5 9 1 SM
5 9 1 SM
B u d a y a
pengobatan
tradisional
dengan memanfaat-
ENAM JENIS POHON
kan bagian-bagian
tanaman sudah lama
BERKHASIAT OBAT
teruji dan tumbuh
berkembang di
Indonesia. Dalam per-
DAN
kembangannya, di-
kenal istilah jamu, kemudian dikenal dengan
adanya obat herbal terstandar (OHT), dan
KEBERADAANNYA
terakhir yang kita kenal dengan istilah
fitofarmaka. Ketiganya merupakan tingkatan Oleh : Andianto*
produk obat- obatan yang berasal dari
tumbuhan. Jamu dapat dibedakan dengan obat
dibandingkan hasil hutan non kayu atau hasil hutan
tradisional lainnya karena jamu belum
ikutan lainnya. Salah satu hasil hutan ikutan
mengalami proses standardisasi bahan baku. diantaranya berupa bahan kimia alami yang berasal
Menurut Poerwadarminta (1976) jamu adalah dari jenis-jenis tanaman hutan yang dapat
obat yang dibuat dari akar-akaran, daun- digunakan sebagai bahan baku obat. Sebagai
daunan, kulit dan sebagainya atau bahan obat- wilayah mega biodeversity, tidak dipungkiri bahwa
obatan dari tumbuhan. Standardisasi bahan hutan di Indonesia sangat kaya akan berbagai jenis
baku sangat diperlukan dalam uji praklinik tumbuhan. Dari sekitar 30.000 jenis tumbuhan di
maupun uji klinik sebagai persyaratan untuk Indonesia, tidak kurang dari 1.000 jenis diantaranya
mendapatkan status fitofarmaka yang setara diketahui dapat digunakan sebagai bahan baku
dengan obat konvensional yang dapat obat (Hamid et al., 1990 dalam Zuhud, 1991).
diresepkan oleh dokter. Tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan yang
Slogan “kembali ke alam” mendasari pengguna- berpotensi sebagai bahan baku obat bahan alam
an bahan tumbuhan sebagai pengobatan maupun modern (Dalimartha, 2008). Diantara
tradisional saat ini. Kesadaran adanya efek samping tumbuhan yang berkhasiat obat tersebut diketahui
bila mengkonsumsi obat konvensional (modern) 87 jenis adalah pohon hutan (Jafarsidik, 1986).
dalam waktu yang lama, bahan alam yang relatif Komponen kimia tumbuhan terbagi ke dalam
murah dan kemudahan memperolehnya, serta beberapa golongan senyawa yang sebagian besar
kenyataan adanya penyakit tertentu yang belum merupakan bahan ekstraktif tumbuhan. Zat
dapat diobati dengan obat modern menjadi sekian ekstraktif merupakan produk akhir proses
alasan mengapa obat bahan alami mulai kembali metabolisme yang terbagi ke dalam dua kategori,
digunakan. yaitu metabolisme primer dan metabolisme
Pemanfaatan hasil hutan di Indonesia belumlah sekunder. Metabolisme primer merupakan susunan
mampu menggali potensi sumber daya alam secara kimia sederhana (gula, asam amino, lemak
optimal. Hal ini dibuktikan dengan lebih sederhana) dan terdapat pada semua tanaman
dominannya konsumsi hasil hutan berupa kayu serta jumlahnya bergantung pada jenis, gen, unsur
12 FORPro
= Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012
hara, iklim dan taksonominya tidak berbeda. Pada dan industri vernis (Syafii, 2009).
metabolisme sekunder penyebaran senyawanya Akar wangi, cendana, nilam, kayu putih,
terbatas (hanya ada pada jenis tertentu) dan eukaliptus, gandapura, dan kamper menghasilkan
campuran senyawanya lebih kompleks (seperti produk minyak atsiri yang berguna untuk bahan
tanin, lignin, lemak, terpen), serta taksonominya kosmetik, farmasi, aroma pewangi dan insektisida.
berbeda. Golongan senyawa ekstraktif tersebut Pohon jarak, kemiri, tengkawang dan wijen juga
dikenal dalam beberapa kelompok senyawa, menghasilkan senyawa lemak yang dimanfaatkan
yaitu : 1. kelompok terpens dan terpenoids untuk farmasi, energi, pangan dan kosmetik.
