Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805

STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

MODEL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN


DI PT.XYZ
Tati Harihayati1), Utami Dewi Widianti2)
1), 2)
Teknik Informatika UNIKOM Bandung
Jl Dipati Ukur 112-116, Bandung 40132
Email : tati.harihayati@email.unikom.ac.id1), utami.dewi.widianti@email.unikom.ac.id2)

Abstrak cabang memiliki tiga kelompok kerja, yaitu kelompok


distributor, pabrikasi, dan ekspedisi. Kelompok
PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di distributor memiliki 4 bagian, salah satunya adalah
bidang produksi barang jadi. Pegawai yang bekerja di bagian HRD. Tugas umum Manager bagian HRD adalah
PT. XYZ terdiri dari pegawai tetap, pegawai kontrak, mengelola sumber daya manusia dan menunjang seluruh
pegawai harian dan pegawai magang. Bagian HRD kebutuhan operasional perusahaan. Sumber daya
adalah bagian yang bertanggung jawab dalam proses manusia di PT. XYZ merupakan faktor penting untuk
rekrutmen pegawai, penilaian kinerja pegawai, promosi, mencapai target dan tujuan perusahaan. Pegawai yang
demosi, monitoring cuti dan pensiun. ada terbagi menjadi pegawai tetap, pegawai kontrak,
pegawai harian dan pegawai magang.
Masalah yang dihadapi oleh bagian Personalia & GA
(General Affair) saat ini adalah sering kali pelamar Proses rekrutmen dilakukan berdasarkan SOP (Standar
yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan Unit Operating Procedure) yang berlaku di perusahaan.
Kerja. Selain itu, penilaian kinerja pegawai yang Proses rekrutmen terdiri dari 4 tahap, diawali tahap
menjadi faktor penentu pengangkatan pegawai kontrak pengajuan kebutuhan tenaga kerja yang dilakukan oleh
menjadi pegawai tetap tidak dilakukan dengan baik Unit Kerja, Unit kerja merupakan kelompok / regu kerja
sehingga General Manager mengalami kesulitan dalam yang dikoordinasi dan dibagi berdasarkan tujuan serta
menentukan pegawai mana yang layak untuk diangkat fungsinya. Tahap kedua adalah seleksi awal yang
menjadi pegawai tetap. Masalah lainnya adalah hasil dilakukan bagian HRD dengan meninjau data pelamar
penilaian kinerja pegawai yang masih diragukan yang tersimpan sebelumnya, mencocokkan lamaran serta
hasilnya karena proses penilaian hanya dilakukan oleh CV (Curriculum Vitae) pelamar dengan kriteria yang
atasan dengan cara perkiraan dan pengamatan oleh diajukan oleh Unit Kerja. Jika tidak ditemukan pelamar
atasan dan tidak adanya kriteria yang menjadi landasan yang cocok maka bagian HRD akan membuka lowongan
dalam pengambilan keputusan menyebabkan penilaian pekerjaan. Setelah memperoleh pelamar yang sesuai
kinerja pegawai menjadi tidak objektif. Kesulitan juga kriteria, bagian HRD akan melakukan seleksi kedua
pada pengambilan keputusan pada penentuan promosi yang terdiri dari wawancara dan psikotest, Tahap ini
jabatan, demosi, monitoring cuti dan pensiun. akan menghasilkan kandidat calon pegawai yang akan
Berdasarkan hal itu maka dibutuhkan model sistem diberikan pada Unit Kerja terkait. Tahap terakhir adalah
infrormasi manajemen kepegawaian yang sesuai dengan wawancara kandidat calon pegawai yang dilakukan oleh
kebutuhan PT. XYZ. Unit Kerja. Menurut SOP, proses pemenuhan kebutuhan
tenaga kerja yang dilakukan oleh bagian HRD pada
Model sistem informasi manajemen kepegawaian PT.
tahap 1-3 harus diselesaikan maksimal 30 hari kerja.
XYZ yang diusulkan menerapkan metode sistem
Saat ini data pelamar yang ada di perusahaan berjumlah
pendukung keputusan (SPK) dan sistem monitoring yang
389 data, dan tersimpan dalam bentuk berkas. Hal ini
dapat membantu bagian HRD dalam menentukan
mengakibatkan bagian HRD mengalami kesulitan untuk
pelamar yang memenuhi kriteria yang diajukan Unit
mencari pelamar yang cocok dengan kriteria yang
Kerja, pengangkatan pegawai, penilaian kinerja
diajukan oleh Unit Kerja dan memenuhi kebutuhan
pegawai, monitoring cuti dan pensiun sesuai lingkup
tenaga kerja dalam kurun waktu yang telah ditetapkan
masalah yang ada.
yakni 30 hari.
Kata kunci: Model, Sistem Informasi Manajemen,
Proses penilaian kinerja tahunan pegawai dilakukan oleh
kepegawaian, rekrutmen, penilaian kinerja, promosi,
atasan langsung berdasarkan SOP penilaian kinerja
demosi, cuti, pensiun
tahunan pegawai. Penilaian kinerja pegawai dilakukan
oleh tim penilai yang terdiri dari Penilai 1 (atasan
1. Pendahuluan langsung) dan Penilai 2 (atasan tidak langsung/pihak
1.1 Latar Belakang yang telah ditetapkan). Pihak yang telah ditetapkan bisa
berasal dari bagian HRD, atau bagian Internal Audit.
PT. XYZ merupakan perusahaan bergerak di bidang Proses penilaian tahunan saat ini hanya dilakukan oleh
produksi barang jadi. PT. XYZ memiliki cabang yang satu pihak, hal ini membuat hasil penilaian bersifat
tersebar di kota-kota di Indonesia. Pada salah satu

