Anda di halaman 1dari 45

5/22/2018 MakalahRodaGigi-slidepdf.

com

BAB II
PENGUKURAN RODA GIGI

2. 1  DASAR TEORI RODA GIGI


2.1.1  Pengertian Roda Gigi
Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan
kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk
diteruskan ke penggerak akhir.  Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi
menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya. Beberapa jenis transmisi
yang biasa digunakan adalah sabuk, rantai dan roda gigi.
Tranmisi sabuk merupakan salah satu jenis sistem transmisi dengan
tenaga/daya/momen puntir ditransmisikan dari poros yang satu keporos yang lain
melalui sebuah belt yang melingkar pada puli yang terpasang pada poros.
Transmisi rantai digunakan untuk mentransmisikan daya dimana jarak kedua
 poros besar dan dikehendaki tidak terjadi slip. Rantai sebagian besar digunakan untuk
mengirimkan gerakan dan daya dari satu poros ke poros yang lain, seperti ketika jarak
 pusat antara poros pendek seperti pada sepeda, sepeda motor, mesin pertanian , dan
konveyor. [1].
Selain transmisi sabuk dan rantai terdapat juga transmisi roda gigi. Roda gigi
ialah roda yang mempunyai gigi-gigi pada kelilingnya yang digunakan untuk
meneruskan daya dari roda satu ke roda lain yang berkaitan dengan roda gigi pertama
tersebut. Roda gigi pada umumnya dimaksudkan adalah suatu benda dari logam atau
non logam yang
 bulat dan pipih pada pinggirnya bergerigi. Pada umumnya roda gigi dibuat dari bahan
logam untuk memindahkan beban yang berat, kalau gaya yang dipindahkan tidak berat
dapat digunakan roda gigi dari bahan non logam. Nomenklatur dari roda gigi terlihat
 pada gambar 2.1. Transmisi yang berubah –  ubah berangsur-angsur juga dapat
diperoleh menggunakan roda-roda gigi.
Roda gigi memiliki kelebihan dibandingkan dengan transmisi lain
yaitu: a.  Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya
yang besar
 b.  Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana

c.  Kemampuan menerima beban lebih tinggi


 

1/41
d.  Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil
e.  Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan
 pengukuran yang kecil dan daya yang besar

Gambar 2.1 Nomenklatur roda gigi [2]


Roda gigi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan transmisi lainya,
yakni Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli.  Keuntungan
transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu
mencegah  slip, dan daya yang ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak bisa
mentransmisikan daya sejauh yang bisa dilakukan sistem transmisi roda dan puli
kecuali ada banyak roda gigi yang terlibat di dalamnya. [3]

2.1.2  Jenis Roda Gigi


Beberapa jenis roda gigi, diantaranya:
2.1.2.1  Profil Gigi
Berdasarkan profil gigi, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Profil gigi sikloida (cycloide) 
Struktur gigi melengkung cembung dan cekung pola sikloida. Jenis gigi ini cukup
 baik karena presisi dan ketelitianya baik, dapat meneruskan daya lebih besar dari jenis
yang sepadan, juga kausanya dapat lebih lama. Tetapi mempunya kerugian, diantaranya
 pembuatanya lebih sulit dan pemasanganya harus lebih teliti (tidak dapat digunakan
sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal. Profil roda gigi
sikloida dapat dilihat di tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Profil gigi sikloida (cycloide)

Gambar Keterangan
Konstruksi kurva sikloida Jenis gigi ini cukup baik karena
 presisi dan ketelitianya baik, dapat
meneruskan daya lebih besar dari
 jenis yang sepadan, juga kausanya
Persinggungan roda gigi sikloida
dapat lebih lama.

B. Profil gigi evolvente 

struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Roda gigi jenis ini
dilihat pada tabel 2.2. Jenis gigi ini struktur cukup sederhana, cara
 pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan maupun teliti, harga dapat lebih
murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis profil gigi evolvente dipakai
sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi.

Tabel 2.2 Profil gigi evolvente 

Gambar Keterangan

Kurva roda gigi evolvente  Jenis gigi ini memiliki struktur


cukup sederhana, cara pembuatanya

lebih mudah, tidak sangat presisi dan


maupun teliti, harga dapat lebih
murah.
Persinggungan roda gigi evolvente 
C. Profil gigi khusus

Roda gigi ini dibuat dengan suatu spesifikasi khusus atau keperluan tertentu sesuai dengan
kriteria yang dibutuhkan, misalnya bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk
transmisi daya yang besar dan khusus. Roda gigi khusus dapat dilihat
di tabel 2.3.

Tabel 2.3 Profil gigi khusus

Gambar Keterangan

Roda gigi ini dibuat dengan suatu


spesifikasi khusus atau keperluan
tertentu sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan

[4]
2.1.2.2  Jalur Gigi
Berdasarkan jalur gigi, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut:

A. Roda gigi lurus

Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar
dengan poros. Gigi-gigi roda gigi ini berjajar pada bidang silinder dimana kedua bidang
silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan
sumbu tetasejajar. Jenis-jenis roda gigi lurus dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini.

Tabel 2.4 Jenis - jenis roda gigi lurus

N Gambar Keterangan
o
.
1 Roda gigi lurus luar Roda gigi paling sederhana yang
. terdiri
dari silinder atau piringan dengan
gigi-
gigi yang terbentuk secara radial.
2. Roda gigi dalam Roda gigi yang gigi-giginya terletak
di
 bagian dalam dari silinder roda gigi.
Roda gigi internal tidak mengubah
arah
 putaran.

3. Roda gigi pinion Perpaduan rack dan pinion


menghasilkan mekanisme transmisi,
dimana torsi ditransmisikan dari gaya

 putar ke gaya translasi atau


sebaliknya.

4. Roda gigi lurus permukaan Roda gigi lurus permukaan yang


memiliki dua sumbu saling
berpotongan
dengan sudut sebesar 90°.

B. Roda gigi miring


Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil
giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Dengan adanya kemiringan alur
gigi, maka perbandingan kontak yang terjadi jauh lebih besar dibanding Roda gigi lurus
yang seukuran, sehingga pemindahan putaran maupun beban pada gigi-giginya
 berlangsung lebih halus. Jenis - jenis roda gigi miring dapat dilihat pada tabel 2.5
dibawah ini.

