Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM

MEWUJUDKAN KUALITAS PENDIDIKAN

Ridwal Trisoni
Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar
Korespondensi: Perumahan Arai Pinang 2 Supanjang Batusangkar
e-mail: ridual@yahoo.com

Abstract

Teacher plays strategic roles in realizing qualified human resources. Any


attempts made in improving human resources quality without involving teacher
will end in difficulties since the teacher is the key persons in determining the
quality of education. Consequently, teachers are expected to have professionalism
by mastering such competencies as pedagogic, professional, social and personal.
To ensure the mastery of those competencies, various programs need to carry out.
Among the programs are: teacher’s professional improvement must be started
from teacher’s training institution (LPTK), by sending teachers higher level, in-
service training, and educational supervision.

Kata kunci: profesionalisme, guru, kualitas

PENDAHULUAN pengajar (guru), dukungan lingkungan


berkaitan dengan suasana atau situasi

S ektor pendidikan memiliki peran-


an yang sangat strategis dalam
peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM) Indonesia yang memi-
dan kondisi yang mendukung terhadap
proses pembelajaran seperti lingkungan
keluarga, masyarakat, alam sekitar, se-
dangkan sarana/prasarana adalah perang-
liki kesanggupan untuk menghadapi tan-
tangan masa depan yang semakin kom- kat yang dapat memfasilitasi aktivitas
petitif. Dalam tataran masa kini pening- pembelajaran, seperti gedung, alat-alat
katan sumber daya manusia menjadi laboratorium, komputer dan sebagainya.
prioritas dalam parameter kemajuan Berkaitan dengan faktor proses,
suatu bangsa. Tidak ada jalan lain untuk guru menjadi faktor utama dalam pen-
pengembangan tersebut adalah dengan ciptaan suasana pembelajaran. Menurut
cara peningkatan mutu pendidikan. Brandt dalam Fasli Jalal (2001) guru me-
Mutu pendidikan ditentukan oleh rupakan kunci dalam peningkatan mutu
beberapa faktor penting, yaitu menyang- pendidikan dan mereka berada pada titik
kut input, proses, dukungan lingkungan, sentral dari setiap usaha reformasi pen-
sarana dan prasarana. Input berkaitan didikan yang diarahkan pada perubahan-
dengan kondisi peserta didik (minat, perubahan kualitatif. Setiap usaha pe-
bakat, potensi, motivasi, sikap), proses ningkatan kualitas pendidikan dan pem-
berkaitan erat dengan penciptaan sua- belajaran, seperti pembaruan kurikulum,
sana pembelajaran, yang dalam hal ini pengembangan metode-metode meng-
lebih banyak ditekankan pada kreativitas
135
136 Ta’dib, Volume 14, No. 2 (Desember 2011)

