hukum Newton 1 adalah
:

∑F = 0

Keterangan :

∑F = resultan gaya (Kg m/s2)

b. Hukum Newton 2
Percepatan (Perubahan dari kecepatan) gerak benda selalu berbanding lurus dengan
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding terbalik dengan massa
benda.

Jadi Rumus Hukum Newton 2 adalah :

∑F = m.a

Keterangan :

∑F = resultan gaya (Kg m/s2)

m = Massa Benda (Kg)

a = percepatan (m/s2)

b. Hukum Newton 3
Setiap Aksi akan menimbulkan reaksi, artinya Jika Suatu benda mengerjakan gaya
terhadap benda kedua makan, benda kedua akan membalas gaya dari benda pertama
dengan arah yang berlawanan.

Jadi Rumus Hukum Newton 3 adalah :

Page |5 POLIGON GAYA


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Faksi = -Freaksi

2.4 Macam – macam Gaya

1. Berdasarkan Sentuhannya dengan benda, gaya dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Gaya Sentuh

Gaya Sentuh adalah gaya yang bekerja dengan sentuhan. Artinya Suatu gaya akan
menghasilkan efek apabila terjadi sentuhan dengan benda yang akan diberikan gaya
tersebut, apabila tidak terjadi sentuhan, maka gaya tidak akan bekerja pada benda. Gaya
ini akan muncul ketika benda bersentuhan dengan benda lain yang menjadi sumber gaya.

Contohnya, ketika seseorang hendak memindahkan meja, maka ia harus menyentuh


menja tersebut kemudian mendorongnya ke tempat tujuan, pada kasus ini terjadi sentuhan
antara manusia sebagai sumber gaya, dan meja sebagai target yang henda diberikan gaya.
Apabila tidak terjadi sentuhan antara keduanya maka meja tidak akan berpindah sesuai
keinginan.

b. Gaya Tak Sentuh

Gaya Tak Sentuh adalah gaya yang akan bekerja tanpa terjadinya sentuhan. Artinya Efek
dari gaya yang dikeluarkan oleh sumber gaya tetap dapat dirasakan oleh benda walaupun
mereka tidak bersentuhan.

Contohnya adalah Gaya Magnet dan Gaya Gravitasi, pada gaya magnet, ketika kita
meletakkan besi di dekat magnet (tanpa bersentuhan), maka besi tersebut akan tertarik ke
arah magnet karena merasakan efek dari gaya yang dikeluarkan oleh magnet tersebut.

2. Berdasarkan Jenis Gaya

Secara Umum dikenal 7 Jenis Gaya utama, yaitu :

Page |6 POLIGON GAYA


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

a. Gaya Otot

Sesuai dengan namanya Gaya otot merupakan gaya yang dilakukan oleh makhluk hidup
yang memiliki otot. Gaya timbul dari koordinasi dari struktur otot dengan rangka tubuh.
Gaya Otot Termasuk ke dalam kelompok Gaya Sentuh. Contohnya adalah seseorang
yang mengangkat batu. Untuk mengangkat batu tersebut, otot di dalam tubuhnya
berkoordinasi sehingga mampu menggerakan tangan untuk mengangkat batu.

a. Gaya Pegas

Gaya Pegas adalah gaya dihasilkan oleh sebuah pegas. Gaya pegas disebut juga gaya
lenting pulih yang terjadi karena adanya sifat keelastisan suatu benda. Gaya Pegas
termasuk ke dalam kelompok Gaya Sentuh. Gaya Pegas timbul karena pegas dapat
memapat dan merenggang sehingga bentuknya dapat kembali seperti semula setelah
terjadi gaya tersebut. Contohnya adalah ketika seseorang pemanah menarik anak panah
kebelakang, maka busur pada panah tersebut akan mengikuti arah busur yang ditarik,
kemudian setelah anak panah dilepaskan, maka pegas pada busur panah akan kembali ke
bentuk semulanya. Contoh lainnya adalah ketapel, sistem kerjanya sejenis dengan busur
panah.

