Disusun Oleh :
Kelompok 10
KELAS B
UNIVESITAS SILIWANGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat danhidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyususanan makalah yang berjudul “Digital
Marketing:E-Commerce untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen
Pemasaran Syariah.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
A.Tinjauan Pustaka........................................................................................................2
1. Pengertian Konsep Digital Marketing.......................................................................2
2. Definisi dan Konsep E-Commerce............................................................................5
3.Prinsip-prinsip Syariah dalam E-commerce...............................................................9
B. Studi Kasus; Review Jurnal....................................................................................13
1. Studi Kasus..............................................................................................................13
2. Review Jurnal..........................................................................................................16
BAB III............................................................................................................................27
Kesimpulan..................................................................................................................27
Saran............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Review Jurnal 1...........................................................................................17
Lampiran 2 Review Jurnal 2...........................................................................................19
Lampiran 3 Review Jurnal 3...........................................................................................23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran Digital adalah suatu usaha untuk mempromosikan sebuah
merek dengan menggunakan media digital yang dapat menjangkau konsumen
secara tepat waktu, pribadi, dan relevan. Tipe pemasarn digital mencakup
banyak teknik dan prakik yang terkandung dalam kategori pemasaran internet.
Adapun pemasaran secara online dengan melalui aplikasi sering disebut dengan
e-commrce.
E-Commerce merupakan istilah yang akhir-akhir ini sering didengar.
Istilah pemasaran online, internet marketing merupakan makna yang sama
dengan E-Commerce. Mungkin banyak yang mengikuti dan menggunakan
berbagai macam flatform online yang berkembang, baik hanya sekedar menjual
barang bekas via Webstore Marketplace, mengambil foto dan mengupload foto
produk di social Media dan menawarkannya kepada teman, sampai dengan
mengikuti berbagai macam bisnis afiliasi dengan hanya bermodalkan link untuk
registrasi. Cara-cara yang sederhana inilah yang menjanjikan dan tentunya
menghasilkan.
Transaksi jual beli sesunggguhnya memiliki posisi yangsangat penting
dalam kehidupan manusia. Jual beli menjadi sarana mansia untuk saling
memenuhi kebutuan satu sama lain. Keberadaan kegiatan jual beli sekaligus
menjadi bukti bahwa manusia adalah makhluk sosialyang dalam pemenuhan
kebutuhan hiduna membutuhkan keterlibatan manusia lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep Digital Marketing ?
2. Apa Definisi dan konsep E-comerce ?
3. Apa saja Prinsip-prinsip Syariah dalam E-commerce ?
C. Tujuan
1. Memahami Pengertiaan dan Konsep Digial Marketing
2. Memahami Definisi dan Konsep E-Commerce
3. Mengetahui Prinsip-prinsip Syariah dalam E-commerce
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
2
spesifik. Dengan menggunakan iklan yang ada pada media sosial, kamu bisa
menentukan target konsumen mulai dari dimana mereka tinggal, akun media
sosial apa saja yang mereka ikuti. Kamu juga dapat melayani konsumenmu
kapanpun dimanapun.
4. Cukup Murah dan Efektif
Dibandingkan dengan pemasaran tradisional tentu saja, digital marketing
jauh lebih efisien. Selain itu, beberapa perusahaan dan target konsumen juga
telah berpindah ke market digital. Beberapa jenis digital marketing
merupakan channel gratis yang bisa dimanfaatkan secara maksimal.
5. Membangun Nama Brand
Eksistensi pada dunia maya menyumbang poin dalam membangun nama
brand. Dengan begitu orang-orang akan dengan mudah melakukan pencarian
online sebelum membeli produk.
b. Jenis Digital Marketing
1. Website
Website sangat berperan dalam menunjukkan profesionalisme perusahaan,
membantu konsumen mengetahui bisnis , promosi yang hemat dan media
bisnis yang mudah.
2. Search Engine Marketing
Upaya untuk membuat website perusahaan mudah ditemukan dalam sistem
mesin pencari. Search Engine Marketing terbagi atas Search Engine
Optimization (SEO) dan Search Engine Marketing (SEM). SEO dilakukan
sendiri dengan waktu yang lebih lama dan murah sedangkan SEM berbayar
tetapi lebih cepat.
3. Social Media Marketing
Edarkan platform di media sosial seperti Facebook dan Twitter karena
dapat dilakukan dengan biaya yang minim bahkan gratis. Ini tentu saja dapat
meningkatkan brand perusahaan.
4. Online Advertising
Media promosi melalui internet dengan berbayar. Ini dapat mendapatkan
konsumen lebih cepat dan memuaskan namun terbilang lebih mahal
dibandingkan jenis yang sebelumnya.
3
5. Email Marketing
Anda dapat memberitahu informasi terbaru mengenai promosi yang sedang
berlangsung maupun produk atau jasa terbaru.
