Operasi Himpunan
8. Sebuah kotak berisi 3 kelereng dengan 3 warna yang berbeda; merah, kuning, dan biru.
Akan dilakukan 2 percobaan dengan teknis :
- Mengambil 1 kelereng dan memasukannya lagi kedalam kotak, lalu mengambil
kelereng kedua.
- Mengambil 1 kelereng, lalu mengambil kelereng kedua.
Tentukan ruang contoh kedua percobaan tersebut!
9. Jika S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18}, A = Himpunan kelipatan 2, B =
Himpunan Kelipatan 3, maka tentukan :
a. A
b. B
c. A∩B
Praktikum 2 STA202 TEORI PELUANG
KAIDAH PENCACAHAN
1. Kaidah Penggandaan
Jika suatu operasi terdiri dari 2 tahap, tahap pertama dapat dilakukan dengan m cara yang
berbeda dan tahap kedua dapat dilakukan dengan n cara yang berbeda, maka keseluruhan
operasi dapat dilakukan dengan m x n cara. Cara pencacahan seperti ini disebut kaidah
perkalian.
Contoh:
Berikut ini jalan yang dapat dilalui pengendara motor dari kota A ke kota C melelui kota B.
Ada berepa cara yang dapat dilakukan dari A ke C?
Jawab:
Dari A ke B dapat dilakukan dengan 4 cara.
Dari B ke C dapat dilakukan dengan 3 cara.
Jadi, dari A ke C dapat dilakukan dengan = 4 x 3 = 12 cara,yaitu:
jalan 1,5 ; jalan 1,6 ; jalan 1,7
jalan 2,5 ; jalan 2,6 ; jalan 2,7
jalan 3,5 ; jalan 3,6 ; jalan 3,7
jalan 4,5 ; jalan 4,6 ; jalan 4,7
2. Permutasi
Permutasi adalah susunan objek-objek dengan memperlihatkan urutan tertentu.
a. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil seluruhnya ( nPn)
Contoh:
Diketahui 3 abjad pertama yaitu A, B dan C. Berapa banyak susunan yang mungkin dari 3
huruf yang berbeda itu?
Jawab:
3P3 = 3! = 3.2.1 = 6 cara
Jawab:
Contoh:
Berapa carakah 5 huruf dari kata CUACA dapat disusun dalam suatu baris !
Jawab:
Unsur-unsur yang sama : huruf C ada 2, huruf A ada 2.
5! 5.4.3.2.1
𝑃= = = 30
2! 2! 2.1.2.1
Jadi susunan yang mungkin ada 30 buah.
d. Permutasi Siklis
Banyaknya cara menyusun n objek berlainan dalam suatu lingkaran, dengan memandang
susunan yang searah putaran jarum jam dan berlawanan arah putaran jarum jam adalah :
Contoh:
Terdapat berapa carakah empat anak A, B, C, D yang duduk melingkar dapat disusun dalam
lingkaran?
Jawab:
Cara I
Ambil seorang anak untuk diletakkan pada posisi yang tetap, kemudian menyusun tiga anak
yang lain dalam tempat yang berbeda, maka cara ini dapat dilakukan dalam 3! = 3.2.1 = 6 cara.
Cara II
Perhatikan gambar!
Jika keempat anak itu diletakkan pada posisi 1, 2, 3, dan 4 bergantian searah putaran jarum jam
dalam sebuah lingkaran, maka mereka tetap membentuk susunan yang sama. Karena itu,
penyusunannya harus menempatkan seorang anak kepada posisi tetap dan menggerak-gerakkan
posisi tiga anak yang lain.
3. Kombinasi
Pengelompokkan beberapa objek tanpa memperhatikan urutan.
Banyak kemungkinan memilih grup beranggota r dari n obyek berbeda.
Notasi : 𝐶𝑟𝑛 , (𝑛𝑟)
𝑛!
𝐶𝑟𝑛 = ,𝑟 ≤ 𝑛
(𝑛 − 𝑟)! 𝑟!
Sifat:
𝑛 𝑛−1 𝑛−1
( )=( )+( )
𝑟 𝑟−1 𝑟
Contoh:
- Ada 10 orang yang mendaftar untuk menjadi calon pimpinan dan wakil pimpinan sebuah
divisi. Tentukan berapa banyak pasangan yang dapat terbentuk!
n = 10, r = 2, maka:
10! 10!
𝐶210 = = = 45
(10 − 2)! 2! 8! 2!
