Anda di halaman 1dari 16

Prosiding SENASBASA http://research-report.umm.ac.id/index.

php/SENASBASA
(Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Edisi 2 Tahun 2018
Halaman 236-251 E-ISSN 2599-0519

PENYELESAIAN KONFLIK BATIN, KONFLIK INDIVIDU DAN


KELOMPOK TOKOH SUTI DALAM NOVEL SUTI
KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Mira Noor Cahyaningrum


Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Muhammadiyah Malang
miranc31@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini betujuan untuk menganalisis penyelesaian konflik yang terjadi dalam novel Suti.
Fokus dalam penelitian ini adalah untuk menyoroti tokoh utama yang mengalami konflik batin
dan konflik manusia dengan individu dan manusia dengan kelompok.Untuk mengkaji lebih
dalam hal tersebut, digunakan teori sastra Georg Simmel tentang masyarakat merupakan
pemandu antara pandangan nominalis dan realis.Teori ini digunakan sebagai upaya mengungkap
bahwa manusia pandangan nominalis melihat hanya individu yang nyata, sedangkan yang
diluarnya hanya abstrak konflik yang ada maka pasti ada penyelesaian yang dilakukan untuk
memecahkan dan menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam novel Suti. Pandangan realis
menganggap kenyataan sosial independen dari individu yang membentuknya dalam novel Suti.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa novel Suti karya Sapardi Djoko
Damono. Data yang dikumpulkan berupa kutipan-kutipan novel antar tokoh, yang dilakukan oleh
tokoh utama. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pengupulan
data, seleksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan/pegabsahan. Hasil penelitian
menggambarkan bahwa tokoh utama dalam novel Suti yang diteliti mengalami konflik batin dan
individu maupun kelompok.

Kata kunci: novel, konfik, penyelesaian

PENDAHULUAN
Sastra secara etimologinya merupakan bahasa yang diambil dari Barat (Eropa) yang semua
diperoleh literature (bahasa latin) yang lahir pada terjemahan kata grammatika yaitu bahasa
yunani. Natiqotul (dalam Sumarjo & Saini 1997: 3-4) menjelaskan suatu sastra adalah ungkapan
pribadi seorang manusia yang berupa hal pemikiran, semangat pengalaman, perasaan, ide, suatu
yang diyakini pada suatu bentuk ungkapan gambaran yang melahirkan pesona dengan alat
bahasa, maka dapat memiliki unsur-unsur berupa pikiran, ide, perasaan, kepercayaan,
pengalaman dalam bentuk bahasa. Menurut dalam Natiqotul (Saryono 2009: 16-17) menyatakan
bahwa sastra bukan sekedar barang mati yang hanya diam tetapi merupakan suatu roh yang

236 | Halaman
hidup dan bergerak. Sastra dapat berkembang secara dinamis menyertai sosok lain, seperti
politiK, budaya, kesenian, ekonomi.
Karya sastra mengandung konflik-konflik yang dapat memikat daya tarik pembaca dalam
membaca sebuah karya sastra dan mampu membuat pembaca dapat memahami dan mencerna
maksud dari sebuah karya sastra. Konflik yang ditimbulkan oleh karya sastra berbeda dengan
konflik yang biasa saja maka pembaca akan lebih sering membaca karya sastra dan tidak merasa
bosan bila sedang membaca karya sastra tersebut. Dalam kedudukan sosial manusia tidak lepas
dari yang namanya konflik, manusia pasti semua memiliki sifat dan karakter yang berbeda
sehingga menimbulkan hasrat untuk mencapai suatu keinginan yang ingin mereka capai sehingga
menimbulkan persaingan dari persaingan inilah timbul konflik yang mereka ciptakan untuk
menyerang satu sama lain, agar keinginan yang mereka inginkan dapat terlaksana.
Dalam konflik yang dialami oleh manusia dapat dilihat dari lingkungan, bisa dilihat dari
konflik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, biasanya dalam lingkungan
masyarakat terjadi karena masalah kecil yang dibesar-besarkan (Soekanto, 2012: 9).Konflik yang
terjadi dimasyarakat dapat dijadikan ide oleh sastrawan dalam memunculkan atau ide dalam
suatu karya sastra agar lebih natural. Konflik dapat terjadi bila dalam suatu peristiwa terdapat
suatu tindakan yang dipertimbangankan, dalam konflik tidak harus konflik yang menegangkan,
meskipun setiap konflik yang ada pasti memiliki ketengangan tersendiri (Pickering, 2006:1)
Konflik dalam sebuah cerita jika adanya alur/ plot supaya pembaca dapat mengerti dan
mengetahui apa saja konflik yang terjadi di dalam cerita tersebut. plot dalam sebuah novel itu
juga bisa menyebabkan suatu konflik keterkaitan yang disebabkan dalam ceritan yang saling
sambung menyambung antara cerita satu dengan yang lain, menurut Kenny (dalam Nurgiantoro,
2007:113) plot adalah peristiwa dalam suatu cerita yang saling berketerkaitan satu sama lain
tidak bersifat yang sederhana melainkan penulis atau pengarang membuat plot berdasarkan
adanya sebab dan akibat.
Sapardi sendiri adalah seorang sastrawan yang lahir di Surakarta.Beliau adalah seorang
penyair Indonesia.Pada tahun 1974 Sapardi mengajar di Fakultas Sastra di Universitas Indonesia,
tapi sekarang sudah pension.Beliau juha pernah menjabat sebagai Dekan dan guru besar di
Universitas Indonesia. Sapardi juga menjadi redaktu dalam majalah Horison, Basis, dan Kalam,
beliau juga banyak menerima penghargaan terbaik di luar negeri maupun di dalam negeri
contohnya saja, penghargaan Anugerah Puisi Putra di Malaysia pada tahun 1983, Cultural Award

