sipil
a. Persiapan sebelum pemboran
1
usaha-usaha tersebut perlu digunakan adalah “Staggered ‘V’
diterapkan suatu metode yang Cut”.
tepat. Misalnya terhadap batuan
yang keras (andesit), maka proses Kinerja suatu mesin bor
pemanfaatannya dapat dilakukan dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat
dengan metode peledakan. Tetapi batuan yang di bor, rock
sebelum pelaksanaan keputusan drillability, geometri pemboran,
pekerjaan peledakan, perlu umur dan kondisi mesin bor, dan
dipertimbangkan terlebih dahulu ketrampilan operator .
adanya fakto-faktor pemilihan 1) Sifat batuan
bahan peledak dan factor-faktor Sifat batuan yang
teknis yang mempengaruhi hasil berpengaruh pada penetrasi
dari suatu proses tersebut, dan sebagai konse- kuensi
sehingga ketetapan pekerjaan pada pemilihan metode
dapat tercapai. pemboran.
a) Kekerasan
Metode pemboran yang Kekerasan adalah
utama dipergunakan dalam tahanan dari suatu
tambang terbuka atau quarry bidang permukaan halus
adalah pemboran vertikal atau terhadap abrasi.
miring. Dalam pekerjaan tambang, Kekerasan dipakai untuk
pemboran ini dilakukan untuk mengukur sifat-sifat
media bahan peledak. Sehingga teknis dari material
dapat difungsikan sebagaimana batuan dan juga dipakai
mestinya dan juga pemboran ini untuk menyatakan
sangat berpengaruh terhadap berapa besarnya
bentuk permukaan tambang tegangan yang
khususnya bentuk bench yang diperlukan untuk
diledakkan. Oleh karena itu, agar menyebabkan kerusakan
hasil dari suatu proses peledakan pada batuan. Kekerasan
baik itu dilihat dari fragmentasi merupakan suatu fungsi
batuan dan kondisi daritambang dari kekerasan,
yang terbentuk terkoordinasi Komposisi butiran
dengan baik, maka pola pemboran mineral, serta merupakan
yang baik, aman dan efisien hal yang utama harus
adalah “Staggered Dill Pattern” diketahui, karena setelah
dan pola peledakan yang mata bor menetrasi
batuan, maka akan
2
menentukan tingkat porositas, jenis
kemudahan pemboran. perpindahan dan
besarnya beban yang
b) Kekuatan (Strength) diterapkan. Nilai modulus
Pada prinsipnya elastisitas untuk batuan
kekuatan batuan yang sangat rendah, hal
tergantung pada ini disebabkan komposisi
komposisi mineral. Di mineral dengan
antara mineral – mineral tekturnya, seperti
yang terkandung di modulus elastisitas pada
dalam batuan, kwarsa arah yang sejajar bidang
yang terkompak atau perlapisan selalu lebih
terkuat tekan mencapai besar dibandingkan
lebih 5,00 MPa, sehingga dengan arah tegak lurus.
semakin tinggi
kandungan kwarsa, akan d) Plastisitas
memberikan kekuatan Plastisitas batuan
yang meningkat. merupakan perilaku
batuan yang
c) Elastisitas menyebabkan deformasi
Sifat elatisiatas tetap setelah tegangan
dinyatakan dengan dikembalikan kondisi
modulus elatisitas atau awal, dimana batuan
modulus Young (E), dan tersebut belum hancur.
nisbah poisson (u) Sifat plastis tergantung
modulus elatisitas pada komposisi mineral
merupakan faktor penyusun batuan dan
kesebandingan antara diperbaharui oleh adanya
tegangan normal dengan pertambahan kwarsa dan
regangan relatif, mineral lain.
sedangkan nisbah
poisson merupakan e) Abrasitas
kesebandingan regangan Abrasitas adalah
lateral dan regangan sifat batuan yang
aksial. Modulus menggores permukaan
elastisitas sangat material lain, ini
tergantung pada merupakan suatu
komposisi mineralnya, parameter yang
3
mempengaruhi kehausan penyusutan batuan,
(umur) mata bor dan sehingga dapat di
batang bor. Kandungan klafikasikan berdasarkan
kwarsa dari batuan sifat-sifat, ikatan antar
biasanya petunjuk yang butir, bobot isi, dan
dipercaya untuk ukuran butir. Tekstur juga
mengukur kehausan mempengaruri
mata bor. pemboran. Jika butiran
(1) Kekerasan butir berbentuk lembaran,
batuan, batuan pemboran akan lebih sulit
dengan keberadaan di banding dengan
butiran kwarsa permukaan bulat seperti
mempunyai tingkat batu pasir. Sedangkan
abrasi yang tinggi. batuan mempunyai bobot
(2) Bentuk butir, bila isi rendah sehingga lebih
bentuk butir tersebut mudah jika dibor.
