ID Analisis Nilai Tambah Buah Pisang Menjad

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 2A, Juni 2017 : 83 - 90

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA


INDUSTRI RUMAH TANGGA DI DESA DIMEMBE KECAMATAN DIMEMBE

Vinny Makarawung
Paulus A. Pangemanan
Caroline B.D. Pakasi

ABSTRACT

The purpose of this study is to calculate the profit and added value of the business of
processing bananas into banana chips. This research is carried out for two months, from April to
May 2017. The research place in one household industry of banana chips in Dimembe Village,
Dimembe Sub-district, North Minahasa Regency. The method used in this research is by taking
primary data and secondary data. Primary data was obtained through direct interviews using
questionnaires. Secondary data is obtained through literature that supports and is associated
with this research. Data analysis methods used in this study are: (1) calculate the Benefits of
Banana Processing Business Being Chips, (2) calculate the Value Added Banana Chips. The
results of this study indicated that the Agro-Business Processing of Banana Chips provides a
benefit received is IDR 5,313,500 per month or twenty-three times of the production process. The
value added enjoyed by the owner of agroindustry amounted to Rp 2.404/kg from raw materials
used. This added value is an advantage gained by banana chips agroindustry in 1 kilogram of
raw material usage.

Keyword: analysis, value added, banana, chips, home industry, Dimembe Village, Dimembe
District.

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah menghitung keuntungan dan nilai tambah dari usaha
pengolahan buah pisang menjadi keripik pisang. Penelitian ini di laksanakan selama dua bulan
yaitu dari bulan April sampai Mei tahun 2017. Tempat penelitian pada satu industri rumah
tangga keripik pisang di Desa Dimembe, Kecamatan Dimembe. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan cara mengambil data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan. Data sekunder
diperoleh melalui literatur yang menunjang dan memiliki hubungan dengan penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) menghitung Keuntungan
Usaha Pengolahan Pisang Menjadi Keripik, (2) menghitung Nilai Tambah Keripik Pisang. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Usaha Agroindustri Pengolahan Keripik Pisang memberikan
keuntungan yang diterima adalah sebesar Rp 5.313.500 per bulan atau dua puluh tiga kali
proses produksi. Nilai tambah yang dinikmati pemilik dari agroindustri sebesar Rp 2.404/kg
dari bahan baku yang dimanfaatkan. Nilai tambah ini merupakan keuntungan yang didapatkan
oleh agroindustri keripik pisang dalam 1 kilogram penggunaan bahan baku.

Kata Kunci: analisis, nilai tambah, pisang, keripik, industri rumah tangga, Desa Dimembe,
Kecamatan Dimembe