ajar, penyediaan sarana dan prasarana (a) Pendahuluan, (b) Pendidik sebagai
hanya akan berarti bila melibatkan guru tenaga profesional, (c) Kompetensi guru
Mengingat peran guru yang stra- (d) Mekanisme atau proses peningkatan
tegis dalam menentukan kualitas pen- profesionalisme guru, (e) Penutup.
didikan maka diperlukan syarat-syarat
kepribadian dan kemampuan profe-
sional dengan berbagai kapasitas sebagai PENDIDIK SEBAGAI TENAGA
pendidik. Masalah profesionalisme guru PROFESIONAL
ini bahkan menjadi salah satu rekomen-
dasi dari Ikatan Ilmuan Indonesia Inter- Pentingnya Peningkatan Profesional
nasional kluster pendidikan yang meng- Guru
adakan pertemuan tanggal 18 Desember Citra guru masa kini adalah protret
2010 di Jakarta (Kompas 30 Desember bangsa masa depan. Pernyataan tersebut,
2010). Menurut Ace Suryadi (2004) guru walaupun ekstrim namun tidaklah terlalu
yang berkualitas paling ti-dak memiliki keliru. Guru menentukan masa depan
empat kriteria utama yaitu: 1) kemam- bangsa kita. Di tangan gurulah masa
puan profesional (professional capasity), depan bangsa ini dipertaruhkan. Semen-
2) upaya profesional (professional tara itu upaya peningkatan kualitas
effort), 3) waktu yang dicurahkan untuk pendidikan dewasa ini mengalami be-
kegiatan profesional (time devotion), dan berapa kendala yang sampai saat ini
4) imbalan atas hasil kerjanya sepertinya belum tuntas pemecahannya.
(Professional rent). Masih ditemui angka putus sekolah yang
Berbagai upaya pengembangan relatif masih tinggi, calon guru yang
profesionalisme guru telah dilaksanakan peminatnya cukup banyak akan tetapi
oleh pemerintah melalui berbagai kegiat- bukan calon unggulan, kualifikasi se-
an seperti peningkatan kualifikasi pendi- bagian guru yang belum memenuhi
dikan, pelatihan-pelatihan dan work- kualifikasi.
shop-workshop, program sertifikasi guru Sebenarnya upaya peningkatan
serta peningkatan keejahteraan guru. kualitas pendidikan dari tahun ke tahun
Meskipun berbagai usaha tersebut selalu menjadi program pemerintah.
telah dilakukan, namun kenyataannya Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh
masih sering diperbincangkan tentang penyempurnaan integral dari seluruh
berbagai masalah pendidikan yang ber- komponen pendidikan seperti kualitas
sumber dari guru seperti; guru yang guru, penyebaran guru yang merata,
tidak menguasai materi pelajaran, tidak kurikulum yang selalu disempurnakan
bisa menciptakan suasana yang menye- setiap saat, sarana dan prasarana yang
nangkan dalam belajar, bertindak secara memadai, suasana pembelajaran yang
otiriter, tidak memahami keilmuan pen- kondusif, dan kualitas guru yang me-
didikan dan berbagai masalah lainnya ningkat dan didukung oleh kebijakan
yang merupakan bakti bahwa profe- pemerintah. Guru merupakan titik sentral
sionalitas guru masih dipertanyakan dan dari peningkatan kualitas pendidikan
harus selalu dan terus mendapatkan yang bertumpu pada kualitas proses
perhatian. pembelajaran. Oleh sebab itu pening-
Untuk itu secara ringkas makalah katan profesionalisme guru merupakan
ini membahas tentang pengembangan suatu keharusan.
profesionalisme guru untuk mewujud- Guru yang profesional tidak hanya
kan kualitas pendidikan yang meliputi menguasai bidang ilmu, bahan ajar,
Ridwal Trisoni, Pengembangan Profesionalisme Guru … 137