1.2-133
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

subjektif. Sehingga berpengaruh pada penentuan PDCA seperti pada Error! Reference source not
pengembangan karir pegawai, salah satunya found..
pengangkatan menjadi pegawai tetap dan kenaikan gaji,
dimana pegawai yang sebenarnya tidak memiliki kinerja
yang cukup baik bisa memperoleh nilai yang bagus dan
diangkat menjadi pegawai tetap. Kesulitan juga
ditemukan pada pengambilan keputusan untuk
pengambilan cuti dan pensiun. Proses pengambilan
keputusan tersebut terkendala dengan perencanaan yang
belum sesuai dengan kriteria pengambilan cuti dan
pensiun yang benar.
Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan
sebelumnya, maka dibutuhkan suatu model sistem
informasi manajemen kepegawaian yang dapat
menyelesaikan permasalahan bagian HRD PT. XYZ
sesuai cakupannya yaitu rekrutment, penilaian kinerja
pegawai, pengambilan keputusan promosi, demosi,
monitoring cuti dan pensiun pegawai.
Gambar 1. Manajemen PDCA[11]
1.2 Tujuan
Penjelasan dari Gambar 1:[11]
Tujuan dari penelitian ini adalah: a) Plan (Rencanakan): identifikasi masalah,
1. Memberikan rekomendasi kepada bagian HRD dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai dan
menyeleksi pelamar yang sesuai dengan kriteria yang menganalisa penyebab masalah.
diajukan Unit Kerja. b) Do (Kerjakan): mengeksekusi apa yang ada pada
2. Memberikan rekomendasi kepada General Manajer tahap plan.
dalam proses penentuan kelayakan pegawai kontrak c) Check (Cek): hasil pemantauan dan evaluasi yang
menjadi pegawai tetap. sudah dilakukan, apakah sesuai dengan yang
3. Memberikan rekomendasi kepada bagian HRD dalam direncanakan pada tahap plan.
penilaian kinerja pegawai sehingga mempermudah d) Act (Tindak lanjuti): menindaklanjuti hasil untuk
dalam penentuan promosi pegawai dan demosi. membuat perbaikan yang diperlukan.
4. Memberikan rekomendasi kepada bagian HRD dalam
memonitoring cuti dan pensiun pegawai. 1.3.2 Metode Weighted Product (WP)
1.3 Landasan Teori Metode weighted product (WP) merupakan metode
pengambilan keputusan dengan cara perkalian untuk
Teori-teori yang mendukung penelitian ini adalah teori menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap
mengenai sistem informasi manajemen, metode weighted atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut
product (WP), metode behaviorally anchored rating yang bersangkutan. WP adalah salah satu analisis multi-
scales (BARS), dan Analytical Hierarchy Process kriteria keputusan (multi-criteria decision analysis /
(AHP). MCDA). Setiap alternatif keputusan dibandingkan
1.3.1 Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan yang lain dengan mengalikan sejumlah rasio,
satu untuk setiap kriteria keputusan. Setiap rasio
Sistem informasi manajemen adalah sekumpulan diangkat ke kekuasaan setara dengan berat relatif dari
subsistem yang saling berhubungan, berkumpul kriteria yang sesuai[7].
bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling
berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan 1.3.3 Metode Behaviorally Anchored Rating Scales
yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan (BARS)
fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) BARS merupakan teknik penilaian kinerja dimana
berupa data/fakta, kemudian mengolahnya (processing), evaluator menilai pegawai berdasarkan beberapa jenis
dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi perilaku kerja yang mencerminkan dimensi kinerja dan
sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna membuat skalanya. Misalnya adalah penilaian pelayanan
dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan pelanggan. Bila pegawai bagian pelayanan pelanggan
akibatnya baik saat itu juga maupun dimasa mendatang, tidak menerima suap dari pelanggan, ia diberi skala 4
mendukung kegiatan oprasional, manajerial, dan yang berarti kinerja lumayan. Bila pegawai itu
strategis organisasi, dengan memanfaatkan berbagai membantu pelanggan yang kesulitan atau kebingungan,
sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut ia diberi skala 7 yang berarti kinerjanya memuaskan, dan
guna mencapai tujuan[3]. seterusnya. Metode ini mendeskripsikan perilaku yang
Tahapan sistem informasi manajemen (SIM) yang diharapkan sesuai dengan tingkat kinerja yang
diterapkan pada penelitian ini menggunakan siklus diharapkan. Dengan mendeskripsikannya, metode ini
mengurangi bias yang terjadi dalam penilaian.