83
Analisis Nilai Tambah Buah Pisang Menjadi Keripik ... (Vinny Makarawung, Paulus Pangemanan, Caroline Pakasi)

PENDAHULUAN yang berkualitas tinggi agar nilai tambah yang


di peroleh dari buah pisang ini semakin besar.
Latar belakang Usaha Bapak Julius tersebut mulai berdiri pada
Bidang pertanian saat ini merupakan tahun 2006 yang awalnya terdiri hanya memilik
salah satu bagian yang terus diupayakan untuk 3 (tiga) orang tenaga kerja yaitu keluarganya
pengembangan agribisnis dalam rangka sendiri, dan sekarang sudah beranggotakan 2
meningkatkan pertanian yang modern. (Dua) orang tenaga kerja. Berdasarkan survey
Indonesia sebagai Negara agraris banyak awal diketahui bahwa pembuatan keripik pisang
menyadarkan kebutuhan hidupnya dari hasil di lokasi penelitian seharusnya masih
bertani, karena itu sektor pertanian menjadi membutuhkan lebih banyak tenaga kerja karna
salah satu sektor yang terus diandalkan untuk setiap bulan proses produksi dilakukan dua
menunjang laju pertumbuhan ekonomi nasional. puluh tiga kali jika sedangkan jumlah tenaga
Pembangunan agribisnis di Indonesia didukung kerja yang mereka miliki hanya 2 teanga kerja,
dengan sumberdaya alam dan sumberdaya tenaga kerja yang lain adalah keluarga.
manusia yang secara kuantitas sangat Ketersediaan bahan baku pisang yang
mendukung namun dari segi kualitas masih memampuni proses produksi kiranya dapat
kurang mendukung, karena pelaku agribisnis menambah pendapatan keluarga tani. Usaha
yang didominasi oleh petani dan berdomisili di agroindustri keripik pisang termasuk kedalam
pedesaan masih memiliki tingkat pendidikan agroindustri makanan dengan bahan baku utama
yang relatif rendah, dengan keterampilan yang pisang merupakan usahatra disional yang
masih rendah, serta kemampuan mengakses banyak dilakukan masyarakat dan telah
teknologi rendah, yang menjadikannya faktor berkembang sejak lama. Usaha ini dilakukan
penghambat dalam pembangunan agribisnis di turun temurun meskipun dari skala usaha
Indonesia. Pengembangan industri dalam sebagian kurang berkembang. Perkembangan
pembangunan dilihat sebagai usaha untuk usaha pembuatan keripik pisang pada Industri
meningkatkan mutu sumber daya manusia Rumah Tangga ditunjang dengan ketersediaan
(antara lain dengan meningkatkan bahan baku yang ada dan cara pengolahannya
produktivitasnya) dan kemampuannya menjadi keripik pisang.
memanfaatkan secara optimal sumber daya
alam dan daya produksi lainnya. Satu sama lain Perumusan Masalah
hal itu harus disertai oleh usaha untuk Berdasarkan uraian diatas maka rumusan
meluaskan ruang lingkup bidang jenis kegiatan masalah pada penelitian ini yaitu berapa besar
manusia. Salah satu komoditi tanaman pangan nilai tambah dari usaha pengolahan pisang
yang mampu mendukung berdirinya beberapa menjadi keripik pisang di Desa Dimembe
industri adalah buah pisang. Pisang mempunyai Kecamatan Dimembe.
daya guna yang luas karena selain sebagai
bahan bakuindustri pangan dan non pangan juga Tujuan Penelitiam
sebagai konsumsi rumah tangga. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis
Pendayagunaan pisang tidak hanya nilai tambah dari usaha pengolahan buah pisang
sebagai makanan untuk buah-buahan, tetapi menjadi keripik pisang.
juga sebagai produk olahan yang perdagangkan
di pasar internasional, seperti campuran Manfaat Penelitian
makanan bayi. Setiap oraang yang ingin 1. Bagi peneliti dapat melatih cara berpikir
membuat usaha atau bisnis bertujuan untuk serta menganalisis data, dan penelitian ini
mendapatkan keuntungan, seperti salah satu merupakan salah satu syarat untuk
industri yang ada saat ini di Desa Dimembe memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Kabupaten Minahasa Utara yaitu industri Pertanian Universitas Sam Ratulangi
pengolahan pisang sebagai bahan baku Manado.
pembuatan keripik pisang, usaha ini dikelola 2. Bagi pemilik usaha, diharapkan dapat
oleh bapak Julius. Usaha buah pisang menjadi menambah informasi dalam mencari
kripik pisang ini bertujuan menciptakan produk besarnya keuntungan dalam usaha