menguasai metode yang tepat, namun kompetensi guru sebagaimana yang di-
juga mampu memotivasi peserta didik, maksud dalam Pasal 8 meliputi kompe-
memiliki keterampilan yang tinggi dan tensi pedagogik, kompetensi kepribadi-
wawasan yang luas terhadap dunia an, kompetensi sosial dan kompetensi
pendidikan. Guru yang profesional juga profesional. Pengembangan profesio-
harus memiliki pemahaman yang men- nalisme guru merupakan kondisi yang
dalam tentang hakekat manusia dan tidak bisa ditawar lagi jika kita ingin
masyarakat. Hakikat-hakikat ini akan meningkatkan mutu pendidikan.
melandasi pola pikir dan pola kerja guru
dan loyalitasnya kepada profesi pen- Kriteria Profesi
didikan. Juga dalam implementasi pem- Volmel & Mills dalam Soecipto
belajaran guru harus mampu mengem- (2005), mendefinisikan profesi sebagai
bangkan budaya organisasi kelas, dan suatu spesialisasi dari jabatan intelektual
iklim organisasi pembelajaran yang ber- yang diperoleh melalui studi dan training
makna, kreatif dan dinamis, bergairah, yang bertujuan untuk men-suplay kete-
dialogis sehingga menyenangkan bagi rampilan melalui pelayanan dan bim-
peserta didik sesuai dengan tuntutan bingan pada orang lain. Sikun Pribadi
Undang-Undang Sisdiknas (UU No. 20 dalam Soecipto (2005), menyatakan
Tahun 2003 pasal 40 ayat 2 a). profesi adalah suatu janji terbuka bahwa
Arifin (2000) mengemukakan guru seseorang akan mengabdikan dirinya
Indonesia yang profesional dipersyarat- kepada suatu jabatan atau pekerjaan
kan mempunyai; (1) dasar ilmu yang karena orang tersebut merasa terpanggil
kuat sebagai pengejawantahan terhadap untuk menjabat pekerjaan tersebut.
masyarakat teknologi dan masyarakat Pengertian profesi guru menurut
ilmu pengetahuan di abad 21; (2) pe- Undang-undang Guru dan Dosen No.14
nguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan Tahun 2005 adalah Pendidik profesional
riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu dengan tugas utama mendidik, mengajar,
pendidikan sebagai ilmu praksis bukan melatih, menilai, dan mengevaluasi pe-
hanya merupakan konsep-konsep belaka. serta didik pada pendidikan usia dini,
Pendidikan merupakan proses yang jalur pendidikan formal, pendidikan da-
terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, sar, dan pendidikan menengah.
serta riset pendidikan hendaknya diarah- Undang-undang sudah menegas-
kan pada praksis pendidikan masyarakat kan bahwa profesi guru adalah pendidik
Indonesia; (3) pengembangan kemampu- profesional dimana guru profesional
an profesional berkesinambungan, profe- adalah orang yang memiliki kemampuan
si guru merupakan profesi yang berkem- dan keahlian khusus dalam bidang ke-
bang terus menerus dan berkesinam- guruan sehingga ia mampu melakukan
bungan antara LPTK dengan praktek tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
pendidikan. kemampuan maksimal.
Bila merujuk pada UU.Nomor 14 Sejalan dengan pengertian profesi
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan profesional sebagaimana yang dike-
pasal 8 menyatakan guru wajib memiliki mukan sebelumnya, para ahli telah
kualifikasi akademik, kompetensi, serti- banyak mengemukakan kriteria pekerja-
fikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, an profesional yang keseluruhannya me-
serta memiliki kemampuan untuk mewu- nurut Prayitno (2009) dapat dikembali-
judkan tujuan pendidikan nasional. Se- kan kepada pendapat Abraham Flexner
lanjutnya pasal 10 ayat (1) menyatakan tahun 1915, yang mengemukakan ada
138 Ta’dib, Volume 14, No. 2 (Desember 2011)

enam kriteria profesi, yaitu: keintelek- sebagai bentuk trilogi. Ketiga komponen
tualan, kompetensi profesional yang di- trilogi tersebut secara langsung saling
pelajari, objek praktik spesifik, komuni- terkait, ketiganya harus ada, dan apabila
kasi, motivasi altruistik, dan organisasi salah satu atau lebih komponen itu tidak
profesi. ada, maka profesi itu akan kehilangan
eksistensinya. Ketiga komponen profesi
a. Keintelektualan
Kegiatan profesional merupakan itu adalah: 1) dasar keilmuan, 2) sub-
pelayanan yang lebih berorientasi stansi profesi, dan 3) Praktek profesi.
mental daripada manual (kegiatan Komponen dasar keilmuan menyiapkan
yang memerlukan keterampilan (calon) tenaga profesional dengan lan-
fisik), memerlukan proses intelek- dasan dan arah tentang wawasan, pe-
tual daripada kegiatan rutin. ngetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
(WPKNS) berkenaan dengan profesi
b. Kompetensi profesional yang yang dimaksud. Dasar keilmuan profesi
dipelajari guru adalah ilmu pendidikan. Komponen
Pelayanan profesional didasarkan substansi profesi memberikan modal
pada kompetensi yang didapatkan tentang apa yang menjadi fokus dan
melalui proses pembelajaran seca- objek praktik spesifik profesi dengan
ra intensif. bidang khusus kajiannya, aspek-aspek
c. Objek praktik spesifik kompetensi, sarana operasional dan ma-
Pelayanan suatu profesi tertentu najemen, kode etik serta landasan prak-
terarah kepada objek praktik spe- tek operasional. Komponen substansi
sifik yang tidak ditangani oleh profesi dalam profesi guru adalah proses
profesi lain. pembelajaran dan berbagai keterkaitan-
nya. Komponen praktik merupakan rea-
d. Komunikasi lisasi pelaksanaan pelayanan profesi
Segala hal yang berhubungan de- setelah kedua komponen profesi yang
ngan aspek pelayanan profesional, dua lagi dikuasai. Komponen praktik
seperti, kompetensi yang dibutuh- profesi dalam profesi guru adalah pe-
kan, peraturan, imbalan dan se- nyelenggaraan proses pembelajaran ter-
bagainya dapat dikomunikasaikan hadap sasaran pelayanan dengan ber-
pada orang yang berkepentingan. bagai keterkaitannya.
e. Motivasi altruistik
Motivasi yang berorientasi pada
pelayanan dan kemaslahatan ma- KOMPETENSI PROFESIONALIS-
syarakat umum bukan untuk ke- ME GURU
pentingan pribadi. Profesionalisme guru dapat diwu-
judkan melalui pemberdayaan potensi
f. Organisasi profesi
Tenaga profesional dalam profesi dan prestasi guru. Seorang guru disebut
yang sama membentuk suatu sebagai guru profesional karena kemam-
organisasi profesi untuk mengawal puannya dalam mewujudkan kinerja
tugas-tugas profesional mereka. profesi guru secara utuh. Dengan demi-
kian sifat utama dari seorang guru
Trilogi Profesi profesional adalah kemampuannya da-
lam mewujudkan kinerja profesional
Menurut Prayitno (2009) bahwa yang sebaik-baiknya dalam mencapai
spektrum suatu profesi dapat dilihat tujuan pendidikan. Sifat-sifat ini men-
Ridwal Trisoni, Pengembangan Profesionalisme Guru … 139