Tabel 2.5 Jenis - jenis roda gigi miring


N Gambar Keterangan
o
.
1 Roda gigi miring Roda gigi yang bersudut membuat
. pertemuan
antara gigi-gigi, dimana gigi-giginya
memenuhi ruang antara gigi sehingga
menyebabkn tegangan dan getaran.
2 Roda gigi miring silang Roda gigi yang memiliki poros silang
. sehingga
memiliki gerakan putaran yang berbeda arah
 poros dengan roda gigi pasanganya

3 Roda gigi miring Roda gigi berbentuk seperti kerucut


. terpotong
yang terdapat celah diantara pertemuan gigi
nya, dengan gigi-gigi yang terbentuk di
 permukaannya

4 Roda gigi miring ganda Roda gigi berbentuk seperti kerucut


. terpotong
dengan gigi-gigi yang terbentuk di
 permukaannya.

C. Roda gigi kerucut


Roda Gigi kerucut sering disebut juga Roda Gigi payung atau Bevel Gear.
Peaggunaannya secara umum untuk pengtransmisian putaran dan beban dengan posisi
sumbu menyudut berpotongan dimana kebanyakan bersudut 90o. Khusus jenis Roda
gigi payung hypoid, posisi sumbunya bersilangan. Jenis –  jenis roda gigi kerucut
seperti
 pada tabel 2.6. Pada pemasangan Roda gigi payung umumnya salah satu dipasang
dengan kanstruksi tumpuan melayang, terutama pada Roda gigi penggerak.

Tabel 2.6 Jenis –  jenis roda gigi kerucut


N Gambar Keterangan
o
.
1 Roda gigi kerucut lurus Roda gigi kerucut yang alur giginya
. lurus
dan menuju ke puncak kerucut.
Besarnya
sudut puncak kerucut merupakan
ukuran
 bagi putaran porosnya
2 Roda gigi kerucut miring Gigi roda gigi kerucut miring
. berbentuk

kurva miring seperti pada roa gigi


kerucut. Roda gigi kerucut yang alur
giginya miring menuju ke puncak
kerucut.
3 Roda gigi kerucut spiral Gigi roda gigi kerucut spiral berbentuk
.

kurva dan miring terhadap permukaan


 jarak bagi kerucut. kontak dimulai dan
satu ujung gigi dan bergerak sepanjang
gigi sampai bagian akhir.
4 Roda gigi kerucut miring Gigi roda gigi kerucut miring
. berbentuk

kurva miring seperti pada roa gigi


kerucut. Roda gigi kerucut yang alur
giginya miring menuju ke puncak
kerucut.

5 Roda gigi kercut miring ganda Gigi roda gigi kerucut miring ganda
. yang

memilik bentuk hampir sama dengan


kerucut miring, tetapi roda gigi ini
memiliki kemiringan ganda pada gigi
nya
dan menuju ke puncak kerucut.

D.  Roda gigi cacing

Roda gigi cacing menyerupai screw  berbentuk batang yang dipasangkan dengan roda gigi biasa
atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu cara termudah untuk mendapatkan rasio torsi
yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah. Roda gigi cacing mirip dengan roda gigi heliks,
kecuali pada sudut gigi-giginya yang mendekati 90 derajat, dan bentuk badannya biasanya
memanjang mengikuti arah aksial. Jika ada setidaknya satu gigi yang mencapai satu putaran
mengelilingi badan roda gigi, maka itu

adalah roda gigi cacing. Jika tidak, maka itu adalah roda gigi heliks. Jenis  –  jenis roda gigi
cacing seperti terlihat pada tabel 2.7.
Tabel 2.7 Jenis –  jenis roda gigi cacing

No.Gambar Keterangan
1.Roda gigi cacing silindris Roda gigi berbentuk batang yang

dipasangkan dengan roda gigi biasa atau


spur. Roda gigi ini merupakan salah satu cara
termudah untuk mendapatkan rasio torsi
yang tinggi dan kecepatan putar yang
rendah.
2.Roda gigi cacing selubung gandaRoda gigi cacing yang hampir memiliki
globoidkarakteristik sama dengan roda gigi cacing silindris, tetapi roda gigi cacing globoid
memiliki selubung ganda.

3.Roda gigi cacing samping Rodagigicacingyangmemiliki

karakteristikgigi –  giginyaberada

disamping, atau penempatan gigi –  ginya di


samping

[5]
2.1.2.3  Letak Poros
Berdasarkan letak poros, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut :

A. Roda gigi dengan poros sejajar

Roda gigi dimana giginya berjajar pada bidang silinder (bidang jarak bagi), kedua
 bidang silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain
dengan sumbu tetasejajar. Jenis  –   jenis roda gigi poros sejajar dapat dilihat pada tabel
2.8 dibawah ini.
Tabel 2.8 Jenis –  jenis roda gigi dengan poros sejajar

No.Gambar Keterangan
1.Roda gigi lurus Roda gigi paling sederhana, yang terdiri dari
silinder atau piringan dengan gigi-gigi yang
terbentuk secara radial.

2 Roda gigi miring Roda gigi yang bersudut membuat


.
 pertemuan antara gigi-gigi, dimana gigi-
giginya memenuhi ruang antara gigi
sehingga menyebabkn tegangan dan
getaran.
3 Roda gigi miring ganda Roda gigi berbentuk seperti kerucut
.
terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk
di
 permukaannya.

4.Roda gigi luar Roda gigi dimana gigi –  giginya


terletak
dibagian luar dari lingkaran

5 Batang gigi pinion Perpaduan rack dan pinion menghasilkan


.
mekanisme torsi yang biasa digunakan
pada
 beberapa jenis kendaraan untuk
mengubah
rotasi dari setir kendaraan menjadi
 pergerakan ke kanan dan ke kiri dari rack
sehingga roda berubah arah.
B. Roda gigi dengan poros berpotongan
Roda gigi yang letak gigi-giginya berjajar pada dua bidang kerucut atau satu
 bidang silindris dengan satu bidang datar melingkar. Roda gigi dengan poros
 berpotongan memiliki beberapa jenis yang dapat dilihat pada tabel 2.9. Kedua bidang
tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan sumbu
 berpotongan.

