Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Judul : Pengoprasian alat tangkap pukat cincin (purse seine) dengan alat bantu
cahaya dan rumpon
Nama : ADI ABDULLA SAID T
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Direktur
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
i
UCAPAN TERIMAH KASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,
Kehendak dan kuasanya yang telah memberikan kemampuan sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Karya Ilmiah Penugasan akhir (KIPA) dengan baik
setelah melalui proses yang cukup panjang.
Laporan KIPA ini di susun agar menjadi bukti bahwa saya telah
melaksanakan dan menyelesaikan Laporan KIPA di , Pelabuhan Perikanan
Nusantara Muara Angke, Jakarata utara.
Laporan ini dapat selesai dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh
karna itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Raman Simanjuntak, A.Pi., SE,. M., Si. Selaku Direktur Politeknik
Kelautan dan Perikanan Bone
2. Bapak Raman Simanjuntak, A.Pi., SE,. M., Si. pembimbing I, dan Bapak
Nurwahidin, S.Pi., M.Si pembimbing II yang telah memberikan arahan
penyempurnaan serta ulasan keritis terhadap Laporan Yang Penulis kerjakan.
3. Tasum selaku Nahkoda KMN.ELANG JAWA III atas kerjasama dan
dukungan teknis selama di atas kapal.
4. Kedua orangtua saya atas dukungan serta motivasi dan doa sehingga dapat
menyelesaikan lapaoran ini.
5. Panitia KPA Politeknik Kelautan dan Perikan Bone TA. 2018/2019.
6. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan
ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari penyusunan kata maupun dari segala aspek. Oleh karna itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar di kemudian hari
dapat menjadi sumber informasi yang lebih berguna bagi kemajuan sektor
kelautan dan perikanan.
Bone, Februari 2019
ii
ABSTRAK
ADI ABDULLAH SAID T.Pengoprasian alat tangkap pukat cincin
(purse seine) dengan alat bantu rumpon dan cahaya Pada KMN ELANG JAWA
III Di laut jawa.Dibimbing oleh Raman GTH simanjuntak A,Pi M,Si dan
nurwahidin S,Pi M,Si
Alat tangkap Pukat cincin (Purse seine) adalah alat penangkap ikan dari jaring
yang dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan hingga alat berbentuk seperti
mangkuk pada akhir proses penangkapan ikan.Kerja Praktik Akhir (KPA) ini bertujuan
untuk mengetahui cara dan teknik pengoprasian alat tangkap pukat cincin (purse seine),
Mengetahui jenis-jenis ikan hasil tangkapan dari alat tangkap tangkap pukat cincin (
purse seine), Mengetahui tahap-tahap penanganan hasil tangkapan di atas kapal dengan
system refrigerasi, Mengetahui cara penjualan hasil tangkapan di pelabuhan.KPA ini di
laksanakan selama 4 bulan terhitung dari 12 februari s/d 12 juni 2019. Pengoperasian
pukat cincin (purse seine) melingkari ikan yang bergerombol disekitar rumpon dan atau
lampu (lure purse seine), atau secara langsung tanpa menggunakan alat bantu.untuk
mengetahui jenis ikan hasil tangkap maka dilakukan sortasi, Tahap-tahap sortasi
yaitu,sortasi,penyimpanan iakn di pan-pan,Pembekuan,Resing,Penyimpanan hasil
tangkapan.Data analisis usaha Pada KMN. ELANG JAWA III di dapatkan dengan
mewawancarai nakhoda dan kru lainnya terkait dengan pendapatan finansial dalam usaha
penangkapan ikan menggunakan ala tangkap pukat cincin (purse seine) di mulai dengan
setting atau penurunan jaring sampai dengan hauling atau pengangkatan jarring.Jenis-
jenisikan hasil tangkapan antara lain:ikan
tengkek,tenggiri,bawal,barakuda,keramik,japuh,tembang,tongkol,golok golok,selar,
banjar, laying, petek, kembung,cumi. Penanganan hasil tangkapan di lakukan dengan
beberapa tahap agar mutu ikan tetap terjaga seperti:Sortasi,Penataan di pan-
pan,Pembekuan,Resing,penyimpanan hasil tangkapan ke dalam palka penyimpanan.
Kata kunci: Mengetahui jenis-jenis ikan hasil tangkapan dari alat tangkap tangkap pukat
cincin ( purse seine), Mengetahui tahap-tahap penanganan hasil tangkapan di atas kapal
dengan system refrigerasi, Mengetahui cara penjualan hasil tangkapan di pelabuhan.
iii
ABSTRACT
Key words: Knowing the types of fish caught from purse seine, Knowing the
stages of handling catches on the ship with a refrigeration system, Knowing how
to sell catches at the port.
