Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SUMBER DAYA MANUSIA KREATIF


DOSEN PENGAMPU: DENI ADRIANI, S.Pd., M.Pd

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS DALAM


MATA KULIAH EKONOMI KREATIF

OLEH :
KELOMPOK 6
1) BOY MANGASI TUA SIREGAR (7193341029)
2) KANIA SILVANY LUBIS (7193141011)
3) PUTRI YUWANDA (7193131024)
4) SULIS ANNISA SIBURIAN (7193141013)

JURUSAN EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KELAS B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Sumber Daya Ekonomi Kreatif” ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam mempelajari ekonomi pendidikan. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih, kepada


pihak–pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini khususnya
kepada Ibu Deni Adriani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Kreatif
yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman


yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah

Medan, Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Sumber Daya Manusia Kreatif ............................................................. 3
2.2 Pola Pikir Kreatif Masa Depan ............................................................ 4
2.3 Kemampuan Yang Diperlukan Dalam Ekonomi Kreatif ..................... 6
2.4 Sumber Daya Manusia Kreatif dan Inovatif ........................................ 7
2.5 Daya Kreativitas dan Hasil Berpikir Kreatif ........................................ 8
2.6 Investasi Modal Insani Dalam Ekonomi Kreatif ................................. 9
2.7 Komunitas Kreatif ................................................................................ 10
2.8 Instrumen Test Untuk Mengukur Kreativitas ..................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep diera ekonomi baru yang


mengintensifkan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan
pengetahuan dari sdm sebagai faktor produksi yang utama. Kebaradaan ekonomi
kreatif ada karena didukung dengan adanya produksi yang kreatif pula. Dalam
perkembangan ekonomi kreatif hal yang terpenting adalah informasi.

Ekonomi kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human capital


atau intellectual capital, ada juga yang menyebutnya creative capital). Ekonomi
kreatif membutuhkan sumberdaya manusia yang kreatif tentunya, mampu
melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan
jasa yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah
ekonomi industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas. Pengembangan
ekonomi kreatif merupakan pilihan tepat untuk menjaga ketahanan ekonomi
dalam kondisi krisis global. Ekonomi Kreatif perlu dikembangkan karena
ekonomi kreatif berpotensi besar dalam memberikan kontribusi ekonomi yang
signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif membangun citra dan identitas
bangsa, berbasis pada sumberdaya yang terbarukan menciptakan inovasi dan
kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa; dan
memberikan dampak sosial yang positif.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja sumber daya manusia kreatif ?


2 Bagaimana pola pikir kreatif masa depan ?
3 Apa saja kemampuan yang diperlukan dalam ekonomi kreatif ?
4 Apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia kreatif dan inovatif ?
5 Apa yang dimaksud dengan kreativitas dan hasil berpikir kreatif ?
6 Apa saja investasi modal insani dalam ekonomi kreatif ?
7 Apa itu komunitas kreatif ?
8 Apa saja instrumen test untuk mengukur kreativitas ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui sumber daya manusia kreatif


2. Untuk mengetahui pola pikir kreatif masa depan
3. Untuk mengetahui kemampuan yang diperlukan dalam ekonomi kreatif
4. Untuk mengetahui sumber daya manusia kreatif dan inovatif
5. Untuk mengetahui daya kreativitas dan hasil berpikir kreatif
6. Untuk mengetahui investasi modal insani dalam ekonomi kreatif
7. Untuk mengetahui komunitas kreatif
8. Untuk mengetahui instrumen test untuk mengukur kreativitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumber Daya Manusia Kreatif

Richard Florida menggolongkan sumber daya kreatif di Amerika menjadi


strata baru yang disebut strata kreatif, dan menggolongkannya menjadi dua
komponen utama yaitu:

1) Inti super kreatif (super creative core). Strata inti super kreatif terdiri dari
ilmuwan dan insinyur, profesor pada universitas, pujangga dan pengarang
cerita, seniman dan seniwati,entertainers, aktor, desainer dan arsitek,
pengarang cerita nonfiksi, editor, tokoh budaya, peneliti, analis, produser film,
dan pekerja kreatif lainnya yang secara insentif berperan dalam proses kreatif.
2) Pekerja kreatif profesional (creative professional). Orang yang bekerja pada
strata ini pada umumnya beekerja pada industri yang memiliki karakteristik
dalam mengintensifkan penggunaan ilmu pengetahuan (knowledge intensive),
seperti industri berbasis teknologi tinggi, berbasis jasa keuangan, berbasis
hukum, praktisi kesehatan, keteknikan, dan manajemen bisnis. Semua
individu tersebut terlibat dalam penyelesaian masalah yang memerlukan
kreativitas (creative problem solving). Mereka biasanya mengkombinasikan
metode standar dengan cara yang unik.