cakup ciri-ciri kepribadian guru dan guru pada peserta didik sekurang-
penguasaan keterampilan teknis keguru- kurangnya meliputi:
an. Dengan kata lain seorang guru a. Pemahaman wawasan atau landas-
hendaknya memiliki kompetensi yang an kependidikan
mantap. Kompetensi merupakan sepe- b. Pemahaman terhadap peserta didik
rangkat penguasaan kemampuan yang c. Pengembangan kurikulum atau si-
harus ada dalam diri guru agar dapat labus
mewujudkan kinerja profesionalnya se- d. Perancangan pembelajaran
cara tepat dan efektif. Kompetensi sesuai e. Pelaksanaan pembelajaran yang
dengan PP RI no. 74 Tahun 2008 pasal 3 mendidik dan dialogis
merupakan seperangkat pengetahuan, f. Pemanfaatan teknologi pembela-
keterampilan, dan prilaku yang harus jaran
dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktua- g. Evaluasi hasil belajar, dan
lisasikan oleh guru dalam melaksanakan h. Pengembangan peserta untuk
tugas keprofesionalan. mengaktualisasikan berbagai po-
Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun tensi yang dimilikinya
2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10
ayat (1) menyatakan bahwa seorang guru Kompetensi Profesional
harus memiliki empat kompetensi, me- Kompetensi profesional adalah ke-
liputi: kompetensi pedagogik, kompe- mampuan yang penguasaan materi pem-
tensi kepribadian, kompetensi sosial dan belajaran secara luas dan mendalam
kompetensi profesional. yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memenuhi standar kompe-
Kompetensi Pedagogik tensi yang ditetapkan dalam Standar
Kompetensi pedagogik adalah ke- Nasional Pendidikan.
mampuan guru dalam mengelola pem- Kemampuan ini menuntut guru
belajaran dan memahami peserta didik betul-betul memahami dan menguasai
yang meliputi pemahaman terhadap pe- materi, serta lebih luasnya lagi keilmuan
serta didik, perancangan dan pelaksana- yang mendalam serta memiliki wawasan
an pembelajaran, evaluasi hasil pembe- yang luas terhadap keilmuan guru ter-
lajaran, dan pengembangan peserta didik sebut. Sehingga guru tersebut betul-betul
untuk mengaktualisasikan berbagai po- mampu membimbing peserta didik se-
tensi yang dimilikinya. suai harapan tujuan nasional pendidikan.
Keempat aspek yang harus dimiliki Dalam pendidikan profesi guru ada
guru itu digali guru dalam dan selama beberapa kompetensi yang harus dicapai
guru mengikuti pendidikan di lembaga oleh calon guru profesional tersebut,
pendidikan guru, serta setelah guru kompetensi tersebut menurut TIM PPG
menjabatpun masih terus dikembangkan. (2008) meliputi:
Sebagaimana dengan program pendidik- a. Struktur kurikulum jenjang pen-
an profesi (PPG) yang akan dilaksanakan didikan searah dengan kekhususan
pada profesi guru, sehingga harapan program studi/mata pelajaran
guru dianggap sebagai profesi yang b. Subtansi bidang IPTEKSA yang
betul-betul profesional dapat terpenuhi. akan diajarkan
Kompetensi pedagogik ini dalam c. Aplikasi strategi, metode, dan tek-
PP. RI Tentang Guru No.74 Tahun 2008 nik pembelajaran
pasal 3, ayat 4, harus diaktualisasikan d. Sumber dan media pembelajaran
140 Ta’dib, Volume 14, No. 2 (Desember 2011)