iv
DAFTAR ISI
v
3.4 Rencana kegiatan..............................................................................22
IV PEMBAHASAN
4.1 Profil Umum KMN ELANG JAWA III............................................22
4.1.1 Stuktur Organisasi KMN ELANG JAWA III.......................23
4.2 Deskripsi KMN ELANG JAWA III..................................................25
4.2.1 Kapal.......................................................................................25
4.2.2 Mesin Utama...........................................................................26
4.2.3 Cold Storage (Palka penyimpana hasil tangkapan)...............26
4.2.4 Alat Tangkap Pukat Cincin....................................................26
4.3 Operasi penangkapan ikan KMN ELANG JAWA III.......................31
4.3.1 Persiapan.................................................................................31
4.3.2 Pra setting................................................................................35
4.3.3 Setting.....................................................................................36
4.3.4 Penanganan Ikan Hasil Tangkapan Di Atas Kapal.................38
4.3.5 Jenis Ikan Hasil Tangakapan..................................................41
4.3.6 Pembongkaran hasil tangkapan...............................................42
4.5 Pemasaran..........................................................................................43
4.5.1 Penjualan ikan kerja sama dengan perusahaan.....................43
4.5.2 Penjualan ikan secara lelang.................................................43
4.6 Aspek ekonomi...................................................................................43
4.6.1 Modal investasi.....................................................................43
4.6.2 Biaya operasional..................................................................44
4.6.3 Pendapatan............................................................................44
4.7 Analisis usaha....................................................................................45
4.7.1 Laporan laba rugi..................................................................45
4.7.2 Laporan arus khas (Cash flow) Akhir tahun.........................45
4.7.3 Analisis kelayakan usaha (PP,PI,NPV)................................45
V KESIMPULAN.......................................................................................48
vi
5.1 Kesimpulan........................................................................................48
5.2 Saran.................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................50
vii
DAFTAR TABEL
Seine).........................................................................................................................43
Tabel 9.Rata-rata biaya pertrip usaha penangkapan kapal pukat cincin(Purse seine) 44
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 22.Ikan hasil tangkapan di angkat ke atas kapal menggunakan catuk (serok)
……………………...………………………………………………………..47
ix
Gambar 29.Pelepasan ikan pada kaleng menggunakan busa......................................50
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.SIPI........................................................................................................53
Lampiran 2.SPB........................................................................................................54
Lampiran 5.SIUP.......................................................................................................58
xi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah Jakarta merupakan kota metropolitan selain itu juga mempunyai
Pelabuhan Perikanan nusantara (PPN) yang biasanya menjadi salah satu tempat
kapal-kapal besar penangkap ikan. Berbagai konsekuensi dari peningkatan jumlah
penduduk di Indonesia khususnya dan umumnya telah memberikan dampak bagi
peningkatan kebutuhan produk perikanan di masa yang akan datang, selain itu
juga karena adanya kecenderungan perubahan pola konsumsi dari produk
peternakan menjadi produk perikanan. Pada saat pengangkutan ikan tentunya
harus melakukan penanganan di atas kapal sehingga menjaga kualitas mutu
dengan melakukan sanitasi.
Menurut Sudirman dan Achmar Mallawa (2012) Purse seine adalah alat
(gear) yang di gunakan untuk menangkap ikan Pelagic yang membentuk
gerombolan. Purse seine dapat digolongkan dalam jaring lingkar karena dalam
pengoperasiannya jaring akan membentuk pagar dinding melingkar yang
mengelilingi kawanan ikan yang akan ditangkap. Setelah jaring mengurung
(mengelilingi) kawanan ikan, maka pada tahap akhir penyelesaian penangkapan
bagian bawahnya tertutup seolah membentuk suatu kantong besar.
Operasi penangkapan ikan dengan alat tangkap pukat cincin (purse seine)
yaitu melakukan pelingkaran jaring pada target tersebut dengan cara melingkarkan
jaring pada gerombolan ikan lalu bagian bawah jaring dikerucutkan dengan
menarik tali kolor (purse line). Ikan yang tertangkap di dalam jaring tidak dapat
meloloskan diri. Fungsi dari badan jaring bukan sebagai penjerat, melainkan
sebagai dinding yang akan menghalangi ikan untuk lolos.
Dengan alasan bahwa purse seine memiliki beberapa keunggulan seperti
yang dijelaskan diatas maka pengoperasian purse seine banyak digunakan untuk
menangkap ikan pada dasarnya. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik
untuk melakukan praktek KPA dengan judul “Pengoperasian alat tangkap purse
seine di perairan laut cina selatan dengan alat bantu rumpon”.
i
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan KPA ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengoperasikan alat penangkapan ikan pukat cincin
2. Menentukan jenis-jenis ikan hasil tangkapan dari alat tangkap pukat cincin
Purse Seine.
3. Melakukan penanganan hasil tangkapan di atas kapal dengan system
refrigerasi
4. Melakukan penjualan hasil tangkapan di pelabuhan
1.3 Manfaat
2
II.TINJAUAN PUSTAKA
3
memberikan akhiran “er” pada alat tangkapnya, seperti: kapal purse seine disebut
juga purse seiners, sedangkan untuk kapal trawl adalah trwalers dan sebagainya.
Beberapa jenis kapal perikanan antara lain.
menangkap ikan dengan alat tangkap jenis purse seine atau sering juga disebut
pukat cincin, kapal ini sekaligus digunakan untuk menyimpan, mendinginkan dan
mengangkut hasil.
4
dan hemat (safe,secure and efficient). personil yang menggunakannya biasa
disebut navigator.alat navigasi di atas kapal adalah alat yag di gunakan untuk
mendukung suatau kegiatan pelayaran agar dapat terlaksana dengan baik adapun
jenis-jenis alat navigasi di atas kapal antara lain:
Kompas,Radar,GPS,Sonar,Echosounder,wind finder dan Peta laut.
5
B. Berbentuk satu lengkungan (trapesium terbalik) yang dioperasikan
dengan satu kapal;
C. Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan dua kapal.
Di Indonesia berkembang tipe atau jenis nomor 2, yang pada bagian
bawahnya dimodifikasi sehingga berbentuk trapesium terbalik sama kaki.
6
B. Alat tangkap jaring linkar (Purse seine) Kembung (purse seine),
C. Alat tangkap jaring linkar ( Purse seine) Tongkol (Jack mackerel purse
seine),
D. Alat tangkap jaring linkar (Purse seine) Cakalang ( skipjack purse seine)
E. (Purse seine) Tuna (thunnus purse seine),
F. Purse seine Cakalang dan Tuna (skipjack and tuna purse seine).
Purse seine (cakalang) adalah alat tangkap pukat cincin yang berdasarkan cara
pengoprasiannya melingkari gerombolan-gerombolan ikan dan memiliki cincin,
tali cincin dan tali kerut (tali kolor) dan berbentuk segi panjang, beda dengan tipe
Indonesia yang berbentuk trapezium.Bahan jaring yang di gunakan pada bagian
sayap dan badan adalah Polyamide (PA) Continous filament 210 D/6 dan 210
D/9 Najamuddin (2012).
