Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

1. Tatalaksana

Pengobatan penyakit cacing tambang dapat berbeda-beda tergantung jenis

cacing yang menyebabkan penyakit. Berikut adalah beberapa bahan aktif obat

yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi akibat cacing tambang :

1. Albendazol
Albendazol merupakan obat cacing berspektrum luas. Obat bekerja dengan
menghambat pembentukan energi sehingga cacing akan mati. Setelah
pemberian oral, albendazol akan segera mengalami metabolisme lintas
pertama di hati menjadi metabolit aktif albendazol-sulfoksida. Absorbsi obat
akan meningkat bila diberikan bersama makanan berlemak. Waktu paruh
albendazol adalah 8–12 jam dengan kadar puncak plasma dicapai dalam 3
jam. Pada pasien dewasa dan anak usia 2 tahun diberikan dosis tunggal 400
mg per oral. WHO merekomendasikan dosis 200 mg untuk anak usia antara
12 – 24 bulan. Penggunaan yang tidak lebih dari 3 hari, hampir bebas dari efek
samping. Efek samping biasanya ringan dan berlangsung sekilas yaitu rasa
tidak nyaman di lambung, mual, muntah, diare, nyeri kepala, pusing, sulit
tidur dan lesu. Albendazol tidak boleh diberikan pada penderita yang memiliki
riwayat hipersensitivitas terhadap obat golongan benzimidazol dan penderita
sirosis.1
2. Mebendazol
Mebendazol memiliki mekanisme kerja yang sama dengan albendazol.
Setelah pemberian oral, kurang dari 10% obat akan diabsorpsi kemudian
diubah menjadi metabolit yang tidak aktif dengan waktu paruh 2–6 jam.
Ekskresi terutama melalui urin dan sebagian kecil melalui empedu. Absorpsi
akan meningkat bila diberikan bersama makanan berlemak. Dosis untuk
dewasa dan anak usia lebih dari 2 tahun adalah 2x100 mg/hari, selama 3 hari
berturut-turut untuk askariasis, cacing tambang dan trikuriasis. Sebelum
ditelan sebaiknya tablet dikunyah lebih dulu. Pemberian jangka pendek
hampir bebas dari efek samping yaitu mual, muntah, diare dan nyeri perut

1
yang bersifat ringan. Pada dosis tinggi sehingga ada efek sistemik dapat terjadi
agranulositosis, alopesia, peningkatan enzim hati dan hipersensitivitas.
`Kontraindikasi untuk ibu hamil karena ditemukan efek teratogenik pada
hewan coba. Pada anak usia dibawah 2 tahun, perlu berhati hati karena data
penggunaan masih terbatas dan ada laporan terjadi kejang.1
3. Pirantel Pamoat
Pirantel pamoat efektif untuk askariasis dan cacing tambang. Obat tersebut
bekerja sebagai neuromuscular blocking agent yang menyebabkan pelepasan
asetilkolin dan penghambatan kokinesterase sehingga menghasilkan paralisis
spastik. Dosis yang dianjurkan 10 mg-11 mg/kgBB per oral, maksimum 1
gram dan tidak dipengaruhi oleh makanan. Efek sampingnya jarang, ringan
dan berlangsung sekilas antara lain mual, muntah, diare, kram perut, pusing,
mengantuk, nyeri kepala, susah tidur, demam, lelah. Sebaiknya tidak
digunakan pada penderita gangguan fungsi hati, karena dapat meningkatkan
serum amino transferase. Data penggunaan obat pada ibu hamil dan anak usia
dibawah 1 tahun masih terbatas, oleh karena itu penggunaan untuk kelompok
tersebut tidak dianjurkan.1

2. Prognosis
Secara umum, infeksi cacing tambang memiliki angka kesembuhan tinggi
selama diberikan tatalaksana yang adekuat. Namun saat ini obat-obat
antelmintik sudah mulai terjadi resistensi sehingga penggunaan obat harus
dipastikan sesuai dengan indikasi.2,3,4
Selain itu, prognosis penyakit cacing tambang tergantung dari beratnya
gejala yang terjadi. Apabila infeksi berlangsung secara kronis, terdapat kondisi
penyerta berat, maka prognosis lebih buruk.2
Apabila infeksi berlangsung kronis maka dapat terjadi komplikasi seperti
anemia, malnutrisi protein, dan luka pada mukosa traktus gastrointestinal. 2

2
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2017


Tentang Penanggulangan Cacingan.
2. Brooker S, Bethony J, Hotez PJ. Human Hookworm Infection in the 21 st
Century. Adv Parasitol. 2004;58:197–288. 
3. Keiser J, Utzinger J. Efficacy of Current Drugs Against Soil-Transmitted
Helminth Infections: Systematic Review and Meta-analysis. JAMA.
2008;299:1937–48. 
4. Moser W, Schindler C, Keiser J. Efficacy of recommended drugs against
soil transmitted helminths: systematic review and network meta-analysis.
BMJ. 2017;358:j4307.

Anda mungkin juga menyukai