Tabel 2.9 Jenis –  jenis roda gigi dengan poros berpotongan

No. Gambar Keterangan

1.Roda gigi kerucut lurus Roda gigi kerucut yang alur giginya lurus dan
menuju ke puncak kerucut. Besarnya sudut
 puncak kerucut merupakan ukuran bagi putaran
 porosnya

2.Roda gigi kerucut spiral Gigi roda gigi kerucut spiral berbentuk kurva

dan miring terhadap permukaan jarak bagi kerucut.

kontak dimulai dan satu ujung gigi dan


 bergerak sepanjang gigi sampai bagian akhir.

3.Roda gigi kerucut zerol Gigi roda gigi kerucut spiral nol berbentuk

kurva seperti pada roda gigi kerucut, tetapi


dengan sudut spiral nol. Roda gigi model ini
dapat bekerja lebih halus.

4.Roda gigi kerucut miring Gigi roda gigi kerucut miring berbentuk kurva

miring seperti pada roa gigi kerucut. Roda gigi


kerucut yang alur giginya miring menuju ke
 puncak kerucut.
5.Roda gigi kercut miring gandaGigi roda gigi kerucut miring ganda yang

memilik bentuk hampir sama dengan kerucut miring, tetapi roda gigi ini memiliki kemiringan

ganda pada gigi nya dan menuju ke puncak kerucut.


6.Roda gigi permukaan denganRoda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
 poros berpotongandengan gigi-gigi yang terbentuk di
 permukaannya. Sudut antara kedua roda gigi
 bevel bisa berapa saja kecuali 0 dan 180.

7.Roda gigi miring silang Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
yang terdapat celah diantara pertemuan gigi nya,
dengan gigi-gigi yang terbentuk di
 permukaannya

C. Roda gigi dengan poros silang


Roda gigi yang gigi-giginya berjajar pada dua bidang silindris atau dua bidang
kerucut atau satu bidang silindris dengan satu bidang ulir. Untuk pasangan roda gigi-
ulir, perputaran roda gigi diatur oleh pergerakan ulir yang disebabkan perputaran poros
ulir, serta sumbu roda gigi menyilang sumbu poros ulir. Jenis –  jenis roda gigi ini dapat
dilihat pada tabel 2.10 dibawah ini.

Tabel 2.10 Jenis –  jenis roda gigi dengan poros silang

No. Gambar Keterangan

1.Roda gigi cacing silindris Roda gigi berbentuk batang yang

dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur.


Roda gigi ini merupakan salah satu cara
termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang

tinggi dan kecepatan putar yang rendah.


2.Roda gigi cacing selubungRoda gigi cacing yang hampir memiliki

ganda golboid karakteristik sama dengan roda gigi cacing


silindris, tetapi roda gigi cacing globoid
memiliki selubung ganda.

3.Roda gigi cacing samping Roda gigi cacing yang memiliki karakteristik
gigi  –   giginya berada disamping,
atau
 penempatan gigi –  ginya di
samping

4 Roda gigi hyperboloid Roda gigi yang memiliki poros silang


.
sehingga memiliki gerakan putaran yang
 berbeda arah poros dengan roda gigi
 pasanganya

5 Roda gigi hipoid Roda gigi yang memiliki karakteristik


. sama
dengan roda gigi bevel, akan tetapi roda
gigi
hipoid kedua aksisnya tidak saling
 berpotongan

6 Roda gigi permukaan silang Roda gigi berbentuk seperti kerucut


.
terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk
di
 permukaannya.

[5]
2.1.2.4  Arah Putaran
Berdasarkan arah putaran, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Arah putaran berlawanan
Roda gigi yang memiliki arah putaran yang saling berlawanan antara dua roda
gigi saat bekerja seperti pada tabel 2.11

Tabel 2.11 Roda gigi dengan arah putaran berlawanan

Gambar Keterangan

Roda gigi luar Roda gigi yang memiliki arah putaran


yang saling berlawanan antara dua roda
gigi saat bekerja

B. Arah putaran searah


Roda gigi yang memiliki arah putaran yang searah antara dua roda gigi saat

 bekerja seperti pada tabel 2.12

Tabel 2.12 Roda gigi dengan arah putaran searah

No. Gambar Keterangan

1.Roda gigi dalam Roda gigi yang memiliki arah putaran yang
searah antara dua roda gigi saat bekerja

2.Roda gigi pinion Perpaduan rack dan pinion menghasilkan


mekanisme torsi yang pergerakanya akan
menghasilkan arah yang searah

[5]
2.1.3  Fungsi Roda Gigi
Fungsi dari roda gigi adalah untuk:
A. Roda gigi berfungsi untuk meneruskan daya
Roda gigi bersama  –   sama dengan putaran poros penggerak pada roda gigi ini
menerukan daya. Daya ini diteruskan melalui dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan yang saling terhubung satu sam lain seperti pada gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Roda gigi sebagai penerus daya [6]


B. Roda gigi berfungsi untuk mengubah putaran poros
Mengubah putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, yaitu dari
 putaran tinggi ke putaran rendah atau dari putaran rendah ke putaran tinggi seperti pada
gambar 2.3. Bisa juga mengubah putaran di sini berarti membuat arah putaran poros
yang digerakkan berlawanan dengan arah putaran poros penggerak.

Gambar 2.3 Roda gigi sebagai pengubah putaran [7]


C. Roda gigi berfungsi untuk memindahkan zat cair
Memindahkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain, misalnya oli, minyak tanah,
dan sebagainya. Jadi, fungsi roda gigi di sini adalah sebagai pompa zat cair. Dalam
otomotif dikenal adanya sistem pelumas dengan roda gigi. Pelumasan pada roda gigi
ini dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.
Sumber 2.4 Roda gigi sebagai pemindah zat cair
[8]
[9]

2.1.4  Material yang Digunakan dalam Pembuatan Roda Gigi


Roda gigi dapat dibuat dari berbagai material tergantung pada kebutuhannya.
Dari segi desain mesin, bending stregth dan pitting resistance. Material pembuat roda
gigi digolongkan menjadi 3, yaitu:
2.1.4.1 Ferrous   (Logam Besi)
 Ferrous atau  logam besi adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat,
keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Roda gigi ferrous
dibagi menjadi : 
A. Baja Tempa ( Forged Steel  )
Dalam berbagai penggunaan, merupakan bahan yang paling memuaskan karena
mampu mengkombinasikan harga murah dan kekuatan. Baja tempa dibuat dengan
mengkombinasikan surface strength dan kekerasan yang baik, sehingga dapat dibuat
roda gigi menurut kekerasannya. Roda gigi dari baja tempa tampak pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Roda gigi dari baja tempa [10]


B. Besi Cor ( Cast Iron )
Roda gigi yang terbuat dari bahan besi cor lebih tahan terhadap gesekan,
memiliki gluing dan pitting resistance tinggi tetapi murah dan mudah dibuat. Roda
gigi dari
 bahan ini seperti terlihat pada gambar 2.6. Karena tensile strength-nya rendah, hanya
digunakan untuk beban dan kecepatan rendah.

