Makalah Kelompok 1 - Pendidikan Pancasila
Makalah Kelompok 1 - Pendidikan Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA
Pembimbing
PARIWISATA SYARIAH
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan serta kelancaran
dalam penyusunan makalah Pendidikan Pancasila tentang “Sejarah Lahirnya Pancasila
dan Rumusan Pancasila dari Moh Yamin dan Soepomo”. Sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Hukum, dosen
pembimbing Nawafi Maksum
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Ucapan terimakasih kepada tidak lupa kami sampaikan
kepada:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag. Selaku Rektor UIN SATU Tulungagung yang telah
memberikan kesempatan kepada kita untuk menimba ilmu di UIN SATU
Tulungagung.
2. Dr. Muhammad Aswad, S.Ag., M.H. Selaku ketua jurusan Pariwisata Syariah.
3. Ahmad Yuzki Arifian Nawafi’, M.IP selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas dan pengarahan kepada kami.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
karena keterbatasan kami sebagai manusia biasa, untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan demi kesempurnaan kami dalam menyelesaikan tugas-tugas dimasa yang akan
datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................ 3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan........................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 4
2.1. Sejarah Lahirnya Pancasila................................................ 4
2.2. Tujuan Pancasila................................................................ 6
2.3. Makna 5 Simbol Pancasila................................................. 7
BAB III KESIMPULAN .................................................................... 8
3.1. Kesimpulan ....................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dikarenakan begitu banyak polemik serta kontroversi yang akut dan berkepanjangan
baik mengenai siapa pengusul pertama sampai dengan pencetus istilah Pancasila. Dari
kronik sejarah setidaknya ada beberapa rumusan Pancasila yang telah atau pernah
muncul. Rumusan Pancasila yang satu dengan rumusan yang lain ada yang berbeda
namun ada pula yang sama. Secara berturut turut akan dikemukakan rumusan dari
Sukarno, Supomo, Yamin, Piagam Jakarta, Hasil BPUPKI, Hasil PPKI, Konstitusi RIS,
UUD Sementara, UUD 1945 (Dekrit Presiden 5 Juli 1959), Versi Berbeda, dan Versi
populer yang berkembang di masyarakat. Rumusan : Ir. Soekarno Selain Muh Yamin
dan Soepomo, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan usul dasar negara, di
antaranya adalah Ir. Sukarno. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian
dikenal sebagai hari lahir Pancasila. Namun masyarakat bangsa Indonesia ada yang
tidak setuju mengenai pancasila yaitu Ketuhanan, dengan menjalankan syari'at Islam
bagi pemeluk-pemeluknya. Lalu diganti bunyinya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah usulan calon dasar
negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Sukarno pula-lah yang
mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara harfiah berarti lima dasar)
pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muhammad Yamin) yang duduk di
sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan Pancasila,
Trisila, dan Ekasila. Menurut Ir. Soekarno Pancasila merupakan isi jiwa bangsa
Indonesia yang turun-menurun berabad abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan
barat. Dengan demikian, Pancasila bukan hanya sebagai falsafah negara, namun lebih
luas lagi, yaitu falsafah bagi bangsa Indonesia. Menurut Dr. Soepomo Usulan untuk
rumusan Pancasila diungkapkan Soepomo dalam pidatonya di sidang BPUPKI yang
digelar pada 31 Mei 1945. Soepomo memberikan lima rumusan untuk dijadikan dasar
negara, namun rumusan ini tidak disertai penyebutan nama dasar negara, yaitu :
Persatuan Kekeluargaan Keseimbangan lahir dan batin Musyawarah Keadilan rakyat,
Rumusan Mr. Mohammad Yamin Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang
dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945 beberapa anggota BPUPKI diminta untuk
menyampaikan usulan mengenai bahan-bahan konstitusi dan rancangan “blue print”
Negara Republik Indonesia yang akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr.
Mohammad Yamin menyampaikan usul dasar negara dihadapan sidang pleno BPUPKI
baik dalam pidato maupun secara tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI. Rumusan
2
Pidato Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan Muh Yamin
mengemukakan lima calon dasar negara yaitu: Peri Kebangsaan Peri Kemanusiaan Peri
ke-Tuhanan Peri Kerakyatan Kesejahteraan Rakyat. Rumusan Selain usulan lisan, Muh
Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara. Usulan
tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan rumusan
kata-kata dan sistematikanya dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu:
Ketuhanan Yang Maha Esa Kebangsaan Persatuan Indonesia Rasa Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Rumusan
Yamin ini dianggap kontroversial karena menurut kesaksian lima pendiri bangsa Dr. M.
Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. AA Maramis, Prof. Mr. AG Pringgodigdo, dan Prof.
Mr. Sunario yang diberi tugas Presiden Suharto pada tahun 1975 untuk merumuskan
pengertian Pancasila menyatakan menolak kebenaran pidato Yamin pada 29 Mei dan
sekaligus menyatakan bahwa Sukarno adalah satu-satunya orang yang mengemukakan
usulan lima dasar tersebut. Disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang
mengetahui tentah sejarah pancasila ataupun segala hal yang berkaitan tentang
pancasila, oleh karena itu penulis akan membahas tentang sejarah pancasila dan semua
yang berkaitan dengan pancasila.