Untuk mengetahui ukuran dan bahan jaring purse seine dapat di lihat pada
tabel di bawah ini :
Tabe1.Bagian,bahan dan ukuran tali
No. Bagian Jaring Bahan Ukuran
1. Jaring Utama Polyethylene (PE) 210 D/9 #3”
(Main Net)
2. Sayap (Wing) Nylon (PA) 210 D/6 #1,5”
7
No Jenis Tali Bahan Ukuran
.
1. Tali Pelampung Polyethylene (PE) 10 mm, P 850 m
2. Tali Ris Atas Kuralon 6 mm, P 850 m
3. Tali Ris Bawah Kuralon 6 mm, P 850 m
4. Ali Selambar Polyethylene (PE) 30 mm
5. Tali Pemberat Polythylene (PE) 10 mm, P 850 m
6. Tali Cincin Kuralon 6 mm, P 0,5 m
7. Tali Kerut (Purse line) Polyethylene (PE) 40 mm, P 1.000 m
Demi kelancaran dalam pengoprasian alat tangkap di butuhkan alat bantu
penangkapan, untuk lebih jelas macam-macam alat bantu penangkapan ada
beberapa di bawah ini :
A. .Rumpon :yang terbuat dari daun kelapa yang di ikat pada tali tambang
berfungsi untuk mengumpulkan ikan Rumpon atau Fish Aggregating
Device (FAD) adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang
dipasang dilaut, baik laut dangkal maupun laut dalam.Fish Aggregation
Device (FAD) Atau Alat Pengumpul Ikan (API) adalah alat bantu
penangkapan yang berfungsi untuk memikat ikan untuk berkumpul dalam
suatu area penangkapan sehingga mudah di tangkap Sudirman Dkk.(2019).
Definisi rumpon menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia Nomor Per.02/Men/2011 tentang Jalur Penangkapan
Ikan dan Penempatan Alat Penangkap Ikan dan Alat Bantu Penangkapan
8
ikan di Wilaya Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia adalah
alat bantu untuk mengumpulkan ikan dengan menggunakan berbagai
bentuk dan jenis pemikat atau atraktor dari benda padat yang berfungsi
untuk memikat ikan agar berkumpul.Rumpon adalah salah satu jenis alat
bantu penangkapan ikan yang di pasang di laut, Baik laut dangkal maupun
laut dalam Sudirman dkk (2019).
Dalam SK Mentan No. 51/Kpts/IK.250/I/97 tentang pemasangan
dan pemanfaatan rumpon menjelaskan bahwa terdapat 3 jenis
rumpon,yaitu :
1. rumpon perairan dasar : adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang
dan ditempatkan pada dasar perairan laut,
2. rumpon perairan dangkal : adalah alat bantu penangkapan ikan yang
dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman laut
sampai 200 meter dan
3. rumpon perairan dalam : adalah alat bantu penangkapan ikan yang
dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman diatas 200
meter.
9
Gambar 4.Konstruksi rumpon (sumber:Google)
10
lampu neon atau lampu wolfram. Salah satu faktor yang mempengaruhi
tertarik dan berkumpulnya ikan disekeliling lampu adalah kekuatan dan
warna lampu yang digunakan. Ikan dapat membedakan warna cahaya
asalkan cahayanya cukup terang. Tiap spesies menyenangi warna cahaya
yang berbeda-beda
11
2.5 Gambaran hasil tangkapan
2.5.1 jenis hasil tangapan alat tangkap purse seine
Di bawah ini adalah jenis ikan yang sebagian besar tertangkap oleh alat
tangkap purse seine (cakalang)
Ikan yang tertangkap oleh alat tangkap purse seine (cakalang) dapat di lihat table
di bawah ini :
Tabel 3. Nama ikan yang tertangkap
No Nama ikan Nama latin
Cakalang
1 Katsuwonus pelamis
2 Auxis thazard
Tuna3sirip kuning Yellow fine tuna
Tuna4mata besar Thunnus obsesus
5 -
Sumber:Google
12
menekan sekecil mungkin penggunaan es. Dengan menghemat penggunaaan es
maka di peroleh beberapa keuntungan antara lain :
1. Pengurangan beban pengangkutan kapal ke tempat penangkapan.
2. Pemanfatan banyak ruang untuk keperluan lain.
3. Pengurangan biaya pendinginan.
Ini meliputi pembekuan, pengasapan dan percawanan pemanasan
(Sterilisasi, Pasteurisasi, dsb). Persiapan efisiensi ikan mutu unggul hasil investasi
maksimum dan keuntungan yang bisa dicapai.
Teknik penanganan ikan yang paling umum digunakan untuk menjaga
kesegaran ikan adalah penggunaan suhu rendah.
Adapun Langkah langkah penangan hasil tangkap di atas kapal sebagai berikut:
1. Ikan di angkat ke atas deck
2. Ikan di bersihkan dengan air
3. Ikan di sortir sesuai dengan ukuran dan jenisnya
4. Ikan di masukan ke dalam Loyang
5. Loyang yang berisi ikan di masukan ke frezzer dengan suhu -18˚C selama
24 jam
6. Loyang yang berisi ikan di bongkar dari frezzer
7. Ikan di keluarkan dari Loyang dan di simpan pada palkah pendingin
dengan suhu -7˚C
2.6 Operasi Penangkapan Dengan Purse Seine
2.6.1 Persiapan Penangkapan
Penempatan alat tangkap di atas kapal ini disesuaikan arah putaran baling
baling kapal. Pada kapal dengan baling-baling kapal putar kiri (dilihat dari buritan
kapal) biasanya pukat cincin diletakan di sisi kiri, pada kapal dengan baling-
baling putar kanan alat tangkap diletakan di sisi kanan kapal, sedangkan
penyusunan di buritan kapal dapat dilakukan pada kapal baling-baling putar kiri
maupun kanan.