Gambar 2.6 Roda gigi dari besi cor [11]

2.1.4.2 Non-ferrous  
Logam non besi merupakan semua unsur logam dimana komposisi utamanya
 bukan besi. Logam non besi juga sering digunakan walaupun pada umumnya jarang sekali di
industri, karena Logam besi lebih banyak dipakai semua industri. Roda gigi

non-ferrous dibagi menjadi :


A. Alumunium
Logam ini ringan, tahan korosi dan mudah untuk proses permesinan, selain itu
alumunium juga mudah dibentuk, dan non-magnetik. Roda gigi alumunium juga
digunakan pada industri penerbangan. Roda gigi yang terbuat dari bahan alumunium
dapat dilihat pada gambar 2.7 dibawah ini.

Gambar 2.7 Roda gigi dari alumunium[12]


A. Tembaga
Tembaga merupakan material yang lunak, mudah ditekuk dan dibentuk tanpa
keretakan. Tembaga bisa juga digulung menjadi berbagai bentuk. Merupakan logam
yang ulet dan tahan terhadap korosi. Punya kekuatan yang tinggi untuk roda gigi.
Digunakan pada industri kapal karena tahan korosi. Gambar 2.8 dibawah ini merupakan
roda gigi yang terbuat dari bahan tembaga.
Gambar 2.8 Roda gigi dari tembaga [13]
B. Kuningan
Kuningan merupakan logam yang murah, dan punya sifat tahan pada korosi.
Kuningan memiliki kekuatan dan kekerasan yang baik. Kuningan secara luas
digunakan untuk kualitas material roda gigi dengan biaya rendah. Gambar 2.9 dibawah
ini merupakan roda gigi yang terbuat dari bahan tembaga.

Gambar 2.9 Roda gigi dari kuningan [14]


2.1.4.3 Non Metal
Unsur non metal adalah unsur yang memiliki sifat rapuh dan mudah patah, sukar
dibentuk, kecuali karbon titik didih dan titik leleh rendah, tidak mengkilapbersifat oksidator,
oksidanya bersifat asam. Beberapa jenis roda gigi non metal :
A. Kayu
Roda gigi awalnya terbuat dari kayu dengan pasak silinder. Digunakan untuk

kincir angin dan kincir air untuk mengurangi atau meningkatkan kecepatan rotasi dari
kincir. Roda gigi yang terbuat dari kayu dapat dilihat pada gambar 2.10 dibawah ini.

Gambar 2.10 Roda gigi dari kayu [15]


B. Plastik
Roda gigi yang terbuat dari material plastik akan memiliki kelebihan yang ringan,
fleksible, dan tahan karat. Akan tetapi material plastik ini akan mudah terdeformasi
 pada saat digunakan. Gambar 2.11 dibawah ini merupakan roda gigi yang terbuat dari
 bahan plastik.

[17]

Gambar 2.11 Roda gigi plastik [16]

2.1.5  Proses Pembuatan Roda Gigi

Gambar 2.12 Jenis –  Jenis Cara Pembuatan Roda Gigi [18]


2.1.5.1  Formin
g

Proses metal forming adalah suatu proses pembuatan roda gigi dengan
mempergunakan gaya tekan untuk mengubah bentuk dan atau ukuran dari bahan (raw
material) menjadi sebuah roda gigi.Dalam pembuatan roda gigi menggunakan cara
forming diantaranya adalah casting, sintering, ekstruding, dan forging.
2.1.5.1.1  Casting

Pengecoran (casting ) adalah suatu proses membuat roda gigi dengan menuangankan material
cair yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan
tersebut, dan kemudian dikeluarkan sehingga terbentuk
 produk roda gigi. Berikut adalah macam-macam proses casting  :
A. Sand casting
Proses pembuatan roda gigi dengan cara mencetak bentuk roda gigi pada cetakan
dari pasir yang kemudian rongga tersebut diisi dengan logam yang telah dicairkan
melalui pemanasan. Roda gigi yang terbentuk biasanya berukuran besar dan memiliki
akurasi rendah. Proses dan produk sand casting dapat dilihat pada gambar 2.13.

Gambar 2.13 Sand Casting [19]


B.  Die
casting
Die Casting adalah salah satu jenis pengecoran dengan cara memaksa logam cair
ke dalam cetakan baja dengan menggunakan tekanan tinggi sehingga terbentuk roda gigi
dengan akurasi tinggi. Gambar 2.14 dibawah ini merupakan proses dan produk die
casting.

C.  Investment casting
Gambar 2.14 Die Casting [20]
Investment casting merupakan salah satu cara/metoda pembentukan roda gigi
melalui proses pengecoran dimana proses pembentukannya dilakukan pada cetakan
yang terbuat dari lilin. Gambar 2.15 dibawah ini merupakan proses dan produk
investment casting. 

2.1.5.1.2  Sintering Gambar 2.15 Investment Casting [21]


Sintering adalah proses pengikatan partikel melalui proses pemanasan dibawah titik lebur
yang dilakukan selama proses penekanan untuk dibuat roda gigi. Proses ini

menghasilkan roda gigi yang tidak terlalu kuat, tetapi proses produksinya sangat murah.
Gambar 2.16 dibawah ini merupakan proses sintering dan produknya.