237 | Halaman
di Australia pada tahun 1978. Beliau juga menerbitkan banyak buku puisim fiksi, esai, konsep,
dan teori sastra.
Sapardi Juga menerbitkan sebuah novel salah satunya berjudul Novel Suti dalam novel
terdapat konflik atar tokoh dalam masyarakat.Novel yang terdapat tokoh bernama Suti adalah
gadis desa yang kurang berpendidikan dan menjadi pembantu dalam sebuah rumah milik
seseorang yang kaya.Dimana dalam konflik ini tokoh Suti yang menjadi pembantu hamil dengan
suami majikannya sendiri.Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis tentang penyelesaian
konflik yang terjadi dalam novel Suti dimana konflik yang terjadi di dalam novel Suti merupakan
konflik keluarga dan masyarakat, dengan adanya penelitian ini diharapkan pembaca dapat
mengetahui bagaimana penyelesaian konflik yang terdapat dalam novel Suti.

METODE
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, menurut Semi (2012:30)
deskriptif kualitatif merupakan penelitian terurai dalam bentuk kata atau gambar, maupun dalam
bentuk angka.Penelitian kualitatif juga meneliti suatu nilai-nilai budaya dalam suatu karya
sastra.menurut Arafat (2009: 63-64) bahwa deskriptif kualitatif ini memiliki tujuan untuk
mendeskripsikan yang terjadi atau yang berlaku, bahwa dalam deskriptif kualitatif ada upaya
dalam mendeskripsikan, mencatat analisis dan menginterpretasikan kondisi yang terjadi
sekarakang ini atau kondisi yang ada, dengan kata lain deskriptif kualitatif ini merupakan metode
untuk mencari informasi mengenai sebuah keadaan yang terjadi. Berdasarkan uraian di atas
peneliti ingin menjelaskan atau mendeskripsikan bentuk penyelesaian konflik yang terjadi dalam
novel Suti dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menguraikan penyelesaian
konflik yang terdapat dalam novel Suti tersebut.
Data dan Sumber Data
Data dan sumber data dalam penelitian ini menggunakan percakapan dan cerita antara
tokoh utama yang sebagai pembantu dan keluarga majikanya dan masyarakat yang tinggal
berada dalam suatu desa yang ada di dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Sedangkan
sumber datanya menggunakan novel Suti karya Sapardi Djoko Damono, yang diterbitkan oleh
PT. Kompas Media Nusantara pada tahun 2015 dengan tebal buku viii + 192 halaman: 13 cm
x19 cm.

238 | Halaman
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
studi dokumen. Dengan cara membaca novel Suti, kemudian menulis bagian-bagian yang
memperlihatkan bentuk-bentuk dan konfli-konfik yang terdapat dalam novel, karena dalam novel
ini terdapat tokoh yang bernama Suti seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di dalam
rumah milik seseorang yang kaya dan Suti ini memiliki anak dari hubungannya dengan suami
majikannya sendiri dan Suti pun pergi meninggalkan desanya tanpa berpamitan dengan
majikannya yang berada dirumah yang dia tinggali sebagai tempat bekerjanya.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada novel Suti adalah teknik analisis data secara
deskriptif analitik dimana data yang telah dikumpulkan dicari fakta-fakta yang ada di dalam
naskah.Didasari oleh teori dalam penelitian ini menggunakan teori Georg Simmel teori ini
membahas tentang pandangan nominalis dan realis yang memandang individu yang nyata dan
realitas memandang kenyataan sosial yang independen dari individu yang
memebentuknya.Mikro makro terdapat konflik yang jika suatu konflik dapat selesai dengan baik
jika konflik tersebut tidak berkepanjangan dan dapat diselesaikan dengan cepat. Proses analisis
data yang dilakukan memeriksa keabsahan data dengan menggunakan data-data dengan
membaca membaca novel Suti mencari bagian konflik mana yang terdapat dalam novel,
mengumpulkan kutipan-kutipan yang penting. Mengidentifikasi atau menjelaskan bagaimana
cara penyelesaian konflik. Menyajikan penyelesaian konflik dalam novel Suti dengan data-data
yang tersedia.
Kesimpulan dari metode di atas bahwa disini peneliti menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan deskriftif kualitatif peneliti mencari permasalahan yang ada pada novel Suti
karya Sapardi Djoko Damono dan penyelesaian yang ada pada novel tersebut. Data dan sumber
data yang digunakan adalah kutipan-kutipan dan percakapan antar tokoh sedangkan sumber data
yangdigunakan berupa novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Teknik pengumpulan data
menggunakan studi dokumen dengan membaca novel Suti dan ada konflik-konflik apa saja yang
ada dii dalam novel dan bentuk-bentuk penyelesaian yang terdapat di dalam novel tersebut.
Teknik analisis mengunakan teknik analisis secara deskitif analitik dengan mencari fakta-fakta
yang terjadi di dalam novel Suti, dan mencari tahu kebenaran keabsahanya.