6. Video Marketing
Dengan cara ini, dapat langsung menjelaskan tentang bisnis, menjelaskan
produk dan cara menggunakannya serta menampilkan testimonial
pelanggan.
c. Strategi Digital Marketing
1. Search Engine Optimization (SEO)
SEO adalah upaya untuk mengoptimasi sebuah situs agar mendapatkan
peringkat teratas dari hasil pencarian. Untuk menjadi peringkat teratas,
perlu memahami bagaimana sistem mesin pencari. Media yang dapat
digunakan seperti website, blogs dan indografis.
2. Content Marketing.
Merencanakan, membuat serta membagikan konten tentang perusahaan.
Hal tersebut untuk menarik pembaca mengetahui bisnis dan memotivasi
mereka untuk menjadi pembeli. Konten ini dapat dibuat dalam bentuk
unggahan blog, media sosial, artikel, e-book, indografis serta brosur
online.
3. Otomatisasi Pemasaran.
Otomatisasi Pemasaran merupakan teknik otomatisasi tugas-tugas secara
berulang. Tugas-tugas seperti alur pekerjaan, susunan unggahan konten
serta laporan kampanye. Otomatisasi ini dapat dilakukan di kanal digital
seperti email dan media sosial.
4. Pay-Per-Klik (PPC)
PPC adalah cara untuk mengarahkan traffic ke situs,dengan bayaran
setiap kliknya. Contohnya Google AdWords, Anda bayar lalu
mendapatkan slot teratas setiap pencarian di Google dan dikenakan biaya
setiap kliknya.
5. Native Advertising
Bentuk konten berbayar yang ditampilkan dalam bentuk yang memiliki
kemiripan dengan konten media dan penempatannya. Konten yang
4
terlihat dan berfungsi seperti bagian dari media yang terkait. Contohnya
Promoted Post di Instagram dan Facebook.
6. Affiliate Marketing
Affiliate Marketing adalah ketika bermitra dengan layanan atau situs
orang lain untuk membuat komisi dengan merujuk pembaca atau
pengunjung ke bisnis. Contohnya Hosting video ads dengan Youtube.
7. Sosial Media Marketing.
Yaitu mempromosikan brand dan konten di media sosial seperti
Facebook, Whatsapp, Twitter, Facebook Messenger. Media sosial
merupakan sarana untuk membesar-besarkan brand.
5
5. Transaction, Kesepakatan dua pelaku bisnis untuk bertransaksi dengan
melibatkan institusi lain sebagai fungsi pembayar (konsep “electronic
payment”).
a) Karakteristik E-Commerce
1. Transaksi Tanpa Batas. Batas geografis tidak menghalangi perusahaan besar
maupun kecil untuk go international. Dengan kecanggihan internet batas-
batas egara ruang dan waktu menjadi tidak ada lagi. Penjual dengan mudah
mencari pembeli diseluruh belahan dunia hanya adalam hitungan detik saja,
demikian pun sebaliknya pembeli dapat mengakses produk yang diinginkan
kapan pun dan dimana pun.
2. Transaksi Anonim. Hal ini tentu berbeda dengan transaksi jual beli secara
tradisional, dimana pembeli dan penjual harus betemu secara langsung.
Namun dengan E-Commerce transaksi yang ditawarkan adalah penjual dan
pembeli tidak harus bertatap muka dan tidak memerlukan identitas asli
selama pembayaran telah diotoritas.
3. Produk Digital dan Non Digital. Dengan menggunakan e commerce Produk
yang ditawarkan bisa lebih beragam.
4. Produk Barang tak Berwujud. Seperti data, software atau ide-ide dapat dijual
secara daring.
b) Jenis-Jenis E-Commerce
Didalam teori e-commerce,dikenal ada tujuh jenis e-commerse.
1. Business to Business (B2B). B2B adalah jenis perdagangan yang meliputi
semua transaksi elektronik barang atau jasa yang dilakukan antar perusahaan.
Biasanya yang menggunakan jenis ini adalah produsen dan pedagang
tradisional.
2. Business to Consumer (B2C) B2C adalah jenis bisnis yang dilakukan antara
pelaku bisnis dengan konsumen seperti halnya antara perusahaan yang
menjual dan menawarkan produknya ke konsumen secara tradisioanl. Pihak
produsen melakukan bisnis dengan menjual dan memasarkan produknya ke
konsumen tanpa adanya feedback dari konsumen untuk melakukan bisnis
kembali kepada pihak produsen (tidak berlangganan).
6
3. Customerto Customer (C2C). Merupakan jenis E-Commerce yang meliputi
semua transaksi elektronik barang atau jasa antar konsumen. Umumnya
transaksi ini dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan platform
online atau yang sering juga dikenal dengan nama marketplace untuk
melakukan transaksi. Beberapa contoh penerapan C2C pada website di
Indonesia adalah Bukalapak.com, Tokopedia.com dan Blanja.com
4. Consumer-to-Business (C2B) Merupakan suatu model bisnis dimana
perorangan dapat menawarkan berbagai produk/jasa kepada perusahaan
tertentu dimana nantinya perusahaan membeli/membayar barang atau jasa
tersebut.Yang umumnya menggunakan jenis e-commerce ini adalah pasar
yang menjual foto bebas royalti, gambar, media dan elemen desain. Sebagai
contoh seorang desiner profesional dapat menawarkan jasa design logo atau
brand yang dimiliki suatu perusahaan.