13
berkumpulnya ikan di alat penggumpul ikan (rumpon dan lampu). Pada saat
malam ikan-ikan pelagis yang menjadi target penangkapan biasanya kumpul
bergerombol di daerah sekitar rumpon, sehingga pada saat ini paling tepat Purse
seine dioperasikan. Tetapi ada pula operasi penangkapan tidak menggunakan
rumpon tetapi mencari gerombolan ikan yang ada dengan menggunakan alat bantu
pencari Ikan atau sonar (Sound Navigation and Ranging) yaitu suatu alat yang
dapat dipergunakan untuk mengetahui keberadaan gerombolan ikan di dalam laut.
Pada umumnya nelayan mengoperasikan 2 sampai dengan 4 kali sehari, hal
ini tergantung dari jumlah ikan yang tertangkap. Bila hasilnya banyak maka
operasi penangkapan sampai dengan penyimpanan hasil ke dalam palkah relatif
membutuhkan waktu yang lama, sehingga dalam satu hari hanya melakukan dua
kali penangkapan. Demikian sebaliknya bila hasil tangkapan sedikit maka operasi
penangkan sampai dengan penyimpanan memerlukan waktu yang sedikit pula,
sehingga dalam satu hari dapat dioperasikan purse seine lebih dari empat kali
(Mallawa, 2012).
14
Penggunaan Sonar untuk mencari gerombolan ikan pada kapal penangkap
sanggat diperlukan tetapi cara mencari gerombolan ikan dapat dilihat dengan
memperhatikan tanda-tanda adanya ikan, yaitu :
a. burung menyambar-nyambar ke permukaan air laut
b. ikan-ikan yang melompat-lompat
c. di permukaan laut terliahat ada buih-buih atau percikan air laut
d. adanya riak-riak di permukaan
e. warna air laut yang lebih gelap dari warna laut sekitarnya.
15
Setelah penggaruh-penggaruh tersebut dipertimbangkan dan mencapai
jarak dengan gerombolan yang diinginkan maka pelingkaran jaring dapat dimulai.
Adapun urut-urutan penurunan jaring sebagi berikut :
A. Ujung-ujung tali ris (atas dan bawah) disatukan dengan tali kerut ,
kemudian diberi pelampung tanda dan pelampung tersebut di bawa terjun
kelaut oleh seorang anak buah kapal (ABK), pada kapal yang beroperasi
dengan dua kapal ujung tersebut di bawa oleh kapal yang tidak membawa
alat tangkap dan kapal yang satunya membawa alat tangkap.
B. Setelah itu maka kapal penangkap akan melingkari gerombolan ikan
dimulai dengan menurunkan : jaring, pelampung, pemberat, dan cincin,
menuju ke arah pelampung tanda atau kapal pembawa ujung jaring awal,
bagi purse seine yang dioperasikan dengan dua buah kapal. Kapal dengan
baling-baling putar kanan maka arah pelingkaran jaring ke arah kanan dan
sebaliknya kapal dengan balin baling putar kiri pelingkaran jaring ke arah
kiri.
C. Pada saat pelingkaran sudah selesai maka ujung jaring yang satu dinaikan
ke kapal penangkap dan selanjutnya tali kerut ditarik hingga cincinnya
terkumpul demikian juga jaring bagian bawah sudah terkumpul menjadi
satu. Dengan demikian ikan-ikan sudah terkurung di dalam jaring.
16
C. Bagian yang masih berada di dalam air di naikan keatas kapal dan disusun
kembali sehingga kapal siap setting.
D. Ikan hasil tangkapan dicuci bersih dan di simpan ke dalam palkah
pendingin.
2.8 Analisisa usaha
2.8.1 Analisa Kelayakan Finansial
Analisa kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji
kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Faktor
penting dalam aspek finansial mempelajari dana untuk investasi, sumber dana,
prakiraan penerimaan, biaya dan rugi laba, manfaat dan biaya dalam artian
finansial, dan proyeksi keuangan.
2.8.2 Investasi
Menurut Teguh wahyono.(2016) Investasi merupakan pengorbanan
sejumlah modal pada saat ini untuk untuk memeperoleh hasil di masa datang, dan
di saat yang sama muncul resiko.Investasi atau modal awal adalah semua modal
yang dikeluarkan untuk pengadaan sarana fisik dan non fisik sebagai aset usaha,
baik yang mengalami penyusutan atau tidak. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah sewa tanah, gedung atau bangunan, peralatan dan perlengkapannya,Modal
usaha dapat disediakan dari sumber pribadi maupun pinjaman dari pihak lain.
2.8.3 Biaya
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Biaya ini terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan
biaya tidak tetap (variable cost).
Biaya tetap adalah semua pengeluaran yang secara tetap dikeluarkan baik
usaha tersebut berjalan atau tidak. Yang termasuk di dalam komponen ini
diantaranya adalah penyusutan (bangunan, peralatan, dan lain-lain), bunga bank,
asuransi, perwatan dan perbaikan. Sedangkan biaya tidak tetap adalah semua
biaya yang dikeluarkan yang langsung berhubungan dengan produksi sehingga
usaha tersebut dapat berproduksi (Wibowo dan Peranginangin, 2004).
17
2.8.4 Pendapatan
Pendapatan atau penghasilan adalah sesuatu yang akan diperoleh dan dapat
diukur serta dinilai secara kuantitatif. Atau secara sederhana dapat pula dikatakan
bahwa penghasilan adalah hasil penjualan barang atau jasa yang diproduksikan
oleh sesuatu kegiatan (perusahaan), Pendapatan merupakan selisih antara
penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan selama satu musim. Sementara
pendapatan merupakan kemasukan bagi responden untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya Made supratama dkk (2013).