Sumber daya manusi kreatif adalah orang-orang yang menciptakan ide-ide


baru,teknologi dan metode baru, serta kandungan baru (new content),
(Departemen Perdagangan, 2008: 20). Dengan kata lain, sumber daya kreatif
adalah sumber daya manusia yang selalu mengasah kepekaan dan kesiapan untuk
proaktif dalam menghadapi perubahan- perubahan yang ditemukan dalam dunia
nyata.

Departemen Perdagangan mengatakan bahwa untuk menciptakan sumber


daya manusia kreatif, lembaga pendidikan seharusnya mengarah kepada sistem
pendidikan yang menciptakan hal berikut :

3
1) Kompetensi yang kompetitif. Untuk menciptakan kompetensi yang kompetitif,
lembaga pendidikan harus memperbanyak pelatihan yang beriorientasi ke
lapangan, eksperimen, penelitian dan pengembangan, serta mengadakan
proyek kerja sama multidisipliner yang beranggotakanberbagai keilmuan,
sains, teknologi dan seni.
2) Intelegensia multidimensi. Harus menempatkan porsi yang sama dalam dunia
pendidikan antara kecerdesan rasional (Intellegentia Quotient-IQ),
kecerdasan emosional (Emotional Quetient-EQ), dan kecerdasan spiritual
(Spiritual Quetient-SQ) untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berinteligensia, rasional tinggi, dan memiliki daya kreativitas yang tinggi.

2.2 Pola Pikir Kreatif Masa Depan


Fondasi ekonomi kreatif adalah modal insani, yang terdiri dari modal
intelektual yang diwujudkan dalam bentuk pola berpikir kreatif. Pola berpikir
kreatif adalah pola pikir yang lebih mengedanpakn high concept (konsep tinggi)
dan high touch (sentuhan tinggi). High concept adalah kemampuan menciptakan
keindahan secara artistik dan menciptakan emosional dalam rangka mengenali
pola-pola dan peluang-peluang, serta menciptakan sesuatu yang indah dan
mampu menghasilkan temuan-temuan yang belum dipikirkan orang lain.
Sedangkan high touch adalah kemampuan berempati, dan memahami esensi
intereksi antarmanusia dan menemukan makna-makna.
Kerja Design Power Departemen Perdagangan (2008: 2-3),
mengemukakan lima pola pikir yang diperlukan dimasa yang akan datang yaitu
sebagai berikut :
1) Pola pikir yang pertama adalah disciplined mind (pikiran terdisiplin) atau
suatu perilaku kognisi yang mencirikan disiplin ilmu, ketrampilan, atau
profesi tertentu. Seorang praktisi yang menekuni dunia bisnis dan manajemen
misalnya, setidaknya mesti menguasai ilmu dan ketrampilan yang solid dalam
bidang tersebut. Demikian pula, semua profesional lainnya – entah arsitek,
ahli komputer, perancang grafis – harus menguasai jenis-jenis pengetahuan
dan ketrampilan kunci yang membuat mereka layak menjadi bagian dari

