Anda di halaman 1dari 7

 

PEMBAHASAN
Os didiagnosa Pseudofakia ODS berdasarkan anamnesa, dimana os telah menjalani operasi
katarak pada kedua mata. Dari pemeriksaan fisik pada mata kanan didapatkan lensa mata
kanan dan kiri lebih mengkilat saat disinari dengan lampu senter yang menandakan telah
terpasang IOL. Pseudofakia adalah penanaman lensa buatan atau intraokuler lensa yang
dilakukan segera setelah lensa yang keruh dikeluarkan dan sebelum luka kornea ditutup. Os
mengaku mata kanan terasa menganjal, nyeri saat mengedip, gatal, sering keluar air. Ini
merupakan hal yang biasa terjadi setelah operasi. Dimana setelah terjadi luka operasi makaakan
terjadi fase peyembuhan yang diawali dengan fase inflamasi, fase proliferasi dan
faseremodeling. Sedangkan mata terasa menganjal karena benang operasi belum diserap secara
sempurna. Pada pemeriksaan didapatkan visus post op VOD = 0,25 PH (+) 0,4 VOS = 0,5 PH
(+)0,6 sedangkan visus pre op VOD = 0,21 PH (+) 0,4 F2 VOS = 1/300 ± 3 bulan setelah
operasi visus masih dapat berubah-ubah, dari pemeriksaan mata kanan didapatkan kemajuan
visus namun kurang maksimal (visus yang diharapkan setelah operasi adalah 1). Oleh karena
itu sebelum operasi disarankan untuk dilakukan pemeriksaan keratometer dan USG mata.
Setelah operasi disarankan untuk dilakukan koreksi visus dan memakai kaca mata
Keratometer digunakan untuk mengukur kekuatan refraksi kornea secara otomtis sehingga
dapat diketahui ukuran lensa kaca mata buatan yang mungkin diperlukan oleh penderita.
Sedangkan USG mata digunakan untuk menilai keadaan didalam bola mata apabila bagian
tersebut tidak terlihat dari depan akibat adanya kekeruhan pada lensa, misal pada katarak.
Dengan alat ini dapat diukur kekuatan lensa tanam (IOL) yang akan dipasang pada pasien
yang akan menjalani operasi katarak sehingga didapat tajam penglihatan yang baik. Terapi
yang diberikan adalah polyvinylpryrolidone 20 mg/dl (progenta). Obat ini deberikan untuk
mengurangi infeksi post operasi dan untuk memberikan efek baik pada peradangan karena
mengurangi permiabilitas pembuluh darah, mengurangi gejala radang dan mengurangi
pembentukan jaringan parut. Juga diberikan vitamin untuk memperkuat system imun dan
mempercepat proses peyembuhan luka. Prognosa pasien Quo ad Vitam dinyatakan ad bonam
karena tidak mengancam jiwa pasien dimana dapat dilihat dari vital sign dan pemeriksaan fisik
yang tidak didapatkan keluhan yang berat. Quo ad Functionam juga dinyatakan ad bonam
karena ada perbaikan fungsi penglihatan pada mata sebelah kanan pasien setelah dioperasi yang
terbukti dengan perbaikanvisus mata kanan 0,21 PH (+) 0,4 F2 sebelum operasi menjadi 0,25
PH (+) 0,4 setelah dioperasi.
PSEUDOFAKIA
Definisi
Pseudofakia adalah Lensa yang ditanam pada mata (lensa intra okuler) yang
