Anda di halaman 1dari 63

GAMBARAN PENGELOLAAN EMERGENCY TROLLEY

DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP)
DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai syarat menyelesaikan Program Diploma III
Jurusan Farmasi

Disusun oleh :
IKIN SODIKIN
P 17335112617

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN FARMASI

2015
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:


Karya Tulis Ilmiah dengan Judul:

GAMBARAN PENGELOLAAN EMERGENCY TROLLEY


DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
UMUM PUSAT (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun oleh :

IKIN SODIKIN
P 17335112617

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada sidang


Karya Tulis Ilmiah
Pembimbing

Dra. Ganthina Sugihartina, Apt., M.Si.


NIP 196306281990032002

Mengetahui
Ketua Jurusan Farmasi

Dra. Hj. Mimin Kusmiyati, M.Si.


NIP 196308111994032001
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan pada sidang Karya Tulis Ilmiah
Program Pendidikan Diploma III Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Bandung
Tanggal 30 Juli 2015

GAMBARAN PENGELOLAAN EMERGENCY TROLLEY


DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
UMUM PUSAT (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun oleh :

IKIN SODIKIN
P 17335112617

Penguji:
Tanda Tangan

Ketua : Dra. Ganthina Sugihartina, Apt., M.Si ( )


NIP 196306281990032002

Anggota : Widyastiwi, M.Si., Apt ( )


NIP: 199006052014022002

Anggota : Dra. Elvi Trinovani, M.Si ( )


NIP: 196511111995022001
GAMBARAN PENGELOLAAN EMERGENCY TROLLEY
DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
UMUM PUSAT (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Ikin Sodikin – P. 17335112617

ABSTRAK
Emergency trolley adalah trolley yang berisi peralatan dan obat-obatan untuk keadaan
gawat darurat, dimana terjadi perburukan keadaan klinis pasien secara mendadak dan
tidak diperkirakan sebelumnya yang dapat segera menyebabkan kematian atau
menimbulkan kesehatan jangka panjang sehingga diperlukan intervensi segera atau
tindakan resusitasi. Pengelolaan emergency trolley yang baik dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di lingkungan RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya
pelayanan kegawatdaruratan. Telah dilakukan penelitian mengenai pengelolaan
emergenncy trolley di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr Hasan Sadikin
Bandung. Didasarkan pada keputusan Direktur Utama RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
No HK.02.04/EO13/14731/X/2014 Tentang Emergency Trolley di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung menuntun dan menuntut RSUP Dr. Hasan Sadikin untuk menerapkan
standar pengelolaan emergency trolley yang sesuai prosedur agar kuantitas dan kualitas
penyimpanan dan kelengkapanya terjaga. tujuan penelitian adalah mengetahui kesiapan
dan ketersediaan standar pengelolaan emergency trolley khususnya di ruang IGD RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
pengumpulan data primer melalui observasi langsung yaitu mengamati sumber daya
manusia, sarana dan prasarana serta proses pengelolaan emergency trolley di RSUP
Dr.Hasan Sadikin Bandung. Pengumpulan data sekunder melalui penelusuran pedoman
atau prosedur pengelolaan emergency trolley yang digunakan, serta dokumen yang terkait
pengelolaan emergency trolley di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Hasil penelitian
disusun dan disajikan dalam bentuk tabel check list hasil observasi. dan dalam bentuk
narasi mengenai sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta proses pengelolaan
emergency trolley di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kesimpulan bahwa pada
masukan (input) yaitu penyimpanan standar isi eksternal belum sesuai SOP/Keputusan
Direktur, untuk standar proses dan luaran (output) sudah sesuai.
EMERGENCY MANAGEMENT OVERVIEW OF EMERGENCY MANAGEMENT AT
EMERGENCY ROOM IN RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Ikin Sodikin – P. 17335112617