1.2-134
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

Berikut adalah tahapan implementasi metode BARS dapat ditentukan elemen mana yang mempunyai prioritas
pada sistem: tertinggi.
a) Penentuan range nilai. Range nilai yang diberikan
2. Pembahasan
adalah 1-4 dengan keterangan sebagai berikut:
4 = Good performance / kinerja tergolong baik Bagian ini akan membahas isi penelitian sebagai solusi
3 = Standard performance / kinerja tergolong untuk masalah yang dijelaskan pada bagian
cukup/standar pendahuluan. Bagian ini terdiri dari analisis PDCA dan
2 = Need improvements / perlu perbaikan rekomendasi model.
1 = Unacceptable / kinerja buruk / tidak dapat
ditolerir 2.1 Analisis PDCA Rekrutmen
b) Penentuan indikator untuk setiap nilai. Berikut
Analisis PDCA untuk proses rekrutmen pegawai adalah:
adalah indikator pemberian nilai yang telah
ditentukan oleh perusahaan. a. Plan
c) Menghitung nilai total penilaian dengan persamaan Tahap plan pada proses rekrutmen adalah bagian HRD
(1). memberikan kandidat calon pegawai yang sesuai dengan
kriteria kepada Unit Kerja pengaju. Sebelum
memberikan kandidat calon pegawai, menurut SOP
d) Dalam kasus yang diteliti, untuk pegawai yang tidak Rekrutmen Karyawan, kegiatan proses rekrutmen terdiri
memiliki bawahan, nilai akhir penilaian diperoleh dari:
dari hasil penjumlahan nilai total penilaian (%) 1. Memilih pelamar yang memenuhi persyaratan:
seluruh aspek penilaian. Sedangkan, untuk pegawai a) Pria/Wanita usia , usia max 30 tahun
yang memiliki bawahan, nilai akhir penilaian b) Pendidikan min D3/S1 Ekonomi
diperoleh berdasarkan perhitungan dengan c) Fresh graduate/pengalaman lebih disukai
persamaan (2). d) Berkepribadian Dominan/Complience
2. Melakukan psikotest terhadap pelamar
3. Pelamar dipanggil untuk melakukan wawancara
4. Dari hasil wawancara dan psikotest tersebut, bagian
e) Nilai total dalam huruf (indeks nilai) diperoleh HRDakan menentukan apakah pelamar tersebut
berdasarkan ketentuan seperti Tabel 1 berikut: lolos seleksi dan dapat diajukan kepada Unit Kerja
5. Unit Kerja melakukan wawancara dengan pelamar
Tabel 1 Ketentuan Penentuan Indeks Nilai Penilaian yang sudah diajukan oleh bagian HRD
Nilai Total Nilai Total Kinerja 6. Unit Kerja mengadakan rapat untuk menentukan
dalam huruf pelamar yang diterima
7. Unit Kerja menginformasikan pada bagian HRDdan
91 – 100 % A 4 (Good
Personalia perihal pelamar yang diputuskan untuk
81 – 90 % A- Performance)
diterima.
71 – 80 % B+
3 (Standard Pemberian rekomendasi pelamar yang cocok dengan
61 – 70 % B kebutuhan Unit Kerja menggunakan metode Weighted
Performance)
51 – 60 % B- Product (WP).
41 – 50 % C+
2 (Need b. Do
31 – 40 % C
Improvements) Tahap Do dilakukan yang dilakukan oleh bagian HRD
21 – 30 % C-
11 – 20 % D adalah:
1 (Unacceptable) 1. Memilih pelamar untuk dipanggil dan melakukan
0 – 10 % D-
tes;
1.3.4 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 2. Mengatur pelaksanaan tes IQ dan profil disc
terhadap pelamar-pelamar tersebut.
Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh 3. Melakukan wawancara dengan enam orang pelamar
Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an. Metode ini tersebut dan merekap catatan wawancaranya ke
merupakan salah satu model pengambilan keputusan sistem
multikriteria yang dapat membantu kerangka berpikir 4. Mengajukan pelamar yang diputuskan lolos seleksi
manusia dimana faktor logika, pengalaman pengetahuan, kepada Unit Kerja
emosi dan rasa dioptimasikan ke dalam suatu proses 5. Unit Kerja memutuskan calon diterima sebagai
sistematis. Pada dasarnya, AHP merupakan metode yang pegawai untuk menempati posisi staf admin.
digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks 6. Unit Kerja menginformasikan keputusan tersebut
dan tidak terstruktur ke dalam kelompok–kelompoknya, pada Bagian HRD dan Internal Audit.
dengan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu
hierarki, kemudian memasukkan nilai numerik sebagai
pengganti persepsi manusia dalam melakukan c. Check
perbandingan relatif. Dengan suatu hipotesa maka akan