e. Assesmen dan evaluasi pembe- a. Kepribadian yang beriman dan


lajaran bertaqwa, bermoral, utuh, dan
f. Pengajaran perbaikan dan penga- mandiri, serta menjadi teladan.
yaan b. Penghargaan yang tinggi terhadap
g. Praktik pembelajaran (internship) hakikat dan martabat serta kehi-
h. Riset pendidikan dan pembalajaran dupan kemanusiaan yang berkem-
i. Peran organisasi profesi dan kode bang dan membahagiakan
etik profesi guru
Kompetensi Sosial
Dalam PP RI No.74 Tahun 2008
pasal 3 ayat 7 adalah kemampuan dalam Kompetensi sosial adalah kemam-
menguasai pengetahuan, bidang ilmu puan pendidik sebagai bagian dari
pengetahuan, teknologi, dan / atau seni masyarakat untuk berkomunikasi dan
dan budaya yang diampunya yang se- bergaul secara efektif dengan peserta
kurang-kurangnya meliputi penguasaan: didik, sesama pendidik, tenaga kepen-
a. Materi pembelajaran secara luas didikan, orang tua /wali peserta didik,
dan mendalam sesuai dengan stan- dan masyarakat sekitar.
dar isi program satuan pendidikan, Menurut TIM PPG (2008) adalah
mata pelajaran, dan atau kelompok kemampuan yang berkaitan dengan:
mata pelajaran yang diampu , dan a. Hubungan antar individu, sejawat
b. Konsep dan metode disiplin ke- profesi, dan hubungan dengan
ilmuan, teknologi, atau seni yang orang tua , lingkungan/masyarakat,
relevan, yang secara konseptual interorganisasi dan antar organisasi
manaungi atau koheren dengan profesi
program satuan pendidikan, mata b. Hubungan kolaboratif dengan te-
pelajaran, dan atau kelompok mata naga profesi lain ;pembentukan tim
pelajaran yang diampu. kerjasama (team building), pelak-
sanaan kerjasama (team colla-
Kompetensi Kepribadian boration), dan tanggung jawab
Kompetensi kepribadian adalah (team responsbility)
kemampuan kepribadian yang mantap, Untuk menjadi profesional di
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, dan samping kompetensi di atas seorang guru
menjadi teladan bagi peserta didik, dan juga dituntut beberapa hal, yaitu:
berakhlak mulia. Kompetensi kepribadi- 1. Guru mempunyai komitmen pada
an gambaran dari sosok guru yang siswa dan proses belajarnya.
sempurna pribadinya, sebagai panutan, Komitmen ini dibuktikan dengan
suri tauladan, serta berbudi pekerti luhur. memberikan waktu sepenuhnya pada
Kompetensi ini juga dapat dikem- demi pendidikan. Mengisi hari terus
bangkan guru baik selama mengikuti dengan keinginan untuk mencerdas-
pendidikan di lembaga pendidikan guru kan anak bangsa, membaca, menulis,
maupun setelah menjabat jadi guru, menjadi pemakalah, meneliti. Hal ini
dengan terus mengembangkan beberapa juga dibuktikan dengan kedisiplinan
bentuk kemampuan. Menurut TIM PPG guru dalam mengajar, menyediakan
(2008) kemampuan kepribadian ini waktu untuk peserta didik dalam
meliputi: memberikan bimbingan dan pelatih-
an, serta terus memperbaiki mutu
pembelajarannya.
Ridwal Trisoni, Pengembangan Profesionalisme Guru … 141