18
Menurut Weston dan Copeland (1995) untuk mengembangkan hubungan
antara unit terjual, pendapatan dan biaya secara aljabar, dengan menggunakan
simbol-simbol matematis adalah sebagai berikut :
TR = pendapatan pulang pokok
Q = kuantitas pulang pokok dari unit yang terjual
P = harga jual per unit
F = biaya tetap
u = biaya variabel per unit
V = biaya variabel total
c = marjin kontribusi per unit = (P-V)
C = marjin kontribusi total = cQ = (P-V)Q
VQ V
)=(1− )
CR = rasio kontribusi = (1- PQ P
Berdasarkan korelasi dari berbagai komponen tersebut di atas dapat
dihitung kuantitas pulang pokok (Break Event) dalam unit maupun pendapatan
pulang pokok dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Kuantitas pulang pokok = Q , dapat dihitung berdasarkan rumus :
F
Q = P−V
19
(pendapatan pulang pokok) berubah menjadi :
F
TR = CR
apabila BEP (Rp) yang akan dicari variasi produknya lebih dari satu, maka untuk
mencari BEP (Rp) dapat dihitung dengan cara Fixed Cost (FC) dibagi dengan KMP
tertimbang atau dapat diformulasikan ke dalam bentuk rumus sebagai berikut :
FC
BEP ( Rp)=
KMP Tertimbang
Formulasi rumus tersebut diperoleh dari rumus pendapatan pulang pokok (TR)
dalam rupiah sebagai berikut :
F F
V V V
1− 1−
TR = PQ = S => 1- S = KMP
FC
TR = KMP
Dimana :
FC : Fixed Cost
S
KMP Tertimbang = KMP x
(∑ S
x 100
)
S : Nilai Penjualan (P x Q) per unit
VC : Variabel Cost
20
III. METODE PRAKTIK
21
3.3.2 Pengolahan Data
Data yang telah di kumpulkan baik dalam bentuk data primer maupun data
sekunder, selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tulisan-tulisan atau
uraian, diagram, tabel dan gambar. Jenis data yang diambil yaitu berupa:
a. Aspek teknik meliputi data alat tangkap, alat bantu penangkapan, kapal
serta teknik pengoperasian alat tangkap.
b. Aspek non teknik yaitu seperti persuratan atau dokumen kapal.
c. Aspek pembiayaan usaha meliputi investasi, biaya pengoperasian,
pendapatan, payback priod (PP), Cash flow, PI, dan NVP.
3.3.3 Analisa Data
Data yang didapat dan diolah terlebih dahulu selanjutnya dianalisa dengan
menggunakan analisa deskriptif yaitu analisa yang menggambarkan keadaan
sebenarnya yang terjadi di lapangan dan kemudian dibandingkan dengan teori
yang ada.
3.4 Rencana kegiatan
3.4.1 Kegiatan persiapan
Kegiatan ini dilakukan sebelum berangkat ke lokasi praktek yaitu;
1. Konsultasi awal dengan dosen pembimbing
2. Penyiapan proposal
3. Melapor ke perusahaan terkait
4. Pemberangkatan ke lokasi KPA
3.4.2 Pelaksanaan kegiatan
1. Mengamati secara langsung
2. Mengalami atau terjun langsung melakukan pekerjaan
3. Wawancara langsung dengan mengunakan kuisioner
3.4.3 Pengakhiran
1. Penyusunan laporan KPA
2. Konsultasi dengan dosen pembimbing
3. Seminar laporan
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
23
4.1.1 Struktur Organisasi kapal
Struktur organisasi kapal merupakan suatu managemen yang dibuat atau
dibentuk diatas sebuah kapal. Struktur organisai kapal bertujuan agar bagaimana
mengatur segala kegiatan di kapal penangkap ikan untuk melakukan fungsinya
dari berbagai pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan. Struktur organisasi kapal terdiri dari nahkoda selaku pimpinan
tertinggi dan awak kapal yang terdiri dari para perwira dan non perwira. Untuk
struktur organisasi kapal penangkap ikan KMN.Elang Jawa III dapat dilihat pada
bagan berikut:
Kapal KMN ELANG JAWA III memiliki jumlah ABK sebanyak 34 orang
dimana ABK tersebut terdapat ABK tetap dan tidak tetap ada pun nama ABK
yang dimaksudkan ada yang memiliki sertifikat dan ada yang belum memilki
sertifikat nama-nama tersebut dapat di lihat pada tabel berikut.
24
Tabel.4 Daftar kru KMN ELANG JAWA III
25
4.2 Deskripsi KMN ELANG JAWA III
4.2.1 Kapal
KMN. Elang Jawa III memiliki bentuk haluan yang meruncing, alat
tangkap berada dibagian kanan geladak kapal, kapal terbuat dari kayu dan dilapisi
dengan fiber dengan bentuk badan kapal V terdiri dari 1 freezer di bagian haluan
kapal, 12 palka yaitu, 2 palka dibagian depan (tepat di bawa Cool Storage)
sebagai tempat penyimpanan air tawar, 10 palka penyimpanan ikan di bagian
tengah serta 1 tangki dibagian belakang sebagai tempat penyimpanan BBM
(solar), dan 1 palka lagi untuk penyimpanan jergen dan tabung gas freon 5 kg (gas
yang digunakan untuk pendingin frezeer).
26
4.2.2 Mesin Utama (Propulsion Engine)
Mesin utama atau propulsion Engine (mesin penggerak) pada KMN. Elang
Jawa III adalah jenis motor dalam yang bahan bakar utamanya adalah solar. Mesin
yang digunakan adalah merk Nissan 280 PS yang memiliki 8 silinder .
Uraian Spesifikasi
Jenis mesin Diesel
Merk Nissan
Tahun pembuatan 2008
Ukuran PK 280 PS
Jenis bahan bakar Solar
Kapasitas tangki 5000 liter
Nomor seri 021774
Jumlah selinder 8 Silinder
Sumber: Surat surat kapal
27
Gambar 9.Cold storage
28
4.2.5 Alat tangkap Pukat Cincin (Purse seine)
Alat penangkap ikan yang digunakan pada KMN. Elang Jawa III
yaitu alat penangkap ikan pukat cincin (Purse seine). Pukat cinci (Purse
seine)adalah suatu alat penangkap ikan yang digolongkan dalam kelompok
jaring lingkar yang dilengkapi tali kerut dan cincin untuk menguncupkan
jaring bagian bawah pada saat dioperasikan. Peranan jaring terhadap ikan
hasil tangkapan adalah sebagai pengurung ikan agar tidak lari dari
sergapan jaring ketika dilingkarkan. Alat penangkap ikan pukat cincin
(purse seine) merupakan alat tangkap yang tergolong berukuran besar,
sehingga membutuhkan ABK dan nelayan dengan jumlah yang banyak.