1.2-135
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

Tahap check dilakukan oleh Internal Audit berdasarkan a. Plan


tahap Do dan dibandingkan dengan Plan, memeriksa 1. Bagian HRD melakukan pemeriksaan hasil
ketidaksesuaian, yaitu: penilaian (bagi pegawai yang setidaknya dalam
1. Ketidaksesuaian pelamar yang dipilih dengan masa kontrak kedua atau pegawai tetap) dan
kriteria yang dibutuhkan. melakukan pemeriksaan hasil evaluasi pegawai
2. Bagian HRD mengajukan pelamar yang tidak lolos kontrak (bagi pegawai yang berada pada masa
tersebut pada unit kerja, padahal tidak lolos kontrak petama).
psikotest IQ (min. 90) 2. Setelah data penilaian dan evaluasi tersebut
lengkap, bagian HRD akan menyiapkan daftar
Internal Audit akan memberitahukan ketidaksesuaian ini pegawai kontrak yang diurutkan berdasarkan nilai
kepada bagian HRD untuk selanjutnya diperbaiki. Jika tertinggi sampai terendah untuk dipertimbangkan
ketidaksesuaian masih tidak dihiraukan selama jangka dinaikkan menjadi pegawai tetap.
waktu tertentu, maka Internal Audit bisa melapor pada 3. Bagian HRD akan memberikan daftar tersebut
General Manager, sehingga General Manager dapat pada General Manager
membatalkan proses rekrutmen tersebut. 4. General Manager memeriksa histori penilaian /
evaluasi pegawai dan mengadakan rapat untuk
d. Act
menentukan pegawai mana saja yang akan
Jika terjadi ketidaksesuaian maka Internal Audit akan
dijadikan pegawai tetap atau tidak.
memberikan peringatan agar bagian HRD meninjau
5. Memberikan kembali daftar pegawai yang telah
kembali proses rekrutmen dan melakukan penyesuaian
diputuskan untuk diangkat menjadi pegawai tetap
dengan yang tercantum pada tahap Plan.
ke bagian HRD.
6. Bagian HRD mengubah status pegawai dari
2.2 Analisis PDCA Penilaian
kontrak menjadi pegawai tetap pada sistem
Bagian ini akan menjelaskan inti dari analisis PDCA
untuk proses penilaian pegawai. Sistem akan memberikan informasi berupa rekomendasi
a. Plan pegawai tetap kepada General Manager dan bagian
Jika pegawai yang dinilai adalah pegawai kontrak yang HRD. Rekomendasi ini berisi daftar pegawai kontrak
berada pada masa kontrak pertama, bagian HRD akan yang diurutkan berdasarkan hasil penilaian / evaluasi.
menentukan penugasan evaluasi. Jika pegawai yang
b. Do
dinilai adalah pegawai tetap atau pegawai kontrak yang
1. Sistem akan memberikan rekomendasi pegawai
setidaknya sudah pada masa kontrak kedua, maka bagian
yang diangkat menjadi tetap.
HRD akan menentukan penugasan penilaian kinerja
2. General Manager melihat rekomendasi tersebut,
pegawai.
kemudian meninjau data pegawai dan histori
(1) Penilai 1 dan Penilai 2 melakukan penilaian
penilaian/evaluasinya
(2) Setelah kedua penilaian lengkap, nilai akhir kinerja
3. General Manager mengadakan rapat bersama pihak
pegawai dapat dikalkulasikan
yang ditentukan olehnya untuk memperoleh
Tim penilai harus melakukan penilaian dalam jangka
keputusan pengangkatan pegawai.
waktu yang telah ditentukan sebelumnya oleh Personalia
4. Setelah ada keputusan pegawai mana saja yang
(waktu deadline yang diberikan saat penugasan).
diputuskan untuk diangkat menjadi pegawai tetap
b. Do maka proses selanjutnya adalah pemberitahuan
Penilaian untuk pegawai tetap atau pegawai kontrak secara manual kepada bagian HRD untuk diurus
yang setidaknya sudah berada pada masa kontrak kedua. administrasi perubahan status kerja pegawai
Penilaian pegawai menggunakan metode BARS. tersebut.
c. Check
c. Check
Tahap check dilakukan oleh Internal Audit. Berdasarkan
Tahap check dilakukan oleh Internal Audit. Berdasarkan
tahap Do dan dibandingkan dengan Plan. Jika pada tahap Do dan dibandingkan dengan Plan jika tidak
tahap Do sudah sesuai dengan Plan, maka penilaian diperoleh pegawai tetap maka akan dibuatkan dokumen
karyawan tersebut dinyatakan valid dan dapat standar dan laporan pengadaan rapat.
dipergunakan sebagai salah satu faktor penentu dalam d. Act
pengembangan karir pegawai. Tahap act adalah membuat dokumentasi proses standar
d. Act dan laporan pengadaan rapat oleh Internal Audit.
Karena sudah sesuai maka akan dibuat dokumentasi 2.4 Analisis Evaluasi Penilaian Kinerja Pegawai
proses standar sebagai solusi. Penilaian maupun evaluasi Penilaian kinerja pegawai merupakan salah satu dasar
karyawan tersebut juga bisa digunakan sebagai faktor
acuan yang digunakan oleh pihak perusahaan untuk
penentu dari pengembangan karir pegawai.
2.3 Analisis PDCA Pengangkatan Pegawai mengetahui seberapa baik kontribusi dari kinerja yang
diberikan oleh pegawai tetap terhadap perusahaan dan
Bagian ini akan menjelaskan inti dari analisis PDCA
sebagai acuan penentuan promosi dan demosi pegawai
untuk proses pengangkatan Pegawai.
tetap.

