Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN BAYI BARU LAHIR RENDAH (BBLR)

PADA BAYI NY. A DI RUANG PERINATOLOGI RS BHAKTI WIRA


TAMTAMA SEMARANG

Disusun oleh :

Mila Zaskia
2008159

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
A. Pengertian
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari 2500
gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang
mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada
pertumbuhan dan perkembangan, bhkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya
[ CITATION Bet021 \l 1033 ]
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan
pada saat kelahiran kurang dari 2500gram atau lebih rendah [ CITATION Man01 \l 1033 ]
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasinya [ CITATION Pud10 \l
1033 ]
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
melihat apakah premature atau dismatur yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ serta menimbulkan kematian.

B. Penyebab/ Factor Predisposisi


Beberapa penyebab dari bayi dengan berat lhir rendah menurut [ CITATION pro10 \l 1033 ],
yaitu :
a. Faktor ibu, antara lain:
1) Penyakit
a. Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum,
preeklamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih
b. Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi,
HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
c. Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alcohol
2) Ibu
a. Angka kejadian prematitis tertinggi adalah kehamilan pada usia <20 tahun
atau > 35 tahun
b. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek(> 1 tahun)
c. Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
3) Keadaan social ekonomi
a. kejadian tertinggi pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakankeadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang
b. aktifitas fisik yang berlebihan
c. perkawinan yang tidak sah
b. Faktor Janin
Factor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusisitomegali,
rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

c. Factor Plasenta
Factor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solusio plasenta,
sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
d. Factor Lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal didataran tinggi, terkena
radiasi, serta terpapar zat beracun.

C. Klasifikasi
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR menurut [ CITATION pro10 \l 1033 ]:
a. menurut harapan hidupnya
- Bayi berat lahir rendah (BBLR)dengan berat lahir 1500-2500 gram
- Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 100-1500 garam
- Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurrang dari 1000
gram
b. menurut masa gestasinya
1) Prematuritas Murni
Prematuritas murni adalah bayi dengan usia kehamilan,37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia kehamilan atau disebut juga
Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK). Karakteristik
yang dapat ditemukan pada premature murni adalah :
a. Berat badan kurang dari 2500gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar
kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
b. Gerakan kurangb aktif, otot msih hipotonis
c. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
d. Kepala ebih besar dari badan rambut tipis dan halus
e. Tulang-tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
f. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
g. Jaringan payudara tidak ada dan putting kecil
h. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
i. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan
pelipis dahi dan lengan
j. Lemak subkutan kurang
k. Genetalia belu sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora
l. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
m. Bayi premature lebih mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan
tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan
antibody belum sempurna. Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan
sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas(BBLR)

2) Retardasi Pertumbuhan Janin Intra Uterin (IUGR/Dismaturitas IUGR)


Adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia
kehamila, serta menunjukkan bayi mengalami retardasi.
Dismatur dapat terjadi preterm, term, dan post term. Dismatur pretermdisebut
juga dengan Neunatu Kurang Bulan-Kecil Untuk Masa Kehamilan ((NKB-KMK),
Dismatur Term disebut juga Neonatus Cukup Bulan-Sesuai Masa
Kehamilan(NCB-SMK), Dismatur Posterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-
Sesuai Masa Kehamilan (NKB SMK). Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan
berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan
dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan.
Menurut [ CITATION Dir08 \l 1033 ] IUGR dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Proportionate
IUGR janin yang menderita distress ang lama dimana gangguan pertumbuhan
terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga
berat, panjang, dada, lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak
menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum
terbentuknya adipose tissue.
IUGR
b. Disporpotionate IUGR terjadi karena distress subakut gangguan terjadi
beberapa minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkar kepala normalakan tetapi beat tidak sesuai dengan masa
gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan lemak
dibawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus
dan lebih panjang.

D. Patofisiologi/ Phatways
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi resiko gizinya.
Beberapa factor yang memberikan efek pada maslah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan didalam tubuh sedikit,
hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zatbesi, kalsium, fosfor dan seng
dideposit selam 8 jam minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm
mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia, dll. Hipoglikemia
menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Premature.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mepunyai lebih
sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengansorbsi
lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
c. Belum matang fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara reflex hisap
dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34 minggu,
padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena target pencapaian BB
nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi
pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalorinyang
meningkat
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak sebanding
dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan dibawah kulit. Kehilangan panas ini
akan meningkatkan kebutuhan kalori.