239 | Halaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sinopsis
Dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono di ceritakan ada seorang gadis yang
bernama Suti, gadis desa yang dinikahkan dengan seorang duda. Suti gadis yang susah diam dan
tidak pernah bergosib dengan temannya dan menjadi ibu rumah tangga bagi suuaminnya.
Ssuaminya menurut warga desa mendapatkan durian jatuh karena dia bisa menikahi gadis
perawan sedangkan dia duda baru ditinggal oleh istrinya beberapa bulan.
Di desa tersebut ada keluarga yang menurut mereka keluarga terpandang dan yang paling
kaya di kammpung atau desa tersebut. Ibu Suti menyuruh Suti bekerja di dalam rumah keluarga
kaya, ibu Suti menitipkan Suti kepada Bu Sastro istri dari Pak Sastro, keluarga tersebut terkenal
dengan wibawa dan di hormati oleh warga desa, sehingga apapun yang terjadi di dalam keluarga
tersebut warga desa tidak berani ikut campur. Suti suka dengan salah satu anak dari Bu Sastro,
Suti dibuat bingung dengan sikap anak Bu Sastro yang menurutnya dia juga menyukainya tetapi
ternyata anak Bu Sastro hanya menganggap Suti sebagai adik perempuannya saja hanya saja Suti
merasa jika perhatian yang diberikan oleh anak Bu Sastro dianggap perhatian kepada seseorang
yang saling mencintai.
Pagi itu Bu Sastro dan anaknya pergi untuk menghadiri pernikahan saudaranya dan Suti
disuruh menjaga rumah. Beberapa saat Bu Sastro pergi, pak Sastro pulang dari pekerjaannya, dia
tidur di dalam kamarnya untuk beristirahat. Sing hari ada tiga orang preman yang datang untuk
menemui Pak Sastro, Suti membangunkan Pak Sastro, belum sempat memebri sapaan Pak Sastro
diberi hujan tinjuan dari salah seorang preman tersebut. Sut yang melihat dari dapur hanya bisa
diam melihat Pak Sastro dipukuli oleh preman-preman itu. Ternyata menurut cerita warga Pak
Sastro gemar bermain wanita dan wanita yang menggodanya adalah istri seorang preman.
Setelah preman-preman itu pergi, Suti membopong pak Sastro ke kamar, dia takut orang
yang disanjungnya akan pergi meninggalkan dia nanti. Suti terus menciumi Pak Sastro dan Pak
Sastro hanya pasrah dihujani cuman oleh Suti. Suti ingin menyuapi Pak Sastro makan agar
kesehatannya membaik akan tetapi Pak Sastro meolak untuk disuapi Suti dan ingin terus Suti
menciuminya. Malamya Suti dan Pak Sastro melakukan hubungan intim yang seharusnya tidak
boleh dilakukna tetapi, Suti tidak bisa menolak karena meskipun dia menikah dia belum pernah
disentuh oleh suaminya. bu Sastro dan anaknya datang dan melihat Pak Sastro sakit Suti merasa
ketakutan bagaimana jika Bu Sastro tahu apa yang dilakukannya tadi malam bersama Pak Sastro

240 | Halaman
bagaimana jika beliau tahu jika dia tidur menghangatkan tubuhnya dipelukan Pak sastro. Bu
Sastro keluarga dari kamar Suti menunggu dengan hati yang kuwatir, Bu Sastro memeluk Suti
dan mengucapkan terima kasih karena telah merawat suaminnya Suti yang menengar itu merasa
bingung dan lega karena ternyata Bu Sastro tidak mengetahui apa yang dilakukannya semalam
dengan pak Sastro.
Setelah kejadian itu Suti merasa ada yang aneh dengan dirinnya, dia sering merasa mual,
muntah-muntah. Melihat Suti seperti itu ibu Suti membawa Suti untuk pergi ke Jakarta tanpa
berpamitan dengan keluarga Pak Sastro, mereka ninggalkna desa tanpa satu warga desa yang
tahu begitupun teman Suti yang sudah dari kecil bermain bersamanya dia juga tidak tahu Suti
dan ibunya pergi kemana. Suami Sutipun meninggalkan Suti dan lebih memilih pergi merantau
ke Jakarta meninggalkan Suti yang sedang hamil bersama ibunya.
Pengertian konflik adalah konflik merupakan sebagai persaingan antara pihak-pihak lain
yang tidak cocok dari satu orang ke satu orang lain sehingga menimbukan ketegangan dalam
suatu masalah yang ada sehingga pihak lain tersinggung, misalnya saat berpendapat, kepentingan
atau pertentangan antar individu. Bryan (dalam Nurgiantoro, 2012: 122) bahwa konflik notabene
merupakan kejadian yang tergolong penting (jadi, ia akan berupa peristiwa fungsional, utama
atau kernel) yang memiliki fungsi sebagai penggerak plot sehingga konflik merupakan unsur
yang esensial dalam pengembangan plot. Bahkan yang dihadapi sebenarnya menyita perhatian
pembaca dalam suatu karya naratif peristiwa konflik yang semakin memanas, memuncak,
klimaks, dan penyelesaiannya.Kemampuan pengarang dalam membangun konflik dalam
memilih suatu peristiwa atau kejadian konflik dalam suatu cerita, sehingga dalam cerita dapat
memberikan kualitas untuk menarik pembaca untuk pembaca suatu karya sastra yang di tulis
atau dibuat oleh pengarang.
2. Jenis-jenis konflik terdiri dari beberapa konflik diataranya menurut Pickering (2006:
1) yaitu:
manusia dengan diri sendiri, manusia dengan individu atau manusia, manusia dengan
masyarakat, manusia dengan alam sekitar. Jadi, konflik merupakan suatu perbedaan pendapat
dan tujuan antara satu orang dengan orang lainnya. Dalam konflik tidak hanya konflik yang
dilakukan dalam kebencian atau kemarahan tetapi ada hal lain yang bisa mendasari konflik
dalam hal kebaikan misalnya ada lima prinsip hubungan konflik positif menurut Pickering (2006:
50) sebagai berikut.