1.2-136
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

a) Analisis Penentuan Demosi dan Promosi b) Analisis Monitoring Pensiun Pegawai


1. Plan Pemantauan pensiun pegawai dilakukan oleh
Evaluasi penilaian kinerja dibagi menjadi 2 jenis bagian HRD terhadap pegawai yang sudah
yaitu evaluasi kinerja periodik dan evaluasi kinerja mencapai umur 65 tahun yang akan mencapai batas
non-periodik. Evaluasi kinerja periodik dilakukan pensiun.
setiap akhir tahun sedangkan evaluasi kinerja non- Direktur Utama dan Manajer HRD juga memantau
periodik dilakukan tiap adanya kekosongan pensiun agar dapat dilakukan perencanaan untuk
jabatan. Evaluasi kinerja pegawai non-periodik melakukan perekrutan yang baru. Satu bulan
dilakukan maksimal 3 hari setelah kekosongan sebelum pegawai yang pensiun tersebut resmi
jabatan terjadi. Hasil evaluasi kinerja non-periodik berhenti bekerja, bagian HRD harus sudah
untuk menutupi kekosongan jabatan yang nantinya melakukan perekrutan dan seleksi pegawai
pegawai yang dipromosikan adalah berdasarkan
jumlah pada kekosongan jabatan yang dimulai dari 3. Kesimpulan
peringkat paling atas. Hasil dari evaluasi kinerja
Berdasarkan hasil pembahasan maka penelitian ini bisa
secara periodik adalah seperti pada Tabel 2:
disimpulkan:
Tabel 2 Evaluasi Kinerja Periodik 1. Model Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di
No Nama Peringkat Keterangan PT. XYZ bisa dijadikan rekomendasi untuk bagian
Pegawai HRD dalam menyeleksi pelamar yang sesuai dengan
1 A I Mendapat bonus kriteria yang diajukan Unit Kerja.
2x gaji 2. Model Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di
2 B II Mendapat bonus PT. XYZ bisa dijadikan rekomendasi untuk General
1x gaji Manajer dalam proses penentuan kelayakan pegawai
3 C III Mendapat bonus kontrak menjadi pegawai tetap.
3. Model Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di
gaji
PT.XYZ bisa dijadikan rekomendasi untuk bagian
4 D IV - HRD dalam penilaian kinerja pegawai sehingga
.. .. .. .. mempermudah dalam penentuan promosi pegawai
.. .. n-1 Dipertimbangkan dan demosi.
untuk mengikuti 4. Model Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
pelatihan bisa dijadikan rekomendasi untuk membantu bagian
.. .. n Dipertimbangkan HRD dalam memonitoring cuti dan pensiun pegawai.
untuk mengikuti Adapun saran untuk pengembangan penelitian ini adalah
pelatihan penelitian ini dapat diimplementasikan menjadi SIM
Kepegawaian perusahaan sesuai kebutuhan.
2. Do
Tahap ini mengecek kebutuhan jumlah dan kriteria Daftar Pustaka