seperti resin, minyak atsiri; 2. gabungan senyawa Sedangkan bahan sebagai penyamak dapat
phenolik seperti tanin; 3. lemak seperti minyak diambil dari berbagai jenis pohon seperti akasia dan
lemak; dan 4. lilin (wax) seperti karet, gum. Terpens jenis-jenis pohon mangrove. Sebagai bahan karet
merupakan zat ekstraktif kayu yang mengandung dapat diambil dari pohon perca, jelutung, jenis
semua kelas terpen (dari monoterpenes hingga Palaqium dan jenis-jenis dari suku Sapotaceae.
tetraterpenes, kecuali sesterpena yang merupakan Bahan ini dimanfaatkan dalam produk insulator
kelas yang sangat jarang). Terpen merupakan kabel, pembuatan gigi, perekat, cat dan permen
hidrokarbon murni. Gabungan senyawa phenolik karet. Gom dihasilkan dari pohon Acasia, Sterculia
meliputi tanin, lignin, flavonoids, stilbene dan dan, Swietenia yang dimanfaatkan dalam
quinon. Minyak lemak yang dihasilkan oleh pembuatan perekat, korek api, dan tinta (Syafii,
tumbuhan dikelompokkan dalam senyawa lemak. 2009).
Lemak merupakan ester asam karbonat tinggi Potensi pemanfaatan jenis-jenis pohon sebagai
(asam lemak) dengan gliserol. Sedangkan lilin sumber bahan kimia terutama yang diketahui
adalah ester asam lemak dengan alkohol tinggi berkhasiat obat sudah banyak dikenal, namun
(Syafii, 2009). kondisi keberadaan jenis-jenis tersebut di lapangan
Kelompok senyawa-senyawa yang berasal dari dewasa ini belum banyak diketahui. Daerah-daerah
tumbuhan selain merupakan sumber dari banyak di Indonesia yang menginformasikan data
bahan farmasi dan obat-obatan juga digunakan keberadaan jenis pohon tertentu yang dikenal
sebagai bahan baku industri cat, pewarna, plastik berkhasiat obat belum semuanya benar, hal ini bisa
dan korek api. Kelompok senyawa terpens seperti saja karena berbagai perubahan dan kondisi di
resin sebagian dihasilkan dari Famili Dipterocar- lapangan akibat berbagai faktor yang terjadi.
paceae yaitu Shorea, Vatica, Dryobalanops. Jenis Gencarnya exploitasi menyebabkan tidak sedikit
tumbuhan ini menghasilkan produk yang dikenal jenis-jenis tertentu mulai langka atau bahkan tidak
dengan damar mata kucing. Produk ini memiliki lagi diketahui keberadaannya.
komposisi asam damar, damar resin yang berguna Tulisan ini menyajikan informasi sekilas me-
sebagai bahan baku pembuatan korek api, ngenai keberadaan 6 (enam) jenis pohon ber-
kembang api, plastik, plester, vernis dan lak. Kopal khasiat obat baik yang tumbuh di hutan alam
juga merupakan produk dari kelompok resin yang maupun di areal kebun masyarakat hasil survey
dihasilkan dari pohon Agathis yang memiliki tahun 2005 hingga tahun 2009, serta manfaat
komposisi seperti pinena yang berguna dalam kandungan kimia alami-nya yang disadur dari
pembuatan cat, vernis, lak merah dan tinta. Produk beberapa sumber literatur
lain dari kelompok resin ini adalah gondorukem, .
yang berasal dari suku Pinaceae. Gondorukem A. P a k a n a n g i / K i s e r e h ( C i n n a m o m u m
memiliki komposisi kimia anhidrida asam abietat parthenoxylon/C. porrectum)
dan abietat anhidrida yang berguna dalam
Jenis pohon Cinnamomum spp. termasuk dalam
pembuatan sabun, campuran cat, tinta, pelitur.
suku Lauraceae. Menurut Rismunandar (1989) suku
Produk lainnya adalah jernang yang diperoleh dari
Lauraceae memiliki ciri pohon mulai kulit batang
jenis Daemanorops yang memiliki komposisi kimia
hingga ranting yang mengandung minyak atsiri,
berupa resin drako yang diperlukan dalam
daunnya tunggal, berseling dan berwarna hijau.
pembuatan bahan pewarna keramik, marmer, cat
Pucuk daun ada yang berwarna kemerah-merahan.