4
profesi mereka masing-masing. Esensi dari pola pikir yang pertama ini
adalah : untuk benar-benar menjadi manusia yang profesional, kita mestinya
menguasai secara tuntas, komprehensif, mendalam dan terdisiplin satu bidang
pengetahuan/ketrampilan tertentu.
2) Pola pikir yang kedua adalah : synthesizing mind (pikiran mensintesa). Atau
juga pola untuk mencerap informasi dari beragam sumber, memahami,
mensintesakannya, dan lalu meraciknya menjadi satu pengetahuan baru yang
powerful. Kecakapan dalam melakukan sintesa ini tampaknya menjadi kian
penting terutama ketika banjir informasi kian deras mengalir melalui beragam
media : televisi, media cetak, dan dunia online. Dan sialnya, bongkahan
informasi yang deras mengalir itu acap dipenuhi dengan informasi sampah
(junk information). Tanpa kecapakan memilah dan mensintesakan beragam
informasi itu, percayalah, kita bisa tergelincir dan tenggelam dalam lautan
informasi.
3) Pola pikir yang ketiga adalah creating mind (pikiran mencipta). Pikiran ini
menggedor kita untuk senantiasa merekahkan ide-ide baru, membentangkan
pertanyaan- pertanyaan tak terduga, menghamparkan cara-cara berpikir baru,
dan sekaligus memunculkan unexpected answers. Pola pikir inilah yang akan
membawa kita masuk dalam wilayah-wilayah baru yang menjanjikan harapan
dan peluang untuk direngkuh dan dimanfaatkan.
4) Pola pikir berikutnya adalah respectful mind (pikiran merespek). Atau sebuah
pola pikir untuk menyambut perbedaan pandangan dengan sukacita, dan
bukan dengan sikap saling curiga. Sebuah pola pikir yang akan membuat kita
terhindar dari anarki akibat pemaksaan kepentingan. Sebuah pola pikir yang
senantiasa mengajak kita untuk merayakan keragaman pandangan dan
sekaligus menghadirkan empati nan teduh bagi pendapat/pikiran orang lain –
meski pendapat itu mungkin berbeda dengan yang kita hadirkan.
5) Pola pikir yang terakhir atau kelima yang juga amat dibutuhkan adalah ethical
mind (pikiran etis). Inilah pola pikir yang terus membujuk kita untuk
berikhtiar membangun kemuliaan dan keluhuran dalam kehidupan personal
dan profesional kita.

5
2.3 Kemampuan Yang Diperlukan Dalam Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif atau creative economy adalah konsep ekonomi yang sangat
mengutamakan kreativitas, penggunaan ide, pengatahuan dan teknologi untuk
mengembangkan ekonomi khususnya pada bidang industri kreatif. Untuk itu
perlu beberapa kemampuan yang diperlukan dalam ekonomi kreatif, antara lain :
1) Kemampuan beradaptasi

Industri kreatif diprediksi akan terus berubah dan berkembang mengikuti


perkembangan teknologi yang juga terus berubah. Maka tentu kemampuan
adaptasi sangatlah penting dimiliki jika kamu ingin mencoba terjun ke industri
yang satu ini. Perubahan lingkungan yang cepat akan membuatmu kesulitan jika
tidak memiliki kemampuan beradaptasi.

2) Skill Komunikasi

Skill Komunikasi memang sangat dibutuhkan untuk bisa bekerja di industri


kreatif. Tanpa kemampuan berkomunikasi yang mumpuni, siapapun pasti
kesulitan untuk bergabung di industri yang satu ini. Tanpa skill komunikasi yang
baik tentu akan membuat kesulitan untuk beradaptasi. Padahal, seperti yang sudah
disinggung di atas bahwa kemampuan beradaptasi juga sangatlah penting.

3) Manajemen Waktu

Industri kreatif yang serba cepat juga membutuhkan talenta-talenta yang mampu
mengatur waktunya dengan baik. Bekerja di industri yang satu ini akan sering
dihadapkan dengan banyak deadline. Tanpa skill manajemen waktu, pasti akan
tertekan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tepat waktu. Ada beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk mengelola waktu, misalnya menggunakan aplikasi
untuk memprioritaskan tugas atau membuat daftar dengan manual. Cobalah cari
metode yang paling cocok dengan diri kita. Salah satunya dengan menyelesaikan
tugas yang sulit terlebih dahulu. Atau bisa jika dengan sistem pertama datang,
pertama selesai. Asalkan semua deadline bisa diselesaikan dengan tepat waktu,
pastinya tidak akan ada kendala berarti dalam pekerjaan.

