Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH PEMBUMIAN

Di Susun Oleh :
Kelompok 1
Nama : Robbi Feri Randa Simamora (5191230002)
Rijal Rianto Lumban Raja (5193530019)
Riko Anggino Samosir (5193530004)
Fajri Hamonangan Harahap (5173530012)
Mata Kuliah : Pembumian
Dosen Pengampu :
Dr.Agus Junaidi, S.T, M.T

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
September 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat anugerah-
Nya kita dapat melaksanakan perkuliahan hingga saat ini menggunakan sistem daring.Berkat
pertolongan-Nya juga makalah ini dapat kami selesaikan demi pengembangan diri dan juga
bentuk partisipasi kami dalam mengikuti perkuliahan.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu kami dalam mata kuliah
Pembumian, Bapak Dr.Agus Junaidi, S.T, M.T, karena telah memberikan perkuliahan dan
juga bimbingan bagi kami mahasiswa untuk menyelesaikan setiap proses penugasan yang
diberikan.Tugas makalah ini diselesaikan demi memenuhi tagihan tugas kelompok yang telah
ditentukan dan akan menjadi bahan penilaian kami kelompok 1.Materi yang disajikan telah
ditentukan di sipda sebagaimana nanti akan dibahas didalam makalah ini.Kami berharap
makalah ini bermanfaat menjadi renfrensi bacaan yang baik untuk rekan-rekan mahasiswa
dan juga menjadi penilaian yang baik pula bagi penulis oleh dosen pengampu.
Tak lupa kami mengakui bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini termasuk pula
makalah yang telah kami selesaikan ini.Masih terdapat banyak sekali kekurangan didalamnya
karena khilaf kami sebagai manusia yang tidak sempurna, oleh karena itu kami memohon
maaf pada pembaca, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat kami
jadikan bahan perbaikan dan juga evaluasi dalam pembuatan tugas lainnya di waktu
mendatang.Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 24 September 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
A. Sistem Yang Diketanahkan.........................................................................................................4
1. Titik Netral Di Ketanahkan Tanpa Impedansi......................................................................4
2. Titik Netral Diketanahkan Melalui Reaktansi......................................................................4
3. Titik Netral Diketanahkan Melalui Tahanan........................................................................5
4. Titik Netral Diketanahkan Dengan Kumparan Petersen..........................................................6
5. Titik Netral Diketanahkan Secara Efektif dan Faktor Pengetanahan.......................................8
a) Karakteristik Sistem Pentanahan Yang efektif.......................................................................8
b) Syarat sistem pentanahan yang efektif dapat terjadi dengan memperhatikan antara lain:. .8
c) Faktar Pengetanahan.............................................................................................................8
B. Sistem Yang Tidak Diketanahkan Atau Sistem Delta..............................................................9
1. Arus Hubung Singkat dan Pergeseran Titik Netral............................................................10
2. Penentuan Besar Arus Gangguan Tanah.............................................................................11
A. Sistem Yang Diketanahkan

1. Titik Netral Di Ketanahkan Tanpa Impedansi


Sistem pentanahan langsung adalah dimana titik netrral sistem dihubungkan
langsung dengan tanah, tanpa memasukkan harga suatu impedansi (perhatikan gambar
1)

R
N
S
T
Zs
ZR ZT

Gambar 1. Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral Tanpa Impedansi


(Pentanahan Langsung/Solid Grounding)
Pada sistem ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu mengakibatkan
terganggunya saluran (line outage), yaitu gangguan harus di isolir dengan membuka
pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik netral secara langsung adalah untuk
membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu bila terjadi gangguan fasa ke
tanah.
Keuntungan :
- Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif
kecil
- Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat
dipermudah, sehingga letak gangguan cepat diketahui
- Sederhana dan murah dari segi pemasangan
Kerugian :
- setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan
terputusnya daya
- arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat
membahayakan makhluk hidup didekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang
dilaluinya