dan keperluan farmasi. Kemenyan juga salah satu
Bunga kecil berkelamin dua berwarna hijau atau
produk yang berasal dari jenis Styrax yang memiliki
kuning. Bentuk buah buni, berbiji satu, berdaging
komposisi kimia berupa ester benzoat,
bulat memanjang. Kostermans (1957) me-
benzeldehida, vanilin, asam sinamat dan sterol yang
ngelompokkan 2.000 hingga 2.500 jenis anggota
digunakan untuk obat batuk, obat luka, kosmetik
FORPro 13
Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012 =
famili Lauraceae ke dalam 31 marga (genus) Donggala, bahan baku yang digunakan umumnya
diantaranya adalah genus Cinnamomum, Sassafras, berupa tunggak-tunggak dan akar pohon
Litsea, Eusideroxylon, Cryptocarya dan Cassytha. pakanangi yang berasal dari daerah Kabupaten
Terdapat sekitar 600 jenis pohon di Indonesia yang Poso, dan sekitar Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi,
dikenal dan biasa disebut dengan nama daerah Sulawesi Tengah. Penyelamatan/pelestarian jenis
“medang” yang di dalamnya termasuk genus pohon pakanangi perlu segera dilakukan karena
Cinnamomum. Dalam Prosea No. 5 (2) tahun 1995 saat ini keberadaannya sudah sangat sulit
disebutkan bahwa marga (genus) Cinnamomum ditemukan. Penghentian pengolahan minyak
beranggotakan sekitar 250 jenis. Heyne (1987), pakanangi perlu dipertimbangkan apabila tidak
m e ny i n g g u n g b e b e r a p a a n g g o t a m a rg a ada upaya budidayanya. Apabila hal ini dibiarkan
Cinnamomum diantaranya seperti C. burmanii Bl., C. berlangsung, dikhawatirkan jenis pohon pakanangi
camphora Nees & Eberm., C. Cassia Bl., C. culilawan nasibnya akan serupa dengan jenis pohon eboni
Bl., C. javanicum Bl., C. Parthenoxylon Meissn., C. yang sudah masuk dalam jenis yang dilindungi.
Sintok Bl., dan C. zeylanicum Breyn.
Pakanangi/Kisereh ( C. par thenoxylon/C. B. Kulilawang/Kulilawan (C. halmaherae)
porrectum) dapat ditemukan di lahan perkebunan
Pohon berkhasiat obat dengan nama setempat
coklat milik rakyat di Desa Namo, dusun Sada Unta,
kulilawan ditemukan pada areal hutan adat di Desa
Gunung Panto Lumba Kec. Kulawi, Kabupaten
Telutih Baru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku
Donggala propinsi Sulawesi Tengah. Pohon ini
Tengah. Hutan adat ini berada di bawah lereng yang
tumbuh pada lahan dataran tinggi dan
berbatasan dengan daerah luar kawasan Taman
pegunungan dengan ketinggian sekitar 800 mdpl.
Nasional Manusela. Saat ditemukan terdapat sekitar
Pohon yang ditemui berdiameter kecil dan
10-15 pohon dan kurang lebih 20-25 anakan
merupakan trubusan dari tunggak pohon
kulilawan (sapling) dengan kondisi tapak hutan
tebangan yang sudah mati.
berupa batu-batu berkarang. Berdasarkan hasil
Pada peninjauan ke lokasi pabrik pengolahan
identifikasi pada herbarium Puslitbanghut Hutan
minyak pakanangi (PT. Artha) tahun 2008 di Desa
dan Konservasi (Puskonser) Bogor, nama botanis
Batu Suya, Kecamatan Sindue Kabupaten
pohon ini adalah Cinnamomum halmaherae
Kosterm.
Berdasarkan informasi masyarakat setempat,
pemungutan kulit kulilawan dilakukan dengan cara
menebang pohon hingga roboh. Hal tersebut
mengakibatkan keberadaan pohon kulilawan di
Desa Telutih Baru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten
Maluku Tengah semakin berkurang dan sulit
ditemukan. Sepuluh tahun silam, di sekitar daerah
ini pernah terdapat usaha penyulingan minyak
kulilawan yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Karena bahan baku semakin berkurang, usaha ini
akhirnya gulung tikar dan saat ini usaha demikian
sudah tidak ditemukan lagi. Selain kulilawan, di
daerah ini juga terdapat jenis pohon lain dengan
nama daerah kanini, kole, linghua, kenari, kayu besi
dan meranti. Masyarakat memanfaatkannya untuk
bahan pembuatan rumah, kayu bakar dan
pembuatan perabot rumah tangga. Pada lahan
areal hutan adat ini sudah banyak ditanami jenis-
jenis pohon perkebunan seperti cengkeh, coklat
dan jati super.
