Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR EKONOMI INTERNASIONAL

(Konsep Teori Perdagangan Internasional)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, S.E.,M.S.

Oleh:
Kelompok 2 (C1)

1. I Nyoman Agus Wiranata (2007511032)


2. Piniel Siregar (2007511036)
3. Alvin Rafael Ginting (2007511042)
4. Lilian Avita Sakrianti (2007511045)

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan RMK ini dengan baik. Paper ini berisi tentang
uraian mengenai Konsep Teori Perdagangan Internasional.
Adapun tujuan dari penulisan RMK ini adalah untuk memenuhi tugas Prof. Dr. Nyoman
Djinar Setiawina, S.E.,M.S.. Pada mata kuliah Pengantar Ekonomi Internasional. Selain itu, paper
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep Teori Perdagangan Internasional.
Dalam penyusunan paper ini, kami menyadari bahwa hasil ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian. Semoga paper ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok kami
khususnya, dan mahasiswa umumnya. Terimakasih.

Denpasar, 21 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 5
2.1 Konsep Teori Perdagangan Internasional .......................................................................... 5
2.2 Dasar Teori Pertukaran ..................................................................................................... 8
2.3 Manfaat Perdagangan Internasional ................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang
mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang dilakukan antar negara atas
pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun
juga. Dengan didukung kemajuan teknologi dan aksesbilitas transportasi yang semakin maju
dewasa ini, membuat perpindahan barang atau jasa oleh setiap negara di dunia menjadi lebih
cepat dan efisen. Arus informasi telah memungkinkan setiap negara lebih mengenal dan
memahami negara lain. Dalam bidang ekonomi, setiap bangsa akan lebih mudah mengetahui
dari mana barang-barang dapat diperoleh untuk memenuhi berbagai kebutuhannya dan
sebaliknya kemana memasarkan produk-produk unggulannya (Astuti dan Fatmawati, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep teori perdagangan internasional?
2. Bagaimana dasar teori pertukaran?
3. Apa saja manfaat dari perdagangan internasional?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep teori perdagangan internasional
2. Untuk mengetahui dasar dari teori pertukaran
3. Untuk mengetahui manfaat dari perdagangan internasional
BAB II.
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Teori Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan barang-barang dan jasa, yang
dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Perdagangan luar negeri
timbul karena pada hakekatnya tidak ada satupun negara di dunia ini yang dapat menghasilkan
semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya (Deliarnov,
1995). Adapun jenis-jenis dari teori perdagangan internasional yaitu:
1. Teori-Teori Klasik:
a) Teori Keunggulan Absolut
Filsafat ekonomi yang dikenal sebagai merkantilisme menyatakan bahwa
cara yang terpenting bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan berkuasa adalah
mengekspor lebih banyak dari pada mengimpor. Selisihnya akan diselesaikan
dengan pemasukan dari logam-logam mulia sebagian besar dari emas
(Salvatore,1997:23). Pada tahun 1776 Adam Smith menerbitkan bukunya yang
terkenal The Wealth Of Nations yang menyerang pandangan merkantilis dan
sebaliknya menganjurkan perdagangan bebas sebagai suatu kebijaksanaan yang
paling baik untuk negara-negara di dunia. Adam Smith membuktikan bahwa
dengan perdagangan bebas setiap negara dapat berspesialisasi dalam produksi
komoditi yang mempunyai keunggulan absolut (memproduksi lebih efisien
dibanding negara-negara lain) dan mengimpor komoditi yang mengalami kerugian
absolut (memproduksi dengan cara yang kurang efisien). Spesialisasi internasional
dari faktor-faktor produksi ini akan menghasilkan pertambahan produksi dunia
yang akan dipakai Bersama-sama melalui perdagangan antarnegara. Dengan
demikian kebutuhan suatu negara tidak diperoleh dari pengorbanan negara-negara
lain, semua negara dapat memperolehnya secara serentak.