5. Business-to-Administration (B2A). Adalah jenis E-Eommerce yang
mencakup semua transaksi yang dilakukan secara daring antara perusahaan
dan administrasi public. Jenis E-Commerce ini telah meningkat dalam
beberapa tahun terakhir dengan investasi yang dibuat melalui e-government
atau pihak pemerintah.
6. Consumer-to-Administration (C2A) Jenis C2A meliputi semua transaksi
elektronik yang dilakukan antara individu dan administrasi publik. Contohnya
penggunaan E-Commere ini adalah pajak.go.id atau E-Samsat
7. Online-to-Offline (O2O) O2O adalah jenis E-Commerce yang menarik
pelanggan dari saluran online untuk toko fisik.
Dalam pembelanjaan fisik yang tidak dapat dilakukan secara digital. Inti
dari proses O2O adalah mengkombinasikan/mengintegrasikan antara E-
Commerce dan belanja ritel fisik. Contohnya, pembeli mengorder belanjaan
secara online di situs yang dimiliki penjual lalu mengambil barang tersebut
secara langsung di store terdekat yang dimiliki perusahaan. Bisnis yang
menerapkan jenis bisnis ini adalah Transmart (carrefour.co.id) dan
mataharimall.com
7
c. Kelebihan dan Kekurangan E-Commerce.
Segala sesuatunya tentu akan memiliki nilai plus dan nilai minus
tersendiri. Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dengan penjualan
menggunakan sistem E-Commerce yaitu :
1. Revenue Stream aliran pendapatan. Aliran pendapatan baru yang mungkin
lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Market Exposure pangsa pasar. Dengan keunggulan teknologi yang
digunakan e-commerce tentu dengan mudah memetahkan pangsa pasar untuk
menetapkan strategi.
3. Operating Cost biaya operasional. Jika secara konvensional akan
membutuhkan banyak karyawan untuk melayani sehingga akan
mengeluarkan biaya yang lebih untuk membayar karyawan yan dipekerjakan.
4. Global Reach jangkauan lebar. Melebarkan jangkauan, yakni dapat
menjangkau seluruh sisi dunia.
5. Bagi Masyarakat Umum mengurangi polusi dan pencemaran lingkungan.
Maksudnya adalah konsumen tidak perlu menambah padatnya arus lalu lintas
untuk berbelanja.
Kemudian beberapa kekurangan dengan penjualan menggunakan sistem
E-Commerce adalah sebagai berikut:
1. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa
menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang
tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar.
2. Gangguan Layanan. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan
pelayanan. Kesalahan ini bersifat non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba
padam.
3. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan
seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan.
4. Meningkatkan individualisme, pada perdagangan elektronik seseorang
dapat bertransaksi dan mendapatan barang/jasa yang diperlukan tanpa
bertemu dengan siapapun.
5. Terkadang Menimbulkan Kekecewaan, apa yang dilihat dilayar monitor
komputer kadang berbeda dengan apa yang dilihat secara kasat mata.
8
e. Prinsip-prinsip Syariah dalam E-commerce
Dalam kaidah bahasa Arab, istilah jual beli secara umum dikenal dengan nam
al-bay’yang merupakan bentuk isim mashdar dari fi’il madli اعII بyang bermakna
menjual. Sementara itu, kata membeli sebenarnya memiliki kosa kata tersendiri yaitu
kata syara-a yang merupakan bentuk isim mashdar dari fi’il madli ( شرىMunawir,
1997). Namun walaupun demikian, kata البيعSesungguhnya merupakan kata yang
telah mencakup kedua makna tersebut, yaitu mengandung makna menjual dan
membeli, atau dengan kata lain, kata al-bay’ selain bermakna menjual juga bermakna
membeli sekaligus (Abdullah, 2011). Sementara itu menurut As-Sayyid Sabiq
definisi jual beli adalah melepaskan harta dengan mendapatkan harta lain
berdasarkan kerelaan atau memindahkan milik dengan mendapatkan benda lain
sebagai ganti secara suka rela dan tidak bertentangan dengan syara’ (Sabiq, 1883).
Berkaitan dengan prinsip-prinsip jual beli dalam Islam, sampai saat ini belum
ada literatur yang secara khusus memberikan pembahasan secara tegas dan rinci.
sekalipun ada, pembahasan mengenai prinsip jual beli tersebut masih bersifat parsial
dan terbatas pada prinsip-prinsip ekonomi Islam. Untuk itulah, penulis berusaha
merangkum untuk kemudian merumuskan prinsip jual beli berdasarkan literatur dan
rujukan ke dalam satu rumusan tersendiri. Prinsip-prinsip jual beli tersebut di
antaranya adalah prinsip tauhid, prinsip akhlak, prinsip keseimbangan, prinsip
kebebasan individu, prinsip keadilan, dan prinsip sahih (jual beli dilakukan dengan
memenuhi syarat dan rukun jual beli). Adapun uraian dari masing-masing prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
1). Prinsip Ketuhanan (Tauhid)
Prinsip ini menuntut kesadaran bahwa semua adalah milik Allah dan
semua aktivitas diawasi oleh Allah. Selain itu, transaksi jual beli tidak semata
dilakukan dalam rangka mencari keuntungan dunia (Mardani, 2015). Tetapi
lebih dari itu bahwa keuntungan dalam kegiatan jual beli adalah bekal dalam
menyongsong kehidupan di akhirat nanti. Implementasi prinsip ketuhanan
adalah terwujudnya seorang pengusaha Muslim yang menghindari segala bentuk
eksploitasi, serta menghindari transaksi yang mengandung unsur riba.