241 | Halaman
a. mendorong seseorang untuk berpartisipasi, dalam berpartisipasi seseorang dilatih untuk
bertanggung jawab untuk menumbuhkan rasa ingin memiliki. Konflik yang tinggi merusak nafsu
dan mendahulukan masalah pribadi sedangkan kepentingan bersama diabaikan, dengan rasa
mendorong seseorang untuk berpartisipasi maka dapat menumbuhkan konflik baik mereka dapat
ikut serta dalam menyelesaikan konflik tersebut.
b. Mendengar secara aktif, dalah hal mendengar itu pasti dilakukan menurut masyarakat
adalahhal yang mudah, namun nyatanya tidak semudah yang dibayangkan, mendengarkan
adalah hal tersulit bagi orang yang memahami maksud dari hal mendengar tersebut. Karena
dalam hal orang terus berbicara tanpa berhenti maka seseorang akan terus berkonsentrasi
untuk mendengarkan apa yang dibicarakan oleh orang lain tersebut sehingga membutuhkan
konsentrasi yang jeli. Jika seseorang kurang mendengarkan orang yang sedang berbicara
maka akan menjadi konflik utama dalam memulai pertikaian dan itu dapat dihindari jika
seseorang dapat menguasai hal-hal dalam mendengarkan suara.
c. Sediakan waktu untuk meninjau ulang, berbicara dengan seseorang dengan membahas
suatu persoalan, masalah, atau keputusan dapat ditangguhkan. Waktu yang digunakan
seseorang untuk melakukan pembicaraan agar masalah yang dipermasalahakn dapat
terpecahkan dengan baik.
d. Berdasarkan fakta dari pendapat, seringkali seseorang sangat yakin dengan pendapatnya
sendiri tanpa mendengarkan terlebih dahulu pendapat orang lain, dengan terburu-buru
mengambil keputusan tanpa bertanya bagaimana pendapat orang lain, dan seringkali
seseorang menolak pendapat dari orang lain jika pendapat tersebut tidak setuju dengan
pendapat yang disarankan olehnya. Ini juga merupakan konflik tahap tinggi yang dapat
mengakibatkan perpecahan karena persoalan konflik tahap dua dan tiga merupakan sebuah
presepsi.
e. Fokus dengan masalah bukan dengan orang, dalam konflik strategi ini sangatlah penting
karena konflik dapat selesaikan dengan benar pada tahap dimanapun apabila orang dan
masalah dicampur menjadi satu, menjadikan dimensi masalah yang terdapat dalam konflik
tersebut semakin jauh berbeda dengan biasanya yang suka berubah-ubah.
3. Penyebab adanya konflik dalam sebuah cerita:
Penyebab terjadinya konflik terjadi karena adanya suatu proses sosial individu atau
kelompok untuk berusaha memenuhi segala tujuan mereka dengan cara menantang lawan yang

242 | Halaman
tidak sejalan dengan mereka dengan ancaman kekerasan. Beberapa sebab konflik yang terjadi
dalam sebuah peristiwa menurut Soekanto (2012: 91) sebagai berikut.
a. Perbedaan individu, dalam perbedaan individu dan perasaan menimbulkan bentrok antara
mereka. Perbedaan dapat menyebabkanatau menimbulkan kebencian dan amarah sebagai
awalnya timbul konflik.
b. Perbedaan kebudayaan, perbedaan dapat menimbulkan konflik karenanya adanya
perbedaan antar budaya orang satu dengan orang lainnya. Dalam masyarakat tidak semua
orang memilki budaya, norma, nilai-nilai luhur, ada masyarakat yang hidup bebas tanpa
memikirkan hal-hal semacam itu sehingga konflik bisa terjadi akibat budaya jika salah
satunya menyinggung hal tersebut.
c. Perbedaan kepentingan, perbedaan kepentingan sering terjadi dalam individu maupun
kelompok dan itu merupakan sumber yang lain dari konflik. Seorang individu maupun
kelompok sering memiliki kepentingan masing-masing yang dianggap mereka penting
untuk dilakukan.Perbedaan kepentingan ini menyangkut perbedaan ekonomi, sosial,
politik, budaya.
d. Perbedaan sosial, perubahan sosial terjadi begitu cepat untuk sementara waktu yang akan
mengubah nilai-nilai di masyarakat, misalnya saja konflik sosial yang terjadi di dalam
sebuah desa mengalami sebuah perubahan dalam bidang industri yang mendadak akan
memunculkan konflik sosial sebab dalam nilai-nilai di masyarakat biasanya melakukan
kegiatan pertanian sehingga munculkan bidang industri ini seperti mengeser kegiatan
bercocok tanam sehingga akan menimbulkan konflik antara petani dan seseorang yang
menjalankan industri tersebut.
4. Jenis konflik, dalam konflik terdapat beberapa jenis antara lain:
Konflik yang terjadi dengan diri sendiri, konflik yang terjadi antar individu, kelompok atau
masyarakat dan konflik sosial yang terjadi dengan alam sekitarnya.
a. Konflik batin, merupakan konflik dengan diri sendiri merupakan konflik yang terjadi
akibat adanya pergolakan batin yang dirasakan oleh tokoh yang merupakan pertarungannya
terhadap diri sendiri. Konflik pada diri sendiri terjadi karena tekanan emosional dirasakan
oleh individu akibat harus membereskan sesuatu kegiatan atau harus mencukupi sesuatu
tujuan yang harus tercapai, hal ini merupakan suatu beban bagi seseorang yang sedang
dalam konflik batin. Dalam konflik ini bisa terjadi jika seseorang sedang dalam masa