Hasil peninjauan di Desa Negeri Lima,
Kecamatan Leihitu di kabupaten yang sama
Pohon dan batang kayu pakanangi/kisereh ditemukan sejenis pohon dengan ciri kulit batang
(C. parthenoxylon/C. porrectum) mengeluarkan bau harum balsam. Namun
14 FORPro
= Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012
FORPro 15
Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012 =
16 FORPro
= Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012
FORPro 17
Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012 =
gaharu yang dicirikan dengan penampakan kulit Pohon pasak bumi dapat ditemukan di desa-
batang pohon dan bentuk daun, yaitu gaharu desa Kecamatan Bangkinang Barat -Kabupaten
buaya, gaharu tanduk, gaharu air, dan gaharu Kampar Provinsi Riau. Ditemukan di kebun karet
beringin. Dari beberapa sumber Herbarium rakyat yang berumur kurang lebih 15 tahun. Pohon
Wanariset Samboja, diperoleh informasi bahwa di ini memiliki ketinggian sekitar 0,5 - 9 m dengan
sekitar daerah Samboja hanya dapat ditemukan diameter pangkal batang 1-12 cm, adapun ukuran
2 jenis pohon penghasil gaharu, yaitu A.beccariana, diameter pangkal akar berkisar 1-15 cm dan
dan A.microcarpa. Diinformasikan juga bahwa panjang akar 45 - 245 cm.
A. Malaccensis belum pernah ditemukan di daerah Lokasi ditemukannya pasak bumi ini awalnya
Kaltim bagian selatan (Kutai Kertanegara). merupakan wilayah hutan adat (ulayat). Menurut
Adanya sejumlah masyarakat yang masih informasi salah satu warga setempat, hutan adat
menebang pohon penghasil gaharu yang belum dapat dijadikan areal perkebunan dengan biaya
tentu kayunya mengandung gaharu, dikhawatirkan sangat murah. Untuk lahan seluas 1-2 Ha
akan semakin langkanya jenis-jenis pohon masyarakat cukup membayar seharga 300 - 400 ribu
penghasil gaharu. Dikahawatirkan apabila kepada orang yang dituakan, yaitu Nini Mama
penebangan pohon ini terus berlanjut akan (Datuk). Bila keadaan ini berlangsung terus,
menimbulkan kelangkaan di daerah Samboja. dikhawatirkan hutan adat semakin berkurang dan
Kegiatan pembudidayaan anakan pohon penghasil berubah menjadi perkebunan.
gaharu, serta penyuntikan pohon guna mendapat- Pohon pasak bumi di daerah ini umumnya masih
kan kandungan gaharu sudah diupayakan saat ini. berbentuk anakan tingkat tiang (sapling) dan
Pohon gaharu (G.versteghii, G.cumingiana) juga junmlahnya agak jarang, namun demikian
ditemukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur di ditemukan juga pohon dengan akar berdiameter
wilayah kerja RPH Anfoang selatan pada tanah yang sebesar ukuran paha orang dewasa dengan
berbatu kapur keras yang minus air. Tinggi pohon panjang kurang lebih dua meter. Masyarakat sekitar
sekitar 4 - 6 m dan diameter antara 15 - 20 cm. Pohon masih menganggap pohon pasak bumi sebagai
ini banyak tumbuh di hutan alam kawasan lindung tanaman penggangu (gulma), sehingga pada saat
yang mutlak tidak boleh ada kegiatan produksi. pembersihan lahan untuk perkebunan maka pohon
Umumnya tumbuh pada daerah tanah berbatu, pasak bumi banyak yang ditebas. Dikarenakan sifat
miskin hara dan air. pohon yang mudah bertunas diduga akar pasak
bumi berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan. Hal ini terlihat pada ukuran
akar yang umumnya hampir sama atau lebih besar
dari ukuran batang pohon. Pohon pasak bumi
berbuah pada bulan Juni, namun belum diketahui
kapan mulai dan berakhir menghasilkan buah.