84
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 2A, Juni 2017 : 83 - 90

pengolahan buah pisang menjadi keripik 8. Tenaga kerja adalah orang yang bekerja
pisang yang dihitung dalam Jumlah jam kerja
3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan referensi (JKO).
kajian dalam bidang penelitian serupa. 9. Harga produk yaitu nilai jual keripik
pisang yang dihitung dengan (Rp/Kg).
10. Nilai produk adalah pendapatan yang
METODOLOGI PENELITIAN diterima penggusaha dalam penggolahan
keripik pisang yang dihasilkan dihitung
Waktu Dan Tempat Penelitian dalam satuan Rupiah / Nilai tambah per
Penelitian ini di laksanakan selama dua bahan baku (Rp / NTbb).
bulan yaitu dari bulan April sampai Mei tahun 11. Nilai tambah adalah pengurangan biaya
2017 mulai dari persiapan sanpai penyusunan bahan-baku yang digunakan dengan biaya
laporan penelitian. Tempat penelitian di Desa input lainnya terhadap penemuan output
Dimembe Kecamatan Dimembe pada Industri agroindustri yang dihasilkan termasuk
Rumah Tangga Keripik Pisang biaya tenaga kerja, dihitung dalam
satuan Rupiah/ Nilai tambah bahan baku
Metode pengumpulan data (Rp/ NTbb).
Metode yang digunakan dalam penelitian 12. Pendapatan industri adalah imbalan jasa
ini adalah dengan cara mengambil data primer yang diterima produsen dan tenaga kerja
dan data sekunder. Data primer diperoleh diukur dalam Rupiah /Nilai tambah bahan
melalui wawancara langsung dengan baku (Rp/ NTbb).
menggunakan kusioner yang berisikan Keuntungan merupakan total
pertanyaan-pertanyaan secara tertulis sedangkan penerimaan dikurangi dengan total biaya
Data sekunder diperoleh melalui literatur yang yang dihitung dalam Rupiah /Nilai tambah
menunjang dan memiliki hubungan dengan bahan baku (Rp/ NTbb).
penelitian ini.
Metode Analisis Data
Konsep Pengukuran Variabel Metode analisis data yang digunakan dalam
1. Responden yaitu pemilik dari agroindustri penelitian ini adalah :
keripik pisang. 1. Menghitung Keuntungan Usaha Pengolahan
2. Umur responden yaitu usia dihitung sejak Pisang Menjadi Keripik
lahir sampai saat penelitian dilaksanakan Rumus : π = TR – TC
(tahun). Keterangan :
3. Tingkat pendidikan adalah jenjang π = Keuntungan usaha pengolahan
pendidikan yang pernah diikuti atau dilalui Pisang menjadi keripik Pisang
(Rp
(tahun).
TR = Penerimaan usaha pengolahan
4. Jumlah tanggungan keluarga adalah semua
Pisang menjadi keripik Pisang
orang yang berada di dalam rumah atau di
(Rp)
luar rumah tetapi kehidupannya di biayai TC = Biaya total usaha pengolahan
oleh pemilik (jiwa) Pisang menjadi keripik Pisang
5. Pengalaman mengolah usaha adalah lama (Rp)
pemilik melakukan kegiatan usahanya Untuk biaya total dapat dihitung dengan