b) Keunggulan Komparatif
Ricardo menyatakan bahwa sekalipun suatu negara mengalami kerugian
atau ketidakunggulan absolut dalam memproduksi kedua komoditi jika
dibandingkan dengan negara lain, namun perdagangan yang saling menguntungkan
masih dapat berlangsung. Negara yang kurang efisien akan berspesialisasi dalam
produksi ekspor pada komoditi yang mempunyai kerugian absolut lebih kecil. Dari
komoditi inilah negara tadi mempunyai keunggulan komparatif (comparative
advantage). Di pihak lain negara tersebut sebaliknya mengimpor komoditi yang
mempunyai kerugian absolut lebih besar. Dari komoditi inilah negara tersebut
mengalami kerugian komparatif. Hal inilah dikenal dengan hukum keunggulan
komparatif.
2. Teori-Teori Modern
a) Teori Hecksher-Ohlin (Teori Proporsi Atau Ketersediaan Faktor Produksi)
Heckscher-Ohlin dalam teorinya mengenai timbulnya perdagangan,
menganggap bahwa negara dicirikan oleh bawaan faktor yang berbeda sedangkan
fungsi produksi di semua negara adalah sama. Menggunakan asumsi tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa dengan fungsi produksi yang sama dan faktor bawaan
yang berbeda, suatu negara akan cenderung untuk mengekspor komoditi yang
secara relatif intensif dalam menggunakan faktor produksi yang relatif banyak
dimiliki karena faktor produksi melimpah dan murah. Suatu negara juga akan
mengimpor komoditi yang faktor produksi nya relatif langka didapat dan biaya
yang mahal. Teori Heckscher Ohlin (H-O) mempunyai dua kondisi penting sebagai
dasar dari munculnya perdagangan internasional, yaitu ketersediaan faktor
produksi dan intensitas dalam pemakaian faktor produksi atau proporsi faktor
produksi. Oleh karena itu teori H-O sering juga disebut teori proporsi atau
ketersediaan faktor produksi.
b) Teori Siklus Produk
Teori siklus produk dari Vernon yang dikembangkan antara lain oleh
Williamson dapat juga digunakan untuk menjelaskan dinamika keunggulan
komparatif dari suatu produk atau industri. Vernon berpendapat bahwa banyak
barang manufaktur yang melalui suatu siklus produk yang prosesnya bisa pendek
atau panjang, yang terdiri dari 4 tahap yakni pengembangan atau penciptaan
(inovasi) atau introduksi, pertumbahan, kedewasaan, dan penurunan. Siklus ini
akan terjadi selama kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses produksi dan
persyaratan-persyaratan lokasi berubah terus secara sistematis. Jadi menurut
Vernon keunggulan komparatif dari barang tersebut berubah mengikuti perubahan
waktu dan dari satu negara ke negara lain. Hipotesis siklus produk ini didasarkan
pada asumsi bahwa rangsangan pada inovasi biasanya dipicu oleh ancaman dari
pesaing atau peluang pasar. Dalam kata lain perusahaan cenderung diransang oleh
kebutuhan dan kesempatan yang ada di pasar dalam negeri. Selain sebagai sumber
perangsang inovasi, pasar domestik juga berperan sebagai tempat lokasi
pelaksanaan produksi (atau sebagai tempat trial and error).
c) Teori Skala Ekonomis
Skala ekonomis adalah suatu skala produksi dimana pada titik optimalnya,
produksi bisa menghasilkan biaya per satu unit output terendah. Jika terdapat skala
ekonomis, suatu perusahaan di suatu negara dapat berspesialisasi dalam produksi
suatu jangkauan produksi yang terbatas dan mengekspornya dengan harga yang
lebih murah dari produk yang sama dari perusahaan di negara lain yang tidak
memiliki skala ekonomis, karena misalnya modal terbatas hingga tidak bisa
membangun kapasitas produksi yang besar atau keterbatasan teknologi sehingga
tidak memungkinkan proses produksinya mencapai skala ekonomis. Karena itu
dalam era perdagangan bebas, skala ekonomis menjadi salah satu faktor penentu
tingkat daya saing global atau keunggulan suatu perusahaan atau industri.

Dewasa ini dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang mampu
memisahkan dirinya dengan negara lain terutama dalam memenuhi kebutuhannya. Suatu
negara dapat saja memenuhi salah satu kebutuhannya, namun dilain pihak ada kebutuhan lain
yang tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri karena alasan-alasan tertentu seperti keterbatasan
dalam sumber daya alam, kekurangan modal, skill yang belum memadai dan lain-lain.
Kebutuhan demikian ini biasanya diperoleh dari negara lain melalui kegiatan perdagangan.
Jadi telah terbentuk saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia ini.
Dengan adanya saling ketergantungan dan semakin terbukanya perekonomian dunia,
maka kegiatan perdagangan internasional menjadi kian penting peranannya. Perdagangan luar
negeri atau perdagangan internasional sebagai salah satu bagian dari analisa ekonomi
pembangunan, memegang peranan penting dalam usaha peningkatan pendapatan perkapita.
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua negara telah melaksanakan perdagangan internasional.
Hampir tanpa terkecuali semua perekonomian terlibat dalam perdagangan internasional
bagi suatu perekonomian dapat diukur dalam hubungannya dengan produksi nasional bruto
atau Gross National Product (GNP), sebagai contoh orang dapat mengukur keterbukaan suatu
perekonomian melalui peranan impor perekonomian berbeda dengan perekonomian yang lain.