E. Pengkajian Keperawatan
Tanggal pengkajian : 12 Desember 2018
1. Identitas
a. Nama : ByNy. S
b. TTL : Semarang, 28 November 2018
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Nama ayah : Tn. A
e. Umur : 34 tahun
f. Nama ibu : Ny. S
g. Umur : 32 tahun
h. Agama : Islam
i. Pendidikan ayah : SMA
j. Pendidikan ibu : SMA
k. Pekerjaan ayah : Swasta
l. Pekerjaan ibu : ibu rumah tangga
m. Suku kebangsaan : Jawa, Indonesia
n. Alamat : Semarang
o. Diagnose medis : BBLR
p. No RM : 117764
2. Keluhan utama
Ibu bayi mengeluh bayinya saat lahit memiliki berat badan rendah yaitu 1700 gram.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Bayi dirawat di inkubator, tangisan kencang, gerak aktif, bibir kering, tidak ada
kejang, berat badan bayi naik turun.
4. Riwayat persalinan
a. BB/TB ibu : 47 kg/164 cm
b. Keadaan umum : compos mentis
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Indikasi : PEB (Pre Eklamsi Berat)
e. Komplikasi persalinan ibu : ibu menderita hipertensi
f. Lamanya ketuban pecah : ketuban pecah bersamaan dengan bayi lahir
g. Persalinan di : ruang bersalin/VK
h. Tanda Vital : 150/90 mmHg
i. Proses persalinan: kala I berlangsung selama 5 jam, kala II berlangsung selama 2
jam
j. Fetus : janin dengan BB rendah, kondisi ekstremitas lengkap,
anggota tubuh lengkap, menangis setelah beberapa menit lahir
k. Kondisi ketuban : air ketuban jernih

5. Keadaan kesehatan saat ini


a. Status nutrisi dan cairan
Bayi mendapat intake ASI 40-50 cc/2jam melalui OGT, klien terpasang IVFD
D10% 4cc/jam
b. Aktivitas istirahat
Bayi gerak aktif, banyak tidur, menangis keras
c. Perawatan kebersihan diri
Bayi mandi di dalam inkubator secara sibin setiap pagi dan sore hari dan
perawatan tali pusat. Popok diganti setiap selesai mandi dan setiap bayi
BAB/BAK , bayi tampak bersih dan tidak tampak tanda iritasi.
d. Eliminasi
Feses jumlah sedikit dan warna kuning kecoklatan, konsistensinya lembek, bau
menyengat.
6. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda Vital :
N : 124 x/menit
RR :42 x/mnt
S : 36,8 ◦C
b. Antropometri :
BB : 1580 gr
PB : 44 cm
LK :28
LD : 26
LL :7
c. Kepala
- Bentuk : Lonjong
- Ubun-ubun : fontanel lunak, tidak cekung tidak menonjol, wajah simetris
- Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
- Telinga : bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna, tidak
ada cairan abnormal
- Mulut : terlihat kotor, kering, tidak ada stomatitits, terpasang OGT pada
mulut bayi untuk mengetahui residu ASI
- Hidung : simetris, bersih, tidak ada sekret
d. Jantung dan paru
- Bunyi nafas : tidak ada bunyi nafas tambahan
- Pernafasan : 42 x/mnt, tangisan keras
- Denyut jantung : HR :138 x/mnt, kuat, teratur, posisi kiri atas,
- Perut : tidak terdapat distensi abdomen, bising usus +, residu berupa ASI dan
lendir
e. Punggung
- keadaan punggung : keadaan punggung simetris, tulang ekor terlihat menonjol
f. genitalia
- berjenis kelamin laki-laki
- anus : terdapat lubang anus
g. ekstremitas
- jari tangan : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin
- jari kaki : lengkap tidak ada kelainan
- pergerakan: pergerakan aktif
- nadi : 124 x/mnt (normal)
h. status neurologi
- reflek : reflek menggenggam baik, dan reflek menghisap lemah
i. nutrisi
- jenis makanan : ASI selang-seling dan sufor
j. eliminasi
- BAB/BAK +, BAB sedikit, konsistensinya lembek, bau pekat
7. Terapi
a. Asi selang-seling dan sufor melalui OGT
b. Inf D-10% 4cc/jam