2). Prinsip Kerelaan (saling rela/ Ridhaiyyah).
Dalam praktik jual beli, prinsip saling rela ditandai dengan adanya akad
ijab dan qabul yang dilakukan tanpa paksaan serta bebas dari berbagai
9
intimidasi, penipuan, dan penyamaran (Hidayat, 1998). Secara lebih teknis,
implementasi prinsip ini adalah masing-masing pihak berkewajiban memberikan
informasi yang lengkap dan benar agar tidak terjadi asymmetric information,
yaitu suatu kondisi di mana salah satu pihak tidak memiliki informasi yang
lengkap dan baik dari pada pihak yang lain (World Bank, 2003). Keberadaan
informasi yang lengkap dan benar itu menjadi faktor penting untuk menjadi
pertimbangan dalam transaksi. Informasi-informasi yang dimaksud setidaknya
meliputi; kualitas, kuantitas, harga, serta waktu penyerahan. Apabila hal tersebut
tidak terpenuhi maka akan terjadi tadlis atau penipuan (Karim, 2004).
3). Prinsip Kemanfaatan atau Kemaslahatan.
Kegiatan jual beli harus bisa memberikan kemanfaatan bagi pihak-pihak
yang bertransaksi. Kemanfaatan tersebut dapat berupa manfaat yang diperoleh
dari objek atau barang yang diperjualbelikan, maupun manfaat dari hasil
kegiatan jual beli yang dilakukan. Yakni, objek atau barang yang ditransaksikan
harus memberikan manfaat bagi kemanusiaan, bukan justru membawa dampak
kerusakan (Mardani, 2015).
4). Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan dalam transaksi jual beli dapat dilakukan dengan sikap
tidak saling mezalimi. Penjual harus mampu bersikap adil kepada seluruh
pembeli, demikian halnya sebaliknya (Syaltut, 1990). Selain itu, termasuk juga
bagian dari prinsip keadilan adalah menetapkan harga secara wajar, serta tidak
melakukan praktik monopoli (Rozalinda, 2014).
5). Prinsip Kejujuran
Penerapan prinsip kejujuran dalam transaksi jual beli dapat dilakukan
dengan memberikan informasi secara objektif, benar, apa adanya, dan
menyeluruh. Konsekuensi dari prinsip kejujuran ini adalah larangan terhadap
segala bentuk tindakan penipuan, baik penipuan dalam bentuk perkataan
maupun perbuatan. Prinsip kejujuran ini ditegaskan oleh Allah dalam QS al-
Muthaffifin ayat 1-3 yang memberikan ancaman kepada seseorang yang tidak
jujur dalam melakukan takaran timbangan (Mursal, 2015).
6). Prinsip Kebebasan
10
Yaitu prinsip untuk menentukan suatu tindakan atau suatu keputusan
sepanjang tidak bertentangan dengan kerangka syariat Islam (Rivai, 2009).
Pelaksanaan prinsip kebebasan dalam kegiatan jual beli adalah adanya hak dan
kesempatan untuk memilih atau yang lazim disebut dengan istilah khiyar. Dalam
konteks jual beli, khiyar adalah suatu keadaan yang menyebabkan ‘aqid (orang
yang berakad) memiliki hak untuk memutuskan akadnya, yakni menjadikan atau
membatalkannya. Salah satu tujuan khiyar adalah untuk menjamin agar akad
yang dilaksanakan benar-benar terjadi atas kerelaan penuh antara para pihak
yang berakad (Azhar, 2000).
7). Prinsip Akhlak/ Etika
Prinsip ini merupakan bentuk dari pengamalan sifat-sifat utama nabi dan
rasul dalam seluruh kegiatan ekonomi, yaitu sidiq (benar), amanah (dapat
dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), dan fathanah (cerdas/ berilmu).
Akhlak adalah urat nadi kehidupan Islami, termasuk dalam kehidupan ekonomi.
Seorang Muslim tidak dibenarkan untuk bebas melakukan apa saja yang
diinginkannya atau apa saja yang menguntungkannya dalam kegiatan usaha dan
mengembangkan hartanya (Qardhawi, 2004). Secara umum prinsip akhlak atau
etika dalam transaksi mencakup segala perilaku yang baik dan tidak merugikan
siapapun, seperti bersikap jujur, tidak bersumpah palsu, tidak melakukan
perjudian, serta dapat dipercaya.