a. Gaya Gesek
Gaya Gesek adalah gaya yang timbul karena terjadinya persentuhan langsung antara dua
permukaan benda. Gaya Gesek merupakan gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan
arah gerak benda atau arah gaya luar. Gaya gesek termasuk ke dalam kelompok gaya
sentuh. Besar kecilnya gaya gesekan ditentukan oleh halus atau kasarnya permukaan
benda. Semakin halus permukaan, maka semakin kecil gaya gesekan yang timbul
sehingga gaya yang dibutuhkan untuk membuat benda tersebut bergerak semakin kecil
juga. Contohnya apabila batu yang sama dengan jumlah gaya luar yang sama di gerakan
pada 2 permukaan , satu di lantai keramik (Halus), satu lagi di lantai semen (kasar), maka
pergerakan batu di lantai keramik akan lebih cepat da mudah dibandingkan pergerakan
batu pada lantai semen.
Page |7 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gaya Gesek terbagi menjadi 2, yaitu :

 Gaya Gesek Statis, yaitu gaya gesek yang terjadi ketika benda diam. Gaya
gesek statis terjadi apabila gaya luar yang diberikan kepada benda nilainya
sama dengan gaya gesekan yang terjadi sehingga benda tersebut akan diam
tidak bergerak karena resultan (penjumlahan) gaya yang terjadi padanya sama
dengan nol. Contohnya, ketika ada sebuah benda diletakan pada bidang miring
dan benda tersebut kita tahan dengan tangan, maka benda itu tidak akan
bergerak (tetap diam) karena resultan gaya dari tangan kita sama dengan
resultan gaya gesek yang terjadi, namun apabila kita melepaskannya, maka
benda tersebut akan kembali bergerak.
 Gaya Gesek Kinetik, yaitu gaya gesek yang terjadi ketika benda dalam keadaan
bergerak. Gaya Gesek Kinetik terjadi ketika nilai gaya gesek selalu lebih kecil
dibandingkan gaya luar yang bekerja padanya, sehingga gaya luar menang dan
membuat benda tersebut bergerak. Contohnya adalah gaya gesek antara
permukaan mobil dengan aspal ketika mobil bergerak, gaya gesek yang terjadi
lebih kecil, dari gaya mesin sehingga mobil mampu bergerak.

d. Gaya Mesin

Gaya Mesin adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja mesin, seiring berkembangnya
teknologi, mesin yang dibuatpun semakin canggih. Gaya Mesin sangat membantu dalam
meringankan aktivitas manusia. Contohnya adalah Kerja Mobil dan Motor.

e. Gaya Gravitasi Bumi (Gaya Berat)

Gaya Gravitasi Bumi adalah Gaya tarik bumi terhadap seluruh benda bermassa yang
terdapat pada permukaannya. Sahabat pasti sudah mengetahui bahwa dengan adanya
gravitasi bumi, maka kita dapat berdiri tanpa masalah dipermukaannya, apabila tidak
terdapat gaya gravitasi bumi, maka setiap benda akan melayang seperti halnya di luar
angkasa.

Page |8 POLIGON GAYA


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

f. Gaya Magnet

Gaya Magnet adalah gaya pada magnet yang mampu menarik benda – benda tertentu.
Benda yang mampu ditarik oleh magnet disebut benda magnetis, umumnya terbuat dari
besi atau baja, ataupun logam lainnya. Semakin dekat magnet dengan benda magnetis,
maka gaya tarik magnet tersebut semakin besar. Gaya magnet dapat menarik benda
meskipun tanpa menyentuhnya, oleh karena itu Gaya magnet termasuk ke dalam
kelompok Gaya Tak Sentuh. Contohnya adalah paku apabila didekatkan ke sebuah
magnet, maka ia akan tertarik ke arah magnet tersebut, maka paku merupakan benda
magnetis.

g. Gaya Listrik

Gaya Listrik adalah gaya yang dihasilkan oleh benda – benda bermuatan listrik dalam
medan listrik. Contohnya adalah kipas angin bekerja dengan mengubah energi listrik
menjadi energi gerak.