2. Guru menguasai secara mendalam masyarakat belajar yang tidak bisa


bahan/mata pelajaran yang diajarkan- lepas dari belajar. Untuk itu istilah
nya serta cara mengajarnya kepada belajar sepanjang hayat harus menjadi
siswa. mottonya guru, sehingga dapat ter-
Penguasaan keilmuan secara luas dan wujud guru profesional.
mendalam serta mampu mengkaitkan
materi dengan kehidupan peserta
didik serta keterkaitan dengan mata JALUR PENINGKATAN PROFE-
pelajaran lainnya harus terus dikem- SIONALISME GURU
bangkan. Sarana pengembangan itu
dapat berupa di KKG atau MGMP Peningkatan Profesionalisme Guru
atau forum seminar-seminar guru Harus Dimulai dari Lembaga Pen-
lainnya. Disamping penguasaan ma- cetak Calon Guru Yaitu LPTK.
teri seorang guru dituntut juga mam- Ini menyiratkan bahwa LPTK se-
pu mengajarkannya sesuai dengan bagai pencetak calon guru perlu mem-
karakteristik peserta didik dan karak- bekali lulusannya dengan perkembangan
teristik mata pelajaran. terbaru pengetahuan dan keterampilan
3.Guru bertanggung jawab memantau sesuai dengan perkembangan zaman dan
hasil belajar siswa melalui berbagai sesuai dengan kebutuhan lapangan.
cara evaluasi. Sementara ini masih terkesan LPTK
Guru harus mampu menilai proses terlambat dalam mengantisipasi hal ter-
dan hasil belajar peserta didik, serta sebut. Sebagai contoh adalah berkem-
menguasai cara ,mengevaluasi proses bangnya inovasi pembelajaran seperti
dan hasil pembelajaran dengan baik. model Quantum Learning, Quantum
Penilaian yang dilakukan tidak saja Teaching dan model-model lainnya, be-
penilaian aspek kognitif saja tetapi berapa LPTK belum memasukkan model
juga dengan menilai aspek afektif dan tersebut ke dalam kurikulumnya.
psikomotor peserta didik. Salah satu Apalagi saat ini telah terjadi per-
faktor keberhasilan peserta didik geseran drastis paradigma pendidikan,
adalah ketepatan guru dalam melaku- karena terjadinya aliran informasi dan
kan penilaian pada proses dan hasil pengetahuan yang begitu cepat karena
pembelajaran peserta didik. effisiensi teknologi informasi Internet
4. Guru mampu berfikir sistematis ten- yang memungkinkan tembusnya batas-
tang apa yang dilakukannya dan be- batas dimensi ruang, birokrasi, kemapan-
lajar dari pengalamannya. an dan waktu. Hal ini telah terjadi di
Disamping itu juga guru harus mam- Indonesia, dengan terkaitnya banyak
pu berfikir sistematis serta memiliki lembaga pendidikan Indonesia ke Inter-
perencanaan yang terencana secara net. Pergeseran paradigma sebagai kon-
sistematis terhadap pekerjaannya, se- sekuensi logis percepatan aliran ilmu
hingga guru mampu melaksanakan pengetahuan yang akan menantang dan
tugas pengajarannya dengan efektif mempengaruhi sistem pendidikan
dan efisien. konvensional.
5. Guru seyogyanya merupakan bagian Sumber ilmu pengetahuan tidak
dari masyarakat belajar dalam ling- lagi terpusat pada lembaga pendidikan
kungan profesinya. formal (SD, SMP, SMU, Perguruan
Guru juga harus senantiasa belajar tinggi) yang konvensional. Sumber ilmu
karena guru merupakan bagian dari pengetahuan akan tersebar dimana-mana
142 Ta’dib, Volume 14, No. 2 (Desember 2011)