Gambar 2.16 Proses Sintering [22]


2.1.5.1.3   Extrudin
g
Extruding adalah proses manufaktur kontinu yang digunakan untuk mencetak
roda gigi yang panjang dengan penampang yang tetap. Roda gigi yang terbentuk
 biasanya memiliki bentuk yang panjang dan kemudian dipotong sesuai dengan

kebutuhan. Gambar 2.17 dibawah ini merupakan proses dan produk extruding.

Gambar 2.17 Proses Extruding  [23]


2.1.5.1.4   Forging
Forging atau penempaan adalah proses pembentukan roda gigi secara plastis
dengan memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk . Gaya tekan yang
diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (Hidrolis atau Pneumatis).
Gambar 2.18 dibawah ini merupakan proses Forging dan produknya.

Gambar 2.18 Proses Forging [24]

2.1.5.2 Machining
Pemesinan adalah proses pembentukan roda gigi dari material dengan
 pemotongan dan menggunakan mesin perkakas dari bentuk material mentah menjadi
sebuah produk. Cara ini meliputi roughing ( pembentukan awal ) menggunakan milling
atau rack cutter, dan finishing process untuk meningkatkan kepresisian gigi.
2.1.1.2.1   Roughing

Roughing merupakan proses untuk mengurangi ukuran benda kerja secepat- cepatnya tanpa
memperhatikan kualitas permukaan hasil penyekrapan,hingga mendekati
ukuran yang dikehendaki.Proses ini meliputi forming, generating, shaping, dan hobbing

 process.
A. Milling
Material dipotong dengan pahat mesin milling. Gambar 2.19 dibawah ini adalah
 proses milling.

Gambar 2.19 Proses Milling [25]


B. Generating
Material dibentuk dengan cara memutarnya dengan rack atau roda gigi yang
dikeraskan. Gambar 2.20 dibawah ini adalah proses generating.

Gambar 2.20 Proses generating [26]


C. Hobbing
Material dibentuk dengan pahat roda gigi khusus untuk hobbing. Gambar 2.21
dibawah ini adalah proses hobbing.

Gambar 2.21 Hobbing [27]


2.1.1.2.2   Finishing
Proses ini adalah proses untuk meningkatkan keakurasian gigi seperti akurasi
dimensi, surface finish, atau hardness dengan atau tanpa mengurangi materal benda
kerja. Proses –  prosesnya meliputi:
A.  Shaving
Seperti shaping, tetapi menggunakan pahat yang lebih presisi dan hanya untuk

finishing gigi yang kurang keakurasiannya. Proses shaving dapat dilihat pada gambar
2.22 dibawah ini.

Gambar 2.22 Shaving [28]


B.  Grinding
Menggunakan gerinda untuk menghaluskan permukaan roda gigi setelah
mengalami roughing dengan cara mengurangi sedikit dimensi roda gigi. Proses
grinding dapat dilihat pada gambar 2.22 dibawah ini.

Gambar 2.23 Grinding [29]


C.  Burnishing
Gear yang sudah dikeraskan dijalankan ke gear yang baru menjalankan roughing
 proses, gaya yang terjadi mengakibatkan gear yang baru di roughing mengalami
regangan plastis yang meningkatkan kualitas permukaan gigi. Proses burnishing dapat
dilihat pada gambar 2.19 dibawah ini.

Gambar 2.24 Burnishing [30]


D.  Lapping dan
Honning
Menggesekkan material yang mudah diabrasi dan dibentuk ke pemotong berbentuk
gigi sehingga di material terbentuk pola gigi yang halus

Gambar 2.25 Lapping [31]


[32]
2.1.6 Dimensi Utama pada Roda Gigi
Berikut adalah bagian-bagian yang penting pada roda gigi yaitu :
A.   Diameter pitch
Banyaknya gigi untuk tiap satu inchi dari diameter lingkaran pitch.

B.  Modu
l

Gambar 2.26 Diameter pitch [33]


Perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.

C. Circular
pitch

Gambar 2.27 Modul [34]


Jarak arc yang diukur pada lingkaran  pitch dari salah satu sisi sebuah gigi ke sisi
yang sama dari gigi yang berikutnya.

Gambar 2.28 Circular pitch [35]


D.   Addendu
m
 Addendum ( Add)  adalah jarak radial dari lingkaran  pitch sampai pada ujung
 puncak dari gigi.
Gambar 2.29 Addendum [36]
E. Kelonggaran
(Clearance)
Jarak radial dari ujung puncak sebuah gigi roda gigi yang satu ke bagian dasar

dari gigi roda gigi yang lain untuk suatu pasangan roda gigi.

Gambar 2.30 Kelonggaran (Clearance) [37]


F.  Dedendu
m
Jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada dasar dari gigi.

G. Working Depth 

Gambar 2.31 Dedendum [38]


Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi
dengan jarak poros.

Gambar 2.32 Working depth [39]


H. Clearance Circle 
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi yang
 berpasangan.

Gambar 2.33 Clearance circle [40]


I.  Pitch point  
Titik singgung dari lingkaran  pitch dari sepasang rodagigi yang berkontak yang
 juga merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.

Gambar 2.34 Pitch point  [41]

J.   Addendum circle 


Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.

K.  Dedendum
circle 

Gambar 2.35 Addendum circle [42]


Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
Gambar 2.36 Dedendum circle [43]
L.  Width of space 
Tebal ruang antara rodagigi diukur sepanjang lingkaran pitch.

Gambar 2.37 Width of space [44]


M. Sudut tekan ( pressure
angle)
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.

Gambar 2.38 Sudut tekan (pressure angle) [45]


 N.  Kedalaman total (total depth)
Jumlah dari adendum dan dedendum.

Gambar 2.39 Kedalaman total total depth) [46]


O.  Tebal gigi (tooth thickness)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.

[48]

Gambar 2.40 Tebal gigi (tooth thickness) [47]

2. 2  TUJUAN PRAKTIKUM PENGUKURAN RODA GIGI


2.2.1 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pengukuran roda gigi adalah :
A. Menyebutkan jenis-jenis dan fungsi roda gigi
B. Menjelaskan komponen-komponen penting pada roda gigi
C. Menyebutkan beberapa alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur komponen
 penting dari roda gigi
D. Mengukur roda gigi dengan alat dan cara yang tepat dan benar
E. Menganalisis hasil-hasil pengukuran roda gigi

2. 3  PERALATAN DAN BENDA UKUR


2.3.1  Alat Ukur Praktikum dan Gambarnya
Alat ukur yang digunakan saat praktikum pengukuran roda gigi adalah sebagai
 berikut :

A. Jangka Sorong (Vernier Calliper) 

Alat ini digunakan untuk mengukur ketebalan roda gigi.   yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus  Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada
keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah
dilengkapi dengan display digital. Gambar vernier calliper dapat dilihat pada gambar
2.43 dibawah ini.
Gambar 2.41 Vernier Calliper [49]
B. Busur bilah atau bevel protrector
Alat ini digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda kerja yang
disekrap. Alat ini merupakan pengembangan dari protractor dengan sebuah atau dua
 buah lengan yang bisa berputar.. Bentuk lain dari bevel protrator adalah bevel protractor
mekanis yang banyak dipakai dalam proses permesinan maupun pembuatan  Gambar bevel
protrector dapat dilihat pada gambar 2.44 dibawah ini.