tidak teratur atau
lebih abrasive g) Struktur geologi
disbanding dengan Struktur geologi
bentuk bulat. seperti patahan, rekahan,
(3) Ukuran butir. kekar, bidang per-
(4) Porositas batuan. lapisan berpengaruh
(5) Ketidaksamaan, kepada penyesuaian
batuan poli mineral kelurusan lubang ledak.
sekalipun Adanya rekahan–
mempunyai rekahan dan rongga–
kekerasan sama rongga dalam batuan
akan abrasive seperti di batu gamping
karena sering mempersulit
meningkatkan kinerja pemboran, karena
permukaan kasar. batang bor dapat terjepit.
h) Karakteristik pecahan
f) Tekstur Karakteristik
Tektur suatu batuan pecahan dapat seperti
menujukan hubungan tingkah laku apabila batu
antara minieral-mineral di kenai palu. Masing–
masing tipe batuan
4
mempunyai karakteristik
pembongkaran yang
benareka ragam dan 4) Keterampilan Operator
derajat pembongkaran Keterampilan operator
berhubungan dengan tergantung pada individu
tektur, komposisi mineral masing-masing yang dapat
struktur. diperoleh dari latihan dan
pengalaman kerja.
Jenis batuan menentukan
pemilihan dari alat bor, kekerasan 5) Geometri pemboran
dan komposisi mineral dari batuan Geometri pemboran
adalah faktor yang menyebabkan meliputi diameter lubang
cepat atau lambatnya keausan ledak, kedalaman lubang
mata bor (bit) dan batang bor (drill ledak, kemiringan lubang
steel) alat bor. Jenis batuannya ledak dan pola pemboran.
adalah batuan basa. Percussive a) Tinggi jenjang (L)
atau rotary-rushing, dipakai untuk Tinggi jenjang
batuan yang keras, rotary-cutting adalah parameter yang
dipakai untuk batuan sedimen. dihubungkan dengan
ukuran-ukuran lainnya.
2) Rock Drillability Pada tambang terbuka
Drilabilitas batuan adalah tinggi jenjang ditentukan
temperatur mudah tidaknya terlebih dahulu. Tinggi
mata bor melakukan jenjang maksimum
penetrasi ke dalam batuan. ditentukan oleh peralatan
Drilabilitas batuan merupakan bor yang tersedia,
fungsi dari sifat batuan misalnya panjang batang
seperti komposisi mineral, bor (drill road) dan
tekstur, ukuran butir dan ukuran alat bor (rock
tingkat pelapukan. drill). Dalam tambang
terbuka dan quarry
3) Umur dan Kondisi Mesin bor diusahakan tinggi jenjang
Umur dan kondisi mesin ditentukan terlebih
bor sangat berpengaruh, dahulu, dengan beracuan
karena semakin lama umur pada peralatan bor yang
alat bor maka pemakaian tersedia. Tinggi jenjang
kemampuan alat semakin jarang melebihi 15 meter,
turun.
5
kecuali ada Diamaeter lubang ledak
pertimbangan lain. berpengaruh pada
penutupan burden dan
b) Diameter lubang ledak jumlah bahan peledak
(D) yang dipakai pada setiap
Diameter Lubang lubang ledak.