- Terdapat 10 pria dan 5 wanita yang berminat menjadi wasit pertandingan bulutangkis. Dalam
sebuah pertandingan dibutuhkan masing-masing 3 orang pria dan wanita. Berapa banyak cara
menyusun grup wasit tersebut? Jika ada 2 orang pria yang tidak ingin berada dalam 1 grup,
berapa grup yang dapat terbentuk?
𝑛1 = 10, 𝑛2 = 5, 𝑟1 = 𝑟2 = 3
Banyak cara menyusun:
10 5
( ) ( ) = 120 ∗ 10 = 1200
3 3
Banyak cara menyusun jika ada 2 pria yang tidak mau ada dalam 1 grup:
5 2 8 2 8
( ) (( ) ( ) + ( ) ( )) = 10 ∗ (48 + 56) = 1040
3 0 3 1 2
Teorema Binomial
𝑛
𝑛
(𝑥 + 𝑎 )𝑛 = ∑ ( ) 𝑥 𝑟 𝑎𝑛−𝑟
𝑟
𝑟=0
Contoh: Berapa koefisien x4y3 pada (x+y)7 ?
n=7, r =4, maka koefisien x4 y3 adalah:
7 7!
( )= = 35
4 3! 4!
Koefisien Multinomial
Cara membagi n objek ke r grup dengan anggota 𝑛1 , 𝑛2 , … , 𝑛𝑟 dengan syarat 𝑛1 + 𝑛2 + ⋯ +
𝑛𝑟 = 𝑛
𝑛 𝑛!
( )=
𝑛1 , 𝑛2 , … , 𝑛𝑟 𝑛1 ! 𝑛2 ! … 𝑛𝑟 !
Contoh :
Seorang anak memiliki 12 jenis Lego dengan warna-warna berbeda, 6 merah, 4 putih, 1 hijau
dan 1 biru. Berapa banyak cara penyusunan Lego tersebut?
12 12!
( )= = 27720
6,4,1,1 6! 4! 1! 1!
𝑛+𝑟−1
( )
𝑟−1
𝑥1 + 𝑥1 + ⋯ + 𝑥𝑟 = 𝑛, 𝑥𝑟 ≥ 0
Contoh:
- Ada 3 bola yang akan dibagi ke 2 orang, A dan B. Banyak cara membagi 3 bola tersebut
adalah ?
n=3, r=2, banyak cara = 23 = 8
- Berapa banyak pasangan bilangan non-negatif berbeda sebagai jawaban persamaan x1+x2=3
yang mungkin?
N = 3, r = 2, r boleh 0, maka banyak bilangan :
3+2−1 4 4!
( )=( )= = 4, 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢(0,3), (1,2), (2,1) 𝑑𝑎𝑛 (3,0)
2−1 1 3! 1!
Latihan
2. Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 akan dibentuk suatu bilangan dengan syarat setiap
bilangan tidak boleh ada angka yang sama.
a. Tentukan banyaknya bilangan yang terdiri atas 4 angka dan habis dibagi 2!
b. Tentukan banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka dan merupakan bilangan
ganjil
3. Tentukan nilai n jika P(n + 2, n) = 60!
4. Isti memiliki 10 buku yang diletakkan di rak bukunya. Dari jumlah tersebut, 4 buku
ekonomi, 2 buku fisika, 3 buku sosiologi, dan 1 buku kimia. Isti ingin Menyusun semua
buku sesuai dengan subjek yang sama bersama di rak. Berapa cara banyak penyusunan
berbeda yang terjadi?
5. Consider the grid of points shown here. Suppose that, starting at the point labelled A, you
can go one step up or one step to the right at each move. This procedure is continued until
the point labelled B is reached. How many different paths from A to B are possible?
Hind: note that to reach B from A, you must take 4 steps to the right and 3 steps upward.
6. Sebuah kelas data mining terdiri dari 15 pria dan 10 wanita. Akan dibentuk kelompok-
kelompok yang terdiri dari 1 pria dan 1 wanita. Berapa kemungkinan kelompok yang dapat
dibentuk?
