OLEH :
KELOMPOK 6
1) BOY MANGASI TUA SIREGAR (7193341029)
2) KANIA SILVANY LUBIS (7193141011)
3) PUTRI YUWANDA (7193131024)
4) SULIS ANNISA SIBURIAN (7193141013)
JURUSAN EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KELAS B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Sumber Daya Ekonomi Kreatif” ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam mempelajari ekonomi pendidikan. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1) Inti super kreatif (super creative core). Strata inti super kreatif terdiri dari
ilmuwan dan insinyur, profesor pada universitas, pujangga dan pengarang
cerita, seniman dan seniwati,entertainers, aktor, desainer dan arsitek,
pengarang cerita nonfiksi, editor, tokoh budaya, peneliti, analis, produser film,
dan pekerja kreatif lainnya yang secara insentif berperan dalam proses kreatif.
2) Pekerja kreatif profesional (creative professional). Orang yang bekerja pada
strata ini pada umumnya beekerja pada industri yang memiliki karakteristik
dalam mengintensifkan penggunaan ilmu pengetahuan (knowledge intensive),
seperti industri berbasis teknologi tinggi, berbasis jasa keuangan, berbasis
hukum, praktisi kesehatan, keteknikan, dan manajemen bisnis. Semua
individu tersebut terlibat dalam penyelesaian masalah yang memerlukan
kreativitas (creative problem solving). Mereka biasanya mengkombinasikan
metode standar dengan cara yang unik.
3
1) Kompetensi yang kompetitif. Untuk menciptakan kompetensi yang kompetitif,
lembaga pendidikan harus memperbanyak pelatihan yang beriorientasi ke
lapangan, eksperimen, penelitian dan pengembangan, serta mengadakan
proyek kerja sama multidisipliner yang beranggotakanberbagai keilmuan,
sains, teknologi dan seni.
2) Intelegensia multidimensi. Harus menempatkan porsi yang sama dalam dunia
pendidikan antara kecerdesan rasional (Intellegentia Quotient-IQ),
kecerdasan emosional (Emotional Quetient-EQ), dan kecerdasan spiritual
(Spiritual Quetient-SQ) untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berinteligensia, rasional tinggi, dan memiliki daya kreativitas yang tinggi.
4
profesi mereka masing-masing. Esensi dari pola pikir yang pertama ini
adalah : untuk benar-benar menjadi manusia yang profesional, kita mestinya
menguasai secara tuntas, komprehensif, mendalam dan terdisiplin satu bidang
pengetahuan/ketrampilan tertentu.
2) Pola pikir yang kedua adalah : synthesizing mind (pikiran mensintesa). Atau
juga pola untuk mencerap informasi dari beragam sumber, memahami,
mensintesakannya, dan lalu meraciknya menjadi satu pengetahuan baru yang
powerful. Kecakapan dalam melakukan sintesa ini tampaknya menjadi kian
penting terutama ketika banjir informasi kian deras mengalir melalui beragam
media : televisi, media cetak, dan dunia online. Dan sialnya, bongkahan
informasi yang deras mengalir itu acap dipenuhi dengan informasi sampah
(junk information). Tanpa kecapakan memilah dan mensintesakan beragam
informasi itu, percayalah, kita bisa tergelincir dan tenggelam dalam lautan
informasi.
3) Pola pikir yang ketiga adalah creating mind (pikiran mencipta). Pikiran ini
menggedor kita untuk senantiasa merekahkan ide-ide baru, membentangkan
pertanyaan- pertanyaan tak terduga, menghamparkan cara-cara berpikir baru,
dan sekaligus memunculkan unexpected answers. Pola pikir inilah yang akan
membawa kita masuk dalam wilayah-wilayah baru yang menjanjikan harapan
dan peluang untuk direngkuh dan dimanfaatkan.
4) Pola pikir berikutnya adalah respectful mind (pikiran merespek). Atau sebuah
pola pikir untuk menyambut perbedaan pandangan dengan sukacita, dan
bukan dengan sikap saling curiga. Sebuah pola pikir yang akan membuat kita
terhindar dari anarki akibat pemaksaan kepentingan. Sebuah pola pikir yang
senantiasa mengajak kita untuk merayakan keragaman pandangan dan
sekaligus menghadirkan empati nan teduh bagi pendapat/pikiran orang lain –
meski pendapat itu mungkin berbeda dengan yang kita hadirkan.
5) Pola pikir yang terakhir atau kelima yang juga amat dibutuhkan adalah ethical
mind (pikiran etis). Inilah pola pikir yang terus membujuk kita untuk
berikhtiar membangun kemuliaan dan keluhuran dalam kehidupan personal
dan profesional kita.
5
2.3 Kemampuan Yang Diperlukan Dalam Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif atau creative economy adalah konsep ekonomi yang sangat
mengutamakan kreativitas, penggunaan ide, pengatahuan dan teknologi untuk
mengembangkan ekonomi khususnya pada bidang industri kreatif. Untuk itu
perlu beberapa kemampuan yang diperlukan dalam ekonomi kreatif, antara lain :
1) Kemampuan beradaptasi
2) Skill Komunikasi
3) Manajemen Waktu
Industri kreatif yang serba cepat juga membutuhkan talenta-talenta yang mampu
mengatur waktunya dengan baik. Bekerja di industri yang satu ini akan sering
dihadapkan dengan banyak deadline. Tanpa skill manajemen waktu, pasti akan
tertekan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tepat waktu. Ada beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk mengelola waktu, misalnya menggunakan aplikasi
untuk memprioritaskan tugas atau membuat daftar dengan manual. Cobalah cari
metode yang paling cocok dengan diri kita. Salah satunya dengan menyelesaikan
tugas yang sulit terlebih dahulu. Atau bisa jika dengan sistem pertama datang,
pertama selesai. Asalkan semua deadline bisa diselesaikan dengan tepat waktu,
pastinya tidak akan ada kendala berarti dalam pekerjaan.