2.5 Pengaruh Gaya terhadap Benda

1. Pengaruh gaya terhadap benda yang diam. Benda yang diam dapat bergerak jika diberi
gaya. Contoh kelereng yang tadinya diam akan bergerak setelah dientil, lemari yang
tadinya diam akan bergerak setelah diberi gaya dengan dorongan. Dalam hal ini gaya
dapat mempengaruhi gerak benda.

2. Pengaruh gaya terhadap benda yang bergerak. Benda yang bergerak, jika diberi gaya
dapat mengakibatkan benda tersebut berubah menjadi diam, berubah arah, atau juga bisa
bergerak lebih cepat. Contoh, bola yang bergerak akan diam apabila ditahan dengan kaki,
bola yang yang dilempar ke arah tembok akan berubah arah setelah menumbuk tembok.
3. Pengaruh gaya terhadap bentuk benda. Suatu benda saat dikenai gaya yang cukup
dapatmengakibatkan benda tersebut berubah bentuk. Semakinbesar gaya yang dikenakan
semakin besar pulaperubahan bentuk pada benda tersebut. Contoh, kaleng minuman yang

Page |9 POLIGON GAYA


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

kosong saat diinjak dengan keras akan penyok, batu besar jika dipukul dengan palu akan
pecah menjadi batu-batu yang berukuran lebih kecil.
1. Satuan ukuran gaya adalah newton

2. Alat untuk pengukur gaya disebut Dinamometer

3. Gaya adalah Suatu bentuk kerja mendorong dan menarik suatu benda

Gaya yang ada dalam kehidupan sehari-hari biasanya adalah gaya langsung. Artinya,
sesuatu yang memberi gaya berhubungan langsung dengan yang dikenai gaya.
Selain gaya langsung, juga ada gaya tak langsung. Gaya tak
langsung merupakan gaya yang bekerja di antara dua benda tetapi kedua benda tersebut
tidak bersentuhan. Contoh gaya tak langsung adalah gaya gravitasi. Pada bagian ini kita
akan mempelajari beberapa jenis gaya, antara lain, gaya berat, gaya normal, gaya
gesekan, dan gaya sentripetal. Pada kehidupan sehari-hari, banyak orang yang salah
mengartikan antara massa dengan berat. Misalnya, orang mengatakan “Doni memiliki
berat 65 kg”. Pernyataan orang tersebut keliru karena sebenarnya yang dikatakan orang
tersebut adalah massa Doni. kita harus dapat membedakan antara massa dan berat.

Massa merupakan ukuran banyaknya materi yang dikandung oleh suatu benda. Massa
(m) suatu benda besarnya selalu tetap dimanapun benda tersebut berada, satuannya kg.
Berat (w) merupakan gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda. Satuan berat
adalah Newton (N). Hubungan antara massa dan berat dijelaskan dalam hukum II
Newton. Misalnya, sebuah benda yang bermassa m dilepaskan dari ketinggian tertentu,
maka benda tersebut akan jatuh ke bumi. Jika gaya hambatan udara diabaikan, maka gaya
yang bekerja pada benda tersebut hanyalah gaya gravitasi (gaya berat benda). Benda
tersebut akan mengalami gerak jatuh bebas dengan percepatan ke bawah sama dengan
percepatan gravitasi. Jadi, gaya berat (w) yang dialami benda besarnya sama dengan per
antara massa (m) benda tersebut dengan percepatan gravitasi (g) di tempat itu.

P a g e | 10 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Kita ketahui bahwa benda yang dilepaskan pada ketinggian tertentu akan jatuh bebas.
Bagaimana jika benda tersebut di letakkan di atas meja, buku misalnya? Mengapa buku
tersebut tidak jatuh? Gaya apa yang menahan buku tidak jatuh?