Adapun desain konstruksi alat penangkap ikan pukat cincin (purse seine)
yang digunakan KMN. Elang Jawa III yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
1. Pelampung 6. Kantong jarring 11. Tali kerut
2. Tali pelampung 7.badan jarring 12. Pemberat
3. Tali ris atas 8. Cincin 13. Tali pemberat
4. Pelampung tanda 9. Tali cincin
5. Sayap jaring 10. Tali ris Atas
Gambar 14. Desain Konstruksi API Pukat Cincin KMN. Elang Jawa III
(Ilustrasi : Zul faisal 2019)
29
Tabel 7. Spesifikasi Alat Tangkap KMN. ELANG JAWA III
Uraian Spesifikasi
30
Gambar 15. Pelampung atraktor
3 Rakit lampu
merupakan lampu yang di pasangkan pada sebuah rakit yang di mana
lampu ini memiliki sumber aliran listrik yang berasal dari dua buah aki yang
terdapat pada rakit,Rakit lampu sendiri berfungsi sebagai pusat berkumpulnya
ikan agar supaya ikan dapat berkumpul pada satu titik kecil di sekitar rakit lampu.
Gambar 16.Rakit
4.3 Daerah dan musim penangkapan pada KMN ELANG JAWA III
Daerah operasi penangkapan yang di lakukan oleh KMN ELANG JAWA
III adalah di laut jawa di mana perairan ini memiliki ke dalaman kisaran 40 – 60
meter,musin penangkapaan di lakukan pada saat bulan gelap, Ini di karenakan
KMN ELANG JAWA III beroprasi menggunakan lampu,cahaya dari bulan yang
31
begitu terang sangat mempengaruhi hasil tangkapan dan ini juga sangat
mempengaruhi lama waktu operasi penangkapan setiap tripnya,adapun daerah
penangkapan KMN ELANG JAWA III dapat di lihat pada tabel berikut.
4.4 Operasi penangkapan ikan KMN ELANG JAWA III
4.4.1 persiapan
A. Darat
Persiapan darat merupakan persiapan sebelum melakukan pelayaran
menuju ke fishing ground,adapun beberapa persiapan yang di lakukan
sebagai berikut.
1. Persiapan administrasi (dokumen kapal)
32
Adapun air tawar yang dimuat untuk keperluan awak kapal selama
pelayaran, digunakan untuk keperluan masak, dan keperluan lainnya.
Pengadaan air tawar ini dalam satu kali pengisian yaitu sekitar 10 ton.
33
5. Persiapan kelayakan kapal
Sebelum melakukan pelayaran, kondisi kapal dan seluru
komponen pendukungnya harus dalam keadaan layak operasi. Persiapan
ini berupa pengecekan body kapal, apakah ada bagian yang mengalami
kebocoran atau semacamnya. Pemeriksaan mesin utama dan mesin mesin
bantu lainya seperti uji coba nyala mesin, serta pemeriksaan cool storage
dan palka penyimpan ikan, semuanya harus dalam kondisi yang stabil dan
aman terkendali. Jika semua sudah dinyatakn aman dan stabil maka kapal
siap untuk dilayarkan.
B. Persiapan di laut
1. Persiapan Jaring
34
Gambar 18.a.L ampu pijar b. Lampu
3. Persiapan rakit lampu
35
jaring. Penghadangan gerakan schooling ikan ini akan menentukan
kecepatan tenggelamnya jaring. Selanjutnya tali ris bawah jaring yang
dilengkapi dengan tali kerut melalui cincin-cincin (rings) dikuncupkan
dengan cara menarik kedua ujung tali kerut dari atas kapal sehingga
membentuk setengah bola (seperti bakul). Untuk pengoperasian alat
penangkap ikan pukat cincin (purse seine) ini alat bantu yang sering
digunakan adalah rumpon dan lampu. Rumpon digunakan pada saat
pengoperasian siang hari, biasanya rumpon ini sudah dipasang sebelumnya.
Rumpon diletakkan pada tengah-tengah untuk mengumpulkan ikan lalu alat
tangkap utama yang mengelilinginya. Sedangkan lampu digunakan pada
saat pengoperasian malam hari, fungsinya sama seperti rumpon yaitu
sebagai pengumpul ikan.
Sebelum proses setting berlangsung masing-masing ABK yang
diberi tugas oleh nakhoda ketempat masing-masing, adapun tugas yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
Adapun pembagian tugas saat proses hauling (penarikan jaring) antara lain
sebagai berikut :
36
4.4.2 PraSetting
A. Pemadaman lampu
Pemadaman lampu ini dilakukan secara bertahap. Maksud dari hal
tersebut agar gerombolan ikatn yang sudah berada di sekitar area kapal
tidak terkejut dan meninggalkan area sekitar kapal. Pemadaman lampu
dilakukan mulai dari lampu yang berada pada haluan kapal dalam hal ini
adalah lampu pijar. Akan tetapi sebelum pemadaman lampu dimulai,
lampu focus atau lampu konsentrasi yang terletap pada buritan kapal
harus terlebih dahulu dinyalakan, supaya pergerakan ikan disekitar kapal
lebih tenang. Setelah pemadaman lampu pijar selesai dan hanya tersisa
lampu konsentrasi, maka rakit lampu akan diturunkan.
B. Penurunan Rakit lampu.
Penurunan rakit lampu ini dikawal oleh dua orang ABK untuk
menjaga agar lampu pada rakit tetap menyalah selama proses setting
berlangsung. Setelah itu gerombolan ikan yang tadinya terfokus pada
lampu konsentrasi, akan dipindahkan ke sekitar rakit lampu dengan cara
mematikan secara perlahan lampu konsentrasi pada kapal. Setelah
grombolan ikan berpindah disekitar rakit lampu dan semua lampu pada
kapal sudah padam, maka proses setting siap untuk dilakukan.