dan setiap orang akan dengan mudah Peningkatan Profesionalisme Guru


memperoleh pengetahuan tanpa kesulit- melalui In-Service Training
an. Paradigma ini dikenal sebagai distri- In service training dalam bentuk
buted intelligence (distributed knowled- pelatihan, atau pendidikan dan pelatihan,
ge). Fungsi guru/dosen/lembaga pendi- workshop dan semacamnya perlu men-
dikan akhirnya beralih dari sebuah sum- dapat perhatian. Kegiatan semacam ini
ber ilmu pengetahuan menjadi mediator terlalu mendapat sorotan karena sering
dari ilmu pengetahuan (Purbo, 2004). kali dinilai tidak dan kurang tepat
Apakah LPTK juga siap dengan sasaran dan bahkan terkesan kegiatannya
kondisi ini dan membekali lulusannya tidak tuntas. Evaluasi dan monitoring
dengan kondisi lapangan? sering kali tidak dapat dilakukan. Jadi
begitu selesai kegiatan tidak ada tindak
Peningkatan Profesionalisme Guru
lanjut. Seakan-akan semua terserah ke-
Melalui Program Tugas Belajar/ Pe-
pada peserta, mau apa setelah mengikuti
nyetaraan
pelatihan.
Salah satu cara untuk mening- Jika mungkin pelatihan ini lebih
katkan profesionalisme guru adalah diserahkan ke daerah sehingga tidak ter-
melalui standar minimal ijazah yang kesan terpusat, sehingga monitoring dan
harus dimiliki guru. Sesuai dengan tun- evaluasi sulit untuk dilakukan. Dengan
tutan Undang-undang Guru dan Dosen cara ini juga mulai memberdayakan da-
bahwa minimal pendidikan guru adalah erah untuk bertanggung jawab terhadap
SI (DIV) pengembangan profesionalisme guru.
Setidaknya ada tiga hal yang dapat
dicapai dengan pemberian tugas kepada Peningkatan Profesionalisme Guru
guru baik itu tugas belajar untuk prog- Melalui Pengawasan/Supervisi Pen-
ram penyetaraan maupun tugas belajar didikan
secara reguler, yaitu; 1) Meningkatkan Pengawasan dan supervisi di se-
kualifikasi formal guru sehingga sesuai kolah dapat berfungsi untuk pengem-
dengan peraturan kepegawaian yang bangan, motivasi dan kontrol apabila
diberlakukan secara nasional maupun dilaksakan dengan memegang prinsip-
yayasan yang menaunginya, 2) Mening- prinsip pengawasan dan supervisi pen-
katkan kemampuan profeional para guru didikan. Melalui supervisi dapat dicipta-
dalam rangka meningkatkan kualitas kan hubugan kemanusiaan yang har-
penyelenggaraan pendiidikan di sekolah, monis dan terbuka antar guru dengan
3) Menumbuhkembangkan motivasi para pengawas. Melalui cara ini guru bisa
pegawai sekolah dalam rangka mening-
dimotivasi untuk selalu meningkatkan
katkan kinerjanya. Kenyataan yang ada kinerja dalam proses pembelajarannya.
banyaknya masih banyak guru SD yang Dirjen Dikdasmen Kementerian
lulusan SPG, ataupun SMP hanya lulus- Pendidikan Nasional menyebutkan bebe-
an D2 dan SMU/SMK hanya lulusan D3 rapa alternatif program pengembangan
maka program penyetaraan dalam ben- profesional guru sebagai berikut:1) Prog-
tuk tugas belajar penyetaraan guru perlu ram peningkatan kualifikasi guru, 2)
dicanangkan lebih intensip. Program penyetaraan dan sertifikasi, 3)
Program pelatihan terintegrasi berbasis
kompetensi, 4) program supervisi pen-
didikan, 5) Program pemberdayaan
Ridwal Trisoni, Pengembangan Profesionalisme Guru … 143