ABSTRACT

Emergency trolley is a trolley containing the equipment and drugs for emergency
circumstances, in which the clinical state of the patient's worsening occurs
suddenly and not previously thought that can be immediately causing death or
cause long-term health so that necessary actions immediately or resuscitation
interventions. The good management of the emergency trolley can improve the
quality of health service in Dr. Hasan Sadikin General Hospital (Dr. Hasan
Sadikin GH) particulary in emergency services. Research has been conducted
about the management of emergency trolley at the emergency room. Based on the
decision of the Director of Dr. Hasan Sadikin GH No
“HK.02.04/EO13/14731/X/2014 Tentang Emergency Trolley di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung” as a reference for applying the standard management of the
emergency trolley so that the quantity and quality of storage and completeness
can be controlled. The purpose of the study is to know the readiness and
availability of emergency management standard trolley especially in emergency
room. The research is descriptive with qualitative approach , the collection of
primary data through direct observation that is observing human resources,
infrastructure and management processes emergency trolley. Secondary data
collection was done by tracing guidelines or procedures of managing emergency
trolley is used, as well as related documents the management of emergency trolley
was in Dr. Hasan Sadikin GH. The results are compiled and presented in the table
check list for observation and in the narration for the human resources,
infrastructure and management processes emergency trolley. The conclusion that
at input, the content of external storage is not appropriate standard SOP /
decision of the Director, for the standard process and output are appropriate.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT karena berkat rahmat, karunia,dan

kekuatan darinya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Gambaran Pengelolaan Emergency Trolley di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung.” Peulisan Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Studi D3 Farmasi Politeknik Kesehatan Bandung.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah dapat terlaksana

dengan lancar berkat kerjasama, bantuan, pengarahan dan dukungan dari berbagai

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada :

1. Direktur Rumah Sakit Dr.Hasan Sadikin Bandung yang telah memberi izin

untuk melanjutkan kuliah di Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

2. Dra. Hj. Mimin Kusmiyati, M.Si. selaku Ketua Jurusan D3 Farmasi

Politeknik Kesehatan Bandung.

3. Dra. Ganthina Sugihartina, Apt., MSi selaku pembimbing akademik dan

pembimbing Karya Tulis Ilmiah.

4. Seluruh dosen pengajar D3 Farmasi Politeknik Kesehatan Bandung atas

semua ilmu, didikan dan pengalaman yang sangat berarti untuk kami.

5. Pegawai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang bersedia meluangkan waktu

untuk membantu penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah.

6. Seluruh rekan-rekan seperjuangan di D3 Farmasi Politeknik Kesehatan

Bandung.
Semoga bantuan serta kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dapat

diterima oleh ALLAH Pihak lainya yang tidak bisa penulis sebutkan satu –

persatu. Terima Kasih.

SWT Sebagai amal ibadah serta dibalas dengan kebaikan berlipat ganda.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah

masih terdapat banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam penyajian

materinya.

Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah bermanfaat bagi

penulis pada khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Juli 2015

Penulis
Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah menjadi inspirasi
dalam hidup saya. Maaf tidak bisa dituliskan satu persatu. Terima kasih juga untuk teman
seperjuangan di POLTEKES BANDUNG. Maaf, nama kalian tidak bisa ditulis pada kertas
terbatas ini. Terima kasih sahabat.

.
 Keberhasilan tidak datang secara tiba-tiba, tapi karena usaha dan kerja keras.