6
4) Kreativitas
7
dan inovatif menjadi salah satu kunci sukses untuk memenangkan persaingan.
Pengembangan sikap kreatif dan inovatif juga akan lebih baik apabila
dikembangkan secara bersama-sama, karena keduanya memiliki suatu sinergitas
yang kokoh. Dengan menciptakan produk baru yang berbeda dengan produk lain,
maka akan memiliki suatu nilai “plus” dibandingkan dengan produk lain. Oleh
karena itu, penting untuk mendorong pengembangan kreativitas dan menjadi
benar-benar inovatif. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjadi diri yang
kreatif dan inovatif, antara lain dengan membuat ide-ide baru sehingga dengan
memiliki ide-ide yang kreatif, maka akan tercipta program baru yang lebih
inovatif, melawan ketakutan dalam melakukan perubahan dan tidak takut akan
kegagalan, memiliki motivasi diri yang kuat sehingga ide yang diciptakan dapat
diaplikasikan dengan mudah dan tidak akan menyerah dalam menghadapi
kegagalan, menerima pendapat pihak lain terhadap ide yang akan direalisasikan,
serta memperluas wawasan dengan membaca sehingga mendapat pengetahuan
untuk menciptakan ide-ide baru. Dengan menjadi pribadi yang kreatif dan
inovatif, maka juga akan mendorong pada peningkatan produktivitas. Di mana
pribadi yang produktif memiliki kemauan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
banyak dari biasanya. Hal ini akan sangat membawa dampak baik kepada sebuah
organisasi.
8
mengkombinasikan kembali gagasan-gagasan atau melihat hubungan baru di
antara gagasan-gagasan tersebut. Torrance menggambarkan empat
komponen kreativitas yang dapat diases yaitu:
Dengan berpikir kreatif kita bisa menuangkan semua ide dan gagasan kita. Jika
tidak ada ide, maka tidak ada tindakan. Kreatifitas sangat diperlukan pada masa
sekarang yang dimana persaingan makin ketat. Jika persaingan makin ketat,
tentunya akan timbul banyak masalah dan konflik.orang yang selalu berpikir
kreatif tentu akan bisa memecahakan masalah dan menemukan solusinya.
9
yang dimilikinya, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
yang tertanam pada dirinya.
2) Pendidikan. Komponen pembentuk modal insani, yaitu latar belakang
pendidikan merupakan kunci kualitas tenaga kerja. Pada masa sekarang ini
kita dihadapkan dengan informasi yang berbasis ekonomi di mana teknologi
dan metode produksi berubah secara cepat. Modal takberwujud (intangible)
dan pengetahuan menghasilkan nilai tambah yang paling baik dalam
mengatasi perubahan tersebut.
3) Pelatihan. Pada masa sekarang ini banyak perusahaan mengakui bahwa
sumber daya manusia merupakan inti dari keunggulan bersaing perusahaan
mereka. Perusahaan menganggap pada dasarnya suatu perusahaan memiliki
peluang yang sama untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, dan
kemajuan teknologi, sehingga akhirnya mereka mengakui bahwa karyawan
yeang dimiliki yang akan membedakannya dengan perusahaan lain. Oleh
karena itu, kesuksesan suatu organisasi akhirnya tergantung dari tenaga
kerjanya dan skill yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut.
10
Sebuah komunitas kreatif diperkuat dengan interaksi antar membernya.
Pertumbuhan dan keberlangsungannya orang kreatif bergantung seberapa
besarnya di dalam interaksi didalamnya dengan konteks dan lingkungan yang
selalu berubah. Potensi kreatif sebuah komunitas akan lebih besar dari jumlah
kapasita individu anggota kreatif, dalam kenyataan, individu kreatif akan hanya
teridentifikasi dalam relasi antara anggota sebuah komunitas.
2.8 Instrumen Test Untuk Mengukur Kreativitas
Kreatif adalah seseorang yang dapat menghadirkan sesuatu atau suatu ide
atau gagasan tertentu yang sebelumnya belum ada untuk dipergunakan dalam
memecahkan suatu masalah. Artinya, kreativitas menuntut disiplin yang tinggi
dan konsisten terhadap bidang tugas. Kreativitas, dapat dinilai dari kelancaran,
fleksibilitas, orisinalitas, temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan
tugas. Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena
kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif.
Penentuan kreativitas menyangkut tiga dimensi, yaitu: dimensi proses,
persondan produk kreatif.
1) Proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka segala produk yang
dihasilkan dari proses kreatif dianggap sebagai produk kreatif, dan orangnya
disebut sebagai orang kreatif. Proses kreatif identik dengan berpikir, yaitu
suatu tipe berpikir yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam
atau bahkan bertentangan menjadi suatu pemikiran yang baru.
2) Dimensi person sebagai kriteria kreativitas identik dengan kepribadian kreatif.
Kepribadian kreatif meliputi kognitif, dan non kognitif (minat, sikap, kualitas
temperamental). Orang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian yang secara
signifikan berbeda dengan orang-orang yang tidak kreatif. Karakteristik-
karakteristik kepribadian ini menjadi kriteria untuk mengidentifikasi orang-
orang kreatif.
3) Produk kreatif yaitu menunjuk kepada hasil perbuatan, kinerja, atau karya
seseorang dalam bentuk barang atau gagasan. Kriteria ini merupakan paling
ekplisit untuk menentukan kreativitas seseorang, sehingga disebut sebagai
kriteria puncak bagi kreativitas.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13