6
4) Kreativitas

Menurut Pearson College London, kreativitas merupakan penggunaan imajinasi


atau ide yang original untuk menciptakan sesuatu. Ekonomi kreatif menekankan
pada pentingnya kreativitas. Maka dari itu, kreativitas dan juga keahlian dalam
suatu sektor sangat dibutuhkan dan menjadi salah satu ciri utama dari ekonomi
kreatif. Kreasi dan inovasi harus terus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan aktivitas ekonomi

2.4 Sumber Daya Manusia Kreatif Dan Inovatif


Sumber daya manusia kreatif adalah orang-orang yang menciptakan ide-
ide baru, teknologi dan metode baru, serta kandungan baru (Departemen
perdagangan, 2008). Dengan kata lain, sumber daya kreatif adalah sumber daya
manusia yang selalu mengasah kepekaan dan kesiapan untuk proaktif dalam
menghadapi perubahan-perubahan melalui kompetensi yang kompetitif, dengan
memperbanyak pelatihan yang berorientasi ke lapangan, eksperimen, penelitian
dan pengembangan. Yang dimaksud dengan kreatif adalah menciptakan ide atau
gagasan baru yang mampu menghasilkan produk baru yang belum ada
sebelumnya dan bisa digunakan oleh masyarakat. Ciri-ciri orang yang kreatif
antara lain memiliki banyak ide dan kemauan, memiliki jiwa yang suka dengan
tantangan, selalu mencoba sesuatu yang baru, serta memiliki jiwa yang
profesional. Sedangkan yang dimaksud dengan inovasi adalah pembaruan yang
bertujuan memberikan nilai lebih pada suatu produk dengan ide baru yang
berbeda dengan produk lainnya. Orang yang inovatif memiliki ciri-ciri seperti
giat belajar dan bekerja, selalu berorientasi ke depan, kaya ide-ide yang
cemerlang, berpikir rasional dan berprasangka baik, menghargai dan
menggunakan waktu sebaik-baiknya, serta suka melakukan eksperimen dan
penelitian.
Sikap kreatif dan inovatif pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun
tidak semua orang mampu mengembangkannya. Untuk bisa mengembangkan
sikap kreatif dan inovatif, diperlukan suatu kesungguhan dan ketekunan. Kreatif

7
dan inovatif menjadi salah satu kunci sukses untuk memenangkan persaingan.
Pengembangan sikap kreatif dan inovatif juga akan lebih baik apabila
dikembangkan secara bersama-sama, karena keduanya memiliki suatu sinergitas
yang kokoh. Dengan menciptakan produk baru yang berbeda dengan produk lain,
maka akan memiliki suatu nilai “plus” dibandingkan dengan produk lain. Oleh
karena itu, penting untuk mendorong pengembangan kreativitas dan menjadi
benar-benar inovatif. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjadi diri yang
kreatif dan inovatif, antara lain dengan membuat ide-ide baru sehingga dengan
memiliki ide-ide yang kreatif, maka akan tercipta program baru yang lebih
inovatif, melawan ketakutan dalam melakukan perubahan dan tidak takut akan
kegagalan, memiliki motivasi diri yang kuat sehingga ide yang diciptakan dapat
diaplikasikan dengan mudah dan tidak akan menyerah dalam menghadapi
kegagalan, menerima pendapat pihak lain terhadap ide yang akan direalisasikan,
serta memperluas wawasan dengan membaca sehingga mendapat pengetahuan
untuk menciptakan ide-ide baru. Dengan menjadi pribadi yang kreatif dan
inovatif, maka juga akan mendorong pada peningkatan produktivitas. Di mana
pribadi yang produktif memiliki kemauan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
banyak dari biasanya. Hal ini akan sangat membawa dampak baik kepada sebuah
organisasi.

2.5 Daya Kreativitas Dan Hasil Berpikir Kreatif


Dalam berpikir kreatif tidak boleh terlalu cepat memberikan evaluasi
terhadap ide-ide yang muncul dan membuangnya meskipun ide itu kurang berat.
Sebaiknya semua ide itu dicatat dan pada akhir periode barulah dilakukan evaluasi
tentang setiap ide tersebut. Untuk dapat berpikir kreatif dengan baik diperlukan
keberanian dan keyakinan pada diri sendiri.

Torrance (1969) mendefinisikan secara umum kreativitas sebagai proses


dalam memahami sebuah masalah, mencari solusi-solusi yang mungkin, menarik
hipotesis, menguji dan mengevaluasi, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada
orang lain. Menurut Torrance dalam prosesnya hasil kreativitas meliputi ide-ide
orisinil, cara pandang berbeda, memecahkan rantai permasalahan,

8
mengkombinasikan kembali gagasan-gagasan atau melihat hubungan baru di
antara gagasan-gagasan tersebut. Torrance menggambarkan empat
komponen kreativitas yang dapat diases yaitu:

1) Kelancaran (fluency); kemampuan untuk menghasilkan sejumlah ide


2) Keluwesan atau fleksibilitas (flexibility); kemampuan menghasilkan ide-
ide beragam
3) Kerincian atau elaborasi (elaboration); kemampuan mengembangkan,
membumbui, atau mengeluarkan sebuah ide
4) Orisinalitas (originality); kemampuan untuk menghasilkan ide yang tak
biasa di antara kebanyakan atau jarang.