8). Prinsip Sahih
Suatu kegiatan jual beli dinilai sebagai jual beli yang sahih apabila syarat
dan rukun jual beli terpenuhi dengan baik dan benar. Sehingga, implementasi
prinsip sahih dalam kegiatan jual beli dapat dilihat dari terpenuhinya syarat-
syarat dan rukun jual beli yang meliputi:
a. Pihak yang berakad harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Mumayyiz, yaitu dapat membedakan antara yang baik dan buruk
(Jawad, 2011)
2) Baligh, yaitu masa di mana seseorang dapat dibebani hukum secara
syar’i, sehingga apabila ia melakukan transaksi, ia mengerti tentang
konsekuensi hukum atas transaksi yang ia lakukan serta secara sah dapat
dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia lakukan (Hadrawi, 2012).
11
3) Tidak dalam paksaan
4) Bukan orang yang mubadhir, yakni pembeli dan penjual bukanlah
orang yang berperilaku boros. Sebab perilaku boros adalah indikator
bahwa seseorang tersebut tidak cakap dalam bertindak (Basaribu, 1996).
Selain itu, pengelolaan harta orang yang boros berada di dalam
kekuasaan walinya, bukan berada di dalam kekuasaannya sendiri
(Rasyid, 1954).
b. Objek akad harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Ada dan nyata, yakni barang yang diperjualbelikan harus benar-benar
nyata dan ada. Sekalipun barang tersebut tidak ada di tempat, penjual
harus menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan atau
menghadirkan barang tersebut. Oleh karena itulah, tidak boleh ada akad
jual beli terhadap barang yang tidak ada atau dikhawatirkan tidak ada
(Rahman, 2010).
2) Suci, yakni barang yang dijadikan sebagai objek jual beli bukan
barang yang najis atau barang yang diharamkan menurut syariat Islam.
3) Bermanfaat, yakni objek jual beli harus hal yang memberikan
manfaat, bukan justru memberikan madlarat.
4) Milik sendiri, yakni barang yang dijadikan sebagai objek akad
haruslah barang milik sendiri atau setidaknya yang bersangkutan
memiliki hak kuasa atas barang tersebut. Seseorang dianggap sebagai
pemilik apabila penjualan benda tersebut telah diizinkan oleh pemiliknya
yang sah (As-Sabatin, 2014).
5) Dapat diserahterimakan, yakni barang yang dijadikan sebagai objek
akad harus dapat diserahterimakan waktu akad terjadi. Dalam hal ini para
imam mazhab sepakat bahwa jual beli terhadap barang yang tidak bisa
diserahterimakan adalah tidak sah, karena mengandung unsur gharar.
Praktik jual beli dengan objek yang tidak dapat diserahterimakan disebut
juga dengan ba’i ma’juz al-Taslim (Samad, 2016).
c. Akad ijab dan qabul harus sesuai dan dilaksanakan dalam satu transaksi.
Pelaksanaan ijab dan qabul dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama
dengan lisan, yakni menggunakan bahasa atau perkataan yang dimengerti oleh
12
masing-masing pihak yang bertransaksi. Kedua dengan tulisan, yakni dilakukan
secara tertulis oleh salah satu pihak atau keduanya. Ketiga dengan isyarat, yaitu
dengan bahasa isyarat yang dimengerti oleh masing-masing pihak yang berakad
(Bhinadi, 2018).
d. Harga atau nilai tukar harus disepakati oleh masing-masing pihak dan
dibayarkan pada saat transaksi, apabila pembayaran dilakukan ditangguhkan
(utang) maka waktu pelunasan harus ditentukan dengan jelas.
1. Studi Kasus
Studi Kasus 1 : Media Sosial dan E-commerce sebagai Solusi Tantangan
Pemasaran Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus : UMKM Warung
Salapan)
Dalam situasi pandemi Covid-19, kelompok usaha kecil, mikro, dan
ultramikro paling rentan terdampak. Usaha makanan yang menanggung dampak
terberat karena pandemi terutama disebabkan karena tidak semua pemilik usaha
mengenal pemasaran platform online. Pandemi ini memaksa pemilik usaha
untuk beralih strategi pemasaran, promosi dan transaksi dari konvensional
menjadi digital. Penelitian ini bertujuan untuk membantu usaha kecil, khususnya
UMKM Warung Salapan untuk dapat menjawab tantangan pemasaran selama
masa Pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif deskriptif dengan observasi partisipatif. Hasil dari penelitian adalah
pembuatan logo, stiker, akun google, akun WhatsApp Business, Instagram dan
Akun Gofood. Harapannya adalah pemilik usaha Warung Salapan dapat
meningkatkan penjualannya pada saat pandemi Covid-19.
Penyakit coronavirus 2019 (Covid-19) telah menyebabkan guncangan
ekonomi besar terutama bagi usaha kecil (Bartik, et al., 2020). Para pelaku usaha
kecil yang menanggung beban terberat karena termasuk level terbawah. Daya
beli masyarakat yang menurun karena PHK massal dan penutupan usaha sudah
terjadi, hanya beberapa minggu ke dalam krisis pandemi yang mengakibatkan
pelaku usaha kesulitan untuk bertahan apalagi mengembangkan usahanya.