Gaya yang menahan buku agar tidak jatuh adalah gaya tekan meja pada buku. Gaya ini
ada karena permukaan buku bersentuhan dengan permukaan meja dan sering
disebut gaya normal. Gaya normal (N) adalah gaya yang bekerja pada bidang yang
bersentuhan antara dua permukaan benda, yang arahnya selalu tegak lurus dengan bidang
sentuh. Jadi, pada buku terdapat dua gaya yang bekerja, yaitu gaya normal (N) yang
berasal dari meja dan gaya berat (w). Kedua gaya tersebut besarnya sama tetapi
berlawanan arah, sehingga membentuk keseimbangan pada buku. Ingat, gaya normal
selalu tegak lurus arahnya dengan bidang sentuh. Jika bidang sentuh antara dua benda
adalah horizontal, maka arah gaya normalnya adalah vertikal. Jika bidang sentuhnya
vertikal, maka arah gaya normalnya adalah horizontal. Jika bidang sentuhya miring, maka
gaya normalnya juga akan miring.

Arah gaya normal selalu tegak lurus dengan permukaan bidang


2.6 Vektor dan Satuan Gaya

Karena mempunyai arah, gaya digambarkan seperti anak panah. Besar gaya dinyatakan
dengan panjang anak panah, arah gaya ditunjukkan dengan arah anak panah dan gaya
dilambangkan dengan F.

P a g e | 11 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Panjang tanda panah menunjukkan besarnya gaya, misalkan gaya sebesar 2 newton
digambarkan sebagai Gambar (b), maka gaya sebesar 4 newton akan memiliki panjang
dua kalinya seperti pada gambar (c).

Beberapa gaya yang bekerja pada suatu benda dalam satu garis kerja dapat diganti oleh
sebuah gaya yang dinamakan resultan gaya.

2.7 Poligon

Poligon adalah suatu rangkaian garis lurus yang berurutan menghubungkan titik – titik
yang berkoordinat satu dengan lainnya menjadi bentuk tertentu (segi banyak beraturan
atau segi banyak tidak beraturan/tidak bersegi).

Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak koordinat titik-titik di lapangan yang
diperlukan untuk pembuatan peta.

1. Poligon Tertutup

Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi
banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1
kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan
membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk
mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut.

P a g e | 12 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Pada gambar di atas terlihat semua sudut teratur namun pada pengukuran di lapangan
semua sudut mempunyai besaran yang berbeda-beda. lalu bagaimana cara menerapkan di
lapangannya? Pada prinsipnya yang perlu diingat adalah penentuan jumlah titik poligon
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan yang diukur lahan yang sangat luas maka
membutuhkan banyak titik poligon. Usahakan menggunakan sedikit titik poligon yang
terpenting menutup. Semakin banyak titik poligon maka tingkat kesalahan sudut semakin
besar.

1. Poligon Terbuka
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai, maupun
irigasi. tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. namun
tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang
dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti
pada tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal
seperti pada gambar di bawah ini.

P a g e | 13 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat
sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat
pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z). Sedangkan terikat
tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal saja.
Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa dikoreksi sehingga hanya surveyor-
surveyor handal dan berpengalaman banyak lah yang bisa menggunakan ini karena yakin
ketelitian dan kesalahan sudut hanya kecil. Tingkat kesalahan pada pengukuran sangat
tergantung dari pengukurnya sendiri seberapa akurat bisa melakukannya.

Poligon terbuka terdiri atas serangkaian garis yang berhubungan tetapi tidak kembali ke
titik awal atau tidak terikat pada sebuah titik dengan ketelitian sama atau lebih tinggi
ordenya. Dilapangan, poligon ini biasanya dipakai untuk pengukuran jalan dengan cara
pintas, atau panjang jalan dalam radius pendek. Biasanya hasil yang didapat, terdapat
banyak kekeliruan.Untuk itulah metode yang diambil guna menghindari kesalahan yang
kemudian akan muncul adalah pengukuran dilakukan berulang kali (lebih dari 3 kali tiap
titik), guna meminimalisir besarnya kesalahan yang terjadi.

Jarak yang digunakan dalam poligon adalah jarak datar yang dapat dihasilkan dari
berbagai cara diantaranya :

1. Dari pengamatan sebuah pita ukur, hal ini bersifat kasar dikarenakan ketelitian dari
pita ukur hanya mencapai cm dan untuk memenuhi metode pengukuran jarak datar
sangatlah susah untuk diterapkan.