2.2 Dasar Teori Pertukaran


Teori pertukaran adalah teori yang berkaitan dengan tindakan sosial yang saling memberi
atau menukar objek-objek yang mengandung niali antar individu berdasarkan tatanan sosial
tertentu Objek yang ditukarkan tidak berbentuk benda nyata, namun hal-hal yang tidak nyata.
Teori pertukaran adalah sebuah teori psikologi sosial. Selain itu, teori pertukaran adalah
sebuah perspektif sosiologi yang menjelaskan tentang perubahan sosial dan stabilitas sebagai
sebuah proses pertukaran negosiasi antara berbagai macam pihak. Teori pertukaran
menyatakan bahwa hubungan antar manusia dibentuk oleh analisis untung-rugi subyektif dan
perbandingan dari berbagai alternatif yang tersedia.
Adapun teori pertukaran menurut Islam yaitu Natural certainty contracts/teori pertukaran
adalah kontrak/akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi
jumlah maupun waktunya. Cash flownya bisa diprediksi relative pasti karena sudah disepakati
oleh kedua belah pihak yang bertransaksi diawal akad. Kontrak-kontrak ini secara sunatullah
menawarkan return yang tetap dan pasti. Objek pertukarannya (baik barang maupun jasa pun
harus ditetapkan diawal akad dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), mutunya (quality),
harganya (price), dan waktu penyerahannya (time of dilavery). Yang termasuk dalam kategori
ini adalah kontrak-kontrak jual-beli, upah-mengupah, sewa-menyewa, dan lain-lain. Dalam
kontrak jenis ini, pihak-pihak yang bertransaksi saling membutuhkan asetnya (baik real assets
maupun financial assets). Jadi masing-masing pihak tetap berdiri-sendiri (tidak saling
bercampur membentuk usaha baru), sehingga tidak ada resiko pertanggungan bersama. Yang
termasuk dalam kategori ini adalah kontrak jual beli, upah-mengupah, sewa-menyewa.
Konsep Dasar Teori pertukaran memandang pertukaran sebagai sebuah perilaku sosial
yang dapat menghasilkan keluaran ekonomis dan sosial. Teori pertukaran secara umum
menganalisa hubungan antar manusia dengan cara membandingkan interaksi manusia dengan
kegiatan pemasaran. Karena itu, dalam teori pertukaran sosial terdapat empat konsep dasar,
yaitu:
1. Ganjaran
Ganjaran atau reward merupakan salah satu elemen dalam suatu hubungan yang
berupa nilai-nilai positif. Ganjaran dapat berupa penerimaan sosial, dukungan, pertemanan,
dan lain-lain. Ganjaran bersifat relatif dalam artian dapat berubah-ubah yang sesuai dengan
orang dan waktu dimana hubungan itu terjadi.
2. Biaya
Biaya merupakan salah satu elemen dalam kehidupan relasi yang memiliki nilai-
nilai negatif. Biaya dapat berupa waktu, uang, usaha, konflik, keruntuhan harga diri,
kecemasan dan lain-lain yang dapat menguras seluruh sumber kekayaan individu dan
berdampak pada hal-hal yang tidak menyenangkan. Sama halnya dengan ganjaran, biaya
bersifat relatif dalam artian dapat berubahubah tergantung pada situasi dan kondisi serta
mereka yang terlibat dalam suatu hubungan.
3. Hasil atau laba
Bahwa orang cenderung untuk memaksimalkan ganjaran yang ia peroleh dan
meminimalisir biaya yang dikeluarkan ketika mereka berada dalam suatu hubungan dengan
seseorang. Menurut pencetus teori penetrasi sosial yaitu Altman dan Taylor, suatu
hubungan akan bertahan apabila mereka memperoleh ganjaran ketika hasil atau keluaran
bersifat positif. Sebaliknya, suatu hubungan akan berakhir apabila hasil atau keluaran
bersifat negatif atau memakan biaya.
4. Tingkat perbandingan
Tingkat perbandingan merupakan sebuah standar yang digunakan oleh individu
untuk mengevaluasi keluaran dari suatu situasi komunikasi. John Thibaut dan Harold Kelly
merumuskan dua buah standar perbandingan untuk membedakan antara kepuasan
hubungan stabilitas hubungan. Evalusi ini kemudian melahirkan dua jenis perbandingan
yaitu tingkat perbandingan dan tingkat perbandungan sebagai alternatif. Tingkat
perbandingan yang dimaksud dengan tingkat perbandingan adalah sebuah standar yang
merepresentasikan apa yang orang rasakan yang seharusnya mereka terima untuk
memperoleh ganjaran dan biaya dari suatu hubungan tertentu. Tingkat perbandingan
seseorang dapat dipertimbangkan sebagai sebuah standar keluaran yang dapat memuaskan
individu.