Ledak, faktor penting
dalam menentukan c) Kemiringan lubang Ledak
ukuran diameter lubang Kemiringan lubang
ledak adalah besarnya ledak secara teoritis ada
target produksi. Diameter dua, yaitu lubang ledak
yang lebih besar akan tegak dan lubang ledak
memberikan laju produksi miring. Rancangan
yang tinggi. Faktor lain peledakan yang
yang mempengaruhi menerapkan lubang
pemilihan ukuran ledak tegak, maka
diameter lubang ledak gelombang tekan yang
adalah fragmentasi dipantulkan oleh bidang,
batuan yang dikehendaki sehingga kehilangan
dan batasan getaran gelombang tekan akan
yang diijinkan. cukup besar pada lantai
jenjang bagian bawah,
Pemilihan diameter hal ini dapat
lubang ledak secara menyebabkan timbulnya
tepat pada suatu tonjolan pada lantai
rancangan peledakan jenjang. Sedangkan pada
memerlukan dua bagian lobang ledak miring akan
pernilaian. Bagian membentuk bidang
pertama yaitu bebas lebih luas,
mempertimbangkan dari sehingga mempermudah
efek lubang ledak proses pecahnya batuan
terhadap fragmentasi, dan kehilangan
suara ledakan, batu gelombang tekan pada
terbang dan getaran lantai jenjang menjadi
tanah, sedangkan yang lebih kecil.
kedua adalah
mempertimbangkan
faktor ekonominya.
6
Dinding jenjang
dan lantai
jenjang yang
dihasilkan relatif
rata.
7
(3) Keuntungan lubang d) Burden (B)
ledak tegak adalah Burden merupakan
sebagai berikut: jarak tegak lurus antara
Pemboran yang lubang tembak terhadap
dilakukan lebih bidang bebas yang paling
mudah dan dekat. Burden
akurat. merupakan dimensi yang
Untuk tinggi terpenting didalam
jenjang sama peledakan, karena
lubang ledak burden digunakan untuk
akan lebih menentukan geometri
pendek jika peledakan yang lainnya.
dibanding Dalam menentukan
dengan lubang burden ada beberapa hal
ledak miring. yang harus diperhatikan
antara lain:
(4) Kerugian lubang (1) Burden harus
ledak tegak adalah merupakan jarak dari
sebagai berikut: muatan (charges)
Kemungkinan tegak lurus terhadap
akan timbul free face terdekat
tonjolan pada dan arah dimana
lantai jenjang. pemindahan akan
Kemungkinan terjadi.
timbulnya (2) Besarnya burden
retakan tergantung dari
kebelakang karakteristik batuan,
jenjang (back karakteristik bahan
break) dan peledakan dan
getaran tanah parameter lainnya.
lebih besar.
Lebih banyak e) Spacing (S)
menghasilkan Spasing adalah jarak
bongkahan pada antar lubang tembak
daerah dalam satu baris dan di
stemming. ukur sejajar terhadap
dinding teras (jenjang),
hal-hal yang harus
8
diperhatikan dalam terdapat “ joint ”yang
penentapan spacing letaknya tidak saling
adalah: tegak lurus.
(1) Pola peledakan yang (5) Spacing = 1,15B,
ditetapkan. untuk peledakan
(2) Fragmentasi yang di yang menggunakan
inginkan. pola “Equilateral”
(3) Besarnya burden. daan berurutan pada
(4) Delay interval. garis yang sama.
(5) Kedalaman lubang (6) Spacing = 1,2 - 1,4B,
tembak. untuk peledakan
beruntun dalam satu
Berdasarkan cara garis yang sama.
urutan peledakannya,
pedoman penentuan f) Subdrilling
spacing adalah sebagai Subdrilling adalah
berikut : kelebihan panjang lubang
(1) Spacing = 2B, untuk tembak yang terdapat di
peledakan serentak bawah lantai teras
dalam satu baris. (jenjang) yang
(2) Spacing = 1B , untuk mempunyai panjang lebih
peledakan berurutan kurang 0,3 B, tujuan
dalam satu baris pembuatan subdrilling
dengan selang waktu adalah untuk
yang lama (second mendapatkan
delay). permukaan lantai teras
(3) Spacing = 1 - 2B, yang baik dan tidak
bila lubang-lubang terjadi tonjolan (toe) pada
dalam satu baris di permukaan lantai
ledakan secara tersebut setelah
beruntun dengan peledakan, sehingga
selang waktu yang kegiatan tidak
singkat (milli second mengganggu aktivitas
delay). selanjutnya.
(4) Spacing = 1,2 - 1,8B,
untuk peledakan 6) Pola Pemboran
pada batuan yang Pola pemboran
merupakan salah satu
9
tahapan yang penting dalam
pelaksanaan oprasi
peledakan. Penerapan pola
pemboran tertentu akan
mempengaruhi jumlah batuan
yang akan diperoleh per
meter pemboran. Secara
garis besar pola pemboran Sumber : Document Diklat Teknik Pemberaian Pada
Penambangan Bahan Galian
yang pakai pada kegiatan Gambar 1.4. Sketsa Pola Pengeboran
pemboran adalah : Peledakan Pada Tambang Terbuka
10
peleakan baris demi baris sehingga batuan yang
(delay row by row). tidak terkena
pengaruh ledakan
Sedangkan pola kecil.
pengeboran selang - seling Delay yang digunakan
adalah penempatan lubang tidak terlalu banyak
ledak secara selang - seling karena dalam satu
pada setiap kolomnya. Pola baris atau row lubang
ini lebih dikenal pola ledak diberi nomor
pemboran zig - zag, pola ini delay yang sama.
pada umumnya
dikombinasikan dengan delay Sedangkan kerugian dari pola
row by row. Keuntungan pola pemboran tersebut adalah :
pemboran : 1) Pola Pemboran Bujur
1) Pola Bujur Sangkar Sangkar
Lebih mudah dalam Volume batuan yang
menentukan titik yang terkena pengaruh
akan dibor, karena ledakan lebih besar
ukuran spasi dan sehingga
burdennya sama kemungkinan pada
sehingga penempatan hasil peledakan masih
alat bor tidak ditemukan bongkahan
membutuhkan waktu batuan (boulder).
yang lama. Secara teoritis,
Pengaturan waktu semakin banyak
tunda peledakan pada lubang ledak semakin
pola Bujur sangkar banyak pula nomor
adalah V delay, delay.
sehingga hasil
peledakan terkumpul 2) Pola pemboran Selang-
pada suatu tempat seling.
tertentu. Kesulitan dalam
penempatan titik bor,
2) Pola pemboran selang- karena titik bor yang
seling. dibuat tidak sejajar
Dapat memberikan dengan baris yang
keseimbangan berlainan.
tekanan yang baik
11
Hasil peledakan akan 7) Merencanakan Pemboran
menyebar karena Adapun tahapan-tahapan
peledakanya serentak yang dilakukan dalam
pada garis yang sama melaksanakan pemboran
tapi pada baris yang adalah sebagai berikut :
berlainan diledakkan a) Pembersihan atau
secara tunda. meratakan areal, yang
mana bertujuan untuk
Dalam merencanakan mempermudah
pola pemboran yang akan pergerakan mesin bor
digunakan dilapangan, ada dari satu lobang ke
beberapa faktor yang harus lobang yang lainya.
dipertimbangkan, antara lain b) Pemasangan tanda kerja
kondisi lapangan yang akan pada seam yang akan
di ledakan, jenis detonator dikerjakan, berupa plang
yang akan dipakai antara lain nama yang bertujuan
menyangkut panjang dari agar orang yang tak
detonator itu sendiri dan berkepentingan dilarang
banyak faktor lagi yang memasuki areal drill.
mempengaruhi. c) Pengukuran dan
penandaan titik
Berdasarkan hasil pemboran yang mana
penelitian dilapangan pada dilakukan oleh helper
jenis batuan kompak, atau orang yang
menunjukkan bahwa membantu dalam
fragmentasi hasil peledakan kelancaran kegiatan
menggunakan pola selang- pemboran, pengukuran
seling lebih baik dari pada pertama kali dari bidang
pola sejajar, hal ini bebas atau Free.
disebabkan energi yang
dihasilkan pada pemboran Pada persiapan sebelum
selang - seling jauh lebih pemboran pada tambang
optimal dalm mendistri- terbuka ada nama teknik
busikan energi peledakan profiling, yaitu pengukuran
yang bekerja dalam batuan. pada bidang bebas.
Tujuannya agar lubang ledak
mempunyai burden yang
sama sepanjang dinding
12
bidang bebas atau vemier sudut yang akan
kemiringan lubang ledak menunjukkan sudut
sejajar dengan kemiringan vertikal. Langkah-langkah
relatif bidang bebas atau pengukuran sudut
garis kemiringan semu vertikal sebagai berikut :
bidang bebas yang ekstrim (1) Posisikan sisi
tidak rata tersebut. kompas pada bìdang
miring yang akan
Untuk melakukan profiling diukur besar
diperlukan meteran panjang sudutnya.
yang diguiung dan alat (2) Putar engkol di
pengukur sudut. Sebagai bagian belakang
pengukur sudut gunakan atau punggung
kompas geologi, misalnya kompas, sehingga
kompas tipe “Brunton”, tipe vemier sudut vedikal
“Silva”, atau jenis kompas serta nivo tabung
geologi lainnya yang sejenis bergerak .
yang dapat mengukur sudut (3) Seimbangkan
vertikal. gelembung udara
pada nivo tabung,
a) Pengukuran sudut yaitu dengan
vertikal memposisikan
Kompas pengukur gelembung udara
sudut yang akan tersebut tepat
diuraikan berikut ini dìtengah-tengah .
adalah tipe Bruton (lihat (4) Angka sudut vertikal
gambar). Kompas Bruton antara 0°- 90°
dapat mengukur sudut terletak di bawah
horizontal (azimuth) vemier sudut vertical
maupun vertikal yang sekalìgus
(kemiringan). Namun sebagai
daiam pekerjaan profiling penunjuknya. Baca
kompas hanya digunakan dan Catatlah angka
untuk mengukur sudut sudut vertikal
vertikal saja. Pada tersebut.
bagian belakang kompas
terdapat engkol pemutar
13
Sumber : www.google.com
Gambar 1.5. Kompas Geologi Tipe Brunton
14
kemiringan 15 relative
bidang bebas.
15
mengikuti prosedur lurus, oleh sebab itu
yang telah diuraikan diperlukan satu
sebelumnya. orang lagi untuk
Pengukuran sudut di mengukur sudut
upayakan pada kemiringan garis AC.
bentangan meteran Catat kemiringannya.
yang benar - benar
19
2) Memeriksa adanya penghambat, ke dalam lubang dan
apabila terasa adanya hambatan dengan bantuan pantulan
atau penyumbat lubang dapat sinar matahari dapat terlihat
digunakan tongkat bambu untuk ada-tidaknya rongga.
mendorong material b) Cek data log-bor dari Juru
penghambat (tamping). Atau Bor yang menginformasikan
dapat pula menggerakkan tali adanya kenaikan perubahan
yang diberi pemberat untuk penetrasi mendadak pada
memukul dan mendorong kedalaman tertentu.
material penghambat. Apabila
Apabila kedua cara di atas tidak
penyumbat tersebut sulit diatasi
memungkinkan, tidak ada jalan
dengan kedua cara di atas,
lain maka harus ekstra hati-hati
maka perlu dibor ulang dengan
menuangkan bahan peledak ke
hati-hati.
dalam lubang. Apabila
3) Memeriksa air, Untuk memeriksa
kecepatan kenaikan bahan
adanya air di dalam lubang
peledak dirasakan lambat,
dapat dengan menjatuhkan batu
maka harus dihentikan,
kecil ke dalam lubang dan bila
kemudian isikan material
sampai kedalam air akan
stemming secukupnya.
terdengar gema suara benda
jatuh ke dalam air. Dapat
5) Menutup rongga dalam lubang
digunakan dengan pompa atau
ledak
kompresor alat bor untuk
Langkah-langkah penutupan
mengeluarkan air. Apabila air
rongga dalam lubang ledak
masuk kembali dengan cepat
adalah sebagai berikut:
kedalam lubang, disarankan
a) Apabila rongga berada
untuk menggunakan bahan
diantara panjang kolom
peledak yang tahan terhadap air,
“isian utama”, maka isikan
misalnya watergel, emulsi atau
dahulu bahan peledak
catridge.
sampai batas bawah rongga.
4) Memeriksa rongga dan retakan,
Selanjutnya isi rongga oleh
sangat pentig untuk mengetahui
material stemming sampai
adanya rongga dan retakan
rongga diperkirakan tertutup.
besar di dalam lubang ledak.
Lanjutkan dengan pengisian
Cara memeriksa adanya rongga
bahan peledak sesuai
dapat dilakukan sebagai berikut:
dengan rencana. Untuk
a) Menggunakan kaca (kaca
meyakinkan bahwa seluruh
jam tangan) yang diarahkan
20
isiaan bahan peledak terinisiasi seluruhnya akan lebih baik bila
menggunakan primer yang dibuat bersama sumbu ledak.
b) Apabila rongga terdapat dibagian dasar lubang, maka tuangkan
dahulu material stemming sampai rongga diperkirakan
tertutup. Masukan primer dan dilanjutkan dengan pengisian bahan
peledak sesuai rencana.
21