(tahun). mengunakan rumus sebagai berikut :
6. Produksi adalah kuantitas hasil usaha Rumus : TC = TFC + TVC
pengolahan pisang menjadi keripik pisang Keterangan :
yang diproduksi agroindustri, diukur dalam TC = Biaya total usaha pengolahan
satuan kilogram Kg. pisang menjadi keripik pisang
7. Bahan baku merupakan pisang yang (Rp)
digunakan untuk menghasilkan keripik TFC = Biaya tetap usaha pengolahan
pisang yang dihitung dalam nilai tambah pisang menjadi keripik pisang
per bahan baku (NTbb). (Rp)

85
Analisis Nilai Tambah Buah Pisang Menjadi Keripik ... (Vinny Makarawung, Paulus Pangemanan, Caroline Pakasi)

TVC = Biaya variabel usaha PEMBAHASAN


pengolahan pisang menjadi
keripik pisang (Rp) Gambaran Umum Usaha Keripik Pisang
Untuk menghitung penerimaan dapat Usaha Kripik Pisang adalah usaha
dihitung dengan menggunakan rumus pengolahan pisang menjadi kripik pisang yang
sebagai berikut : bertempat di Desa dimembe dan dikelolah oleh
Rumus : TR=Q xP Bapak Junius yang mulai berdiri pada tahun
Keterangan : 2006 sampai sekarang dan awalnya dia hanya
TR = Penerimaan total usaha bersama istri setelah memiliki modal yang
pengolahan pisang menjadi cukup kemudian dia memiliki 2 (dua) orang
keripik pisang (Rp) tenaga kerja sewa.
Q = Jumlah produk keripik pisang
(Bungkus) Identitas Pemilik
P = Harga produk keripik pisang Identitas pemilik usaha kripik pisang:
(Rp) umur, lama pendidikan, pengalaman berusaha,
2. Menghitung Nilai Tambah Keripik Pisang dan tanggungan keluarga. Untuk lebih jelasnya
a. Nilai Tambah Bruto dapat dilihat pada Tabel 1.
NTb = Na – Ba
Tabel 1. Identitas Pemilik Usaha Kripik Pisang di Desa
= Na – (Bb + Bp) Dimembe
Keterangan : No. Uraian Hasil
NTb = Nilai tambah bruto (Rp) 1 Umur Pengelolah (Tahun) 44
Na = Nilai produk akhir keripik 2 Lama Pendidikan (Tahun) 12
3 Jumlah tanggungan 4
pisang (Rp) Keluarga (Jiwa)
Ba = Biaya antara(Rp) 4 Jumlah Anggota Keluarga 3
Bb = Biaya bahan baku keripik yang terlibat dalam
produksi
pisang (Rp) 5 Lama Mengusahakan 10
Bp = Biaya bahan penolong (Tahun)
(Rp)
Umur Pemilik
b. Nilai Tambah Netto (NTn) Hasil penelitian menunjukan umur
NTn = NTb– NP pemilik usaha kripik pisang adalah 44 tahun.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemilik
Nilai Awal termasuk kategori penduduk usia kerja dalam
NP = melakukan usaha pengolahan pisang menjadi
Umur Ekonomis kripik pisang dan tergolong memiliki usia lebih
dinamis dalam bertindak, mempunyai
Keterangan : kemampuan fisik yang kuat dan keberanian
NTn = Nilai tambah netto (Rp) dalam mengambil suatu keputusan serta berani
NTb = Nilai tambah bruto (Rp) mengambil resiko terhadap kegagalan dalam
NP = Nilai penyusutan (Rp) melakukan usaha.