diletakkan tepat ditempat lensa yang keruh dan sudah dikeluarkan.
Lensa ini akan memberikan penglihatan lebih baik. Lensa intraokular ditempatkan waktu operasi
katarak dan akan tetap disana untuk seumur hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidak
perlu perawatan khusus dan tidak akan ditolak keluar oleh tubuh
Letak lensa didalam bola mata dapat bermacam – macam, seperti :
1. Pada bilik mata depan, yang ditempatkan didepan iris dengan kaki penyokongnya
bersandar pada sudut bilik mata
2. Pada daerah pupil, dimana bagian optik lensa pada pupil dengan fiksasi pupil.
3. Pada bilik mata belakang, yang diletakkan pada kedudukan lensa normal dibelakang iris.
Lensa dikeluarkan dengan ekstraksi lensa ekstra kapsular
4. Pada kapsul lensa
Pada saat ini pemasangan lensa terutama diusahakan terletak didalam kapsul lensa.
Meletakkan lensa tanam didalam bilik mata memerlukan perhatian khusus :
1. Endotel kornea terlindung
2. Melindungi iris terutama pigmen iris
3. Melindungi kapsul posterior lensa
4. Mudah memasukkannya karena tidak memberikan cedera pada zonula lensa
Keuntungan pemasangan lensa ini :
1. Penglihatan menjadi lebih fisiologis karena letak lensa yang ditempatkan pada tempat
lensa asli yang diangkat.
2. Lapang penglihatan sama dengan lapang pandangan normal
3. Tidak terjadi pembesaran benda yang dilihat
4. Psikologis, mobilisasi lebih cepat
Pemasangan lensa tidak dianjurkan kepada :
1. Mata yang sering mengalami radang intra okuler (uveitis)
2. Anak dibawah 3 tahun
3. Uveitis menahun yang berat
4. Retinopati diabetik proliferatif berat
5. Glaukoma neovaskuler
Glaukoma Akut
Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang
meningkat mendadak sangat tinggi.
Glaukoma akut biasanya terjadi secara mendadak, dengan gejala nyeri mata yang berat
atau sakit kepala, mata buram, melihat pelangi di sekitar lampu, mual dan muntah. Serangan ini
harus segera ditangani agar tidak menyebabkan kebutaan.Pada glaukoma jenis ini terjadi
hambatan penyaluran keluar cairan dalam bola mata yang menyebabkan peningkatan tekanan
intra okular mendadak dan dramatis.
Biasanya terjadi pada usia lebih daripada 40 tahun. Pada glaukoma primer sudut tertutup
akut terdapat anamnesa yang khas sekali berupa nyeri pada mata yang mendapat serangan yang
berlangsung beberapa jam dan hilang setelah tidur sebentar. Melihat pelangi (halo) sekitar lampu
dan keadaan ini merupakan stadium prodormal.
Terdapat gejala gastrointestinal berupa muntah yang kadang-kadang mengaburkan gejala
daripada serangan glaukoma akut.
Etiologi
Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut
bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat penyakit
mata lain. Yang paling banyak dijumpai dalah bentuk primer, menyerang pasien usia 40 tahun
atau lebih.