P a g e | 14 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2. Dari pengamatan rambu ukur dengan theodolite, bersifat kasar karena ketelitiannya
tergantung dari jauh dan dekatnya jarak tersebut.

P a g e | 15 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan

(a) (b) (c)

Gambar 3.1 Peralatan praktikum poligon gaya

(a) Peralatan poligon gaya, (b) Beban pemberat, (c) Busur derajat

3.2 Prosedur Kerja

Pertama yang kami lakukan adalah memasang alat poligon gaya seperti pada gambar
peralatan poligon gaya diatas, selanjutnya kami memberi beban pada tiap katrol dengan
berat yang tidak sama atau berbeda – beda sesuai dengan petunjuk asisten. Yang kedua
kami mencatat massa beban tersebut pada tabel data pengamatan dan mengukur sudut di
masing – masing tali, kemudian mengubah beban beberapa kali sesuai dengan petunjuk
asisten, lalu mengulangi beberapa kali seperti prosedur sebelumnya.

P a g e | 16 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV

SOAL DAN JAWABAN TP

SOAL.

1. Jelaskan Apa itu!

a. Poligon

b. Gaya

c. Poligon Gaya

2. Ketika Sedang naik mobil atau kendaraan lainnya. Jika mobil yang semula diam,
kemudian tiba-tiba mobil bergerak, badan kalian akan terdorong ke belakang. Akan
tetapi, jika semula mobil melaju kencang kemudian di Rem mendadak, maka badan akan
terdorong ke Depan. Jelaskan hukum apa yang terjadi dalam kasus di atas sertakan
dengan Alasannya, !

3. Seekor ikan yang bergerak dengan siripnya di dalamnya terjadi gaya Aksi- Reaksi
Tentukan Pasangan Aksi-Reaksi yang ada pada Kasus di atas!

4. Misalkan ada sebuah Batu yang memiliki massa berbeda jika di tarik tentunya
akan terasa ringan apabila menarik batu yang lebih kecil. Sedangkan pada batu yang
massanya lebih besar membutuhkan gaya yang lebih besar pula untuk bisa
menggerakkannya. Jelaskan hukum yang terjadipada kasus di atas!

5. Deskripsikan cara penggunaan dalam mengukur atau menggambarkan sudut


dengan menggunakan Busur Derajat !

P a g e | 17 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

JAWABAN

1. a. Poligon adalah suatu rangkaian garis lurus yang berurutan menghubungkan titik –
titik yang berkoordinat satu dengan lainnya menjadi bentuk tertentu (segi banyak
beraturan atau segi banyak tidak beraturan/tidak bersegi).

b. Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda. Gaya dapat
menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada benda.

c. Poligon gaya merupakan metode pengukuran dengan rangkaian segi banyak


dalam menentukan suatu posisi atau titik yang dapat diketahui kecil besarnya
dengan menghitung dari pengukuran arah,sudut dan jarak.Hasil pengukuran ini
digunakan sebagai karangka pemetaan

2. Hukum yang terjadi pada kasus diatas adalah Hukum Newton 1, Hukum Newton 1
adalah Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan,
kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya. Alasannya, disebabkan karena
tubuh kita cendrung mempertahankan keadaan semula, yaitu diam, sedangkan
kendaraan sedang bergerak, tiba tiba diperlambat sehingga kita terdorong kedepan, hal
ini disebabkan karena tubuh kita cendrung mempertahankan keadaan semula, yaitu
sedang bergerak.

3. Gaya Aksi: gaya dorong yang diberikan sirip ikan terhadap air

Gaya Reaksi: gaya dorong yang diberikan oleh air terhadap sirip ikan. Oleh karena hal
itu terjadi, maka ikan bisa bergerak dan berenang didalamair

4. Hukum yg terjadi pada kasus diatas adalah hukum Newton 2,

Hukum Newton 2 adalah jika suatu gaya atau lebih bekerja pada suatu benda, maka
percepatan yang di hasilkan berbanding lurus dan searah dengan resultan gaya dan
berbanding terbalik dengan massa benda. Seperti pada batu yang ditarik jika batu tersebut

P a g e | 18 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

lebih besar massanya daripada gaya yang diberikan maka batu tersebut tidak dapat
ditarik,sebaliknya jika batu tersebut lebih kecil massanya daripada gaya yang diberikan
maka batu tersebut akan mudah ditarik dan bergerak

5. Mengukur Sudut dengan Busur Derajat

Gambar 4.1 gambar Titik Sudut.