Dengan berpikir kreatif kita bisa menuangkan semua ide dan gagasan kita. Jika
tidak ada ide, maka tidak ada tindakan. Kreatifitas sangat diperlukan pada masa
sekarang yang dimana persaingan makin ketat. Jika persaingan makin ketat,
tentunya akan timbul banyak masalah dan konflik.orang yang selalu berpikir
kreatif tentu akan bisa memecahakan masalah dan menemukan solusinya.

2.6 Investasi Modal Insani Dalam Ekonomi Kreatif


Investasi modal insani dalam ekonomi kreatif dikemukakan bahwa
industri kreatif yang sukses dalam menciptakan nilai tambah ditentukan oleh
kemampuan intelektual dari modal insani (human capital). Modal manusia
merupakan investasi produktif terhadap penduduk di suatu wilayah yang
mencakup pengetahuan, keterampilan, kemampuan, gagasan, kesehatan dan
lokasi.
Konsep modal insani dalam produktivitas dan pertumbuhan, menyebutkan
bahwa investasi pada modal insani dikelompokkan dalam beberapa kategori,
yaitu:
1) Pengetahuan. Suatu modal insani diyakini dapat memenuhi persyaratan
sebuah aset strategis karena langka, bernilai, tidak dapat disubtitusikan, dan
sulit untuk ditiru. Fakta keberhasilan suatu organisasi tergantung pada
organisasi mengetahui tentang pembentuk kualitas sumber daya manusia

9
yang dimilikinya, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
yang tertanam pada dirinya.
2) Pendidikan. Komponen pembentuk modal insani, yaitu latar belakang
pendidikan merupakan kunci kualitas tenaga kerja. Pada masa sekarang ini
kita dihadapkan dengan informasi yang berbasis ekonomi di mana teknologi
dan metode produksi berubah secara cepat. Modal takberwujud (intangible)
dan pengetahuan menghasilkan nilai tambah yang paling baik dalam
mengatasi perubahan tersebut.
3) Pelatihan. Pada masa sekarang ini banyak perusahaan mengakui bahwa
sumber daya manusia merupakan inti dari keunggulan bersaing perusahaan
mereka. Perusahaan menganggap pada dasarnya suatu perusahaan memiliki
peluang yang sama untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, dan
kemajuan teknologi, sehingga akhirnya mereka mengakui bahwa karyawan
yeang dimiliki yang akan membedakannya dengan perusahaan lain. Oleh
karena itu, kesuksesan suatu organisasi akhirnya tergantung dari tenaga
kerjanya dan skill yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut.

2.7 Komunitas Kreatif


Komunitas kreatif diartikan sebagai sekelompok orang yang memiliki
minat atau ketertarikan yang sama dan memiliki nilai, tujuan, dan menciptakan
interaksi baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakatdan lingkungan
fisik. Komunitas kreatif bisa membuat ruang terbuka yang tidak berfungsi
menjadi lebih menarik untuk didatangi dan menggunakannya untuk kegiatan
yang mereka suka. dalam memilih tempat bekerja, orang yang termasuk
komunitas kreatif mengutamakan adanya tantangan dan tanggung jawab,
fleksibilitas terutama dalam waktu dan tempat, kehormatan yang didapat dari
kelompok dan keterlibatan tempat dan komunitas atau masyarakat. Menginginkan
kebebasan dan kelonggaran dalam mengejar proyek sampingan dan ketertarikan
lain. Komunitas kreatif memiliki waktu kerja yang paling panjang dibanding
dengan komunitas lainnya karena mereka termotivasi dan menyukai pekerjaan
mereka.