2.3 Manfaat Perdagangan Internasional


1. Membentuk Hubungan Persahabatan Antar Negara
Dengan menjalin kerja sama antar negara, maka negara tersebut dapat membentuk
relasi persahabatan dengan negara lain. Terbentuknya persahabatan antar negara tersebut
juga memungkinkan perluasan kerja sama di bidang atau sektor lain seperti bidang budaya,
politik hingga militer.
2. Dapat Menciptakan Efisiensi Serta Spesialisasi
Perdagangan internasional dapat membuat suatu negara memiliki spesialisasi di
satu bidang ekonomi. Artinya, negara yang membangun kerja sama tersebut akan memiliki
penduduk yang mempunyai keahlian khusus serta berbeda dari negara. Sehingga dapat
menghasilkan produk maupun jasa yang bernilai jual dan dapat di ekspor ke negara lain.
3. Dapat Meningkatkan Kemakmuran Negara
Kegiatan perdagangan internasional dapat membawa kemakmuran pada suatu
negara yang menyetujui kerja sama tersebut. Indikator kemakmuran tersebut dapat dilihat
melalui aktivitas pelaku ekonomi yang meliputi produsen, pemerintah serta konsumen.
Ketiga pihak dalam indikator kemakmuran tersebut tentu akan sama-sama diuntungkan
dengan kebijakan perdagangan internasional.
Contohnya, produsen akan makmur ketika ia bisa meningkatkan keuntungan
melalui menjual dagangannya ke luar negeri, begitu pula dengan konsumen yang akan
makmur karena kemudahan mendapatkan suatu barang, pemerintah pun akan makmur
karena akan mendapatkan devisa negara.
4. Dapat Mengurangi Pengangguran
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, apabila produsen mendapatkan banyak
pesanan dan permintaan konsumen maka produsen perlu menambah tenaga kerja agar
dapat melakukan pekerjaan dengan maksimal. Oleh karena itu, produsen akan membuka
lowongan kerja baru dan dapat mengurangi tingkat pengangguran di negara tersebut.
5. Mentransfer Ilmu Pengetahuan Serta Teknologi
Perdagangan internasional dapat memungkinkan negara melakukan ekspor barang
dengan basis teknologi canggih, seperti mesin maupun alat modern kepada negara yang
lebih membutuhkan. Sehingga akan tercipta mobilisasi teknologi yang lebih cepat di
negara pengimpor.
6. Dapat Menstabilkan Harga
Secara tidak langsung, perdagangan internasional dapat menstabilkan harga yang
beredar di pasar domestik negara tertentu. Caranya adalah dengan mengatasi kelangkaan
barang yang dapat membuat barang tersebut memiliki harga mahal melalui mengimpor
barang. Begitu pula sebaliknya, apabila suatu negara memiliki persediaan barang yang
berlebihan maka akan mengakibatkan harga barang tersebut turun, sehingga dapat diatasi
dengan melakukan ekspor barang yang memiliki stok berlebih.
BAB III.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan barang-barang dan jasa, yang


dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Perdagangan luar negeri
timbul karena pada hakekatnya tidak ada satupun negara di dunia ini yang dapat menghasilkan
semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya. Teori pertukaran
adalah sebuah teori psikologi sosial. Selain itu, teori pertukaran adalah sebuah perspektif
sosiologi yang menjelaskan tentang perubahan sosial dan stabilitas sebagai sebuah proses
pertukaran negosiasi antara berbagai macam pihak. Teori pertukaran menyatakan bahwa
hubungan antar manusia dibentuk oleh analisis untung-rugi subyektif dan perbandingan dari
berbagai alternatif yang tersedia. Adapun teori pertukaran menurut Islam yaitu Natural
certainty contracts/teori pertukaran adalah kontrak/akad dalam bisnis yang memberikan
kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Adapun manfaat perdagangan
internasional diantaranya membentuk hubungan persahabatan antar negara, dapat menciptakan
efisiensi serta spesialisasi, dapat meningkatkan kemakmuran negara, dapat mengurangi
pengangguran, mentransfer ilmu pengetahuan serta teknologi, dan dapat menstabilkan harga.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. Perdagangan Internasional (Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Contohnya). Diakses


pada 21 September 2021, dari https://www.gramedia.com/literasi/perdagangan-
internasional/
Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: III press.
Hasoloan, J. (2013). Peranan perdagangan internasional dalam produktifitas dan
perekonomian. Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi, 1(2).
Salvatore, Dominick, 1997. Ekonomi Internasional. Ahli bahasa Drs. Haris
Munandar. Edisi Kelima, Jakarta: PT. Erlangga.
Nurmalia, Gustika. Teori Pertukaran dan Teori Percampuran. Diakses pada 21 September 2021,
dari
https://www.academia.edu/5326991/TEORI_PERTUKARAN_DAN_TEORI_PERCAM
PURAN

Anda mungkin juga menyukai