243 | Halaman
minat, tujuan atau tata nilai pribadinya bertentangan dengan satu sama lain. Konflik dapat
menghambat sesuatu yang akan dicapai atau diwujudkan (Pickering, 2006: 12).
b. Konflik individu dengan individu, pada konflik ini diakibatkan oleh individu satu dengan
individu lain sendiri dimana konflik dapat dipicu dengan adanya ketegangan yang
disebabkan seseorang untuk melawan lawan yang dijadikan manusia itu pesaingnya.
Menurut Pickering (2006: 14) menyatakan bahwa dalam sebuah konflik manusia antar
manusia diakibatkan oleh masalah-masalah atau akibat-akibat yang muncul karena adanya
hubungan manusia dengan manusia lain. Semua orang memiliki kebutuhan psikologi
sendiri-sendiri untuk menimbulkan konflik apabila kebutuhan mereka tidak terpenuhi.
c. Konflik individu dengan masyarakat, pada konflik ini diakibatkan karena adanya kontak
sosial dengan masyarakat dan dengan individu yang lebih banyak. Konflik dengan orang
banyak adalah sebuah konflik yang diakibatkan oleh seorang dalam satu kelompok, regu,
lembaga tinggi, dan perusahaan (Pickering, 2006: 17)
d. Konflik individu dengan alam sekitar, disini konflik manusia dengan alam biasanya terjadi
karena adanya interaksi antara tokoh dengan isi alam. Sebuah pertempuran yang terjadi
akibat perbuatan manusia atau seorang tokoh manusia secara individu atau berkelompok
melawan keteguhan alam yang akan mengancam diri mereka sendiri.
Dari paparan di atas dapat diketahui tentang konflik, bentuk-bentuk konflik, dan jenis-jenis
konflik. Peneliti ingin membahas penyelesaian konflik yang ada di dalam novel Suti karya
Sapardi Djoko Damono.Dalam novel Suti ini menceritakan sebuah kehidupan masyarakat sosial
rendah. Masyarakat kalangan rendah lebih banyak menjadi pembantu di rumah-rumah orang
kaya, anak-anak di bawah umur harus rela bekerja, menikah dini karena para orang tua tidak
mampu membiayai biaya sekolah yang mahal. Novel Suti mencerminkan masyarakat dikalangan
bawah yang kurang mendapat pengetahuan dalam berpendidikan kebanyakan anak-anak dalam
novel Suti hanya sekolah sampai SD, mereka tidak dapat melanjutkan kejenjang sekolah yang
lebih tinggi karena faktor biaya.
Dalam novel ini tokoh yang bernama Suti dinikahkan dengan seorang duda yang bernama
Sarno. Suti adalah gadis yang tidak kenal takut kepada siapa pun dia suka main kesan kemari
dengan laki-laki sebayanya, oleh sebab itu orang tua Suti takut jika tidak ada yang mau
menikahinya karena itu Suti dinikahkan dengan Sarno yang umurnya sudah setengah baya.
Pernikahan suti lempeng-lempeng saja Sarno tidak pernah menyentuh Suti sedikitpun meskipun

244 | Halaman
Suti ingin. Suti dititipkan di rumah orang kaya bernama Pak Sastro dan Bu Sastro untuk menjadi
pembantu di rumah orang kaya itu, tetapi Suti mendapatkan hal yang lebih dari sekedar seorang
pembantu ia malah dianggap sebagai anak perempuan sendiri dari keluarga besar Pak Sastro dan
Bu Sastro.
Pada pagi hari Suti mengeluh sakit dan muntah-muntah, suami Suti Sarno meninggalkan
Suti untuk pergi ke Jakarta tetapi tidak pernah memberikan kabar terhadap keluarga Suti, entah
apakah Sarno masih menggap Suti sebagai istrinya atau tidak yang jelas Sarno tidak perduli lagi
dan tidak mau ikut campur urusan maupun masalah yang dialami Suti. Ternyata Suti hamil dan
langsung diajak Ibunya ke Jakarta tanpa memberitahu keluarga Pak Sastro dan Bu Sastro
maupun masyarakat yang berada di desa tersebut, hingga kepergian Pak Sastro meninggal dunia
Suti barulah datang dan kembali kedesa tersebut untuk menemui keluarga Bu Sastro.
5. Penyelesaian konflik menurut Mohamad (dalam Handoko, 2001:48), ada langkah-
langkah di dalam penyelesian konflik, ada lima langkah yaitu:
a. Pengenalan ketidakseimbangan dengan kondisi yang ada atau dengan mengidentifikasi dan
bagaimana kondisi yang ada seharusnya, yang dapat menjadi tipu muslihat adalah
kesalahan dalam menemukan keberadaan (dengan tidak memperdulikan masalah atau
malah menganggap masalah itu tidak ada).
b. Adanya penentuan jenis, dimana dalam penentuan jenis tersebut terdapat langkah-langkah
penting, metode yang benar mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana
berhasil dengan sempurna, harus mengarahkan masalah pada permasalahan utama dan
bukan pada hal-hal yang tidak penting.
c. Solusi, solusi apa yang ditawarkan atau dengan mengumpulkan masalah mengenai jalan
keluar dengan mengumpulkan orang-orang yang bersangkutan untuk menyelesaikan suatu
masalah dengan cara yang terbaik jangan dengan cara yang tidak baik.
d. Pelaksanaan, dalam sebuah pelaksanaan pati ada kegagalan dan keberhasilan maka dari itu,
harus mempertimbangankan segala sesuatu yang dilakukan tetapi jangan sampai
pertimbangan itu terlalu mempengaruhi tidakan penyelesaian yang akan dilakukan atau
jangan sampai mengahambat sesuatu yang akan dilakukan.
e. Evaluasi, dalam evaluasi penyelesaian dapat menimbulkan atau melahirkan serangkaian
masalah, jika dalam suatu penyelesaian tidak dapat berhasil dilakukan maka
kembalikelangkah-langkah sebelumnya dan mencoba lagi.