Ilustrasi sudut
Untuk mengukur sebuah gambar sudut seperti di atas, kita bisa menggunakan alat hitung
busur derajat.
Busur derajat bisa kita gunakan untuk mengukur beberapa sudut berbeda dan
menghitung perbandingan sudut mana yang lebih besar

P a g e | 19 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 4.2 gambar Busur derajat.

Ilustrasi busur derajat untuk mengukur sudut

Cara mengukur sudut menggunakan busur derajat, kita bisa meletakkan busur
derajat di atas gambar sudut.

Letakkan titik pusat busur derajat di titik sudut pada gambar sudut yang diukur.

Misalnya, kalau kita ingin mengukur sudut pada gambar pertama, maka titik pusat busur
derajat diletakkan di titik B.

Kemudian, perhatikan garis atau kaki sudut yang membentuk sudut itu.

Cara membacanya, dimulai dari 0 derajat yang ada di sebelah kanan maupun kiri,
tergantung pada bentuk gambar sudut, teman-teman.

Kemudian ikuti deretan bilangan yang ada pada sisi busur.

Perkirakan ukuran sudut yang Anda miliki. Sudut dapat diklasifikasikan dalam tiga
P a g e | 20 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

kelompok: lancip, tumpul, dan siku-siku. Sudut lancip berukuran sempit (kurang dari 90
derajat), sudut tumpul berukuran lebar (lebih besar dari 90 derajat), dan sudut siku-siku
tepat berukuran 90 derajat (dua garis yang membentuknya saling tegak lurus).[1] Anda
dapat mengidentifikasi kategori sudut yang hendak Anda ukur hanya dengan
melihatnya. Menentukan kategori sudut pada langkah pertama membantu Anda
mengidentifikasi skala mana pada busur derajat yang harus digunakan.

P a g e | 21 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

 Sepintas, kita dapat mengetahui sudut tersebut tergolong lancip karena


ukurannya kurang dari 90 derajat.
Posisikan pangkal atau puncak sudut yang ingin Anda ukur pada titik pusat
(pusat busur). Lubang kecil di pertengahan garis dasar busur derajat adalah
pangkalnya. Buatlah puncak sudut berimpit dengan pusat persilangan pada pangkal
tersebut.

Putarlah busur derajat untuk membuat salah satu kaki sudut berimpit dengan
garis dasar busur derajat. Posisikan puncak sudut pada pangkal busur derajat, lalu
secara perlahan putarlah busur derajat sehingga kaki sudut tersebut jatuh di atas garis
dasar busur derajat.

 Garis dasar busur derajat sejajar dengan pinggiran busur derajat, tetapi
garis dasar bukan pinggiran busur derajat yang rata tersebut. Garis dasar
berimpit dengan pusat pangkalnya (pusat busur) dan garis tersebut
membentang sampai ke titik awal skala pada kedua sisi (kiri dan kanan).
Ikuti kaki sudut (garis) yang berhadapan naik ke skala ukuran pada lengkung
busur derajat. Jika garis tersebut tidak melewati lengkung busur derajat,
perpanjanglah sehingga melewatinya. Sebagai alternatif, Anda dapat meletakkan
bagian tepi selembar kertas berimpit dengan kaki sudut (garis) lalu memperpanjang
garis tersebut hingga melewati lengkung busur derajat. Angka yang dilewati oleh
garis tersebut adalah ukuran sudut dalam satuan derajat.