8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin tanggal 28 november 2018

No Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan satuan


1 HEMATOLOGY
Darah lengkap
Hemoglobin (HGB) 18,4* g/dl
Leukosit (WBC) 8,0 10ᶾ/mmᶾ
Hematokrit (HCT) 55,1* %
Thrombosit (PLT) 201 10ᶾ/mmᶾ
Eritrosit (RBC) 5,1 10⁻6/mmᶾ
MCV 109* fL
MCH 36,2* Pg
MCHC 33,3 g/dl
2 KIMIA DARAH
Glukosa Darah
Sewaktu 42 40-60 mg/dl
3 ELEKTROLIT
Natrium 134,4 mmol/lt
Kalium 3,75 mmol/lt
Klorida 104,9 mmol/lt
Kalsium 2,04* 2,05-2,8 mmol/lt

b. Pemeriksaan GDS tanggal 12 Desember 2018 jam 06.00 WIB.


GDS : 80 mg/dl

F. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh tidak adekuat, prematuritas,
status imun menurun
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.

G. Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnose Tujuan Intervensi Rasional


1. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Pantau KU dan tanda vital 1. Sebagai pantauan untuk
berhubungan tindkan keperawatan bayi
dengan pertahanan selama 2x24 jam, bayi 2. Lakukan perawatan tali 2. Agar tidak terjadi infeksi
tubuh tidak terhindar dari infeksi, pusat dan mempercepat
adekuat, dengan criteria hail : pengeringan tali pusat
prematuritas, status a. TTV normal 3. Anjurkan ibu mencuci 3. Meminimalkan terjadinya
imun menurun b. Tidak ada tanda payudara sebelum memeras infeksi silang ibu dan
leargi ASI, kontak dengan bayi bayi
4. Cuci tangan sebelum dan 4. Mencegah penyebaran
sesudah melakukan tindakan infeksi nosokomial
5. Jaga kebersihan  5. Mengurangi media untuk
(badan,pakaian) pertumbuhan kuman
dan lingkungan bayi
6. Kolaborasi dengan tim 6. Mencegah infeksi dari
medis untuk pemberian pneumonia
antibiotic
7. Kolaborasi pemeriksaan 7. Leukosit inggi
darah lengkap terutama mengindikasikan adanya
leukosit infeksi
2. Ketidakseimbanga Setelah dilakukan 1. Pantau intake dan output 1. Mengetahui
n nutrisi kurang tindakan selama 3x24 nutrisi keseimbangan nutrisi
dari kebutuhan jam kebutuhan nutrisi 2. Pantau BB setiap hari 2. Mengetahui
tubuh berhubungan klien terpenuhi, dengan perkembangan bayi
dengan ketidak criteria hasil : 3. Lakukan perawatan mulut 3. Memberikan kenyamanan
mampuan mencerna 1. TTV normal pada bayi
nutrisi karena 2. Tidak ada tanda 4. Ajarkan ibu cara 4. Mencegah kerusakan ASI
imaturitas. hipoglikemi menyiapkan ASI yang benar untuk mencukupi
3. BB meningkat kebutuhan nutrisi bayi
15gram/hari 5. Berikan ASI setiap 2 jam 5. Nutrisi yang sedikit tapi
4. Tidak ada residu melalui OGT sering untuk lambung
lambung yang belum matur
5. Bibir lembab 6. Kelola pemberian IVFD 6. Member tambahan
D5% asupan nutrisi
7. Lakukan pengecekan residu 7. Mengetahui kapasitas
lambung lambung bayi

DAFTAR PUSTAKA

Betz, L. C. (2002). Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta: EGC.

Keluarga, D. B. (2008). Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emerenci Dasar (PONED).
Jakarta: Depkes RI.

Mansjoer, A. d. (2001). Kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta : EGC.
proverawati, a. S. (2010). Berat Badan Lahir Rendah DLkpi:Asuhan pada BBLR. Jakarta: Pustaka Tarbiyah
Baru.

Pudjiadi Antonius, H. H. (2010). Pedoman Pelayan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.

Anda mungkin juga menyukai