2. Titik Netral Diketanahkan Melalui Reaktansi


Sistem pembumian melalui rakstansi salah satunya dapat menggunakan
kumparan Petersen, kumparan petersen adalah dimana titik netral dihubungkan ke
tanah melalui kumparan Petersen (Petersen Coil). Kumparan Petersen ini mempunyai
harga reaktansi (XL) yang dapat diatur dengan menggunakan tap. Rangkaian
pengganti sistem pentanahan dengan kumparan Petersen ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2
Pada hakekatnya tujuan dari pentanahan dengan kumparan Petersen
adalah untuk melindungi sistem dari gangguan hubung singkat fasa ke tanah
yang sementara sifatnya (temporary fault), yaitu dengan membuat arus
gangguan yang sekecil-kecilnya dan pemadaman busur api dapat terjadi dengan
sendirinya. Kumparan Petersen berfungsi untuk memberi arus induksi (IL)
yang mengkonpensir arus gangguan, sehingga arus gangguan itu kecil sekali
dan tidak membahayakan peralatan listrik yang dilaluinya. Arus gangguan ke
tanah yang mengalir pada sistem sedemikian kecilnya sehingga tidak langsung
mengerjakan rele gangguan tanah untuk membuka pemutusnya (PMT) dari
bagian yang terganggu. Dengan demikian kontinuitas penyaluran tenaga listrik
tetap berlangsung untuk beberapa waktu lamanya walaupun sistem dalam
keadaan gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, yang berarti pula dapat
memperpanjang umur dari pemutus tenaga (PMT).
Sebaliknya sistem pentanahan dengan kumparan Petersen ini
mempunyai kelemahan, yaitu sulit melokalisir gangguan satu fasa ke tanah
yang bersifat permanen dan biasanya memakan waktu yang lama. Gangguan
hubung singkat yang permanen itu dapat mengganggu bagian sistem yang
lainnnya. Oleh karena itu hubung singkat tersebut tetap harus dilokalisir dengan
menggunakan rele hubung singkat ke tanah (Ground fault relay).

3. Titik Netral Diketanahkan Melalui Tahanan


Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance grounding) dimaksud
adalah suatu sistem yang mempunyai titik netral dihubungkan dengan tanah melalui
tahanan (resistor), sebagai contoh terlihat pada gambar 3 berikut:

T
Grounding
Resistor

Gambar 18.1.6. Rangkaian Pentanahan Titik Netral melalui resistor


Pada umumnya nilai tahanan pentanahan lebih tinggi dari pada reaktansi
sistem pada tempat dimana tahanan itu dipasang. Sebagai akibatnya besar arus
gangguan fasa ke tanah pertama-tama dibatasi oleh tahanan itu sendiri. Dengan
demikian pada tahanan itu akan timbul rugi daya selama terjadi gangguan fasa ke
tanah.
Secara umum harga tahanan yang ditetapkan pada hubung netral adalah :
Ef
R = I Ohm
dimana :
R = Tahanan ( Ohm )
Ef = Tegangan fasa ke netral
I = Arus beban penuh dalam Ampere dari transformator.
Dengan memilih harga tahanan yang tepat, arus gangguan ketanah dapat dibatasi
sehingga harganya hampir sama bila gangguan terjadi disegala tempat didalam sistem
bila tidak terdapat titik pentanahan lainnya. Dalam menentukan nilai tahanan
pentanahan akan menentukan besarnya arus gangguan tanah.
- Keuntungan :
 Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
 Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil.
 Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang
melaluinya.

- Kerugian :
 Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya
gangguan fasa ke tanah.
 Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan rele pengaman
menjadi berkurang dan lokasi gangguan tidak cepat diketahui.

4. Titik Netral Diketanahkan Dengan Kumparan Petersen


Sistem pentanahan dengan kumparan Petersen adalah dimana titik netral
dihubungkan ke tanah melalui kumparan Petersen (Petersen Coil). Kumparan
Petersen ini mempunyai harga reaktansi (XL) yang dapat diatur dengan menggunakan
tap gambar 4.1. memperlihatkan petersen coil yang terpasang di PT PLN (Persero)
P3B Region Jawa Barat, yaitu pada sistem 30 kV Plengan-Lamajan. Rangkaian
pengganti sistem pentanahan dengan kumparan Petersen ditunjukkan pada gambar
4.2.