c. Nilai Tambah per Bahan Baku Tingkat Pendidikan


NTbb=NTb: ∑bb Tingkat pendidikan yang relatif tinggi dan
Keterangan : umur yang muda menyebabkan seseorang lebih
NTbb = Nilai tambah per bahan cenderung dinamis yang tercermin melalui cara
(Rp/Kg) kerja, pola pikir dan mudah tidaknya dalam
menerima informasi. Semakin tinggi pendidikan
NTb = Nilai tambah bruto (Rp)
formal pemilik, maka pengetahuan dan
∑bb = Jumlah bahan baku yang
wawasannya semakin luas serta cara berpikirnya
digunakan (Kg)
akan semakin rasional. Dengan demikian akan
mempercepat proses adopsi inovasi dan informasi
dalam upaya mengembangkan usaha yang

86
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 2A, Juni 2017 : 83 - 90

dikelolanya. Hasil penelitian menunjukkan Tabel 2 menunjukan bahwa total biaya


bahwa pemilik memiliki tingkat pendidikan peralatan yang dikeluarkan oleh agroindustri
Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendidikan pengolahan keripik pisang di Desa Dimembe,
formal diharapkan dapat mendukung dalam Kecamatan Tanah Dimembe, Kabupaten
menyerap berbagai informasi tentang kegiatan Minahasa Utara adalah Rp. 1.620.000. Biaya
yang terkait dengan nilai tambah maupun peralatan yang terbesar untuk pembelian kompor
bidang usaha. Rp. 800.000. dan biaya terendah yang dikeluarkan
untuk pembelian ember Rp. 40.000. secara
Jumlah Tanggungan Keluarga keseluruhan nilai penyusutan peralatan sebesar
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah Rp. 172.500 per tahunnya.
anggota keluarga pemilik adalah 4 orang, keadaan
tersebut menggambarkan bahwa pemilik termasuk Penyediaan Bahan Baku
keluarga sedang. Dengan jumlah anggota keluarga Bahan baku merupakan bahan mentah
yang demikian, maka diharapkan sebagian yang diolah dan dapat dimanfaatkan sebagai
anggota keluarga sudah berada pada usia sarana produksi dalam suatu agroindustri.
produktif sehingga dapat menjadi sumber tenaga Ketersediaan bahan baku secara cukup dan
kerja untuk membantu pengolah dalam mengelola berkelanjutan akan menjamin suatu perusahaan
usahanya. untuk bisa berproduksi dalam waktu yang
relatif lama. Dalam melakukan pengolahan
Pengalaman Berusaha Pengolah Buah Pisang keripik pisang, bahan baku utama yang
Menjadi Keripik Pisang digunakan adalah pisang, sedangkan bahan
Hasil penelitian menunjukan bahwa baku penolong lain yang digunakan adalah
pengalaman pemilik dalam usahanya adalah 10 minyak goreng, garam, gula, bawang putih.
tahun (cukup berpengalaman), hal ini Bahan baku dan bahan penolong dapat diperoleh
menunjukkan bahwa pemilik pengolah sudah dengan mudah karena ketersediaan maupun harga
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang yang terjangkau sehinggga tidak menjadi suatu
cukup baik terkait nilai tambah dan bidang hambatan bagi agroindustri keripik pisang.
usaha.
Tabel 3. Penggunaan Bahan Baku Untuk Pengolahan Pisang
Menjadi Keripik Pisang Dalam Satu Kali Proses Produksi
Karakteristik Usaha No Jenis bahan Jumlah Satuan Harga Jumlah
(Rp/satuan) (Rp)
Bahan
Penggunaan Peralatan 1
baku :
Perencanaan pengadaan peralatan dari Pisang 120 Kg 2.500,00 300.000,00
Jumlah 2.500 300.000,00
bahan baku yang efektif dan efisien dapat 2
Bahan
Penolong :
menjadikan kegiatan produksi berjalan lancar dan Minyak
6 Kg 12.000,00 72.000,00
dapat meningkatkan hasil dan keuntungan bagi Goreng
Gula 4 Kg 14.000,00 56.000,00
agroindustri pengolahan keripik pisang Bapak Garam 1 Kg 5.000,00 5.000,00
Julius. Rincian penggunaan peralatan pada Bawang
3 Buah 2.500,00 7.500,00
Putih
agroindustri pengolahan keripik pisang Bapak Gas Elpiji 2 Kg 20.000,00 40.000,00
Julius tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 2. Plastik 14
x 25
1 Pack 95.000,00 95.000,00
Jumlah 148.500,00 275.500,00
Tabel 2. Rincian Penggunaan Peralatan Pada Agroindustri Keripik Pisang Desa Dimembe, TOTAL 575.500,00
Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Tahun 2017
No Jenis Jumlah Harga Jumlah Umur Nilai sisa Nilai Sumber : Diolah dari data primer 2017
Peralatan (Unit) (Rp) Biaya Ekonomis (Rp) Penyusutan
(Rp) (Tahun) (Rp/Tahun)
Agro
industri
Tabel 3 menunjukkan bahwa bahan baku
1
keripik
Skap 2 75.000 150 1 100.000 50.000
yang terbesar digunakan dalam satu kali
Pisang
2 Wajan 2 50.000 100.000 2 75.000 12.500 proses produksi keripik pisang adalah untuk
3 Loyang 6 35.000 210.000 2 150.000 30.000