245 | Halaman
Penyelesaian konflik yang terjadi dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono:
Dalam sebuah konflik pasti ada penyelesaian yang didapatkan ketikan ada masalah, ancaman
dalam melakukan sesuatu. Begitupun dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono di dalam
novel ini terdapat beberapa konflik batin dan konflik individu dan kelompok yang ditemukan
penelitian beserta penyelesaian dalam konflik tersebut berikut:
1. konflik batin dan penyelesaian yang terjadi dalam novel Suti.
“Setiap sendirian bersama ayah Kunto di rumah, Suti berusaha mati-matian untuk
mengusir bayangan-bayangan yang terus memburunya sejak kecil ketika ia suka
menonton upacara patilan kuda Kang Mangun”.

Dalam konflik batin di atas dijelaskan bahwa Suti membayangkan bagaimana dia berada di
posisi kuda tersebut bersama Pak Sastro dia inngin merasakan rasanya dipatil bagaikan kuda
betina dan jantan, tetapi dia menahan dan meganggap bahwa bahwa pak Sastro adalah priyai
jantan bukan pejantan dia mengurungkan pemikirannya sambil mengusap pelunya. Seperti
kutipn berikut:
“Pak Sastro bukan pejantan, dia benar-benar priyai jantan! Begitu selalu katanya kepada
dirinya sendiri sambil mengusap peluh”.

“dalam keadaan Suti tidak akan pernah menangis, tetapi mati-matianberusaha untuk
menggagalkan tangisanya agar tidak repot dan menambah kesedihan sastro, lelaki itu
menatapnya dengan pandangan aneh, yang sulit sekali ditebak maksudnya. Namun,
perempuan yang kini sudah dewasa itu mulai menerima kenyataan memang ada hal-hal
yang tidak mungkin ia pahami” (hal:79).

Dalam kutipan di atas dapat diketahui bahwa Suti ingin sekali menahan air matanya di depan Pak
Sastro tetapi tidak bisa menahan tangisannya karena melihat Pak Sastro yang terbaring kesakitan
karena dipukuli oleh dua orang preman yang istrinya digoda oleh Pak Sastro. Penyelesaian
konflik yang terdapat dalam kutipan novel di atas terdapat satu kutipan yaitu:

“tidak ada seorangpun yang datang menolong, atau setidaknya kepingin tahu apa yang
terjadi sebenarnya. Tidak ada orang lain dirumah dan Suti berusaha sebaik-baiknya
merawat Sastro yang sama sekali diam, mengeluh sakit pun tidak” (hal:78).

Di dalam kutipan di atas menjelaskan bahwa meskipun warga atau masyarakat tidak membantu
bahkan melihat bagaimana keadaan Pak Sastro tetapi Suti dengan suka rela meskipun dalam
keadaan takut dia tetap menolong dan membantu Sastro untuk berdiri dan dibawanya ke kamar
untuk diobti. Kutipan lain dalam novel Suti:

246 | Halaman
“Ia tiba-tiba berfikir mengapa ketika hanya berdua saja dengan Pak Sastro yang
memeluknya malam itu ia tidak bertindak seperti kuda betina pak Mangun yang berusaha
menyepak-nyepak pejantannya karena karena menolak dipatil.Mengapa tidak ada anak
kampung yang menyoraki dengus napas Pak Sastro?” (hal:94).

Kutipan di atas menandakan bahwa Suti kebingungan dengan reaksinya sendiri kenapa saat
dipeluk oleh Pak Sastro dia tidak menolak malah melayani Pak Sastro dengan membalas
pelukannya dan melakukan hubungan terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh Suti
maupun Pak Sastro. Tetapi meski Suti sudah menikah Suti tidak pernah berhubungan badan
dengan suaminya maka, Suti dengan senang hati mau melayani Pak Sastro pada malam hari itu.
Dalam penyelesaian konflik di atas Suti pergi meninggalkan desa dengan ditemani oleh ibunya
ketika ia tahu bahwa ia sedang mengandung anak yang dia lakukan bersama Pak Sastro dan
ibunya dengan cepat mengajak Suti untuk pergi ke Jakarta dan tinggal sementara disana, warga
desapun tidak ada yang tahu tentang kepergian Suti bersama ibunya, mereka pergi diam-diam
tanpa seseorang tahu keluarga Pak Sastro juga tidak mengetahu kepergian Suti, mereka mencari
tahu keberadaannya mengapa tidak pernah dating kerumha lagi untuk bekerja tetapi, tidak ada
yang tahu kemana Suti pergi dengan ibunya.
2. Konflik yang terjadi dari manusia dengan manusia lain dan penyelesaian yang
terdapat dalam novel Suti.
“Ada beberapa lelaki datang bertamu.Mereka bilang mau bertemu Pak Sastro, ada urusan
penting.Dibangunkan Suti dari tidur siang, Sastro agak sempoyongan masuk ke kamar
tamu.Belum sempat menyambut tamu dengan basa-basi, salah seorang diantara mereka
langsung saja mendekati Pak Sastro dan melayangkan tinju. Priyai setengah baya itu
terpental membentur didinding kamar, langsung disambut oleh tamu lagi dengan tendangan
di perutnya” (hal:77).