Studi kasus pada UMKM Warung Salapan ini merupakan suatu kejadian
penggunaan digital marketing karena adanya “paksaan” situasi pandemi, dimana
13
UMKM Warung Salapan harus mengubah metode pemasarannya menjadi
digital. Seperti pembuatan logo dan stiker agar konsumen pada platform digital
dapat mengetahui bahwa UMKM Warung Salapan ini melakukan pemasaran
dan penawaran secara digital.
Selanjutnya UMKM Warung Salapan memasarkan produknya melalui
berbagai platform diantaranya Instagram, WhatsApp Business, GoFood yang
merupakan beberapa contoh dari e-commerce atau perdagangan elektronik,
dimana semua transaksi yang terjadi dari mulai pemesanan hingga pembayaran
dilakukan secara digital melalui media elektronik. Oleh karena itu dengan
keadaan pandemi, UMKM Warung Salapan mulai menerapkan strategi digital
marketing dengan meng-implementasikan penerapan e-commerce pada
transaksinya.
Studi Kasus 2 : PENGARUH TRANSAKSI ONLINE (e-Commerce)
TERHADAP PENINGKATAN LABA UMKM (Studi Kasus UMKM
Pengolahan Besi Ciampea Bogor Jawa Barat)
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mempunyai peran yang
strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. UMKM mampu menjadi
prioritas atau tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan untuk mengurangi
masalah kemiskinan dan pengangguran, selain itu UMKM juga berperan dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dari masa ke masa kebutuhan
masyarakat semakin meningkat. Oleh karena itu, berbagai variasi dan sistem
belanja selalu diperbaiki setiap harinya untuk dapat meningkatkan pelayanan
terhadap konsumen. Di era modern ini, berbagai inovasi telah dilakukan untuk
menarik minat pembeli. Salah satu bentuk inovasi yang sekarang ini mulai
menjamur dalam jual-beli adalah sistem belanja online (e-commerce). Dewasa
ini, membeli barang bukan lagi hal yang sulit. Dengan semakin majunya
teknologi, masyarakat tidak perlu repot-repot untuk melakukan berbagai hal,
termasuk dalam hal berbelanja. Tentunya orang-orang yang sering berselancar di
dunia maya (internet), hampir semua paham tentang jual-beli Online. Tidak
terkecuali mahasiswa, pasti pernah mengintip situs belanja online. Tidak
14
mengherankan jika banyak orang yang memanfaatkannya untuk meraup
keuntungan di berbagai hal.
Studi kasus pada UMKM Pengolahan Besi Ciampea Bogor Jawa Barat
meneliti apakah penggunaan e-commerce atau perdagangan elektronik dapat
meningkatkan laba atau tidak. Dalam penelitian ini, analisis regresi linear
sederhana berperan sebagai teknik statistik yang digunakan untuk menguji ada
atau tidaknya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dimana variabel bebas
(X) adalah Electronic commerce (E-commerce), dan variabel terikat (Y ) adalah
pendapatan.
Dalam penelitian tersebut, diambil data dari setiap UMKM Ciampea
yang sudah, jarang, atau belum menggunakan e-commerce. Kemudian dilakukan
pengujian data dengan menganalisis variabel bebas dan variabel terikat untuk
mendapatkan hasil, apakah e-commerce berpengaruh terhadap pendapatan. Dan
didapatkan hasil bahwa adanya hubungan positif antara variabel e-commerce
dengan variabel pendapatan sehingga apabila variabel e-commerce meningkat
maka variabel pendapatan juga meningkat.
Studi Kasus 3 : IMPLEMENTASI E-COMMERCE SEBAGAI MEDIA
PENJUALAN ONLINE (STUDI KASUS PADA TOKO PASTBRIK KOTA
MALANG)
Penelitian ini mengambil judul tentang Implementasi E-Commerce
Sebagai Media Penjualan Online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengimplementasikan website e-commerce yang berfungsi sebagai media
promosi dan penjualan elektronik. Serta mengetahui kendala yang dihadapi
dalam mengimplementasikan website e-commerce. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah kualitatif. Penelitian ini mengambil studi kasus pada toko
Pastbrik Kota Malang. Sumber data yang diperoleh yaitu melalui sumber data
primer dan sumber data sekunder. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan
peneliti menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian
menggunakan implementasi e-commerce dengan menggunakan software
opencart pada toko Pastbrik Malang akan dapat membantu mengurangi biaya
yang dikeluarkan serta dapat menyampaikan informasi secara detail dan cepat
mengenai produk kepada pelanggan, Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan
15
dapat membantu toko Pastbrik untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal
serta dapat bersaing dengan toko yang sejenis.