4
staninles
Saringan 2 45.000 90.000 2 65.000 12.500
pembelian bahan baku utama yaitu sebesar
5
gorengan
Seringan 2 45.000 90.000 2 65.000 12.500
Rp 300.000. Sedangkan biaya terendah yang
kawat
6 Timbangan 1 100.00 100 2 75.000 10.000
dikeluarkan untuk pembelian garam sebesar Rp
0
7 Kompor 1 400.00 800.000 5 650.000 30.000 5.000. jumlah bahan baku penolong yang
0
8 Ember 2 40.000 80.000 2 50.000 15.000 dikeluarkan sebesar Rp 275.500. Dengan total
Jumlah 1.620.000 645.000 172.500
Sumber: Data Primer (Diolah), 2017 keseluruhan biaya digunakan untuk pengolahan
keripik pisang adalah sebesar Rp 575.500.

87
Analisis Nilai Tambah Buah Pisang Menjadi Keripik ... (Vinny Makarawung, Paulus Pangemanan, Caroline Pakasi)

Tabel 4. Rincian Produksi, Harga Jual dan Nilai Produksi Keripik


Proses Produksi Keripik Pisang Pisang Agroindustri Pengolahan Keripik Pisang di Desa Dimembe
Uraian kegiatan yang dilakukan dalam Kecamatan Dimembe
Tahun Produksi Produksi Harga Jual Pendapatan
proses produksi pengolahan keripik pisang adalah (Kg/bulan) (Kg/tahun) (Rp/Kg) (Rp/bulan)
sebagai berikut : 2016 828 9.936 24.000,00 19.872.000,00
Sumber : Diolah dari data primer 2017
1. Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Tabel 4 menunjukkan bahwa selama
keripik pisang ini pada dasarnya adalah sama melakukan proses produksi, selama pada tahun
pada tiap-tiap agroindustri lainnya, yaitu pisang, 2017 produksi keripik pisang stabil karena bisa
gula, garam dan bawang merah sebagai bahan memproduksi kripik pisang setiap harinya
baku, pemakaiannya sebagai berikut : Misalkan (kecuali hari minggu) hal itu dilihat dari
dalam setiap satu kali proses produsi untuk 120 ketersediaan bahan baku yang memampuni
kg pisang, bahan tambahan (gula, garam, dan sehingga membuat agroindustri mampu
bawang merah) yang dibutuhkan adalah 3 buah berproduksi setiap harinya, agroindustri ini
bawang merah, 1 kg garam, dan 4 kg gula dan berproduksi 9.936 kg/ tahun dengan harga jual
jumlah bahan tambahan atau penolong ini bisa Rp 24.000/kg.
disesuaikan menurut selera serta dari bahan baku
yang digunakan. Biaya Produksi dan Pendapatan
2. Proses Produksi Tujuan dari analisis biaya usaha
Dalam malakukan proses produksi pengolahan pengolahan keripik pisang adalah untuk
keripik pisang pada dasarnya memiliki tahapan menggolongkan biaya menurut fungsi pokok
yang sama, adapun tahapan tersebut adalah dalam usaha dan menurut perilakunya dalam
sebagai berikut : perubahan volume kegiatan usaha.
1. Pengupasan. Pisang yang telah dipilih dikupas
kemudian, kemudian menggunakan skap diiris Tabel 5. Rincian Pengeluaran Biaya Produksi, Keripik Pisang Dalam
1 Bulan (23 Hari) Proses Produksi
tipis-tipis tebal kira-kira 2-3 mm secara Jenis Harga
No Volume Satuan Jumlah %
memanjang kemudian masukan pisang yang Pengeluaran (satuan)
1 Bahan baku
telah dikupas kedalam wadah lalu tambahkan Pisang 2760 Kg 2.500 6.900.000 46,5
gula, garam dan bawang merah yang telah Jumlah 6.900.000
Bahan
dibersihkan, aduk rata. 2
Penolong
2. Penggorengan. Pisang yang sudah diris Minyak goreng 138 Kg 12.000 1.656.000 11,2
Gula 92 Kg 14.000 1.288.000 8,7
dimasukan kedalam wajan yang telah diisi Garam 23 Kg 5.000 115.000 0,8
dengan minyak panas. Penggorengan Bawang Putih 69 Buah 2.500 172.500 1,2
Gas Elpiji 46 Kg 20.000 920.000 6,2
dilakukan didalam minyak bersuhu 170 c. Plastik 14 x 25 23 Pack 95.000 2.185.000 14,7
minyak harus cukup banyak sehinnga bahan Jumlah 6.336.500
Biaya Tenaga
sehingga semua bahan bisa tercelup kedalam 3
Kerja
minyak. Selama penggorengan, dilakukan Tenaga Kerja
Harian
46 HK 25.000 1.150.000 7,7
pengadukan secara pelan-pelan. Penggorengan Jumlah 1.150.000
dilakukan sampai kripik cukup kering dan Biaya
4
Transportasi
garing. Transportasi 69 Liter 6.450 444.050 3
Jumlah 444.050
3. Pengemasan. Sebelum dikemas keripik pisang 14.830.55
Jumlah Biaya 100
didinginkan terlebih dahulu lalu dimasukkan 0
Sumber : Diolah dari data primer, 2017
ke plastik kemasan.

Produksi dan Nilai Produksi Keripik Tabel 5 menunjukan bahwa biaya


Produksi adalah segala kegiatan yang pembelian bahan baku pisang merupakan
ditujukan untuk menciptakan dan menambahkan komponen biaya terbesar dalam usaha pengolahan
keragaman makanan atau barang dan jasa. keripik pisang. Hal ini terlihat dari persentase di
Produksi merupakan pendapatan kotor dalam bentuk dalam tabel diatas sebesar 46,5% dari keseluruhan
fisik dari suatu proses produksi. Sedangkan nilai biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi
produksi merupakan pendapatan kotor yang keripik pisang. Tingkat upah tenaga kerja
diperoleh dari hasil perkalian jumlah dan harga ditentukan pada tingkat upah yang berlaku,
jual yang berlaku di pasaran. Produksi, harga jual lama kerja dan jumlah hari kerja. Secara
dan nilai produksi dapat dilihat pada Tabel 4. keseluran jumlah biaya yang harus dikeluarkan
oleh agroindustri pengolahan keripik ubi kayu