Dalam kutipan di atas, terlihat konflik antara orang satu dengan orang lain yaitu antara Pak
Sastro dengan tiga orang tamunya, yang secara sengaja memukul Pak Sastro tanpa memberi
penjelasan terlebih dahulu kenapa Pak Sastro dipukuli. Ketiga orang tersebut adalah preman
yang merasa marah karena salah satu istri preman tersebut menggoda Pak sastro yang ternyata
Pak Sastro itu menyukai wanita-wanita panggilan untuk memuaskan nafsu birahinya tersebut.
Kutipan lain yang menjelaskan bahwa Pak Sastro menyukai wanita-wanita panggilan atau biasa
disebut dengan sebutan calo, yaitu:
“Pak Sastro sejak pindah ke desa itu berhubungan dengan banyak perempuan.Memang
sudah lama ada calo yang suka menawarkan perempuan di desa-desa sekitar Tungkal,
umumnya malah yang punya suami.Ada yang suaminya memang masuk jaringan calo, ada

247 | Halaman
juga yang tidak tahu-menahu tentang percaloan itu. kawin-cerai-kawin-cerai lagi-cerai lagi
bukan masalah besar disitu, mungkin itu sebabnya ada suami merelakan istrinya dikelola
calo”(hal:85).

Dalam kutipan tersebut menjelaskan bahwa Pak Sastro sering berhubungan dengan wanita-
wanita di desa tersebut dan kebanyakan di desa tersebut wanitanya dijual karena para suami
mereka pengangguran dan Pak Sastro merupak incaran yang bagus karena dianggap seorang
priyai yang ganteng, punya pekerjaan tetap merupakan incaran bagi para calo dan tanpa disadari
Pak Sastro wanita yang mengodanya ternyata istri dari seorang preman yang menguasi wilayah
atau daerah tersebut.
3. Konflik manusia dengan maasyarakat dan penyelesaiannya dalam novel Suti.
“Anjing Ibu pernah mengigit orang, kan? Tuduhnya tegas. Dan memang benar. Jand itu
diam, tidak tahu harus menjawab apa.”

“Apa Ibu peduli? Ibu minta maaf pada yang digigit? Malah menyalahkannya, kan? Malah
menuduhnya telah menggangu anjing Ibu, kan?”

Dalam konflik di atas terdapat perseteruan antara Bu Sastro dan Bu Mayor, karena Dewo
anak dari Bu Sastro mencuri anjing peliharaan milik Bu Mayor dan dijual kepada pedagang
ilegal dan karena anjing Bu Mayor sering mengigit jika ada orang lewat maka Dewo dengan
iseng mencuri anjing tersebut dan menjualnya kepada penjual daging anjing ilegal karena daging
anjing sangat diminati oleh turi-turis yang pergi berlibur ke Jogja.
Penyelesaian konflik dalam kutipan di atas terdapat kutipan penyelesaiannya yaitu:
“Warga desa kebetulan menonton adegan itu terkesima, diam-diam mengharapkan terjadi
adegan perkelahian yang seru yang hampir tidak pernah terjadi di desa itu. Namun,
mereka kecewa sebab tanpa diduga sama sekali Bu Mayor tidak bisa bicara, segera
ngeluyur meninggalkan medan perang. Tanpa menggerutu. Seperti kehilangan kosa kata
yang selama ini ampuh digunakan untuk menakut-nakuti warga desa”.

Dalam kutipan di atas Bu Mayor hanya meninggalkan Bu Sastro tanpa bilang apa-apa padahal
dia terkenal dengan omongan yang selalu tidak mau kalah jika diajak berdebat dengan
tetangganya, tetapi kata-kata yang dilontarkan Bu Sastro membuat Bu mayor diam seribu bahasa
dan wargapun merasa kecewa karena tidak terjadi perkelahian yang seperti mereka bayangkan
karena warga sangat menantikan adegan tersebut.
Dalam semua permasalahan konflik di atas terdapat penyelesaian atau penutup dari semua
konflik yang terjadi dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono terdapat kutipan.
“Siapa nama cucuku ini?”

248 | Halaman
“Nur”, sahut anak sebelum ibunya sempat menjawab. Serempak Dewo dan Ibunya
mengulang nama itunkeduanya berpandangan tanpa mengatakan apapun, lalu Bu Sastro
berkata, “mumpung masih belum magrib kita ke makan saja sekarang. Ibu mau melapor
tentang perkawinan Kunto, kalian ikut semua ya.Nanti saja kita saling dongengnya, ya
Sut”.Seperti kena sihir semua mengikuti Bu Sastro menuju makan.Sampai di pintu gerbang
ibu itu mengucapkan kalimat tidak jelas, seperti minta izin masuk. Kemudian dikatan
kepada yang lain bahwa Mbah Parni sudah memeberi mereka izin untuk bertemu dengan
Pak Sastro. “Bu katanya mau ke Ayah?” tiba-tiba Tanya Nur.Bu Sastro membimbing anak
itu kegundukan makam Pak Sastro, mengajaknya jongkok.Suti mendekat, jongkok.Dewo
mendekati Suti Jongkok.Warna senja kemerehan yang menembus awan putih dilangit
menebarkan sapuan sunyi yang berubah menjadi gugusan tanda yang tidak perlu
ditafsirkan.Nur bangkit mendekati ibunya. “ini ayah, ya Bu?” Bu Sastro bangkit,
memegang tangan anak itu, mencium dan membisikinya. Saat itulah Suti seperti
mendengar suara bisikan itu , Bapak telah memenuhi janjinya memberiku anak
perempuan”(hal: 190-191).

