Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rachmat Satyo K

NIM : 11000221410155

A. Pengertian Perseroan Terbatas (PT)


Menurut Sri Redjeki Hartono, perseroan terbatas adalah sebuah persekutan untuk
menjalankan perusahaan tertentu dengan menggunakan suatu modal dasar yang dibagi
dalam sejumlah saham atau sero tertentu, masing-masing berisikan jumlah uang
tertentu pula ialah jumlah nominal, sebagaimana ditetapkan dalam akta notaris
pendirian perseroan terbatas, dimana akta merupakan hal yang wajib untuk dimintakan
oleh Menteri Kehakiman, sedangkan untuk jadi sekutu diwajibkan menempatkan penuh
dan menyetor jumlah nominal dari sehelai saham atau lebih.
Menurut Pasal 1 angka 1 menyimpulkan bahwa perseroan terbatas berkonotasi
pad acara penentuan modal dalam badan hukum tersebut, yang terdiri dari sero-sero
atau saham-saham dan istilah terbatas menunjuk pada batas tanggung jawab para
persero atau pemegang saham, yaitu hanya terbatas pada jumlah nilai nominal dari
semua saham-saham yang dimiliki. Perseroan terbatas adalah badan hukum, dengan
demikian perseroan terbatas memiliki hak, kewajiban, dan harta kekayaan para pendiri
atau pemegang sahmnya.
Ciri-ciri perseroan terbatas seperti di bawah ini :
- Memiliki status hukum tersendiri, yaitu sebagai badan hukum terdiri dari
subjek huku artificial, yang dibuat oleh hukum untuk membentuk kegiatan
perekonomian, yang dipersamakan dengan individu manusia, orang
perorangan.
- Adanya harta kekayaan tersendiri yang dicatatkan atas namanya sendiri, dan
pertanggungjawaban sendiri atas setiap tindakan, perbuatan, termasuk
perjanjian yang dibuat. Ini berarti perseroan dapat mengikat dirinya dalam
satu atau lebih perikatan, yang berarti menjadikan perseroan sebagai subjek
hukum mandiri yang memiliki kepasitas dan kewenagnan untuk dapat
menggugat dan digugat di hadapan pengadilan,
- Tidak lagi membebankan tanggung jawabnya kepada pendiri, atau pemegang
sahamnya, melainkan hanya untuk dan atas, nama dirinya sendiri, untuk
kerugian dan kepentingan dirinya sendiri,
- Saham dalam perseroan dapat dialihkan kepada siapaun juga menurut
ketentuan yang diatir dalam Anggaran Dasar dan undang-undang yang
berlaku pada suatu waktu tertentu,
- Keberadaanya tidak dibatasi jangka waktunya dan tidak lagi dihubungkan
dengan eksistensi dari pemegang saham,
- Pertanggungjawaban yang mutlak terbatas, selama dan sepanjang para
pengurus(direksi), dewan komisaris dan/ atau pemegang saham itdak
melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
Setelah kita mengetahui ciri-ciri dari perseroan terbatas, terdapat juga faktor-faktor
yang menjadi daya tarik untuk melakukan bisnis:
1. Kedudukan yang Mandiri dari Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas oleh hukum dipandang berdiri sendiri otonom terlepas dari orang
perorangan yang berada dalam PT tersebut. Di satu pihak merupakan wadah himpunan
orang-orang yang mengadakan kerja sama dalam PT, di lain pihak segala perbuatan
yang dilakukan dalm rangka kerja sama dalam PT tersebut. Oleh hukum dipandan
semata-mata perbuatan badan itu sendiri.

2. Pertanggungjawaban yang Terbatas


Pertanggungjawaban dibebankan kepada harta kekayaan yang terhimpun dalam
asosiasi. Ini berarti beban risiko sebagai suatu kegiatan ekonomi terbatas pada
kekayaan perseroan. Perseroan terbatas merupakan bentuk usaha yang sangat ideal,
karena bentuk usaha ini sudah merupakan konsentrasi modal, tidak mempertimbangkan
lagi latar belakang dari pemegang sahamnya terutama pada jenis perseroan terbatas
terbuka. Hubungan antarpribadi para pemegang saham bukan lagi menjadi
pertimbagan utama, karena yang diutamakan adalah besarnya dana yang ditanam
dalam saham perseroaan terbatas tersebut. Faktor kelaziman merupakan salah satu
faktor yang mungkin memngaruhi seseorang dalam memilij pembentukan perseroan
terbatas.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ini telah banyak
membawa perbuahan dalam pengaturan perseroan terbatas di Indonesia, termasuk
dalam hal ini menyangkut tata cara pendirian perseroan terbatas. Pendirian perseroan
terbatas harus dilakukan dalam bentuk akta autentik yang dibuat oleh notaris. Dalam
Pasal 10 ayat (1)jo. Pasal 10 ayat (9) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007
disebutkan bahwa akta pendirian perseroan terbatas tersebut harus dimohonkan
pengesahannya sebagai badan hukum.

Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 menyatakan “Perseroan terbatas yang


selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seleruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.”

B. Jenis-Jenis PT
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam UUPT dan UUPM maka PT dapa dibedakan
ke dalam dua jenis, yaiitu:
- PT Terbuka, yaitu perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya
memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran
umum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
(Pasal 1 ayat 6 UUPT). Menurut UUPM yand dimaksud dengan PT Terbuka
atau dalam UUPM disebut perusahaan public adalah perseroan yang
sahamnya telah dimilki sekurang-kurangnya oleh 300 pemegang saham dan
memiliki modal disetor sekurang-kurangnya 3 miliar atau suatu jumlah
pemegang saham atau modal disetor yang ditetapkan oleh peraturan
pemerintah.
- PT Tertutup adalah perseroan yang tidak termasuk dalam kategori PT
Terbuka.
C. Pendirian, Pendaftaran, Dan Pengumuman PT
Untuk mendirikan suatu perseroan harus memenuhi persyaratan material, antara lain:
1. Perjanjian antara dua orang atau lebih
2. Dibuat dengan akta autentuk
3. Modal dasar perseroan
4. Pengambilan saham saat perseroan didirikan.
Untuk mendirikan PT diperlukan persiapan dan langkahlangkah, sebgai berikut:
1. Persiapan antara lain: ksepakatan/ perjanjian antara para pendiri(minimal
dua orangatau lebih) untuk dituangkan dalam akta notaris sebgai akta
pendirian.

2. Pembuatan akta pendirian, yang memuat AD dan Keterangan lain berkaitan


denga pendirian perseroan, dilakukan di muka notaris.

3. Pengajuan permohonan (melalui jasa TI dan didahului dengan pengajuan nama


perseroan) pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM (jika dikuasakan
pengajuan hanya dapat dilakukan oleh notaris). Pengajuan diajukan paling
lambat 60 hari sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, dilengkapi
keterangan dengan dokumen pendukung.

Jika permohonana sudah lengkap, menteri langsung menyatakan tidak keberatan atas
permohonan yang bersangkutan secara elektronik. Paling lambat 30 hari sejak
pernyataan tidak keberatan, yang bersangkutan wajib menyampaikan secara fisik
surat permohonan yang dilampiri dokumen pendukung, 14 hari kemudia menteri
menerbitkan keputusan pengesahan badan hukum perseroan yang ditandatangani.
Akta pendirian tersebut telah diajukan dan untuk disahkan oleh menteri hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Menkumham):
a. PT memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian disahkan
oelh menkumham.

b. Direksi wajib mendaftarkan akta pendirian berikut pengesahannya dalam


Daftar perusahaan sesuai denga Undang-Undang no.3 tahun 1982
tentang Wajib Daftar Perusahaan.

4. Daftar Perseroan (diselenggarakan oleh Menteri, dilakukan bersamaan denga


tanggal Keputusan Menteri mengenahi pengesahan Badan Hukum
Perseroan, persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar (AD) yang
memerlukan Persetujuan, penerimaan pemberitahuan perubahan data
perseroan yang bukan merupakan perbuahan AD.

5. Pengumuman dalam Tambahan Berita Begara RI (pengumuman dalam


TBNRI diselenggarakan oleh Menteri, antara lain: akta pendirian perseroan
beserta Keputusan Menteri tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan,
akta perubahan AD berserta Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud
Pasal 21 ayat (1).