Gambar 2.42 Bevel Protactor  [49]


C. Gear Tooth
Micrometer
Gear tooth micrometer digunakan untuk mengukur diameter pits. Diameter pits
adalah diameter dari silinder khayal dengan sumbu yang berimpit dengan sumbu ulir
dan memotong sisi ulir sedemikian rupa sehingga tebal ulir dari jarak ruang kosong
diantara sisi ulir yang berseberangan adalah sama dengan setengah dari pits. Gambar

gear tooth micrometer dapat dilihat pada gambar 2.50 dibawah ini. 

Gambar 2.43 Gear Tooth Micrometer [50]


D. CMM
Sebuah perangkat 3D untuk mengukur karakteristik geometris fisik sebuah
obyek. Mesin ini dapat dikendalikan secara manual oleh operator atau mungkin komputer
dikendalikan. Mesin CMM tampak pada gambar 2.51. Proses pengukuran
 pada CMM machine didefinisikan oleh probe yang menempel pada sumbu dan
 bergerak 3 dimensi pada mesin ini.

Gambar 2.44 CMM [49]

2.3.2  Cara Menggunakan Macam –  Macam Alat Ukur


 A. Vernier Calliper
1.  Letakkan benda ukur pada rahang vernier calliper .
2.  Jepit benda ukur hingga rahang mengapit benda
ukur. 3.  Kencangan dengan memutar clamping screw 
4.  Baca skala yang ditunjukkan
5.  Kapasitas ukur 150 mm
6.  Kecermatan 0,05 mm
Gambar dibawah ini menunjukan pembacaan skala pada vernier calliper

Gambar 2.45. pembacaan skala pada vernier caliper [50]


 B.  Bevel Protractor
1.  Letakkan bagian pusat bevel protractor  tepat pada titik pusat benda
ukur. 2.  Putar skala pada bevel protractor .
3.  Baca skala yang ditunjukkan
4.  Kapasitas ukur 0o  –  180o 
5.  Kecermatan 1o 
Gambar dibawah ini menunjukan pembacaan skala pada vernier calliper  

Gambar 2.46. pembacaan skala pada bevel protractor [51]

C. Gear Tooth Micrometer


1  Pertama pilih pana ulir sesuai dengan jarak pits teoritis.
2  Periksa kedudukan nol, dengan cara menyentuhkan kedua sensor pana tersebut.
3  Ukur diameter pits (d2) pada tiga posisi yang berbeda.
4  Baca skala yang ditunjukan
5  Kecermatannya 0,1 mm dan kapasitas ukurnya 50,75 mm
Gambar dibawah ini menunjukan pembacaan skala pada gear tooth micrometer  

Gambar 2.47 pembacaan skala pada Gear Tooth Micrometer [52]


D. CMM
Cara mengukur dengan Coordinate Measuring Machine (CMM) adalah
1   Nyalakan Coordinate Measuring Machine (CMM )
2  Pilih F8 untuk menu pengukuran sudut
3  Kenakan sensor CMM ke 4 titik seperti pada gambar 2.55

4 3

Gambar 2.48 pengukuran Benda Kerja CMM [53]


4  Hasil akan keluar otomatis di layar CMM
5  Kecermatan 0,0005 mm

2.3.3  Gambar Benda Ukur Roda Gigi


Benda ukur yang digunakan saat praktikum metrologi industri dan kontrol kualitas
adalah :

Gambar 2.49 Roda gigi [56]

2.3.4  Prosedur Pengukuran Roda Gigi


A. Persiapan pengukuran
1.  Pelajari bagian roda gigi

2.  Persiapkan tempat dan alat pengukuran


3.  Tuliskan data praktikum
4.  Periksa keberadaan alat sesuai dengan keperluan
5.  Bersihkan semua alat ukur menggunakan kertas pembersih atau tissue pada tempat
sampah yang telah tersedia
6.  Tulisa data alat ukur pada lembar kerja

B. Pengukuran dengan Vernier Caliper


1.  Pelajari cara penggunaan vernier caliper yang digunakan
2.  Tuliskan data vernier caliper yang digunakan pada lembar kerja. Data meliputi merk,
kecermatan, dan kapasitas ukur vernier caliper
3.  Pelajari fungsi masing  –   masing bagian dari vernier caliper ( khusunya kemampuan
masing –  masing vernier caliper ) dalam mengukur objek ukur
4.  Pelajari gambar benda kerja pada gambar 1. Lakukan proses pengukuran berdasarkan
 bimbingan dari asisten
5.  Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja

C. Pengukuran dengan Gear Tooth Micrometer


1.  Pelajari cara menggunakan outside micrometer
2.  Pelajari fungsi masing –  masing bagian outside mikrometer
3.  Periksa setting nol, dengan menggunakan kaliber hingga posisi nol
4.  Lakukan pengukuran pada tiga tempat yang berbeda, sepanjang gigi tersebut. Lihat
gambar 1. Gunakan rachet untuk memberikan tekanan yang relatif sama pada setiap
 pengukuran

5.  Tuliskan hasil pembacaan pengukuran pada lembar kerja

D. Pengukuran dengan Bevel Protactor


1.  Pelajari caramenggunakan bavel protactor
2.  Pelajari fungsi masing –  masing bagian bavel
protactor 3.  Lakukan pengukuran pada benda kerja
4.  Tuliskan hasil pembacaan pengukuran pada lembar kerja
2.3.5  Rumus Perhitungan Roda Gigi
A. Dedendum Circle Diameter
( pitch circle diameter  –  2.dedendum )
B.  Pitch Circle Diameter
( addendum circle diameter –  2.addendum )
C.  Total Depth
Total Depth :  
, atau Total Depth :
  