Faktor Predisposisi
Pada bentuk primer, faktor predisposisinya berupa pemakaian obat-obat midriatik,
berdiam lama di tempat yang gelap, dan gangguan emosional. Bentuk sekunder sering
disebabkan hifema, luksasi/subluksasi lensa, katarak  intumesen atau  katarak  hipermatur,
uveitis dengan suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pascabedah intraokular.

Manifestasi Klinis
Rasa sakit hebat yang menjalar ke kepala disertai mual dan muntah, mata merah dan
bengkak, tajam penglihatan sangat menurun, dan melihat lingkaran-lingkaran seperti pelangi.
Serangan glaukoma akut yang terjadi secara tiba-tiba dengan rasa sakit hebat di mata dan
di kepala, perasaan mual dan muntah, bradikardia akibat refleks okulokardiak, mata
menunjukkan tanda-tanda kongestif (peradangan) dengan kelopak mata bengkak, mata merah,
tekanan bola mata sangat tinggi yang mengakibatkan pupil lebar, kornea, suram dan edem, iris
sembab meradang, papil saraf optik hiperemis, edem dan lapang pandangan menciut berat. Iris
bengkak dengan atrofi dan sinekia posterior dan lensa menjadi keruh. Pemeriksaan funduskopi
sukar karena kekeruhan media penglihatan.
Tajam penglihatan sangat menurun dan pasien terlihat sakit yang berat.  Gejala spesifik
seperti di atas tidak selalu terjadi pada mata dengan glaukoma akut. Kadang-kadang riwayat
mata sakit disertai penglihatan yang menurun sudah dapat dicurigai telah terjadinya serangan
glaukoma akut. Glaukoma primer sudut akut tertutup akut bila tidak diobati dapat menjadi
kronis.
Tekanan bola mata antara dua serangan dapat normal sama sekali. Biasanya serangan ini
diprovokasi oleh lebarnya pupil (tempat gelap). Pada mata sudut sempit harus waspada terhadap
kemungkinan serangan pada pupil yang dapat lebar. Biasanya dapat terjadi bilateral.
Biasanya mata yang lain diserang 2-5 tahun kemudian. Sesudah beberapa kali serangan
atau berlangsung lama maka terjadi perlengketan antara pangkal iris dan kornea (Goniosinekia).
Glaukomaakut dibangkitkan lensa merupakan glaukoma akibat katarak intumesen dapat
dalam bentuk glaukoma akut kongestif. Terjadi akibat katarak senil, katarak trauma tumpul
ataupun trauma perforasi pada lensa. Gejalanya sangat sama dengan gejala glaukoma akut
kongestif dengan perbedaan terdapatnya bilik mata yang dangkal pada kedua mata sedang pada
katarak intumesen kelainan sudut hanya terdapat pada satu mata, terdapatnya katarak
intummesen sedang pada gaukoma akut kongestif biasanya hipermetropia.       Pada katarak
intumesen sumbu anteroposterior lensa makin panjang sehingga mengakibatkan terdapatnya
resistensi pupil  pada pengaliran cairan mata ke depan yang mengakibatkan blokade pupil.
Akibat blokade ini kan terjadi pendorongan iris sehingga pangkal iris akan menutup
saluran trabekulum yang akan mengakibatkan bertambahnya bendungan cairan mata sehingga
terjadi glaukoma akut kongestif. Pada keadaan ini pemberian pilokarpin bertujuan membuka
sudut bilik mata selain untuk mencegah kendornya pupil sehingga mengakibatkan iris bombe.
Glaukoma fakolitik merupakan glaukoma sekunder sudut terbuka dengan tanda-tanda dan
gejala klinik glaukoma akut, sudut bilik mata terbuka lebar dn lensa dengan katarak hipermatur
disertai masa seperti susu di dalam bilik mata depan. Didalam bilik mata depan terdapat efek
Tyndal (fler=suar) sehingga gambaran menyerupai suatu uveitis. Pada glaoukoma fakolitik
jarang ditemukan keratik presipitatdan sinekia posterior.
Glaukoma  fakolitik biasanya terjadi akibat katarak hipermatur, dimana lensa yang
mencair keluar melalui kapsul yang utuh akan tetapi mengalami degenerasi. Masa lensa yang
terdapat didalam bilik mata depan mengundang sebukan sel radang, dan tidak terlihat adanya
reaksi antigen antibodi yang nyata.

Pemeriksaan Penunjang
Pengukuran dengan  tonometri Schiotz  menunjukkan peningkatan tekanan. Perimetri,
gonioskopi, dan tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.
Pada pemeriksaan dengan lampu senter terlihat injeksi konjungtiva, injeksi siliar, kornea
suram karena sembab, reaksi pupil hilang atau melambat, kadang pupil midriasis, kedua bilik
mata depan tampak dangkal pada bentuk primer, sedangkan pada bentuk sekunder dijumpai
penyakit penyebabnya.
Funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media refraksi. Pada perabaan,
bola mata yang sakit teraba lebih keras dibanding sebelahnya.