18 FORPro
= Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012
berasal dari hutan alam. Usaha secara bijaksana Heyne, K. 1987.Tumbuhan berguna Indonesia. Jilid
melalui pengkayaan atau penanaman jenis-jenis II. Terjemahan. Badan Litbang Kehutanan,
pohon berkhasiat obat secara intensive perlu Jakarta.
segera dilakukan guna mencegah dan mengurangi Jafarsidik, Y.1986. Potensi tumbuhan hutan (pohon)
langkanya jenis-jenis pohon tersebut terutama penghasil obat tradisional. Prosiding diskusi
jenis-jenis tertentu yang sangat bernilai ekonomis. pemanfaatan kayu kurang dikenal. 13-14
Sudah saatnya program pembangunan Hutan Januari, 1987. Cisarua, Bogor. Badan Litbang
Tanaman Industri (HTI) juga diarahkan kepada Kehutanan, Bogor.
upaya pemenuhan bahan baku industri obat dan Kostermans, A.J.G.H. 1957. PENGUMUMAN.
farmasi. Communication. Balai Besar Penjelidikan
Kehutanan Indonesia. Nr 57. Lauraceae. Balai
Sumber Bacaan Besar Penjelidikan Kehutanan Indonesia.
Anonim, 2001. I nformasi singk at benih. Bogor.
No.2.Alstonia scholaris (L) R.Br. Indonesia Mandang, Y.I. dan Andianto. 2005. Identifikasi jenis
Forest Seed Project. T.H.R. Ir.H. Juanda. kayu berkhasiat obat. Laporan Hasil Peneliti-
Bandung. http://www. dephut.go.id/ an. Pusat Penelitian dan pengembangan
INFORMASI/RRL/IFSP/ Alstonia_scholaris.pdf Teknologi Hasil Hutan. Belum dipublikasikan.
. diakses tgl. 27-10-2009. jam 11.58. Poerwadarminta, J.W.J.S. 1976. Kamus umum
_____. 2002. Rekomendasi Strategi Generik bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka. Jakarta.
Pengembangan Industri Gaharu. Biro Kerja- Rudjiman, Gintings, N., Martawijaya, A., Ilic, J. 1994.
sama Luar Negeri dan Investasi. Sekretariat Plant Resources of South-East Asia 5. (1)
Jenderal. Departemen Kehutanan. Timber trees: Major commercial timbers. P.82-
_____. 2007a. Kayu Manis, http : //www. 90. PROSEA. Bogor.
wikipedia.org., diakses 26 April 2007. Rismunandar, 1989. Kayu Manis. Penebar Swadaya.
_____. 2007b. Cinnamomum burmannii (Nees Jakarta.
&Th.Nees) Nees ex Blume Padang cassia, http : Syafii,W. 2009. Kontak personal dan Bahan kuliah
//www.usda.com., diakses 27 April 2007. Pemanfaatan Komponen Kimia Hasil Hutan.
_____. 2008a. Jenis poh Pulai.http:// pule3. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
wordpress.com/ diakses tgl 27-10-2009 jam Sumadiwangsa S, E . 2006. Laporan Mengikuti
12.10 Second Regional Survey Meeting on Safrole-
_____. 2008b. Kenalilah Pulai (Alstonia sp.)....... Rich Essential Oils. 28-30 September 2006.
(Bagian III). Teknik silvikultur.http:// Kuala Lumpur, Malaysia.Tidak diterbitkan.
ozonsilampari.wordpress.com/2008/02/01/ Triantoro, R.G.N. dan Susanti, C.M.E. 2006.
diakses tgl. 27-10-2009. jam 12.05 Kandungan bahan aktif kayu kulilawang
_____. 1995. PROSEA. Plant Resources of South-East (Cinnamomum culilawane Bl.) dan Masoi
Asia No 5 (2). Timber trees: Minor commercial ( Cryptocaria massoia ). Makalah pada
timbers. Bogor Indonesia. pelatihan fungsional peneliti tingkat pertama
_ _ _ _ _ . 1 9 6 0 . Fl o r a M a l e s i a n a . S e r i e s I . angkatan XXXV-LIPI, Cibinong. Tidak
Spermatophyta Flowering Plants. Vol 6, part diterbitkan.
6. Wolters-Noordhoff Publishing. Groningen, Zuhud, E.A.M. 1991. Pelestarian pemanfaatan
The Netherlands. tumbuhan obat hutan tropis Indonesia.
Dalimartha, S. 2008. Jamu, Dahulu, Sekarang, Dan Kerjasama Jurusan Konservasi Sumberdaya
Masa Depan. Makalah Semiloka: Jamu, Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogor dan
Brand Indonesia. Kementrian koordinator Yayasan Pembinaan Suaka Alam dan
Bidang Perekenomian. Jakarta. Margasatwa Indonesia, Bogor.
FORPro 19