sudah tepat atau belum dengan kekosongan jabatan [1] M. Manullang, in Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia
yang ada, kemudian menggunakan metode AHP Jakarta, 1983, pp. 15-16.
[2] J. Pardosi, M. Tambunan and Syahputri, Pengukuran Kinerja
untuk melihat pegawai dengan nilai paling kecil Dengan Menggunakan Integrasi 360 Feedback dan AHP di PT. S.,
akan diberi peringatan, jika pada penilaian e-jurnal Teknik Industri FT USU.
selanjutnya nilai yang bersangkutan masih kecil [3] H. Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara, 2001.
maka akan dilakukan demosi. Dan berdasarkan [4] V. Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan,
hasil penilaian kinerja maka pegawai tetap yang Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003.
[5] G. R. Terry, Principles of Management, 1953.
memiliki nilai terbaik akan dipromosikan sesuai [6] Kadir, Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi, Yogyakarta:
dengan periode promosi atau kekosongan jabatan. Andi Offset, 2014.
[7] Sukarna, Dasar-Dasar Manajemen, Bandung: Mandar Maju, 2007.
3. Check .
Tahapan ini merupakan tahap pemeriksaan apakah [8] J. Soeprihanto, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Pegawai,
Yogyakarta: BPFE, 1988.
hasil evaluasi kinerja yang dilakukan sudah sesuai [9] M. Prof. Dr. Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya
dengan apa yang direncanakan di tahap Plan. Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
4. Act [10]D. Parmenter, Key Performance Indicators, Hoboken: John Wiley
& Sons, Inc., 2007.
Jika terjadi ketidaksesuaian maka Internal Audit
akan memberikan peringatan agar bagian HRD
Biodata Penulis
meninjau kembali proses evaluasi penilaian kinerja
dan melakukan penyesuaian dengan yang Tati Harihayati, S.T.,M.T memperoleh gelar Sarjana
tercantum pada tahap Plan. Teknik (S.T) ST_INTEN Bandung, lulus tahun 1996,
Memperoleh gelar Magister Teknik (M.T) ITB (Institut
Teknologi Bandung) Jurusan Sistem Informasi, lulus

1.2-137
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 2017

tahun 2007.Saat ini menjadi Dosen di Jurusan Teknik


Informatika UNIKOM (Universitas Komputer
Indonesia) Bandung.
Utami Dewi Widianti, S.Kom.,M.Kom memperoleh
gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik
Informatika UNIKOM (Universitas Komputer
Indonesia) Bandung, lulus tahun 2006. Memperoleh
gelar Magister Komputer (M.Kom) Program Pasca
Sarjana Magister Sistem Informasi UNIKOM
(Universitas Komputer Indonesia) Bandung, lulus tahun
2013.Saat ini menjadi Dosen di Jurusan Teknik
Informatika UNIKOM (Universitas Komputer
Indonesia) Bandung.
.

1.2-138

Anda mungkin juga menyukai