37
4.4.2 setting
Sebelum setting atau penurunan jaring dilakukan, semua ABK harus berada
pada bagian tugas masing- masing seperti yang bertugas di bagian stand by di
haluan begitupun yang bertugas di bagian tengah kapal maupun yang di bagian
buritan . Kemudian lampu konsentari dimatikan lalu kapal bergerak secara
perlahan meninggalkan rumpon yang sudah terpasang rakit lampu agar supaya
ikan berfokus pada rakit lampu,kapal bergerak tidak dengan putaran propeller
melainkan bergerak dengan putaran kapstan yang menggulung tali jangkar dimana
ini di lakukan agar supaya ikan tidak kaget kmudian sekaligus menaikkan jangkar,
kemudian kapal akan berolah gerak menuju ke lampu untuk memulai kegiatan
pelingkaran,Sebelum jaring diturunkan nahkoda akan melakukan uji coba
melingkari rakit lampu, dan memperhatikan arah arus dan angin. Adapun urutan
proses setting yaitu:
A. Penurunan pelampung tanda (lampu tanda). Pelampung tanda (lampu
tanda) akan diturunkan setelah ada aba aba dari nahkoda. Lampu tanda ini
berfungsi untuk mengetahui ujung dari jaring yang diturunkan sehingga
nahkoda dapat melakukan proses pelingkaran jaring dengan sempurna
sekaligus abk dapat mengetahui ujung dari tali ris atas jaring.
B. Selanjutnya, kapal bergerak melingkari rakit lampu yang dibawahnya
terdapat gerombolan ikan, sambil menurunkan jaring serta bagian-bagian
jaring (jaring, pelampung, cincin dan pemberat) menuju ke ujung jaring
yang terdapat lampu tanda yang telah dilemparkan pada permulaan operasi.
Setelah jaring membentuk satu lingkaran penuh 360º maka dilanjutkan
proses hauling (penarikan alat penangkap ikan).
38
jaring membentuk seperti mangkuk. Sehingga gerombolan ikan yang
terkurung tidak dapat meloloskan diri, baik dari arah samping maupun
bawah.
C. Penarikan pelampung dan jaring. Sementara penarikan tali kerut
berlangsung, pelampung dan jaring pada alat penangkapan ikan pukat
cincin (purse seine) perlahan dinaikkan ke atas kapal. Penarikan pelampung
dan jaring dilakukan dari dua arah secara bersamaan yaitu dari sisi sayap
kiri dan kanan. Hingga akhirnya berakhir pada kantong alat penangkap ikan
pukat cincin(purse seine) yang terdapa ditengah badan jaring.
39
4.4.4 Penanganan Ikan Hasil Tangkapan di Atas Kapal
penanganan hasil tangkapan merupakan kegiatan lanjutan setelah ikan
sudah di naikkan di atas dek kapal.
A. Sortasi
Penyortiran dilakukan untuk memisahkan ikan hasil tangkapan
berdasarkan jenis dan ukuranya kedalam sebuah keranjang. Setelah ikan
selesai disortir kemudian ikan hasil tangkapan dibilas dengan air laut
bersih yang mengaril untuk menghilangkan lendir, darah dan sisik ikan
yang telepas dari tubuh ikan tersebut.
B. Penyusunan
Pengalengan merupakan tahap penanganan ikan hasil tangkapan
setalah dilakukan proses sortir. Proses pan-pan yaitu dengan menyimpan
ikan yang sudah disortir kedalam sebuah wadah yang terbuat dari plat
seng yang berbentuk persegi panjang dengan volume 50 cm x 30 cm x
10 cm. Penyimpanan ikan kedalam kaleng ini bertujuan untuk
memudahkan penyusunan didalam cool storage.
Gambar 24. Ikan yang selesai disortir ditata didalam pan-pan aluminium
40
C. Pembekuan
Tahap selanjutnya yaitu menyimpan ikan hasil tangkapan ke
dalam freezer. Cara penyimpanannya yaitu dengan menyusun kaleng
kaleng yang telah berisi ikan pada rak-rak pipa yang ada didalam
freezer. Tahap ini merupakan dimana ikan hasil tangkapan tersebut
dibekukan dengan suhu dibawah minus 0° C, yaitu sekitar -15° - 25°C.
Pembekuan ini bertujuan agar mutu ikan tetap terjaga dan tidak hancur
saat tumpang tindih pada saat penyusunan didalam palkah.
Tahap resing ini akan dilakukan setelah ikan yang ada didalam
cool storage sudah mengeras seperti batu.
41
Gambar 27.Ikan yang sudah membeku
42
dahulu diturunkan menjadi -18°C, sehingga ikan hasil tangkapan
mutunya tetap terjaga dan awet sampai didarat
4.4.5 Jenis Ikan Hasil Tangkapan
Ikan yang menjadi target penangkapan alat penangkap ikan pukat
cincin (purse seine) yaitu ikan-ikan pelagis yang bergerombol, berada
dekat dengan permukaan air dan sangat diharapkan pula jarak antara
ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain
per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin.
Jenis ikan yang ditangkap dengan alat penangkap ikan pukat cincin
(purse seine) pada KMN. Elang Jawa III yaitu seperti ikan bawal,
kembung, banjar, tembang, tengkek,keramik, japu, selar kuning,
tongkol, cumi cumi, golok golok, layur dan tengiri.
43
Gambar 31.Kegiatan pembongkaran di pelabuhan
4.5 Pemasaran
4.5.1 Penjualan ikan kerjasama dengan perusahaan
Penjualan ikan kerjasama dengan perusahaan semua ikan hasil
tangkapan akan diangkut sepenuhnya oleh pihak perusahaan dengan harga yang
sudah disepakati sebelumnya.