Berdasarkan Pasal 1 angkat (1) UUPT, yang dimaksud dnegna perseroan Terbatas,
yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarakn perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasara yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persayarata yang
ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaanya.
Berdasarkan definisi perseroan menurut UUPT, dapat dipahami bahwa perseroaan
memiliki unsur-unsur sebgai berikut:
- Berbentuk badan hukum:
Setiap perseroan adalah badan hukum, artinya badan hukum yang memenuhi syarat
sebagai pendukung hak dan kewajiban. Dalam UU PT secara tegas dinyatakan bahwa
PT adalah badan hukum.
- Didirikan berdasarak perjanjian:
Setiap perseroan didirikan berdasarakan perjanjian, artinya harus ada sekurang-
kurangnya dua orang yang bersepakat mendirikan perseroan, yang dibuktikan secara
tertulis yang tersusun dalam Akta Pendirian yang wajib dibuat dalam bentuk Akta
Notaris yang disahakan Kementrian Hukum dan HAM.
- Melakukan kegiatan usaha:
Setiap Perseroan melakukan kegiatan usaha, yaitu kegiatan dalam bidang perkonomian
yang bertujuan mendapat keuntungan dan laba.
- Modal dasar;
Setiap perseroan harus mempunyai modal dasara yang seluruhnya terbagi dalam saham.
- Memenuhi persyaratan undang-undang:
Setiap perseroan harus memenuhi persyaratan undang-undang perseroan dan peraturan
pelaksanaannya.
Salah satu unsur dari perseroan adalah badan usaha yang berbetntuk badan hukum.
Secara teoritis, di Indonesia dikenal dua kelompok badan usaha, yaitu: badan usaha
yang berbadan hukum dan badan usaha bukan berbadan hukum. Selain bentuk
perseroan,
badang usaha yang berbentuk badan hukum dapa ditemukan dalam bentuk yayasan,
foundation dan koperasi.

Badan hukum memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:


- Memiliki kekayaan sendiri.
- Anggaran Dasar disahkan oleh menteri.
- Ada pengurus
- Mempunyai tujuan sendiri
- Mempunyai kepentingan sendiri.

Menurut KUHPerdata, badan hukum adalah sekumpulan orang yang di dalam lalu lintas
hukum bertindak seakan-akan ia adalah satu badan pribadi tunggal atau corporatir.
Sementara itu, Van Apeldoorn menyatakan bahwa bdana hukum adalah tiap-tiap
kekayaan dengan tujuan tertentu, tetapi tanpa eigenaar atau owner atau pemilik yang
di dalam lalu lintas hukum diperlukan sebgai satu badan pribadi, seperti yayasan atau
stiching. Menurut BW, badan hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu badan hukum
kenegaraan dan badan hukum keperdataan.

D. Struktur Organisasi PT
Organ PT terdiri dari :

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


RUPS, berdasarkan Pasal 1 angka (4) UU PT adalah organ perseroan yang memegan
kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegan segala kewenangan yang tidak
diserahkan kepada direksi dan komisari dalam batas yang ditentukan dalam undang-
undang dan Anggaran Dasar. RUPS sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam PT
mempunyai kewenangan untuk menetapkan kebijakaan umum perseoran, mengakat, dan
memberhentikan direksi dan komisaris serta mengesahkan laporan tahunan direksi dan
komisaris.

2. Komisaris
Komisari memiliki tugas mengawasi kebijakan direksi dalam menjalankan perseruan
serta memberi nasihat direksi.
Pengangkatan Komisaris oleh RUPS. Keanggotaa Komisaris: jika pemegang saham, maka
harus melaporkan kepemilikan sahamnya baik di perseroan yang diawasi maupun saham
yang dimiliki di perseroaan lain
3. Direksi
Menurut Pasal 1 angka (5) UU PT, dijelaskan bahwa direksi adalah organ perseroan
yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili
perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai denga ketentuan Anggaran
Dasar. Pasal 92 ayat(3) UU PT mengatur bahwa direksi perseroan terdiri atas 1
orang
anggota direksi atau lebih, sedangkan terhadap perseroaan yang bidangnya bergerak
di bidang penghimpunan dana masyarakat dan mengelola dana masyarakat, misalnya
bank
atau asuransi, menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat, atau suatu

perseroan terbuka, undang-undang mengetur bahwa wajib terdapat setidaknya 2


(dua) orang anggota direksi.

Pihak yang dapat diangkat sebagai direksi adalah orang perseorangan yang
mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit,
dinyatakanya bersalah mnyebabkan suatu perseroan di nyatakan pailit, tidak pernah
melakukan tidak pidana. (Pasal 93 ayat (1) UU PT)

Daftar Pustaka
- Prof.Dr.H.Zainal Asikin, Dr.L.Wira Pria Suhartana,Pengantar Hukum
perusahaan (edisi Pertama),Jakarta, Kencana, 2016
- Kansil, pokok-pokok hukum perusahaan , Jakarta, Pustaka Sinat Harapan
1996
- Widjaja Gunawan, Tanggung Jawab Direksi atas kepailitan perseroan,
Jakarta, Raja Grafinda Persero, 2004
- Widjaja Gunawa, Seri perseroaan terbatas, Resiko hukum sebagai direksi,
komesaris dan Pemilik PT, Jakarta, Prantan afset 2008
- Prasetyo Rudhi, Kedudukan Mandiri, perseroan terbatas undnag-undang no.1
tahun Bandung Citra Aditya 1995

Anda mungkin juga menyukai