7. Jabarkan (2x+3y)5 !
8. Berapa susunan huruf yang dapat terbentuk dari kata:
a. PROGRAMMING
b. KOMPUTER
c. ALGORITMA
9. 10 dosen baru akan disebarkan ke 5 universitas, berapa cara pembagian dosen jika:
a. Setiap universitas minimal mendapat 1 dosen baru
b. Universitas bisa saja tidak mendapat dosen baru
PRAKTIKUM STA202 TEORI PELUANG
KONSEP DASAR PELUANG
Teori peluang sebetulnya memberikan cara pengukuran kuantitatif tentang kemungkinan atau
tingkat kepastian tentang terjadinya suatu peristiwa. Pada hakekatnya, dasar perumusan tentang
peluang atau penentuan besaran yang dapat mengukur tingkat kepastian timbulnya suatu
peristiwa dapat dibedakan dalam 3 cara:
1. Peluang Klasik
Jika suatu percobaan dapat menghasilkan N titik contoh yang saling berpeluang sama,
dan jika tepat ada sebanyak n dari titik contoh tersebut merupakan unsur dari kejadian A,
maka peluang kejadian A adalah P(A) = n/N.
Ilustrasi
Percobaan: pengguliran sebuah dadu
Ruang contoh: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Pelaung: setiap anggota ruang contoh mempunyai peluang terjadinya sebesar 1/6
2. Sebuah kejadian yang diharapkan adalah sisi yang muncul kurang atau sama dengan
empat maka ruang kejadiannya:
A = {1, 2, 3, 4}, n(A) = 4
Maka peluang kejadian A adalah:
4 2
𝑃 (𝐴 ) = =
6 3
3. Dalam satu kepengurusan terdiri dari 5 laki-laki dan 4 perempuan. Jika akan dipilih satu
tim yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan seorang perempuan untuk mewakili dalam
munas, berapa peluang tim tersebut terbentuk?
A = kejadian terbentuknya tim yang terdiri 2 laki=laki dan 1 perempuan.
9 9!
𝑛 (𝑆 ) = ( ) = = 84
3 3! 6!
5 4
𝑛(𝐴) = ( ) ( ) = 10(4) = 40
2 1
𝑛(𝐴) 40 10
𝑃 (𝐴 ) = = =
𝑛(𝑆) 84 21
A. Peluang Bersyarat
Suatu kejadian dapat bergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu kejadian lain.
Untuk kejadian yang bergantung pada kejadian lain, nilai peluangnya dicari dengan
menggunakan peluang bersyarat.
Definisi
Misalkan E sembarang kejadian dalam ruang contoh S, dengan P(E) > 0. Peluang
bersyarat dari kejadian A dengan syarat E terjadi, ditulis sebagai berikut:
𝑃(𝐴 ∩ E)
𝑃 (𝐴 |𝐸 ) =
𝑃(𝐸)
Contoh:
Misalkan sepasang dadu yang setimbang dilempar satu kali. Dilihat jumlah mata dadu
yang muncul. Misal E adalah kejadian bahwa jumlah mata dadu yang muncul pada kedua
dadu sama dengan 6. Kejadian A adalah muncul mata dadu 2 pada paling sedikit satu
dadu. Tentukan P(A|E)!
Maka:
S = {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), ……., (5,6), (6,6)} ; n(S) = 36
5
E = {(1,5), (2,4), (3,3), (4,2), (5,1)} ; n(E) = 5; maka 𝑃(𝐸 ) = 36
A = {(2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6), (1,2), (3,2), (4,2), (5,2), (6,2)}; n(A) = 11
2
A ∩ B = {(2,4), (4,2)} ; n(A ∩ B ) = 2, maka 𝑃 (𝐴 ∩ B) = 36
2
𝑃(𝐴 ∩ E) 36 2
𝑃 (𝐴 |𝐸 ) = = =
𝑃(𝐸) 5 5
36
B. Peluang Bayes
Misal {B1,…,Bn} adalah himpunan kejadian yang merupakan sekatan dari ruang sampel
S dengan P(Bi) ≠ 0 untuk I = 1,…,n dan A adalah suatu kejadian sembarang dalam S
dengan P(A) ≠ 0, maka :
𝑃(𝐵𝑖 ∩ 𝐴)
𝑃(𝐵𝑖|𝐴) =
∑𝑛𝑖=1 𝑃 (𝐵𝑖
∩ 𝐴)
𝑃(𝐵𝑖 ∩ 𝐴) 𝑃(𝐵𝑖 ) ∗ 𝑃(𝐴|𝐵𝑖)
𝑃(𝐵𝑖|𝐴) = = 𝑛
𝑃 (𝐴 ) ∑𝑖=1 𝑃(𝐵𝑖 ) ∗ 𝑃(𝐴|𝐵𝑖 )
Hubungan antara peluang bersyarat 2 kejadian A dan B ditemukan oleh Thomas Bayes,
yang disebut sebagai dalil Bayes.