88
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 2A, Juni 2017 : 83 - 90

adalah sebesar Rp. 14.830.550. Agroindustri ini Tabel 7 menjelaskan analisis nilai tambah
termasuk usaha yang masuk katagori padat modal, yang meliputi nilai tambah bruto, nilai tambah
itu dibuktikan dengan biaya yang dikeluarkan netto, nilai tambah per bahan baku. Dalam hasil
mencapai 46,5% untuk pengadaan bahan baku penelitian ini nilai produk akhir atau
pisang dalam dua puluh tiga kali proses produksi. penerimaan kotor sebesar Rp. 19.872.000.
Biaya tetap usaha pengolahan keripik pisang Bahan baku pisang yang digunakan sebanyak
terdapat pada biaya produksi yaitu biaya 2760 kg/bulan dalam 23 kali proses produksi
penyusutan pada alat-alat yang digunakan dalam dengan nilai bahan baku yang dikeluarkan
proses produksi serta penyusutan bangunan yang sebesar Rp. 6.900.000 (23 kali proses
dihitung berdasarkan umur ekonomis.
produksi). Biaya penolong yang di keluarkan
Tabel 6. Biaya Produksi Pendapatan dan Keuntungan
dalam 23 kali proses produksi setiap bulannya
Agroindustri Keripik Pisang yaitu sebesar Rp. 6.336.500 yang meliputi
No. Keterangan Harga (Rp) pembelian bahan penolong yaitu minyak
1. Pendapatan agroindustri
Total produksi/ 828 kg x 24.000 goreng, gula, garam, bawang putih, gas elpiji,
19.872.000
(TR) dan plastic 12x25. Sedangkan Biaya
2. Biaya Agroindustri
a. Biaya bahan baku 6.900.000 penyusutan yang dikeluarkan sebesar Rp.
b. Biaya penyusutan 172.500 172.500.
c. Biaya bahan penolong 6.336.000 Nilai tambah bruto merupakan dasar dari
d. Biaya tenaga kerja 1.150.000
e. Biaya Transportasi 444.050 perhitungan nilai tambah netto dan nilai tambah
3. Keuntungan (TR – TC) 4.869.450 per bahan baku. Analisis nilai tambah pisang
Sumber : Diolah dari data primer 2017 dengan produk akhir yang diterima oleh
agroindustri keripik pisang adalah nilai yang
Keseluruhan jumlah biaya yang dipakai diberikan atau dijual dari agroindustri kepada
dalam 1 bulan dua puluh tiga kali proses konsumen. Besarnya biaya antara yang
produksi adalah sebesar Rp. 15.002.550 dengan dikeluarkan Rp. 13.263.500 yang diperoleh dari
menggunakan bahan baku utama pisang sebanyak penjumlahan antara biaya bahan baku, dan biaya
2760 kg dapat menghasilkan 828 kg keripik bahan penolong, yang masing–masing sebesar Rp.
pisang. Usaha pengolahan pisang pada industri 6.900.000 dan Rp. 6.336.500 semakin besar biaya
rumah tangga keripik pisang memperoleh antara maka nilai tambah bruto yang diciptakan
penerimaan kotor sebesar Rp. 19.872.000, setelah akan semakin kecil. Semakin besar nilai tambah
dikurangi biaya-biaya maka keuntungan bersih maka semakin besar keuntungan yang diperoleh
yang didapat adalah Rp. 4.869.450. dan juga sebaliknya. secara sistematis
perhitungan nilai tambah bruto :
Analisis Nilai Tambah Bahan Baku Keripik
Nilai tambah Bruto (NTb)
Pisang
Analisis nilai tambah usaha pengolahan
NTb = Na – Ba
pisang menjadi keripik pisang dilakukan untuk = Na – (Bb + BP)
mengetahui besarnya nilai yang ditambahkan pada Ba = 6.900.000 + 6.336.500
bahan baku yang digunakan dalam memproduksi = 13.236.000
keripik pisang, perhitungan analisis nilai tambah NTB = 19.872.000 – 13.236.000
pisang dapat dilihat pada Tabel 7. = 6.635.000
Nilai tambah netto pada petani pisang
Tabel 7. Analisis Nilai Tambah pisang Menjadi Keripik sebesar Rp 6.463.500 diperoleh dari selisih
Pisang Di Desa Dimembe, Kecamatan Dimembe,Kabupaten
Minahasa Utara, tahun 2017. antara nilai bruto sebesar Rp 6.636.000 dan
Agroindustri keripik Pisang biaya penyusutan sebesar Rp 172.500. secara
1. Nilai produk akhir (Rp) 19.872.000
2. Nilai bahan baku (Rp) 6.900.000 sistematis perhitungan nilai tambah netto :
3. Jumlah bahan baku (Kg) 2760 Nilai Tambah Netto (NTn)
= NTb – NP
4. Biaya penolong (Rp) 6.336.500
5. Biaya penyusutan (Rp) 172.500 NTn
6. Biaya antara (Rp) 13.236.500 = 6.636.000 – 172.500
7. Nilai tambah Bruto (Rp) 6.636.000
8. Nilai tambah netto (Rp) 6.463.500 = 6.463.500
9.
Nilai tambah per bahan baku
2.404 Nilai tambah per bahan baku merupakan
(Rp/Kg)
Jumlah 59.619.404 produktivitas bahan baku yang dimanfaatkan
Sumber : Diolah dari data primer, 2017 untuk mengahasilkan produk keripik pisang.