10
Sebuah komunitas kreatif diperkuat dengan interaksi antar membernya.
Pertumbuhan dan keberlangsungannya orang kreatif bergantung seberapa
besarnya di dalam interaksi didalamnya dengan konteks dan lingkungan yang
selalu berubah. Potensi kreatif sebuah komunitas akan lebih besar dari jumlah
kapasita individu anggota kreatif, dalam kenyataan, individu kreatif akan hanya
teridentifikasi dalam relasi antara anggota sebuah komunitas.
2.8 Instrumen Test Untuk Mengukur Kreativitas
Kreatif adalah seseorang yang dapat menghadirkan sesuatu atau suatu ide
atau gagasan tertentu yang sebelumnya belum ada untuk dipergunakan dalam
memecahkan suatu masalah. Artinya, kreativitas menuntut disiplin yang tinggi
dan konsisten terhadap bidang tugas. Kreativitas, dapat dinilai dari kelancaran,
fleksibilitas, orisinalitas, temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan
tugas. Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena
kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif.
Penentuan kreativitas menyangkut tiga dimensi, yaitu: dimensi proses,
persondan produk kreatif.
1) Proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka segala produk yang
dihasilkan dari proses kreatif dianggap sebagai produk kreatif, dan orangnya
disebut sebagai orang kreatif. Proses kreatif identik dengan berpikir, yaitu
suatu tipe berpikir yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam
atau bahkan bertentangan menjadi suatu pemikiran yang baru.
2) Dimensi person sebagai kriteria kreativitas identik dengan kepribadian kreatif.
Kepribadian kreatif meliputi kognitif, dan non kognitif (minat, sikap, kualitas
temperamental). Orang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian yang secara
signifikan berbeda dengan orang-orang yang tidak kreatif. Karakteristik-
karakteristik kepribadian ini menjadi kriteria untuk mengidentifikasi orang-
orang kreatif.
3) Produk kreatif yaitu menunjuk kepada hasil perbuatan, kinerja, atau karya
seseorang dalam bentuk barang atau gagasan. Kriteria ini merupakan paling
ekplisit untuk menentukan kreativitas seseorang, sehingga disebut sebagai
kriteria puncak bagi kreativitas.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekonomi kreatif merupakan gelombang ekonomi ke empat setelah era


pertanian, era industri, dan era informasi.Ekonomi kreatif merupakan manifestasi
dariupaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas, yang
mana pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang
berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Secara
umum, industri kreatif menekankan pada kreativitas sebagai sumber daya utama.

Keberadaan manusia dalam ekonomi kreatif sangat penting sumber daya


manusia di sini merupakan modal bagi kemajuan industri kreatif, di mana hal ini
dinamakan dengan human capital. Human capital yang merupakan sumber daya
terbarukan memerluka nbeberapa faktor agar dapat meningkatkan kemampuan
human capital itu sendiri.

3.2 Saran

Apabila ingin Indonesia membangun ekonomi kreatif di era persaingan


global dan menciptakan peluang yang banyak dalam dunia industri kreatif
haruslah berpikir kreatif yaitu imajinasi, abstrak dan observasi, dan pemerintah
maupun masyarakat Indonesia harus berperan aktif dengan bertindak inovatif,
yaitu melakukan sesuatu yang berbeda dan sesuatu yang baru. Penulis juga sangat
mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun, baik dari dosen
pengampu mata kuliah maupun dari pembaca, agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya penulis bisa lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pangestu, M. E. (2008). Pengembangan ekonomi kreatif indonesia 2025.


disampaikan dalam Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif, 20092015.
Reni Akbar dkk, (2001), Kreativitas, Panduan bagi Penyelenggaraan Program
Percepatan Belajar, Grasindo, Jakarta.
Sari, Anggri Puspita, et al. Ekonomi Kreatif. Yayasan Kita Menulis, 2020.
Anggoro, B. S. (2015). Pengembangan Modul Matematika Dengan Strategi
Problem Solvin Guntuk Mengukur Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 121-130.
Juliantine, Tite. "Pengembangan kreativitas siswa melalui implementasi model
pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani." penelitian-pendidikan
163 (2009).
Nizar, N. I., & Nazir, A. (2020). Faktor Human Capital Pada Pertumbuhan
Ekonomi Kreatif. Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, Dan Teknologi,
4(1), 52-65.
Rajagukguk, W. (2015). Inovasi, modal manusia, dan ekonomi kreatif:
determinan kebangkitan ekonomi studi kasus negara berkembang.

13

Anda mungkin juga menyukai