Penatalaksanaan
Tekanan intraokular harus diturunkan secepatnya dengan memberikan asetazolamid 500
mg dilanjutkan 4 x 250 mg, solusio gliserin 50% 4 x 100-150 ml dalam air jeruk, penghambat
beta adrenergik 0,25-0,5% 2 x 1 dan KCl 3 x 0,5 g. Diberikan tetes mata kortikosteroid dan
antiobiotik untuk mengurangi reaksi infiamasi.
Untuk bentuk yang primer, diberikan tetes mata pilokarpin 2% tiap 1/2-1 jam pada mata
yang mendapat serangan dan 3 x 1 tetes pada mata sebelahnya. Bila perlu diberikan analgesik
dan antiemetik.
Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekanan intraokular (TIO)
dan keadaan matanya. Bila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi segera. Sebelumnya diberikan
infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Bila jelas menurun, operasi ditunda sampai mata
lebih tenang dengan tetap memantau TIO. Jenis operasi, iridektomi atau filtrasi, ditentukan
berdasarkan hasil pemeriksaan gonioskopi setelah pengobatan medikamentosa. Sebagai
pencegahan juga dilakukan iridektomi pada mata sebelahnya.
Harus dicari penyebabnya pada bentuk sekunder dan diobati yang sesuai. Dilakukan
operasi hanya bila perlu dan jenisnya tergantung penyebab. Misalnya pada hifema dilakukan
parasentesis, pada kelainan lensa dilakukan ekstraksi lensa, dan pada uveitis dilakukan
iridektomi atau operasi filtrasi.

Gejala glaukoma

Gejala-gejala glaukoma dapat berupa:

 Nyeri pada mata


 Sakit kepala
 Melihat bayangan lingkaran di sekeliling cahaya lampu
 Mata memerah
 Mual atau muntah
 Pandangan samar
 Penglihatan yang makin menyempit hingga pada akhirnya tidak dapat melihat obyek
sama sekali

Jenis glaukoma

Dua jenis glaukoma yang disebabkan oleh tekanan pada mata adalah glaukoma sudut terbuka
dan sudut tertutup.

Glaukoma sudut terbuka adalah jenis glaukoma yang paling umum. Jenis ini juga disebut sebagai
glaukoma kronis karena muncul dan berkembang secara perlahan-lahan. Glaukoma sudut
tertutup jauh lebih jarang terjadi dan dikenal sebagai glaukoma akut karena terjadi secara tiba-
tiba. Glaukoma sudut tertutup merupakan kondisi darurat karena dapat menyebabkan kebutaan
permanen dengan cepat.

Faktor-faktor yang dapat memicu glaukoma adalah peradangan dan infeksi parah pada mata,
penyakit yang mendasari seperti diabetes, serta efek samping dari penggunaan obat-obatan
steroid. Selain itu, risiko glaukoma juga meningkat seiring dengan usia seseorang, terutama jika
berada di atas 40 tahun.

Mendiagnosis adanya glaukoma

Karena glaukoma menyebabkan saraf optik terganggu, maka diagnosis akan fokus pada hal
tersebut. Dokter mata akan memeriksa daya penglihatan pasien dan struktur bagian dalam mata.
Sebuah prosedur untuk memeriksa tekanan mata juga akan dilakukan. Prosedur ini disebut
tonometri. Dokter juga akan melakukan tes bidang visual untuk memeriksa apakah penglihatan
tepi pasien telah berkurang.

Pengobatan glaukoma

Sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami penurunan daya
lihat yang mungkin saja disebabkan oleh glaukoma. Kerusakan mata yang ditimbulkan oleh
glaukoma tidak dapat diobati, namun tujuan pengobatan kondisi ini adalah untuk mengurangi
tekanan intraokular pada mata dan mencegah meluasnya kerusakan pada mata. Secara umum,
glaukoma bisa ditangani dengan obat tetes, obat-obatan yang diminum, terapi laser, serta
prosedur operasi.

Glaukoma dan katarak mempunyai hubungan dimana pada kasus katarak stadium
lanjut dapat mengalami kebocoran kapsula lensa anterior, dan memungkinkan protein-protein
lensa yang mencair masuk ke dalam bilik mata depan. Terjadi reaksi peradangan di bilik
mata depan, anyaman trabekular menjadin edema dan tersumbat oleh protein-protein lensa,
dan menimbulkan peningkatan intraokular akut

Anda mungkin juga menyukai