Persembahan
Karya Tulis ilmiah ini saya persembahkan kepada:
 Allah SWT.
 Ayah dan Ibu tercinta.
 Guru Pembimbing serta Seluruh dosen Pengajar D3 Farmasi. .
 Masyarakat serta bangsa dan negara
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
1.4.1 Bagi Peneliti ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6
2.1 Rumah Sakit ................................................................................ 6
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit .............................................................. 6
2.1.2 Fungsi Rumah Sakit .................................................................... 6
2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit .............................................................. 7
2.1.4 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) ....................................... 10
2.2.1 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) ..................... 10
2.2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung ....................................................................................... 12
2.3 Instalasi Gawat Darurat (IGD) ..................................................... 16
2.4 Emergency Trolley ....................................................................... 17
2.4.1 Pengelolaan Emergency Trolley .................................................. 17
2.4.2 Pencatatan dan Pelaporan ............................................................ 17
2.4.3 Input (masukan) ........................................................................... 18
2.4.4 Sumber Daya Manusia ................................................................ 18
2.4.4.1 Penanggung Jawab Ruangan ....................................................... 18
2.4.4.2 Penaggung Jawab Apotek .......................................................... 18
2.4.5 Sarana dan Prasarana ................................................................... 19
2.4.5.1 Ruang Penyimpanan Emergency Trolley ..................................... 19
2.4.5.2 Dokumen ...................................................................................... 19
2.4.6 Proses ........................................................................................... 20
2.4.6.1 Prosedur Penyimpanan Emergency Trolley di IGD
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ............................................. 20
2.4.6.2 Prosedur Penyiapan Stok Awal Perbekalan Farmasi
Darurat Medis .............................................................................. 20
2.4.6.3 Prosedur Penggunaan Perbekalan Farmasi Keadaan
Darurat Medis .............................................................................. 21
2.5 Kerangka Pikir ............................................................................. 23
BAB III METODA PENELITIAN .............................................................. 24
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 24
3.2 Waktu dan Jenis Penelitian .......................................................... 24
3.3 Pengumpulan Data ....................................................................... 24
3.3.1 Pengumpulan Data Primer ........................................................... 24
3.3.2 Pengumpulan Data Sekunder ....................................................... 25
3.4 Instrumen Penelitian ..................................................................... 25
3.5 Pengolahan dan Analisa Data ....................................................... 25
3.6 Penyajian Data .............................................................................. 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 26
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 26
4.1.1 Input (masukan) ............................................................................ 26
4.1.1.2 Sumber Daya Manusia ................................................................. 26
4.1.1.2 Sarana dan Prasarana ................................................................... 29
4.1.2 Proses ........................................................................................... 30
4.1.2.1 Penggunaan Emergency Trolley .................................................. 30
4.1.3 Pengaturan dan Penyiapan Pemberian Obat ................................ 33
4.1.4 Output (luaran) ............................................................................ 34
4.2 Pembahasan ................................................................................. 35
4.2.1 Sumber Daya Manusia ................................................................ 35
4.2.2 Sarana dan Prasarana .................................................................. 35
4.2.3 Proses .......................................................................................... 36
4.2.4 Pendokumentasian ...................................................................... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 38
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 38
5.2 Saran .......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 40
LAMPIRAN ................................................................................................... 41
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Emergency Trolley RSUP IGD Dr. Hasan Sadikin


Bandung..........................................................................................41

Lampiran 2 Gambar Standar Isi Emergency Trolley di IGD RSUP


Dr. Hasan Sadikin Bandung ..........................................................42

Lampiran 3 Daftar Standar Isi Emergency Trolley ..........................................43

Lampiran 4 Lanjutan Daftar Standar Isi Emergency Trolley ...........................44

Lampiran 5 Penempatan Obat dan Alat dalam Emergency Trolley dan

Kebijakan Penggunaan Isi Emergency Trolley ............................45

Lampiran 6 Formulir Berita Acara Pembukaan dan Penutupan Kunci Sekali


Pakai Emergency Trolley ..............................................................46

Lampiran 7 Lembar Intruksi Kerja Pemakaian Emergency Trolley ................47

Lampiran 8 Formulir Persediaan Emergency Trolley Ruang IGD RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung .........................................................48

Lampiran 9 Formulir Persediaan Emergency Trolley Ruang IGD RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung .........................................................49

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penenelitian .............................................50


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Depo Farmasi 27

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Ruangan
(Perawat/Dokter) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung...............................28

Tabel 4.3 Hasil Observasi Ketersediaan Sarana dan Prasarana Emergency Trolley
di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung................................................29

Tabel 4.4 Ketersediaan Formulir dalam Emergency Trolley di IGD RSUP


Dr. Hasan Sadikin Bandung.......................................................................30

Tabel 4.5 Proses Penggunaan Emergency Trolley di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung......................................................................................................31

Tabel 4.6 Hasil Observasi Proses Pengaturan Dan Penyiapan Pemberian Obat di
IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung....................................................33

Tabel 4.7 Ketersediaan Dokumen dalam Emergency Trolley di IGD RSUP


Dr. Hasan Sadikin Bandung......................................................................34
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan

terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan

pemeliharaan kesehatan yang baik.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi

melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan

penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan,

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan

penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Siregar,2004).

Syarat pokok dari pelayanan kesehatan yang baik adalah mampu

memberikan ketersediaan dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar,

mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu. Rumah sakit mempunyai tugas

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (Azwar, 1996).


Untuk menjalankan tugas rumah sakit mempunyai fungsi penyelenggaraan

pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan

rumah sakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan

medis, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, dan

penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang

kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan

etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan (Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit).

Tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk

pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan

RI No: 983/Menkes/SK/XI/1992, yaitu melaksanakan upaya kesehatan secara

berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan

dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya

peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar, 2004).