 
D.  Clearance circle diameter
[      
   ] E. circular pitch

Circular pitch = 


    

F. Tooth space 



Tooth Space :  

G.  Tooth thickness
Tooth Thickness :   

H.  Diametral (p)



P =  
 
 
I. Module

Module =  

2. 4  PEMBAHASAN
2.4.1  Data Pengukuran Roda Gigi
Data pengukuran Roda gigi(mm) :
OBYEK UKUR HASIL HASIL RAT
A
PENGUKUR PENGUKUR
AN AN RAT
A
1 2
Jumlah Gigi 24 24 24
o o o
A Sudut Circular Pitch 18   17   17,5  
B Hole Circle Diameter 16,84 16,80 16,82

C Dedendum Circle Diameter 38,96 38,98 38,97


D Pitch Circle Diameter 42,24 42,26 42,25
E Addendum Circle Diameter 46,24 46,26 46,25
F Face Width 10,50 10,60 10,55
Addendum 2,00 2,00 2,00
Dedendum 1,64 1,64 1,64
Total Depth 3,64 3,64 3,64

Tooth Space 3,31 3,13 3,22


Tooth Thickness 3,31 3,13 3,22
Clearance 0,60 0,58 0,59
Clerance Circle Diameter 40,16 40,14 40,15
Working Depth 3,04 3,06 3,05
Circular Pitch 6,62 6,26 6,44
Diameter Pitch 0,57 0,58 0,575

Module 1,75 1,72 1,735

2.4.2  Perhitungan
A. Dedendum circle diameter
Dedendum circle diameter = ( pitch circle diameter  –   2.dedendum ) = (42,25 mm
 –   2*1,64 mm) = 38,97mm
B. Pitch circle diameter
Pitch circle diameter = ( addendum circle diameter  –  2.addendum ), = (46,25 mm
 –  2*2,00 mm) = 42,25 mm
C. Addendum circle diameter
Diukur dengan vernier caliper, diameternya 46,25 mm
D. Total Depth
Total depth = ( Addendum + Dedendum ) = (2.00 m + 1.64 mm) = 3,64 mm
Total depth = ( working depth + clearance ) = (3,05 mm + 0,59 mm ) = 3.64 mm
E. Total depth
Diukur dengan menggunakan vernier caliper, ukurannya 3.64 mm
F.  Tooth space
 
 
Tooth space =  = 3,22 mm
  =
G. Tooth thickness
Tooth thickness  
 
=  
 =  = 3,22 mm
 

H. Clearance circle diameter


Clearance circle diameter=[       
  ] 
= [        ]   
40,15 mm I.  Working depth
Working depth = 3,05 mm
J.  Circular pitch ( pitch )

Dihitung dari 


   
= 
 
=   = 6,44 mm


K. Diameter pitch (P)



Diameter pitch =    = 0,575 Module

L. Module  
 
Module =  =  =1,75 (perhitungan 1)



Module  =  = 1,72 ( perhitungan 2 )
=  

2.4.3  Analisis
Pengukuran yang berubah –  ubah dapat di sebabkan oleh faktor :
 
A. Alat ukur
Kesalahan pada alat ukur merupakan salah satu penyebab kesalahan pada saat
 pengukuran. Misalnya saja kondisi alat ukur yang sudah usang, skala sudah terhapus
dan alat ukur yang telah digunakan cukup lama tidak dilakukan pengkalibrasian lagi.
Keadaan alat ukur yang sudah tidak sesuai standar mengakibatkan ketidakakuratan
pada hasil pengukuran.
B. Benda ukur
Benda ukur yang memiliki dimensi yang tidak lazim dimana banyak lekukan dan
memiliki permukaan yang tidak bulat atau presisi merupakan salah satu faktor
penyebab kesalahan pengukuran. Maka akan timbul ketidakpresisian dan ketidak
akuratan dalam
 proses pengukuran dan kesalahan pada data pengukuran.
C. Posisi pengukuran
Posisi pengukuran yang salah tidak sesuai standar pengukuran misalnya saja,
 posisi mata yang yang tidak sejajar dengan bidang pengukuran, benda yang diukur tidak
tegak lurus dengan alat ukur, dan juga kedudukan benda kerja dan alat ukur yang
 berimpit. Maka sebaiknya proses pengukuran dilakukan dengan memahami teknik-
teknik pengukuran yang benar dan sesuai standar pengukuran.
D. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak mendukung dalam proses pengukuran dapat
menyebabkan ketidakakuratan proses pengukuran. Lingkungan yang tidak memadai
dalam pengukuran misalnya saja lingkungan yang kotor, kelembaban udara, suhu pada
saat pengkuran, dan intensitas cahaya pengukuran. Sehingga penambahan data
 pengukuran berupa kondisi lingkungan pada saat pengukuran pun perlu ditambahkan.
E. Praktikan
Ketidak terampilan praktikan dalam pengukuran, kurangnya pengalaman
 praktikan dalam menggunakan alat ukur, kurangnya ketelitian praktikan dalam
membaca skala meruapak kesalahan praktikan dalam proses pengukuran yang dapat
mengakibatkan ketidakakuratan dalam data pengukuran.
2.4.4  Gambar 2D dan 3D Sesuai Kaidah Gambar Mesin

Gambar 2.50 Gambar 2D dan 3D benda kerja


2. 5  KESIMPULAN DAN SARAN
2.5.1 Kesimpulan
A. Roda gigi memiliki fungsi untuk meneruskan daya, mengubah putaran poros, dan
 juga untuk memindahkan zat cair. Dan juga roda gigi dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu menurut profil gigi, jalur gigi, letak poros dan arah putaran.
B. Roda gigi memiliki beberapa komponen utama yaitu diameter pitch, addendum,
dedendum, face width, top land, face, flank of tooth, tooth thickness, pitch point dll.
Rumus-rumus perhitungan nya pun terdapat pada subab subab sebelumnya.
C. Pengukuran roda gigi menggunakan beberapa alat yang berfungsi untuk mencari
ukuran setiap komponen roda gigi. Beberapa alat pengukuran yang digunakan dalam
 pengukuran roda gigi adalah vernier calliper, bevel protractor, dan juga CMM
D. Setiap alat ukur yang digunakan dalam pengukuran pun memiliki cara penggunaan
yang berbeda. Untuk itu penggunaan alat ukur yang sesuai prosedur atau standar
yang benar pun perlu dilakukan agar diperolehnya hasil pengukuran yang akurat.
E. Analisa hasil pengukuran dilakukan dengan rumus-rumus yang terdapat pada subab-
subab analisa, dimana setiap data dihitung dengan rumus yang sesuai dengan rumus
 perhitunganya sendiri, sehingga didapat analisa pengukuran yang benar dan tepat.