Dalam kutipan di atas menjelaskan bahwa Bu Sastro menerima anak hasil hubungan gelap
Suti dengan suaminya, karena suaminya telah berjanji sebelum meninggal untuk memberikan
seorang anak perempuan untuk Bu Sastro ternyata itu dapat dikabulkan dengan adanya anaknya
Suti.

SMPULAN
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan terhadap tokoh utama dalam novel Suti karya
Sapardi Djoko Damono. Terdapat beberapa permasalahan konflik diantaranya; konflik batin dan
konflik individu atau masyarakat yang dialami tokoh utama . Konflik manusia dengan manusia
dimana Pak sastro sejak menempati desa yang sekarang ditinggalinya suka menjadi incara bagi
calo-calo yang memburu uang apalagi Pak Sastro adalah seorang priyai yang tampan dan
berwibawa miliki pekerjaan yang tetap dan suami yang mapan. Pak Sastro ternyata juga suka
dengan wanita-wanita muda dia juga suka menggoda wanita-wanita tersebut, dengan tidak
sengaja dia mengganggu wanita yang suaminya adalah preman di wilayah tersebut sehingga pak
Sastro dihajar hingga dia jatuh sakit Suti melihat itu merawat pak sastro hingga dia menemui
ajalnya.
Konflik manusia dengan masyarakat yaitu terjadi kepada Bu Sastro dengan Bu Mayor
dimana anjing peliharaan Bu Mayor dicuri oleh anak Bu Sastro dan dijual kepada pedangang
anjing ilegal, dan selain itu anjing itu sering mengganggu warga desa sehingga warga desa tidak
masalah jika anjing tersebut hilang. Bu Sastro yang membela anaknya tidak mau kalah dengan

249 | Halaman
Bu Mayor dia melontarkan kata-kata yang membuat Bu Mayor tidak bisa membalas ucapan yang
Bu Sastro Berikan dan memilih pergi meninggalkan Bu Sastro tanpa Satu katapun keluar dari
mulut Bu Mayor.
Konflik batin yang terjadi ketika Suti bingung harus berbuat apa ketika ia menyukai anak
dari majikannya sendiri dan dia harus melayani suami dari majikannya yang sedang terbaring
sakit karena dikeroyok oleh beberapa preman, Suti dengan telaten merawat sampai akhirnya dia
menuruti apa yang diminta oleh Pak Sastro yang harus melayani keinginan Pak Sastro. Suti
bingung bagaimana jika Bu Sastro mengetahu kejadian yang mereka lakukan berdua, ternyata Bu
Sastro malah berterima kasih karena sudah merawat Pak Sastro. Suti sempat kebingungan dan
menganggap bahwa Pak Sastro Belum menceritakan kejadian yang mereka lakukan saat Bu
Sastro dan Anknya tidak ada di rumah. Suti yang merasa bahwa di dalam tubuhnya tumbuh
benih-benih yang membuat badanya tidak enak setiap pagi membuat ibu Suti kuwatir dan
membawa Suti pergi dari desa tanpa memberitahu keluarga Pak Sastro dan seluruh warga
desanya.
Suti kembali dengan membawa seorang putri yang ternyata putri dari hubunganya bersama
majikannya dan semua tetangga yang acuh tanpa menghiraukan masalah Suti, mereka lebih
sering bergosib membicarakan keluarga Pak Sastro dibelakan tanpa mencari kebenaran berita
yang mereka dapat, karena para tentangga tidak berani ikut campur dengan masalah yang dialami
keluarga Pak Sastro sebab dalam keluarga Pak Sastro terkenal dengan kewibawaan dan keluarga
mereka adalah keluarga terpandang, jadi tidak ada yang berani ikut campur dalam urusan yang
terjadi di dalam keluarga tersebut. Warga desa lebih baik diam dan melihat dari jauh apa yang
terjadi mereka takut jika ikut campur akan menambah masalah lebih panjang jadi mereka hanya
membicarakannya di belakang dengan warga yang lain.
Hal ini dibuktikan dengan kutipan-kutipan yang terdapat dalam novel Suti, dengan konflik-
konflik yang begitu banyak akhirnya keluarga pak Sastro menerima anak Suti sebagai bagian
dari keluarga mereka dan menganggap bahwa anak dri Suti adalah janji yang dibuat oleh Pak
Sastro bahwa dia akan memberikan anak perempuan kepada Bu Sastro tapi sebelum janji itu
ditepati Pak Sastro meninggal akibat sakit yang dideritanya dan akibat di pukuli oleh beberapa
preman yang istrinya diganggu oleh Pak Sastro.

250 | Halaman
DAFTAR PUSTAKA
Arafat. 2009. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Jurnal Sekrip.
Gisri, Bryan. 2007. Konflik Dalam Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono dan Implikasinya
dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Jurnal Skripsi.
Muspawi, M. 2014. Menejemen Konflik (Upaya Penyelesaian Konflik dalam Organisasi. Jurnal
Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, 41-46.
Natiqotul.2012. Hakikat Sastra dan Karya Sastra. Jurnal Skripsi.
Pickering, Peg. 2006. How To Manage Conflict (Edisi Ketiga, Kiat Menangani Konflik.
Terjemahan Oleh Masri Maris), Jakarta: Erlangga.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

251 | Halaman

Anda mungkin juga menyukai