Sistem tegangan 70 kV
Lamajan Sistem tegangan 30 kV

TRAFO Kumparan
RESISTO TENAGA Petersen
rrR
Gambar 4.1. Contoh Pemasangan Pentanahan Titik Netral dengan Kumparan Petersen

Gambar 4.2.Contoh Rangkaian Pentanahan Titik Netral dengan Kumparan Petersen


Pada hakekatnya tujuan dari pentanahan dengan kumparan Petersen adalah
untuk melindungi sistem dari gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang sementara
sifatnya (temporary fault), yaitu dengan membuat arus gangguan yang sekecil-kecilnya
dan pemadaman busur api dapat terjadi dengan sendirinya. Kumparan Petersen
berfungsi untuk memberi arus induksi (IL) yang mengkonpensir arus gangguan,
sehingga arus gangguan itu kecil sekali dan tidak membahayakan peralatan listrik yang
dilaluinya. Arus gangguan ke tanah yang mengalir pada sistem sedemikian kecilnya
sehingga tidak langsung mengerjakan rele gangguan tanah untuk membuka pemutusnya
(PMT) dari bagian yang terganggu. Dengan demikian kontinuitas penyaluran tenaga
listrik tetap berlangsung untuk beberapa waktu lamanya walaupun sistem dalam
keadaan gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, yang berarti pula dapat
memperpanjang umur dari pemutus tenaga (PMT).
Sebaliknya sistem pentanahan dengan kumparan Petersen ini mempunyai kelemahan,
yaitu sulit melokalisir gangguan satu fasa ke tanah yang bersifat permanen dan
biasanya memakan waktu yang lama. Gangguan hubung singkat yang permanen itu
dapat mengganggu bagian sistem yang lainnnya. Oleh karena itu hubung singkat
tersebut tetap harus dilokalisir dengan menggunakan rele hubung singkat ke tanah
(Ground fault relay).
Pentanahan titik netral melalui kumparan Petersen mempunyai keuntungan dan
kerugian yaitu :
- Keuntungan :
 Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi mahluk
hidup.
 Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapat dihindari.
 Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ke tanah.
 Gejala busur api dapat dihilangkan.

- Kerugian :
 Rele gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksanakan karena arus
gangguan tanah relatif kecil.
 Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap
(permanen) pada sistem.
 Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada
perubahan pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning) kembali.
5. Titik Netral Diketanahkan Secara Efektif dan Faktor Pengetanahan
a) Karakteristik Sistem Pentanahan Yang efektif
 Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada sistem harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-
kaidah tertentu.
 Verifikasi secara visual dapat dilakukan.

 Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.

 Semua komponen netal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan dengan


tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat
konduktif pada potensial listrik yang sama.

b) Syarat sistem pentanahan yang efektif dapat terjadi dengan memperhatikan


antara lain:
 Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengaman personil dan
peralatan dengan menggunakan rangkaian yang efektif.
 Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surya
hubung.
 Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah,
untuk memastikan kontinuitas penampilan sepanjang umur peralatan yang
dilindungi.
 Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam perawatan dan
perbaikan bila terjadi kerusakan.

c) Faktar Pengetanahan
 Dimensi konduktor pentanahan (diameter atau panjangnya).Untuk pemilihan
konduktor yang akan dipasang untuk pentanahan ini adalah dengan memilih
kabel jenis BC dengan luas penampang 16 mm
 Resistivitas relative tanah. Tanah yang bagus untuk pembuatan pentanahan atau
grounding adalah dengan memilih tanah yang basah atau lembab, karena
kandungan airnya cukup banyak dan dapat langsung menetralisir ketika ada
gangguan yang terjadi pada sistem isntalasi.
 Konfigurasi sistem pentanahan. Sistem pentanahan yang baik haruslah dengan
adanya perencanaan yang baik pula harus adanya pengaturan, dalam hal ini
perencanaan pentanahan yang akan dibuat adalah dengan mencari nilai tahanan
mencapai 0,3 ohm untuk syarat tahanan pentanahan pada tegangan tinggi serta
dengan kedalaman elektroda yang di tanam adalah 6 meter dan 6 buah elektroda
yang akan ditanam

B. Sistem Yang Tidak Diketanahkan Atau Sistem Delta


Suatu sistem dikatakan tidak diketanahkan atau sistem delta bilamana tidak
ada hubungan galvanis antara sistem itu dengan tanah.