2.5.6 Saran
A. Pada saat proses pengukuran sebaiknya posisi benda ukur dan alat ukur harus benar
dan tepat, serta keadaan alat ukur dan benda kerja harus saling berimpitan agar
diperoleh data yang akurat.
B. Sebaiknya praktikan mempelajari cara atau teknik penggunan alat ukur yang benar,

agar praktikan tidak melakukan kesalahan pada saat proses pengukuran


C. Penerangan atau pencahayaan yang baik perlu dilberikan agar pembacaan skala
dapat
terlihat dengan jelat dan tepat.
D. Setiap praktikan harus berhati-hati dalam melakukan proses pengukuran sebab
terdapat alat ukur yang sangat sensitif terhadap getaran dan mudah rusak.
E. Sebaiknya peralatan pengukuran yang ada di lab metrologi industri diperbarui atau
dilakukan pengkalibrasian ulang, sebab terdapat beberapa alat ukur yang telah rusak,
dan dapat mempengaruhi ketidakakuratan dalam proses pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

[1]  web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Bahan%20Ajar%20Motor%20dan
20Tenaga%20Pertanian/sistem%20transmisi%20tenaga-1.htm
[2]  www.tecnoficio.com/docs/doc46.php
[3]   journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-teknoin/article/viewFile/93/56
[4]  
--
[5]  staff.uny.ac.id/sites/default/files/Perhitungan%20Roda%20Gigi%201.pdf
[6]  ihilmy.blogspot.com/2011/05/aplikasi-roda-gigi.html
[7]  www.markmallett.com/blog/the-great-meshing/
[8]  www.rodadua.web.id/topik/teknologi/
[9]  staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Roda%20Gigi.pdf
[10]  indonetwork.co.id/alloffers/Mineral_&_Logam/0/roda.html
[11]  www.indonetwork.co.id/alloffers/Mineral_&_Logam/0/roda-besi.html
[12]  ferhatdokum.en.busytrade.com/products/info/2018650/8d5344-Aluminium-
Gear.html
[13]  www.etsy.com/market/Copper_Gears?ref=listing_material
[14]  www.etsy.com/listing/84881935/brass-gear-sample-pack-small-steampunk
[15]  www.thisnext.com/item/1B467A1A/Wooden-Gear-Object
[16]  gunawhan.blogdetik.com/index.php/category/printer/
[17]  mece.njtu.edu.cn/otherweb/jpkc/jxsj/eng/jxsj_jxnr_eng/jxnr_search/jxnr_content/
d10z/d10z_3.htm
[18]  www.mhi.co.jp/en/products/detail/ind_mt_sol_manufacturing_line.html

[19]  www.custompartnet.com/wu/SandCasting
[20]  www.custompartnet.com/wu/die-casting
[21]  www.ping.com/about/decade.aspx?decade=1980
[22]   jj204teknologiworkshop2.blogspot.com/p/rapid-prototyping.html
[23]  www.roymech.co.uk/Useful_Tables/Manufacturing/Extruding.html
[24]  www.whtildesley.com/page.asp?ID=5
[25]  mechanicalprovider.blogspot.com/2011/05/mesin-frais.html

[26]  www.gearsolutions.com/article/detail/6196/continuous-generating-gear-grinding
5/22/2018 MakalahRodaGigi-slidepdf.com

[27]  www.ustudy.in/node/4382
[28]  www.bellgears.co.uk/Spur-Gear-Manufacture.htm
[29]  www.hopwoodgear.com/gear-grinding.html
[30]  worddomination.com/burnishing.html
[31]  www.mustangmonthly.com/howto/mump_0712_1971_ford_mustang_rearend_an
d_suspension_upgrade/photo_13.html
[32]  K. Gopinath & M. M. Mayuram, Mechanical Design II, Indian Institute of
Technology Madras
[33]  mikrobot.blogspot.com/2008/10/gear.html
[34]  www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=1793318&show=html
[35]  www.dsnell.zynet.co.uk/PS/wProSpur.html
[36]  nptel.iitm.ac.in
[37]  scottandersonpipes.com/atlas_press/tb_grclr.htm
[38]  www.dsnell.zynet.co.uk/PS/wProSpur.html
[39]  www.helicron.net/workshop/gearcutting/involute-gears/
[40]  www.suwaprecision.com/gears/gears.html
[41]  www.tbc.school.nz/elearning/localsites/www.technologystudent.com/gears1
[42]  engineeronadisk.com/V2/book_implementation/engineeronadisk-72.html
[43]  mechanicaldatahelp.wordpress.com/2011/02/05/terms-used-in-gears/
[44]  www.cs.cmu.edu/~rapidproto/mechanisms/chpt7.html
[45]  www.summitgearworks.com/sgw_terms.htm
[46]  wwwmdp.eng.cam.ac.uk/web/library/enginfo/textbooks_dvd_only/DAN/gears/int
ro/intro.html

[47]  chestofbooks.com/home-improvement/workshop/Machine-Shop-Work/Part-IV-
Gear-Cutting.html#.UbIty-d-lss
[48]  staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Roda%20Gigi.pdf
[49]  Laboratorium metrologi industri dan kontrol kualitas
[50]  www.scienceelabs.com/olevel/physics/vernier.php
[51]  www.craftsmanspace.com/knowledge/vernier-bevel-protractor.html
[52]  www.holyinstrument.com/service.asp?keyno=13

[53]  www.ti.itb.ac.id

41/41

Anda mungkin juga menyukai