89
Analisis Nilai Tambah Buah Pisang Menjadi Keripik ... (Vinny Makarawung, Paulus Pangemanan, Caroline Pakasi)

Nilai tambah per bahan baku keripik pisang DAFTAR PUSTAKA


pada agroindustri di Desa Dimembe,
Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Asmiati, 2012. Analisis Nilai Tambah
Utara yaitu sebesar Rp 2.404/Kg, artinya untuk Pengolahan Ubikayu di Kecamatan
setiap satu kilogram bahan baku pisang yang Batauga Kabupaten Boton. Universitas
digunakan dalam produksi dapat memberikan Haluoleo. Kendari.
nilai tambah bahan baku sebesar Rp 2.404. Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara. 2007.
Besarnya nilai tambah tersebut diperoleh dari Direktori Industri Pengolahan.
nilai tambah bruto sebesar Rp 6.636.000 dibagi Manado.
dengan jumlah bahan baku yang digunakan Baroh, I. 2007. Analisis Nilai Tambah dan
yaitu sebanyak 2760 kg. secara sitematis Distribusi Keripik Nangka Studi Kasus
perhitungan nilai tambah perbahan baku : pada Agroindustri Keripik Nangka di
Nilai Tambah Perbahan Baku Lumajang. LP UMM. Malang.
NTbb = NTb: ∑ bb Elinda,S, dan Hamidi, W. 2008. Analisis
= 6.636.000 : 2760 Pendapatan Agroindustri Rengginang
= 2404 Ubikayu.(Online).Volume17.Nomor2h
ttp://download.portalgaruda.org/article
.php?article=31398&val=2268.(diakse
KESIMPULAN DAN SARAN s Juni 2017).
Hafsah, MJ. 2003.Bisnis Ubi kayu Indonesia.
Kesimpulan Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Berdasarkan uraian hasil dan Hery. 2009. Teori Akuntansi. Kencana Prenada
pembahasan, maka dapat disimpulkan dalam Medi aGroup. Jakarta.
penelitian ini yaitu Agroindustri Pengolahan Ilchaidir.2011. Analisis Nilai Tambah Produk
Keripik Pisang memberikan keuntungan yang Jambu Metedi Kota Kendari Provinsi
diterima adalah sebesar Rp 5.313.500 per dua Sulawesi Tenggara (Studi Kasus
puluh tiga proses produksi selama satu bulan. UD.Mubaraq Lombe Kota Kendari.
Nilai tambah yang dinikmati pemilik dari Universitas Halu Oleo. Kendari.
agroindustri sebesar Rp 2.404/kg bahan baku Kartikawati, Muliasari. 2007. Kajian Proses
yang dimanfaatkan. Nilai tambah ini Pengolahan Dan Analisa Ekonomi
merupakan keuntungan yang didapatkan oleh Keripik Pisang di UKM Sari Madu
agroindustri keripik pisang dalam 1 kilogram Tani. Universitas Padjadjara.
penggunaan bahan baku. Dengan adanya Bandung.
agroindustri pengolahan pisang menjadi Kalakota, Ravi dan Marcia Robinson, 2001. E–
keripik pisang memberikan keuntungan Business 2.0 Roadmap For Success.
tersendiri bagi petani pisang dimana petani Addison - Wesley. USA.
dapat menjual pisang secara borongan kepada Makki, M. F. et al. 2001. Nilai Tambah
industri keripik pisang. Agroindustri pada Sistem Agribisnis
Kedelai di Kalimantan Selatan. Dalam
Saran jurnal Agro Ekonomika. Vol. VI. No.
Berdasarkan kesimpulan penelitian, 1. Juli 2001.
maka saran yang dapat diajukan adalah Taringan, Robinson, 2007. Ekonomi Regional,
Usaha pengolahan Pisang menjadi keripik Teori dan Aplikasi. PT Bumi Aksara,
pisang yang dilakukan pengolah perlu terus Cetakan keempat, Jakarta.
dikembangkan dengan meningkatkna jumlah Valentina, O. 2009. Analisis Nilai Tambah Ubi
bahan baku yang diolah, menambah jumlah Kayu Sebagai Bahan Baku Keripik
tenaga kerja, karena terbukti usaha tersebut Singkong di Kabupaten Karanganyar.
mampu menberikan keuntungan dan nilai Universitas Sebelas Maret : Surakarta.
tambah.

90

Anda mungkin juga menyukai