 Pada contoh di atas, ukuran sudut adalah 71 derajat. Kita tahu untuk
menggunakan skala yang lebih kecil karena pada langkah pertama kita
sudah menentukan bahwa ukuran sudut kurang dari 90 derajat. Jika sudut
tersebut tumpul, kita akan menggunakan skala yang menandai sebuah
sudut lebih besar dari 90 derajat.
 Pada awalnya, skala pengukuran mungkin tampak membingungkan.
Sebagian besar busur derajat memiliki dua kisi penggaris yang
berlawanan, satu kisi berada pada sisi sebelah dalam dan kisi yang lain.

P a g e | 22 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Menggambar Sudut dengan Busur Derajat

Gambarlah sebuah garis lurus. Garis tersebut akan menjadi garis acuan
sekaligus kaki pertama dari sudut yang hendak Anda gambar. Garis tersebut akan
digunakan untuk menentukan posisi di mana Anda harus menggambar kaki sudut
yang kedua.
Biasanya yang termudah adalah menggambar garis lurus dalam posisi horizontal
di atas kertas.

 Untuk menggambar garis tersebut, Anda dapat menggunakan


pinggiranbusur derajat yang rata.
 Panjang garis tidak ditentukan.

Posisikan pangkal busur derajat pada salah satu ujung garis. Titik tersebut
akan menjadi puncak dari sudut yang akan Anda gambar. Tandai pada kertas,
tepat pada titik puncak tersebut ditempatkan.

 Anda tidak harus menempatkan titik tersebut pada ujung garis. Titik
dapat ditempatkan di mana pun sepanjang garis tersebut, tetapi lebih
mudah hanya menggunakan ujung garis.

Carilah nilai derajat untuk sudut yang ingin Anda gambar pada skala busur
derajat yang tepat. Buatlah garis acuan tersebut berimpit dengan garis dasar
busur derajat, kemudian tandai kertas pada ukuran derajat yang Anda inginkan.

Jika Anda akan menggambar sebuah sudut lancip (kurang dari 90 derajat),
gunakan skala dengan bilangan yang lebih kecil. Untuk sudut tumpul (lebih besar
dari 90 derajat), gunakan skala dengan bilangan yang lebih besar.

 Ingatlah bahwa garis dasar sejajar dengan pinggiran busur derajat,


tetapi garis dasar bukan pinggiran busur derajat yang rata tersebut.

P a g e | 23 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Garis dasar berimpit dengan pusat pangkalnya (pusat busur) dan


garis tersebut membentang sampai ke titik awal skala pada kedua
sisi (kiri dan kanan).
 Pada contoh di atas, ukuran sudut adalah 36 derajat.

Gambarlah kaki kedua untuk menyelesaikan sudut tersebut. Untuk


menggambar kaki kedua, hubungkan titik puncak dengan ukuran derajat yang
sudah ditandai. Gunakan penggaris, pinggiran busur derajat yang rata atau tepi
lurus dari alat lain. Kaki kedua akan menyempurnakan sudut yang Anda buat.
Untuk memeriksa keakuratan sudut yang telah Anda gambar, gunakan busur
derajat untuk mengukurnya.

P a g e | 24 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa gaya yang dihasilkan
pada saat tejadinya sebuah pergerakan pada benang yang diakibatkan adanya gaya
yang diberikan oleh beban. Apabila gaya yang diberikan oleh beban kepada tali itu
berbeda, maka sudut yang dihasilkan akan berbeda. Adapun pada percobaan ini
dipengaruhi oleh beban yang diberikan pada setiap lengan yang ada pada tali.
Semakin besar beban yang diberikan maka sudut yang dihasilkan akan semakin
kecil, begitu pula sebaliknya..

5.2 SARAN

Kami berharap konsep pengajaran ini dapat terus dipertahankan dan lebih
ditingkatkan lagi.

P a g e | 25 POLIGON GAYA
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Marten Kanginan, 2004, Fisika untuk SMA kelas X, Jakarta : Erlangga


Search, Francais W, 1997, Fisika Universitas, Jakarta : Erlangga
Sutrisin, 1993, Seri Fisika Dasar, Bandung : Institut Teknologi Bandung
http://www.poligongaya.scribd.com
http://www.google.com/poligon-gaya

P a g e | 26 POLIGON GAYA

Anda mungkin juga menyukai