44
4.6 Aspek Ekonomi
4.6.1 Modal investasi
Tabel 10.Modal investasi usaha penangkapan ikan kapal pukat cincin (purse
seine)
No Jenis modal Harga satuan Umur ekonomis Penyusutan
45
4.6.3 Pendapatan
Pendapatan merupakan nilai uang yang didapat dari hasil penjualan produksi
ikan yang di pengaruhi oleh besar kecilnya jumlah ikan hasil tangkapan. Besar
kecilnya jumlah ikan hasil tangkapan dipengaruhi oleh musim dan dan
produktifitas alat penangkap ikan.
Table 12.Rata rata hasil pendapatan kotor kapal pukat cincin (purse seine)
46
CF = EAT + Penyusutan
= Rp 1.370.000.000 + Rp 305.000.000
= Rp 1.675.000.000
Jadi Cash Flow akhir tahun yang diperoleh yaitu sebesar Rp 1.675.000.000
4.7.3 Analisis kelayakan usaha ( PP, PI, NPV)
A. Payback Period (PP)
Yaitu teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian
investasisuatu usaha.
Investasi
PP = x 12 bulan
Kas bersi/ tahun
Rp 4.900.000.000
= x 12 bulan
Rp1.370.000.000
Jadi lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal usaha tersebut
yaitu selama kurang lebih 3 thn 7 bln.
B. Profitability Index (PI)
Merupakan ratio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih
dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur ekonomis.
Ʃ PV kas bersih
PI = x 100%
Investasi
Rp1.370.000.000 x 20
= x 100%
Rp4.900.000.000
Rp27.400.000.000
= x 100%
Rp4.900.000.000
= 559 atau 5,59%
Jadi PI yang di peroleh selama usaha dijalankan yaitu sebesar 5,59%, PI lebih
dari 1 % maka dinyatakan layak.
C. Net Present Value (NPV)
Merupakan nilai bersih sekarang, yaitu perbandingan antara PV kas bersih
dengan PV investasi selama umur investasi.
47
Untuk emngetahui NVP pada suatu jenis usaha maka di lakukukan
pengumpulan data Perhitungan PV kas bersih selama 20 tahun dengan DF 15%
Seperti pada tabel berikut.
NPV = Rp 5.451.500.000
48
selama usaha di jalankan dengan DF 15% yaitu Rp 5.451.500.000, apabila nilai
NPV lebih besar dari nilai investasi maka usaha tersebut dapat dikatakan layak.
Untuk mengetahui besarnya keuntungan pada kegiatan usaha penangkapan
ikan dapat di lakukan perhitngan sebagai berikut.
Biaya operasional :Rp 242.500.000
Keuntungan : (pendapatan – biaya operasi – biaya perawatan) x 50%
: (Rp 435.500.000 – Rp 240.500.000 – 10% x 50%
: Rp 173.700.000 x 50%
: Rp 86.850.000
Maka keuntungan yang didapatkan oleh pemilik kapal selama 1 trip yaitu
Sebesar Rp 86.850.000
49
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Cara pengoprasian alat tangkap pukat cincin(purse seine)
A. PraSetting
a. Pemadaman lampu
b. Penurunan Rakit lampu.
B. setting
Sebelum setting atau penurunan jaring dilakukan, semua ABK harus
berada pada bagian tugas masing- masing seperti yang bertugas di bagian stand
by di haluan begitupun yang bertugas di bagian tengah kapal maupun yang di
bagian buritan
50
Penjualan ikan kerjasama dengan perusahaan semua ikan hasil tangkapan
akan diangkut sepenuhnya oleh pihak perusahaan dengan harga yang sudah
disepakati sebelumnya.
B.penjualan ikan secara lelang
Penjualan secara lelang yaitu ikan hasil tangkapan akan dilelang oleh
pihak petugas pelabuhan di TPI, dan pihak yang memberi penawaran tertinggi
berhak mendapatkan ikan yang dilelang tersebut.
5.2 Saran
1.perlu adanya penegakan aturan di lingkungan pelabuhan perikanan nusantara
muara angke.
2.perlu adanya perhatian khusus mengenai kebersihan kolam tambat labu kapal.
3.perbaikan system managemen penempatan dan penataan posisi kapal pada saat
melaksanakan tambat labu.
4.peningkatan standar kebersihan area pembongkaran hasil tangkapan di
pelabuahan perikana nusantara muara angke
51
DAFTAR PUSTAKA
Najamuddin.2012. RANCANGBANGUN ALAT PENANGKAPAN IKAN. Ed
1.Makassar (ID):ARUS TIMUR.191 hlm.
Soekarsono, NA. 1995. Pengantar Bangunan Kapal dan Ilmu Kemaritiman .PT
Pamator Pressindo. Jakarta.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&vjrrz06KnjAhUI
sY8KHd6RCHEQFjADegQICBAC&url=http%3A%2F
%2Frizkylrs.lecture.ub.ac.id%2Ffiles
%2F2017%2F05%2Fmateri8ekonomifinansial.pdf&usg=AOvVaw1d3kKg3vCY
AB8HjTZ_6d4h:Di akses pada tanggal 10 juli 2019
52
http://eprints.umm.ac.id/40716/3/BAB%20II.pdf:Di akses pada 09 februari 2019
10:11 am
http://togaikan.blogspot.com/2017/09/definisi-kapal-perikanan.html:Di akses
akses pada 09 februari 2019 11:09 AM
http://wiraoneone.blogspot.com/2015/08/penanganan-dan-penyusunan-ikan-di-
atas.html Di akses pada 10 februari 2019
53
LAMPIRAN
54
Lampiran 1.SIPI
55
Lampiran 2.SPB
56
Lampiran 3.PAS BESAR
57
Lampiran 4.Surat Keterangan perangkat Radio Telekomunikasi
58
Lampiran 5.SIUP
59
Lampiran 6.Surat Ukur Dalam Negeri
60
Lampran 7. Surat tugas
61
Lampiran 8.kegiatan di atas kapal pada pelaksanaan KPA
62
63
Lampiran 9.Lintang dan bujur fishing ground
i
i