Studi kasus pada toko Pastbrik Malang ini merupakan penerapan e-
commerce sebagai media penjualan online, dimana sebelumnya toko Pastbrik
Malang ini belum pernah melakukan penjualan melalui e-commerce sehingga
pada penelitian ini peneliti membantu toko Pastbrik Malang untuk meng-
implementasikan e-commerce dengan menggunakan software opencart dengan
tujuan mengurangi biaya yang dikeluarkan serta dapat menyampaikan informasi
secara detail mengenai produk maupun harga spesial yang diberikan kepada
konsumen secara online dan memudahkan proses transaksi tanpa harus datang
ke toko secara langsung sehingga dapat bersaing dengan toko yang sejenis dan
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
2. Review Jurnal
Lampiran 1 Review Jurnal 1
16
dapat memberi return on investment (ROI).
Akun Google
Akun Google adalah akun pengguna yang diperlukan
untuk akses, autentikasi, dan otorisasi ke layanan
Google online tertentu. Ini juga sering digunakan
sebagai tanda akses masuk ke layanan pihak ketiga.
Akun WA Bisnis
WhatsApp Business adalah aplikasi yang gratis untuk
diunduh yang tersedia di Android dan iPhone, dan
dibuat dengan mempertimbangkan pemilik bisnis kecil.
WhatsApp Business akan membuat interaksi dengan
pelanggan menjadi lebih mudah dengan
menyediakan fitur-fitur untuk mengautomasi, menyortir
dan membalas pesan dengan cepat. Aplikasi tersebut
juga didesain seperti dan berfungsi sama dengan
WhatsApp Messenger. Pemilik usaha dapat
menggunakannya untuk melakukan semua yang biasa
lakukan, mulai dari perpesanan hingga mengirim foto
(https://faq.whatsapp.com/).
Instagram
Banyak perusahaan sekarang umumnya menggunakan
media sosial untuk mempromosikan merek dan untuk
menjaga hubungan dengan pelanggan (Saravanakumar
& Lakshmi, 2012).
GoFood
GoFood merupakan layanan pesan-antar makanan
terbesar di dunia, setelah Cina, yang telah membantu
mengembangkan lebih dari 125.000 restoran yang
tersebar di seluruh Indonesia. Keuntungan yang bisa
didapatkan melalui GoFood adalah biaya antar yang
lebih murah bagi pelanggan, memaksimalkan potensi
bisnis kuliner, mempermudah pelanggan untuk
menemukan bisnis, memberikan jangkauan yang lebih
luas dan promosikan menu dengan aplikasi.
(https://gobiz.co.id/)
Kesimpulan Pada saat Pandemi Covid-19 pelaku usaha
harusmemaksa diri untuk bertahan dengan tetap
memproduksi, memasarkan dan transaksi produknya
secara online. Terjadinya wabah virus ini memberikan
peluang dan strategi baru dalam hal produksi,
pemasaran, transaksi dan pengiriman produk ke
konsumen. Saat ini kolaborasi ini telah dijalankan oleh
UMKM Warung Salapan dengan bekerja sama dengan
platform-platform online dan media sosial untuk
memasarkan produknya. Untuk pengiriman yang
selama ini masih menggunakan cara konvensional ini
sudah mulai ditinggalkan dan memanfaatkan
transportasi online untuk bisa mengantarkan produknya
17
ke konsumen. Dengan dibuatkannya logo, stiker, akun
google, akun WhatsApp Business, Instagram dan Akun
Gofood. Harapannya adalah pemilik usaha Warung
Salapan dapat meningkatkan penjualannya pada saat
pandemi Covid-19.
Jurnal ATRABIS : Jurnal Administrasi Bisnis, Vol, 6 No. 2
(Nama,Volume/Edisi, Desember 2020
Alamat Url )
18
hitung dengan nilai t table dengan tingkat kesalahan
(α) sebesar lima persen (5%) dan derajad sebaran atau
degree of freedom (df) sebesar n-k-1, dengan
ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut: a.
Jika t hitung ≥ dari t tabel = H0 ditolak dan Ha
diterima, berarti variabel bebas tersebut signifikan
mempengaruhi variabel tidak bebas.
2. Jika t hitung ≤ dari t table = H0 diterima dan Ha
ditolak, berarti variabel bebas tersebut tidak
signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas
(Suliyanto, 2011).
Tabel 2. Data UMKM Pengolahan Besi di Ciampera yang
mengunakan e-commerce dan tidak
Responden E-Commerce Laba
pertahun(dalam
juta rupiah )
1 1 40
2 3 89
3 4 98
4 2 67
5 2 88
6 5 105
7 1 56
Sumber: Data primer, diolah (2018)
Data diatas adalah data UMKM di Ciampea yang
menggunakan e-commerce dan tidak atau jarang
diberi kode nomor, semakin tinggi nomor semakin
banyak transaksi online yang digunakan. Data tersebut
dapat diolah dengan menggunakan Microsoft Excel
atau dengan menggunakan manual dengan rumus
statistik. UMKM yang terdapat di Ciampea Kabupaten
Bogor biasanya mereka berdiri di rumah pribadi
mereka sendiri dan ada pula yang terdapat di jalan-
jalan kecil. Walaupun mereka berdiri di rumah
pribadi mereka tetapi omset yang didapatkan cukup
besar. Ada beberapa dari UMKM tersebut yang masih
jarang menggunakan transaksi online dan diberi skala
berupa nomor sebagai berikut :
1 = tidak pernah
2 = Jarang
3 = sering
4 =sangat sering
5 = selalu
Untuk mendapatkan skala tersebut mereka diberi
beberapa pertanyaan yang terkait dengan transaksi
19
mereka dan omset yang didapatkan serta kendala yang
dihadapi.