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
rumusan dasar negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam
Jakarta" atau "Jakarta Charter". Setelah itu sebagai ketua "Panitia Sembilan", Ir.
Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota
BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka" yang
disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negara
Republik Indonesia adalah sebagai berikut :Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam masa persidangan
BPUPKI yang kedua, yang diselenggarakan mulai tanggal 10 Juli 1945. Sidang
kedua yang berlangsung sejak tanggal 10 Juli 1945 hingga tanggal 14 Juli 1945.
Sidang BPUPKI kali ini membahas tentang wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Kewarganegaraan Indonesia, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi
dan keuangan, pembelaan negara, serta pendidikan dan pengajaran. Pada
persidangan BPUPKI yang kedua ini, anggota BPUPKI dibagi bagi dalam panitia-
panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang terbentuk itu antara lain adalah: Panitia
Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno), Panitia Pembelaan
Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan
Keuangan (diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta). Pada tanggal 11 Juli 1945, sidang
panitia Perancang Undang-Undang Dasar, diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas
pembentukan lagi panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus
merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitu
sebagai berikut :Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil), Mr. KRMT
Wongsonegoro (anggota), Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
(anggota),Mr. Alexander Andries Maramis (anggota), Mr. Raden Panji Singgih
(anggota), Haji Agus Salim (anggota), dan Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota).
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan UndangUndang
Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan dibentuknya "Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia" ("PPKI") atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu
Junbi Inkai dengan Ir. Soekarnosebagai ketuanya. Tugas "PPKI" ini yang pertama
6
adalah meresmikan pembukaan serta batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
Tugasnya yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan
pemindahan kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militer Jepang kepada
bangsa Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah
ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir.
Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Setelah proklamasi, pada
tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang. Hasil sidang itu antara lain :
Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 2. Memilih dan mengangkat Presiden
dan Wakil Presiden 3. Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional
sebelum dibentuknya MPR dan DPR Sidang PPKI yang ke dua memutuskan
:Pembentukan Komite Nasional. Membentuk Partai Nasional Indonesia,
Pembentukan Badan kemanan rakyat.
2.2. TUJUAN PANCASILA
Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila sebagai Ideologi Negara
merupakan tujuan bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam
Pembangunan Nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik secara
material maupun spiritual. Tujuan tersebut dicapai dalam wadah Negara Kesatuan
RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat. Selain itu, Pancasila
sebagai ideologi juga mencakup sikap warga negara yang mewujudkan kehidupan
bangsa dan dunia yang aman, tentram, tertib dan damai. Fungsi Pancasila sebagai
Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara atau sering juga disebut sebagai Dasar
Falsafah Negara mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur
penyelenggaraan pemerintahan. Fungsi Pancasila Indonesia sebagai Pandangan
Hidup Bangsa Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung makna
bahwa semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan
sila-sila dari Pancasila. Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan kristalisasi
dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut
antara lain nilai ketuhanan-keagamaan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan-demokrasi, dan nilai keadilan sosial.
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi
penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan
7
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang
ber-Ketuhanan, yang berkemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-kerakyatan,
dan yang berkeadilan. Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai
cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi
sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat memparsatukan berbagai golongan
masyarakat di Indonesia.
2.3. MAKNA 5 SIMBOL PANCASILA
Bintang Tunggal Di tengah perisai dalam Garuda Pancasila terdapat simbol bintang
yang memiliki lima sudut. Di mana bintang tunggal tersebut melambangkan sila
pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Bintang tunggal dianggap
sebagai cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan Tuhan kepada setiap
manusia. Di bagian bintang terdapat latar berwarna hitam, melambangkan warna
alam asli yang dimiliki Tuhan. Rantai Emas Di bagian kanan bawah, tergambar
simbol rantai emas yang melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut memiliki mata rantai yang berbentuk segi
empat dan lingkatan yang saling berkaitan. Mata rantai segi empat melambangkan
laki-laki, sedangkan lingkaran melambangkan perempuan. Pohon Beringin Pada
bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang melambangkan sila
ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Lambang pohon beringin digunakan karena
pohon yang besar dan banyak digunakan orang sebagai tempat berteduh
dibawahnya. Sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia, semua rakyat Indonesia
dapat "berteduh" di bawah naungan Negara Indonesia. Pohon beringin yang
memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah bermakna dengan keragaman
suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia. Kepala Banteng Di bagian
kiri atas, simbol kepala banteng melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan.Kepala banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka
berkumpul. Musayawarah dalam Pancasila adalah orang-orang yang berdiskusi
untuk melahirkan suatu keputusan. Padi dan Kapas Pada bagian kiri bawah terdapat
lambang padi dan kapas yang melambangkan sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas mewakili sila kelima karena
8
melambangkan kebutuhan dasar setiap manusia, yaitu pangan dan sandang
(pakaian).
9
BAB III
KESIMPULAN
1.1. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa:
Pancasila adalah falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan dan ideologi negara yang diharapkan
menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA