Anda di halaman 1dari 14

Infeksi Cacing

Tabel 49 Jenis-Jenis Infeksi Cacing pada Infeksi Tropis


Penyakit Etiologi Telur Manifestasi Klinis Terapi
Nematoda Usus
Askariasis Ascaris Lumbicoides 3 lapis, bergerigi  Ileus obstruktif 1. Albendazole 400 mg SD
Sinonim: (berdinding tebal)  Anemia  karena cacing 2. Mebendazole 500 mg SD
Cacing gelang membutuhkan nutrisis 3. Pirantel Pamoat 10 mg/kgBB
Roundworm  Batuk  Ascaris masuk ke SD --> aman untuk Ibu Hamil
paru-paru (Loffler Syndrome)
 Anorexia, perut terasa penuh
Fase Infektif: Fertilized egg

Anchylostomiasis Necator americanus Dinding transparan,  Anemia Defisiensi Besi  1. Albendazole 400 mg SD
Hookworm disease Ancylostoma segmented ovum karena cacing membutuhkan 2. Mebendazole 500 mg SD
duodenale nutrisis 3. Pirantel Pamoat 10 mg/kgBB
Sinonim:  Kulit  Creeping SD
Cacing tambang Eruption/Cutaneous Larva
Hookworm Migrans (Ancylostoma
Brazilliense)
Fase Infektif: Larva Filariform
Trichuriasis Thrichuris trichiura Bentuk tempayan, double  BAB darah 1. Albendazole 400 mg SD
Sinonim: knob (barrel shaped)  Prolaps Recti (nungging, rekti 2. Mebendazole 500 mg SD
Cacing Cambuk keluar) 3. Pirantel Pamoat 10 mg/kgBB
Whipworm Fase Infektif: Telur (embryonal) SD

Enterobiasis Oxyuris vermicularis Dinding oval, pipih, Garuk Burit Malam Hari. 1. Albendazole 400 mg 3 hari
Enterobius asimetris. Fase infektif: Telur (embryonal) 2. Mebendazole 500 mg SD
vermicularis 3. Pirantel Pamoat 10 mg/kgBB
Sinonim: SD
Cacing kremi
Pinworm

Nematoda Jaringan/ Darah


Filariasis  Wuchereria Bancrofti  inti teratur, (x) inti di  Klinis: Bengkak, unilateral;  Terapi: DEC (Dietil
Kaki Gajah ekor, kepala P:L (1:1) cacing lurus, predileksi : Riw ke daerah endemis Carbamazin) 6 mg/kgBB/hari
pusat kebawah -- (+) bengkak scrotum. (Flores) (+) penduduk lain selama 12 hari + Ivermectin
 Brugia Malayi  inti (x) teratur, inti diekor 2- keluhan yg sama 150 g/kgBB SD
5 buah, kepala P:L (2:1) cacing kelok-kelok,  Pemeriksaan Penunjang:  Profilaksis: DEC 6 mg/kgBB
predileksi : pusat keatas SADT (Sediaan Apusan Darah SD + Albendazole 400 mg SD
 Brugia Timori  inti (x) teratur, inti diekor >5 Tepi) – pemeriksaan mikrofilia
buah, kepala P:L (3:1) jam 22.00 – 02.00.
Vektor: Nyamuk culex quinquefasciatus
Loaiasis Loa loa  Klinis: Angioedema local, DEC (Dietil Carbamazin)
Sinonim: Eye worm terutama pada ekstremitas
Vektor: Nyamuk Chrysops. Spp. (Calabar swelling) dan migrasi
subkonjungtiva dari cacing
dewasa.
 Diagnosis: Deteksi
mikrofilaria di darah tepi atau
adanya cacing migrasi pada
mata.
Trematoda
Schistosomiasis S. haematobium S. haematobium  Fase Akut: Demam, nyeri 1. Praziquantel
S. mansonii Terminal spine (duri di kepala,urtikaria. 2. Niklosamid
S. japonicum ujung) Fase Kronik: tergantung spesies
a. S. haematobium: Nyeri
berkemih; Hematuria
b. S. mansoni dan S. japonicum:
Nyeri abdomen, diare berdarah,
icterus, hepatosplenomegali.
S. mansonii  Lateral 5S (Sungai, siput, Sulawesi, Spike
spine (duri di samping) (+), Swimmer itch)
Fase Infektif: Serkaria

S. japonicum -->
rudimenter ((x) duri)

Fascioliasis Fasciola hepatica Terdapat operculum.  Migrasi cacing ke saluran 1. F. buskii: Praziquantel 25
Fasciola Buski empedu menimbulkan mg/kgBB SD
Fasciola gigantica kerusakan pada parenkim hati. 2. F. hepatica: Triclabendazole
 Saluran empedu mengalami 10mg/kg/dosis 1-2 hari
peradangan, penebalan, dan
sumbatan sehingga
menimbulkan Sirosis
Periportal.
Fasciola hepatica
(operculum di terminal)

Fasciola buskii (operculum


lateral)
Clonorchiasis Clonorchis sinensis Ditularkan melalui masakan daging 1. Praziquantel 25 mg/kgBB 3
tidak matang (Sushi) kali sehari selama 2-3 hari atau
Sinonim: Chinese liver fluke 2. Praziquantel 40 mg/kgBB SD
Fase akut: Nyeri abomen, mual
muntah, diare.
Fase kronik: Lemah,nyeri
abdomen, anoreksia, penurunan
berat badan,diaere, dan Jaudice.
Bahkan dapat menyebabkan
Cholangiocarcinoma.
Fase infektif: Metaserkaria
Cestoda
Taeniasis dan Taenia solium (babi) Bentuk garis radial seperti  Taeniasis Jika termakan Taeniasis: Praziquantel 10
sisteserkosis Taenia saginata roda pedati. Sistiserkus (larva infeksius) mg/kgBB selama 5-10 hari.
(sapi) kemudian cacing dewasa hidup Sisteserkosis:
dalam usus. a. Praziquantel 10 mg/kgBB
 Sisteserkosis  jika termakan selama 5-10 hari atau
telur Taenia spp.  b. Albendazole 2x400 mg 10-14
sisteserkosis dapat hidup di hari atau
mata, otot, dan otak c. pembedahan.
(Neurosisteserkosis)
 Neurosisteserkosis:
o Penurunan kesadaran,
kejang
o CT Scan → Starry Sky
appearance
Fase Infektif: Onkosfer
Infeksi Dengue
Gejala Klinis:
a. Demam < 7 hari (naik turun seperti pelana kuda)
b. Nyeri: retroorbita, sendi, myalgia
c. Manifestasi perdarahan: Spontan (Petechie, Mimisan, Gusi berdarah)/ Rangsang (Rumple leed)
Stadium Penyakit:
Tabel 50 Stadium Infeksi Dengue
Dengue Fever (DF) Platelet 100.000 – 150.000 atau Ht  5-10%
Dengue Hemorrhage Fever (DHF) Plasma leakage (+) atau PLT < 100.000 atau Ht  >
20%
 DHF Grade I Rumple leed (+) atau tdk bergejala
 DHF Grade II Perdarahan spontan
 DHF Grade III Akral dingin, nadi cepat & lemah, TD 
(Pre-Syok)
 DHF Grade IV Penurunan kesadaran, TD tdk terukur, nadi tdk teraba
(DSS [Dengue Shock Syndrome])

Pemeriksaan Penunjang:

Infeksi Dengue
Sekunder
Infeksi Dengue • IgG anti dengue  2 hari
• NS-1  3 hari
Primer
• IgM anti dengue  4-5
• NS-1  3 hari pertama hari
• IgM anti dengue  4-5
hari
• IgG anti dengue  > 7
hari

Gambar 86 Interpretasi Pemeriksaan Serologis Infeksi Dengue


Terapi:
a. DF  Rawat jalan, Observasi, minum banyak air, istirahat
b. DHF Grade I & II  Kristaloid 6-7 cc/kgBB/jam selama 3-4 jam
c. DHF Grade III & IV  Kristaloid 10-20 cc/kgBB habis dlm 20-30 menit
Gambar 87 Algoritma Penanganan DHF
Gambar 88 Algoritma Penanganan DSS

Kriteria Pemulangan pasien DBD:


1. Tampak perbaikan klinis
2. Plt > 50.000
3. Bebas demam 24 jam tanpa antipiretik
4. Tidak ada distress pernafasan
5. TTV stabil

Indikasi Transfusi Trombosit:


1. Trombosit <50.000 + gejala
2. Trombosit <20.000 + gejala/tanpa gejala
Demam Tifoid
Etiologi:
 Salmonella Typhii (lbh berat)
 Salmonella Paratyphii (lbh ringan)
Penularan: Fecal-Oral
Gejala Klinis:
 Demam > 7 hari naik sore-malam (step ladder fever) suhu tidak pernah turun sampai dengan
suhu normal  Makin hari demam makin 
 Gangguan Gastrointestinal (diare/ kembung/ konstipasi)
 Lidah kotor (typhoid tongue)
 Relative bradikardia ( 1oC  8x)
 Rose spot di kulit (jarang) (pada hari ke-7)
Pemeriksaan Penunjang:
Tabel 51 Pemeriksaan Penunjang Demam Tifoid
Pemeriksaan Penunjang Interpretasi
Widal (diakhir minggu 1) Titer O  1/160, atau semua titer  4x
Titer H  1/640
Tubex > +4 (mulai muncul hari ke 1-3)
Typhidot IgM dan IgG Salmonela (3-5 hari)
Kultur (Gold standard) Minggu 1  Darah & Sumsum tulang
Minggu 2  Feses
Minggu 3  Urin
Typhoid Carrier Antigen Vi

Terapi:
Tabel 52 Pilihan Antibiotik pada Demam Tifoid
Dewasa Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 7 hari
Levofloxacin 1 x 500 mg selama 7 hari
Anak-Anak Kloramfenikol 50-100 mg/kgbb selama 10-14 hari
Tiamfenikol
Ibu Hamil Amoxicilin 3x500mg
Ceftriaxon / Cefotaxim

Komplikasi: Typhoid State  (+) Delirium (minggu ke 3 apabila tdk ditangani tifoid nya)
Perforasi usus
Leptospirosis
Tabel 53 Gambaran Leptospirosis
Etiologi

Leptospira Interrograns
Faktor Resiko Riw kebanjiran/ kontak dengan air Terinfeksi urine tikus yg (+)
leptospira
Gejala Klinis  Demam
 Mata merah
 Nyeri tekan gastrocnemius
 Icteric  Weil’s Disease (10%)  SGOT/SGPT , Ur/Cr ,
Kesadaran , subconjunctiva bleed
Pemeriksaan (Gold standard) MAT (Microscopic Aglutination Test)  titer  4x
Penunjang Mikroskop lapangan gelap  (+) spiral dan flagel
Terapi
Anicteric (90%)

• Doxycycline 2 x 100 mg selama 7 hari


• Amoxicilin 4 x 500 mg selama 7 hari
• Ampicilin 4 x 500 mg selama 7 hari

Icteric

• Inj. Benzatin Penicilin 1,5jt IU / 6 jam


• Inj. Ceftriaxon 1 gr / hari
• Inj. Cefotaxime 1 gr / 6 jam

Malaria
Etiologi: Plasmodium
Vektor: Nyamuk Anopheles betina
Endemis: Nias dan Papua
Keluhan Umum (Trias): Demam, menggigil, berkeringat
Pemeriksaan Penunjang: Apusan darah tepi (tebal  ada/tidak plasmodium, tipis  jenis
plasmodium)
Malaria Berat: Malaria serebral (Penurunan kesadaran dan kejang), anemia berat, gawat nafas,
gagal ginjal P. falciparum.
Tabel 54 Perbandingan Jenis-Jenis Malaria
Perbandingan P. Facifarum P. Vivax P. Ovale P. Malariae
Demam Demam / 3 hari
Demam suka-suka Demam / 2 hari
+---+---
(TROPICANA) +--+-- (TERTIANA)
(KUARTANA)
Bentuk
Eritrosit Normal Eritrosit Membesar Eritrosit Normal
Eritrosit
Apusan Darah (+) Cincin Accole (+) Schuffner (+) James (+) Ziemann
Tepi (+) Headphone dots dots stippling
(+) Maurer dots (+) Band Form
Gametosit Pisang/ sosis/ sabit Bulat Oval Band form (pita)
Basket form
Skizon 12-24 8-12 Merozoit Roset
- merozoit merozoit

Komplikasi Malaria Berat


 Malaria serebral
( kesadaran, kejang)
 Gagal ginjal
-
 Asidosis pH < 7.5
 Anemia Hb < 5
 Hipoglikemi < 40
 Black water fever
Terapi 1. ACT (DHP)3 hari + PQ 1 1. ACT (DHP)3 hari + PQ ACT (DHP)3
hari 14 hari hari
2. Kina 7 hari + Doksi/Tetra 2. Kina 7 hari + PQ 14 hari
7 hari + PQ 1 hari

Terapi Keadaan Khusus Malaria:


Malaria Berat Rumah Sakit
 Hari ke-1: Inj. Artesunat 2,4 mg/kgBB/ hari Tiap pukul 00.00, 12.00, 24.00
 Hari ke-2 s/d sadar: Inj. Artesunat 2,4 mg/kgBB/hari  Pasien sadar:
konversi ke Oral
Puskesmas  Inj. Artemeter IM 3.2 mg/kgBB selanjutnya 1.6 mg//kgBB/hari
sampai bisa per oral

Malaria pada Guideline 2017  ACT * 3 Hari


Ibu Hamil Guideline Lama
a. Falciparum
Trimester I : Kina 3 x 2 tab + Klindamisin 2 x 300mg
Trimester II & III : ACT * 3 hari
b. Vivax
Trimester I : Kina 3 x 2 tab
Trimester II & III : ACT * 3 Hari

Pencegahan (Profilaksis Malaria)


a. Resisten Kloroquin (daerah Timur/ Papua)
D: Doxycycline 100 mg/hari  H-1/2 hari dan H+4 mggu
M: Meflokuin 250 mg/minggu  H-1/2 mggu dan H+4 mggu --> aman u/ Bumil
P: Proguanil 250 mg, 100 mg/hari  H-1/2 hari dan H+7 hari
b. Sensitif Kloroquin (Nias): Kloroquin 2x250 mg/minggu  H-1 mggu dan H+4 mggu

Diare Akut Infektiosa


Tabel 55 Beberapa Penyebab Diare Akut Infektiosa
Penyakit Etiologi Manifestasi Klinis Terapi
Amoebiasis Entamoeba histolytica Diare lendir + darah 1. Metronidazole 2 x
Pemeriksaan feses: 500 mg selama 7 hari
Pseudopodia dgn eritrosit 2. Metronidazole 2 gr
(sel darah merah) di SD
sitoplasma dan Kristal
charcot leyden
Balntidiasis Balantidium coli Diare lendir + darah
Pemeriksaan Feses:
 2 inti
(makromikronukleus)
 Vakuola &
makronukleus 
kista dinding tebal
Giradiasis Giardia lamblia Diare berlemak & bau
Pemeriksaan Feses:
Bentuk monyet, pir,
berflagel, inti 2-4,
gambar muka topeng

Disentri Basiler Shigella disentri Demam (+), BAB ≥ 1. Cotrimoksazole 6-9


10x/hari, leukositosis (+) mg/kgbb 7 hari
(anak)
2. Cotrimoksazole
2x480mg 7 hari
(dewasa)
Kolitis Clostridium difficile Konsumsi obat warung Metronidazole
Pseudomembran (ab tidak tuntas)  diare
Kolera Vibrio cholerae  Muntah proyektil Anak-Anak:
inkubasi 24-48 jam (tanpa disertai mual),  Eritromisin 25-50
mencret ≫, mg/kgbb
 Diare seperti cucian  Kotrimoksazol 6-9
beras, darah(-), lendir mg/kgbb
(-)
 Dehidrasi berat   Ampisilin 50-100
vital sign buruk mg/kgbb
 Demam (-) Dewasa:
Pemeriksaan  Tetrasiklin 4x500mg
Penunjang: Mikroskopis  Doksisiklin 300mg
Lap Gelap; Kultur feses SD
Alternatif:
 Anak < 8 tahun :
Kotrimoksazole
 Anak > 8 tahun :
Doksisiklin /
tetrasiklin

HIV/ AIDS
Perjalanan ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS)

Window Asimptomatik Simptomatik


period

• 3 bulan • 5-10 tahun •  5 tahun


pertama • HIV (+), • HIV (+),
• HIV (-), sudah gejala (-) gejala (+) 
terinfeksi AIDS
Gambar 89 Perjalanan Infeksi HIV
Pemeriksaan Penunjang:
ELISA 3 Metode + Konfirmasi dengan Western Blot (Gold Standard)

• Positive : + + +
• Negative : - - - atau + - - tapi (x) factor resiko
• Indeterminate : + + - atau + - - tapi (+) factor resiko.
Anjurkan u/ ulang ELISA 3 metode 3 bln lagi --> curiga Window Period

Rapid Test

PCR

Gambar 90 Pemeriksaan Penunjang pada Infeksi HIV


Stadium Penyakit:
Tabel 56 Stadium Infeksi HIV
Stadium I Asimptomatik, limfadenopati generalisata
Stadium II BB  5-10%, Herpes Zoster, ISPA berulang
Stadium III BB  > 10%, diare & demam > 1 bln tanpa sebab jelas, candidiasis oral, TB paru.
Stadium IV  kesadaran, wasting syndrome (BB  > 10%, demam > 1 bulan, diare > 1
bulan), TB ekstra paru, PCP, sarcoma caposi

Terapi:
Tabel 57 Pemberian Terapi ARV
Insiasi  HIV Stadium I & II  CD4  350  ARV
Terapi ARV  HIV Stadium III & IV  (x) usah nilai CD4  ARV
 HIV + TB  (x) usah nilai CD4  OAT 2-8 mggu, setelah (x) efek samping
 ARV
 HIV + Hepatitis B kronis aktif  (x) usah nilai CD4  ARV
 HIV + Ibu Hamil  (x) usah nilai CD4  ARV
2 NRTI NNRTI
AZT 3TC NVP
(Zidovudin) (Lamivudin) (Nevirapin)
TDF FTC EFZ
(Tenovofir) (Emtricitabine) (Efavirenz)

Tabel 58 Efek Samping Obat ARV


ARV Efek samping
Tenofovir Nefrotoksik
Efavirenz Gangguan neurologis
Lamivudin Hepatotoksik
Zidovudin Anemia B12, miopati, asidosis
Nevirapinz SJS
Stavudin Rasa terbakar di kulit

SIRS dan Sepsis

SIRS Sepsis Severe Sepsis Syok sepsis


• Temp ↑/↓ • SIRS + fokal • Sepsis + • Sepsis +
• RR ↑/↓ infeksi disfungsi penurunan
• HR ↑/↓ organ kesadaran
• Leukosit ↑/↓

Gambar 91 SIRS, Sepsis, Severe Sepsis, dan Sepsis

H5N1 (Flu Burung/Avian Flu) dan SARS


Tabel 59 Gambaran Umum tentang Flu burung dan SARS
Klasifikasi Kasus Suspek  Klinis (+) + riw. kontak (+)
Probable  Suspek + foto toraks/serologi nonspesifik
Confirmed  Suspek + serologi spesifik
Pemeriksaan Gold std  PCR (+)
Penunjang
Terapi Terapi (u/ confirmed dan probable)  Oseltamivir 2 x 75mg 5 hari
Profilaksis (u/ suspek)  Oseltamivir 1 x 75 mg 7 hari

Anda mungkin juga menyukai