Dibawah ini adalah hasil perhitungan data analisis
dengan menggunakan microsoft excel:
Multiple R 0,897391
R Square 0,80531
Observations 7
Tabel 4. Anova
D SS MS F Significanc
f eF
Regressio 1 2736,214 2736,21 20,68189 0,006125
n 4
Residual 5 661,5 132,3
Total 6 3397,714
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2018)
Tabel 5. T-Test Paired Two Sample for Means
20
tetap; berlawanan dengan variabel yang berubah-ubah.
Konstanta digunakan dalam berbagai disiplin ilmu
sains. Beberapa konstanta diberi nama menurut nama
penemunya.Konstanta sebesar 0,8973 ini
menunjukkan apabila variabel e-commerce
mengalami peningkatan sebesar 1%, maka variabel
pendapatan juga akan mengalami peningkatan sebesar
0,8973%.
2. Analisis Regresi adalah analisis yang
mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Pengukuran pengaruh ini melibatkan satu
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yang
dinamakan analisis regresi linier sederhana dengan
rumus Y= a+bX. Koefisien regresi pada variabel
independen yaitu e-commerce bertanda positif 0,805,
artinya menunjukkan setiap kenaikan 1%.
Perkembangan e-commerce maka pendapatan
mengalami peningkatan sebesar 0,805%. Maksud dari
hasil penelitian koefisien regresi bernilai positif
berarti terjadi hubungan positif antara e- commerce
dengan pendapatan.
3. Berdasarkan hasil perhitungan dimana nilai
signifikan e-commerce 0,000 < dari α 0,05 dan
diketahui nilai t hitung 4,54 > dari t tabel 2,446, maka
e-commerce berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan UMKM pengelolaan besi di
Ciampea Jawa Barat. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Ha diterima Ho ditolak.
21
signifikan terhadap pendapatan UMKM pengelolaan
besi di Ciampea Jawa Barat. Jadi dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima Ho ditolak.
4. Dari hasil statistik tersebut sangat penting apabila
setiap UMKM menggunakan e- commerce atau
transaksi online di setiap usahanya.
22
saat ini ?
23
atau kekurangan pada sistem yang berjalan di
toko Pastbrik saat ini. Adapun permasalahan
tersebut adalah sebagai berikut :
Masih bersifat konvensional, Yaitu pembeli
harus datang langsung ke toko
Pemasaran sangat terbatas karena hanya
disekitaran kota malang saja
Pembayaran masih bersifat offline
3. 5. Representing, Visualizing
pada tahap ini dibuat suatu diagram konteks yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan yang
terjadi didalam sebuah sistem dengan lingkungan
di luar sistem. Pada implementasi e-commerce
disini melibatkan dua pihak di lingkungan luar
sistem yaitu antara pemilik toko/admin
IMPLEMENTASI SISTEM
1. Eksplorasi
24
Sumber : Data Primer diolah 2015
Sedangkan untuk perangkat lunak (software) yang
digunakan dalam melakukan implementasi e- commerce
pada toko Pastbrik kota Malang spesifikasi yang
digunakan tercantum pada tabel berikut :
Tabel 3 : Perangkat Lunak yang
diguakan
25
masih banyak pembeli yang masih kurang percaya
akan tingkat keamanan belanja online dan susah
merubah kebiasaan untuk bertransaksi secara online
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep digital marketing secara luas merupakan salah satu kegiatan
pemasaran atau promosi sebuah merek dan produk menggunakan media digital.
E-Commerce dapat didefinisikan sebagai arena terjadinya transaksi atau
pertukaran informasi antara penjual dan pembeli di dunia maya. Tidak dapat
dipungkiri bahwa arena jual beli di dunia maya terbentuk karena terhubungnya
berjuta-juta komputer kedalam satu jaringan raksasa (internet). E-Commerce
sering juga dikatakan Market-Making karena keberadaanya yang secara
26
langsung telah membentuk pasar di dunia maya yang dapat mempertemukan
penjual dan pembeli dari berbagai belahan dunia hanya dengan bermodalkan
akses internet.
Prinsip-prinsip jual beli dalam islam secara spesifik terdiri atas prinsip
kerelaaan (ridhaiyyah), prinsip kemanfaaatn atau kemashlahtan, prinsip
keadilan, ketuhanan ( tauhid), prinsip kejujuran, prinsip kebebasan, prinsip etika
(akhlak), serta prinsip kebenaran (shahih)
B. Saran
Kami selaku penyusun menyadari bahwa dalam makalah yang kami
susun terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu kami memohon
maaf dan sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bai penyusun maupun
pembaca.
27
DAFTAR PUSTAKA
28