MGMP, 6) Simposium guru, 7) Program hadap kompetensi-kompetensi yang


tradisional lainnya, 8) Membaca dan menjadi tuntutan profesi guru, yaitu:
menulis jurnal atau karya ilmiah, 9) kompetensi pedagogik, kompetensi ke-
Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah, pribadian, kompetensi sosial, dan kom-
10) Melakukan Penelitian, 11) Magang, petensi profesional. Selain itu juga ada
12) Mengikuti berita aktual, 12) Ber- beberapa dimensi lain sebagai tolok ukur
partisipasi dan aktif dalam organisasi profesionalisme guru.
profesi dan 13) Menggalang kerjasama Banyak secara yang dapat dilaku-
dengan teman sejawat. kan untuk meningkatkan profesionalisme
guru diantaranya adalah: 1) Program
peningkatan kualifikasi guru, 2) Program
KESIMPULAN penyetaraan dan sertifikasi,3) Program
Upaya-upaya untuk meningkatkan pelatihan terintegrasi berbasis kompe-
profesionalisme guru memerlukan ada- tensi, 4) program supervisi pendidikan,
nya dukungan dari semua pihak yang 5) Program pemberdayaan MGMP, 6)
terkait agar benar-benar terwujud. Pihak- Simposium guru, 7) Program tradisional
pihak yang harus memberikan dukung- lainnya, 8) Membaca dan menulis jurnal
annya tersebut adalah organisasi profesi, atau karya ilmiah, 9) Berpartisipasi
pemerintah dan juga masyarakat. Upaya dalam pertemuan ilmiah, 10) Melakukan
ini sangat penting, mengingat kebe- Penelitian, 11) Magang, 12) Mengikuti
radaan guru sangat penting dalam me- berita aktual, 12) Berpartisipasi dan aktif
wujudkan kualitas pendidikan. dalam organisasi profesi dan 13)
Profesionalisme guru dapat dilihat Menggalang kerjasama dengan teman
dari tingkat pendidikan, penguasaan ter- sejawat.

DAFTAR RUJUKAN

Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Dalam konteks Otonomi Daerah,


Analisis Wacana Reformasi Pen- Jakarta: Adicita Karya Nusa.
didikan dalam Era Globalisasi. Hamijoyo, Santoso S. 2002. “Status dan
Simposium Nasional Pendidikan di Peran Guru, Akibatnya Pada Mutu
Universitas Muhammadiyah Pendidikan”. dalam Pendidikan
Malang, 25-26 Juli 2001. untuk Masyarakat Indonesia Baru.
Ace Suryadi dan Wiana Mulyana, 1992. Jakarta: Grasindo.
Kerangka Konseptual Mutu Pen- Kompas. 2010. “Tantangan Ilmuan
didikan dan Pembinaan Kemam- Pendidikan”. (30 Desember 2010)
puan Profesional Guru, Jakarta: Prayitno, 2009. Dasar teori dan Praksis
PT.Candimas Metropole Pendidikan, Jakarta: Gramedia.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Syaiful Sagala, 2009. Kemampuan
Profesonalisme Guru Sekolah Da- Profesional Guru dan Tenaga
sar dalam Kerangka Peningkatan Kependidikan, Bandung: Alfabeta.
Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara Supriadi, D. 1998. Mengangkat Citra
dan Martabat Guru. Jakarta:
Fasli Jalal dan Dedi Supriadi (editor)
Depdikbud.
2001. Reformasi Pendidikan
144 Ta’dib, Volume 14, No. 2 (Desember 2011)

Sutjipto; Kosasi Raflis. 1994. Profesi Pendidikan Nasional (Sisdiknas).


Keguruan. Jakarta: Direktorat Departemen Pendidikan Nasional
Jenderal Pendidikan Tinggi Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru
Tilaar, H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Profesional. Bandung: Rosda
Reformasi Pendidikan Nasional Karya
dalam Perspektif Abad 21. Udin Syaefuddin Su’ud, 2009.
Magelang: Indonesia Tera. Pengembangan Profesi Guru,
Undang-Undang Republik Indonesia No. Bandung : Alfabeta.
20 tahun 2003 tentang Sistem

Indeks
guru, 1, 136, 137, 138, 139, 140, 141, profesionalisme, 1, 136, 137, 142, 143
142, 143 sekolah, 136, 142
kualitas, 1, 136, 142, 143 sistem, 142

Anda mungkin juga menyukai