“ISOLASI DNA”
Disusun oleh:
Nama : Navilla Miladya
NIM : 205040201111186
Kelas : P/P1
Asisten Praktikum : Rusdi Ali Sabar S.
B 1:1 Banyak
C 1 : 0,5 Sedikit
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perlakuan A (0,5 g garam : 1 g detergen)
Berdasarkan pada perlakuan A yang dimana terdapat komposisi
garam sebanyak 0,5 gr dengan detergen sebanyak 1 gr yang diberikan
pada larutan brokoli. Dari hasil perlakuan tersebut didapatkan
gumpalan yang jumlahnya itu sedang. Gumpalan tersebut
menunjukkan adanya keberadaan DNA. Dimana terdapat prinsip
mengisolasi DNA yaitu pemecahan dinding sel atau membrane sel.
Pada perlakuan A , jumlah detergen lebih banyak dibandingkan jumlah
garam. Hal ini menyebabkan rusaknya DNA pada brokoli. Sesuai
dengan pernyataan Maryam (2009), bahwa fungsi dari detergen ialah
untuk mengahncurkan sel brokoli, sehingga jika didapati detergen
dalam jumlah berlebih, maka akan menyebabkan kerusakan pda DNA
brokoli.
4.2.2 Perlakuan B (1 g garam : 1 g detergen)
Pada perlakuan B dengan komposisi garam sebanyak 1 gr dan
detergen juga sebanyak 1 gr, diperoleh hasil gumpalan yang banyak.
Jadi, seimbangnya komposisi pada perlakuan tersebut mengakibatkan
terdapatnya hasil gumpalan dalam jumlah yang banyak. Deterjen dan
garam pada proses isolasi DNA digunakan untuk menghancurkan sel
pada brokoli. Menurut Maryam (2009) detergen berfungsi
menggantikan sodium dodesil sulfat (SDS) dan etilendiamin tetraasetat
(EDTA) yang berfungsi sebagai penghancur sel, sedangkan garam
digunakan untuk melisis dinding sel brokoli. Pernyataan ini juga
didukung oleh Yulianti (2006) yang menyatakan bahwa deterjen dan
garam dilarutkan dengan tujuan untuk melisiskan membran dan
menonaktifkan DNAase pada sel. Deterjen akan merusak membran
organel sehingga DNA dapat terlepas ke dalam larutan.
4.2.3 Perlakuan C (1 g garam : 0,5 g detergen)
Untuk perlakuan C dengan komposisi garam sebanyak 1 gr dan
detergen sebanyak 0,5 gr didapatkan hasil gumpalan dengan jumlah
yang sedikit. Hal ini dikarenakan julmah komposisi detergen lebih
sedikit disbanding jumlah komposisi garam. Dimana detergen
merupakan suatu senyawa yang digunakan untuk menghancurkan sel
dalam proses isolasi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Isolasi DNA merupakan suatu proses atau metode untuk
memisahkan DNA dari komponen molekulnye, atau pengeluaran DNA
dari tempatnya berada (ekstrasi atau lisis) yang biasanya dilakukan dengan
homogenasi dan penambahan buffer ekstrasi untuk mencegah DNA rusak.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa
dengan komposisi detergen yang lebih dominan daripada garam akan
menghasilkan gumpalan dalam jumlah yang sedang. Jika komposisi garam
dengan detergen sama, akan menghasilkan gumpalan yang banyak.
Sebaliknya, jika komposisi garam lebih dominan disbanding detergen,
maka jumlah gumpalannya akan sedikit. Hal ini dominan dikarenakan
jumlah komposisi detergen, dimana detergen dalam praktikum kali ini
berfungsi sebagai pemecah sel atau membrane sel.
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya praktikan lebih teliti lagi
dan megikuti prosedur yang ada agar data yang didapatkan bisa sesuai dan
relevan dengan keadaan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana, D. W. (2009). Teknik isolasi DNA genom tanaman pepaya dan jeruk
dengan menggunakan modifikasi bufer CTAB. Buletin Teknik
Pertanian, 14(1), 12-16.
Baktir, A. (2017). DNA Struktur dan Fungsi. Airlangga University Press.
Blackburn, G. M., Gait, M. J., Loakes, D., Williams, D. M., Grasby, J. A., Egli,
M., ... & Engels, J. (2006). Nucleic acids in chemistry and biology. Royal
Society of Chemistry.
Maryam, S. (2009). Ekstrak Enzim Bromelin dari Buah Nanas (Ananas sativus
Schult.) dan Pemanfaatannya pada Isolasi DNA (Doctoral Dissertation,
Universitas Negeri Semarang.
Murtiyaningsih, H. (2017). Isolasi DNA genom dan identifikasi kekerabatan
genetik nanas menggunakan RAPD (Random Amplified Polimorfic
DNA). Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal of Agricultural
Science), 15(1).
Murwani, R. (2007). Modul Perkuliahan Biokimia: Protein dan Asam
Nukleat.Universitas Diponegoro.
Nishiguchi, M. K., Doukakis, P., Egan, M., Kizirian, D., Phillips, A., Prendini, L.,
... & Giribet, G. (2002). DNA isolation procedures. In Techniques in
molecular systematics and evolution (pp. 249-287). Birkhäuser, Basel.
Sumbono, A. (2016). Biokimia Pangan Dasar. Deepublish.
Yulianti, E. (2006). Pengembangan Teknik Isolasi DNA Tumbuhan
Menggunakan Detergen Komersial. In Seminar Nasional MIPA.
Yuwono, T. (2019). Bioteknologi pertanian. UGM PRESS.
LAMPIRAN