𝑃(𝐵|𝐴) ∗ 𝑃(𝐴) 𝑃 (𝐵|𝐴) ∗ 𝑃(𝐴)
𝑃 (𝐴 |𝐵 ) = =
𝑃(𝐵) 𝑃(𝐵|𝐴) ∗ 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵|𝐴𝑐 ) ∗ 𝑃(𝐴𝑐 )
Contoh
Mata kuliah Basis Data diikuti oleh 20 mahasiswa tingkat 2, 30 mahasiswa tingkat 3, dan
10 mahasiswa tingkat 4. Diketahui bahwa 5 mahasiswa tingkat 2, 10 mahasiswa tingkat 3,
dan 5 mahasiswa tingkat 4 mendapat nilai A. Jika seorang mahasiswa dipilih secara acak,
maka tentukan peluang seorang mahasiswa tingkat 2 terpilih jika diketahui bahwa dia
mendapat A?
S : mahasiswa yang mengikuti matkul Basis Data; n(S) = 60
T2 : mahasiswa tingkat 2; n(T2) = 20; P(T2) = 20/60 = 1/3
T3 : mahasiswa tingkat 3; n(T3) = 30; P(T3) = 30/60 = 1/2
T4 : mahasiswa tingkat 4; n(T4) = 10; P(T4) = 10/60 = 1/6
A|T2 : mahasiswa tingkat 2 yang mendapat nilai A; P(A|T2) = 5/20 = ¼
A|T3 : mahasiswa tingkat 3 yang mendapat nilai A; P(A|T3) = 10/30 = 1/3
A|T4 : mahasiswa tingkat 4 yang mendapat nilai A; P(A|T4) = 5/10 = 1/2
P(T2|A) = ?
𝑃(𝐴|𝑇2) ∗ 𝑃(𝑇2)
𝑃(𝑇2|𝐴) =
𝑃 (𝐴 )
𝑃 (𝐴|𝑇2) ∗ 𝑃(𝑇2)
𝑃(𝑇2|𝐴) =
𝑃(𝐴|𝑇2) ∗ 𝑃(𝑇2) + 𝑃(𝐴|𝑇3) ∗ 𝑃(𝑇3) + 𝑃(𝐴|𝑇4) ∗ 𝑃 (𝑇4)
1 1 1 1
∗3
𝑃(𝑇2|𝐴) = 4 = 12 = 12 = 1/4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 4
∗ + ∗ + ∗ + +
4 3 3 2 2 6 12 6 12 12
Latihan
1. Andaikan S ruang contoh dari sekelompok orang dewasa yang telah menyelesaikan
studinya. Orang tersebut dikelompokkan menurut jenis kelamin dan status kerja
sebagai berikut.
Seorang di antara orang tersebut dipilih secara acak untuk mewakili kelompok
tersebut. Bila telah diketahui orang yang dipilih sudah bekerja, berapakah peluang
orang tersebut laki-laki?
2. Misalkan sistem elektronik dengan 4 komponen dirangkai seperti pada gambar
berikut. Peluang masing-masing komponen berfungsi adalah sama yaitu 0.9 dan
saling bebas. Tentukan:
3. Kita mempunyai 3 kotak sebagai berikut. Kotak I berisi 10 bola lampu, 4 di antaranya
mati. Kotak II Berisi 6 bola lampu, 1 di antaranya mati. Kotak III berisi 8 bola lampu,
3 di antaranya mati. Kita memilih satu kotak secara random dan kemudian dari kotak
tersebut mengambil sebuah bola lampu secara random. Berapakah peluang bahwa
bola lampu tersebut mati?
4. Di sebuah negara, diketahui bahwa 2% dari penduduknya menderita sebuah penyakit
langka. 97% dari hasil tes klinik adalah positif bahwa seseorang menderita penyakit
itu. Ketika seseorang yang tidak menderita penyakit itu dites dengan tes yang sama,
9% dari hasil tes memberikan hasil positif yang salah.Jika sembarang orang dari
negara itu mengambil test dan mendapat hasil positif, berapakah peluang bahwa dia
benar-benar menderita penyakit langka itu?
5. Suatu klub sepakbola menyewa 3 hotel untuk tempat tinggal pemainnya. 20% pemain
ditempatkan di hotel 1, 50% di hotel 2, dan 30% di hotel 3. Bila 5% pemanas air di
hotel 1 rusak, 4% di hotel 2, dan 8% di hotel 3, tentukan peluang :
a. Seorang pemain mendapat kamar dengan pemanas air yang rusak.
b. Pemain yang mendapat pemanas air yang rusak ditempatkan di hotel 3.