Gambar 1.Sistem Yang Tidak Diketanahkan


Pada sistem-sistem yang tidak diketanahkan atau pada sistem delta, arus
gangguan itu tergantung dari impedansi kapasitif Za, Zb dan Zc, yaitu impedansi
kapasitif masing-masing kawat-fasa terhadap tanah,

Gambar 2.Sistem Yang Tidak Diketanahkan


Misalkan:
𝐸𝐴,𝐸𝐵,𝐸𝐶 : Tegangan fasa terhadap tanah
𝐸𝐴𝑁,𝐸𝐵𝑁,𝐸𝐶𝑁 : Tegangan fasa terhadap netral
𝑍𝐴,𝑍𝐵,𝑍𝐶 : Impedansi kapasitif fasa-fasa A, B dan C dari sistem terhadap
tanah.
𝑁 : Titik Netral Sistem
... 1
Menurut hukum Kirchoff jumlah arus-arus,

1. Arus Hubung Singkat dan Pergeseran Titik Netral


Sebagai akibat dari ketidakseimbangan kapasitif itu, tegangan ke tanah
menjadi tidak seimbang, jadi:

Gambar 3. Segi-tiga tegangan dengan titik netral N dan tanah G

𝑁 : Titik netral atau titik berat geometris dari segi tiga ABC
G : Titik tanah atau titik berat elektris.

Dari Gambar 3. dapat dibuat persamaan-persamaan berikut ini,

𝐸𝑁𝐺:Tegangan netral terhadap tanah pada sistem netral


Dengan mengisikan persamaan 4 dalam persamaan 2 diperoleh:

Sebutlah:

Subsitusi persamaan 7 dalam persamaan 6 diperoleh,


Dimana :

𝐼𝑢 = Arus yang mengalir bila titik netral N diketanahkan tanpa impedansi dan
disebut arus ketidakseimbangan dari sistem itu yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan kapasitif 𝑍𝐴,𝑍𝐵,𝑍𝐶

Sekarang bila terjadi hubung singkat ketanah, arus hubung singkat,

Tetapi arus 𝐼𝑢 sangat kecil dibandingkan dengan arus hubung singkat 𝐼𝐹𝐺,dan dapat
diabaikan sehingga Persamaan 9 dapat dituliskan sebagai,

Hasil bagi persamaan (8) dan persamaan (10).

Dengan mengabaikan arus ketidakseimbangan, 𝐼𝑢,ini berarti dalam keadaan


hubung singkat, kita mengangap bahwa ketiga impedansi kapasitif kawat-kawat
terhadap tanah sama atau 𝑍𝐴 =𝑍𝐵 =𝑍𝐶 =𝑍
Maka arus hubung singkat, pada Gambar di atas.
2. Penentuan Besar Arus Gangguan Tanah
Arus gangguan kapasitif dari sistem delta tidak tergantung dari tempat
terjadinya gangguan, dan hanya tergantung dari kapasitansi sistem ke tanah.Pada
sistem transmisi pengaruh kapasitansi dari seluruh sistem dapat digantikan dengan
satu kapasitansi ekivalen. Dengan anggapan ini kita hanya memperhitungkan arus
gangguan kapasitif sistem transmisi yang besarnya:

Keterangan:
𝐸𝑝ℎ= Tegangan fasa sistem dalam kV
𝐶𝑜 =Kapasitansi urutan nol dari sistem dalam 𝜇𝐹
𝑘𝑟 =Faktor koreksi

Di dalam praktek arus hubung singkat, 𝐼𝐹𝐺, dapat diperoleh dari rumus-rumus
pendekatan di bawah ini.

Kawat Transmisi Udara:

Kabel tanah:

H-H Kabel:

Hunter dan light memberikan rumus untuk menghitung arus kapasitif gangguan tanah,
berdasarkan Persamaan (13)

Anda mungkin juga menyukai