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di lingkungan

RSUP.Dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya pelayanan kegawatdaruratan, maka

diperlukan penyediaan emergency trolley yang lengkap. Emergency trolley

merupakan salah satu peralatan untuk darurat medis, emergency trolley biasanya

digunakan diruang Intensive Care Unit (ICU) atau Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Oleh karenanya terkadang disebut juga sebagai lemari ICU atau lemari Instalasi

gawat darurat. Emergency trolley ini multifungsi untuk menyimpan berbagai


peralatan medis dan peralatan emergency lainnya (Keputusan Direktur Utama

RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung 2014).

Emergency trolley sangatlah penting karena merupakan sarana/alat untuk

pelayanan kesehatan, untuk itu pengelolaan emergency trolley harus diperhatikan,

maka diperlukan standarisasi isi emergency trolley serta pemeliharaan sesuai

standar keputusan Direktur RSHS dengan cara menempatkan isi emergency

trolley yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta

gangguan baik yang dapat merusak mutu maupun bentuk alat kesehatan tersebut.

Pengelolaan emergency trolley yang baik sangat penting dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dilingkungan RSUP (Rumah Sakit

Umum Pusat) Dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya pelayanan

kegawatdaruratan. hal ini diatur oleh surat keputusan Direktur Utama RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung Nomor: HK.02.04/EO13/14731/X/2014 Tentang

emergency trolley di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan emergency trolley

adalah penempatan emergency trolley yang telah ditentukan serta mudah

dijangkau oleh petugas kesehatan tidak pada tempatnya dan kemungkinan

kepatuhan petugas dalam mengelola emergency trolley ada kalanya tidak sesuai

dengan standar prosedur operasional.

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin merupakan rumah sakit

umum pusat yang berada di kota Bandung, berdasarkan hal tersebut, peneliti

melakukan penelitian mengenai gambaran pengelolaan emergency trolley di ruang

IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung


I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis dapat merumuskan masalah-

masalah sebagai berikut :

1) Bagaimana gambaran ketersediaan faktor-faktor input (masukan) dan output

(luaran) emergency trolley di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung?

2) Bagaimana gambaran proses dalam pengelolaan emergency trolley di IGD

RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui gambaran pengelolaan emergency trolley di RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung.

1.3.2 Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1) Mengetahui gambaran ketersediaan faktor-faktor input (masukan) yang

meliputi sumber daya manusia, standar isi dan ketersediaan formulir.

2) Mengetahui gambaran proses dalam pengelolaan yang meliputi aktivitas

penggunaan emergency trolley serta sistem pengaturan dan penyiapan obat.

3) Mengetahui gambaran ketersedian faktor-faktor output (luaran) yang meliputi

pengisian formulir yang tersedia pada emergency trolley sebagai

dokumentasi.
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan suatu wahana untuk memperoleh

pengetahuan, wawasan, pengalaman serta keterampilan yang aplikatif dalam

mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam pengelolaan emergency trolley.

1.4.2 Bagi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi

RSUP Dr . Hasan Sadikin dan dapat memotivasi semua pihak yang terlibat untuk

melakukan langkah-langkah perbaikan dalam pelaksanaan pengelolaan

emergency trolley.

1.4.3 Bagi Peneliti Lain

Hasil Penelitian dapat dijadikan tambahan referensi bagi peneliti lain yang

ingin melakukan penelitian mengenai gambaran pengelolaan emergency trolley di

instansi kesehatan lainnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu fasilitas umum (public facility) yang berfungsi

sebagai pusat pelayanan kesehatan meliputi pencegahan dan penyembuhan

penyakit, serta pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan secara

paripurna. Adapun pengertian rumah sakit lainnya berdasarkan undang-undang

dan WHO.

a. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. (Depkes RI, 2009)

b. W.H.O (World Health Organization) memaparkan bahwa rumah sakit adalah

organisasi terpadu dari bidang sosial dan medik yang berfungsi sebagai pusat

pemberi pelayanan kesehatan, baik pencegahan penyembuhan dan pusat

latihan dan penelitian biologi-sosial.

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 983/Menkes/XI/1992

tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, tugas rumah sakit adalah

melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara


serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan

upaya rujukan. Dalam upaya melaksanakan tugas tersebut, secara umum rumah

sakit mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan pelayanan medis.

2) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis.

3) Menyelenggarakan pelayanan keperawatan.

4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan.

5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

6) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;

7) Menyelenggarakan administrasi dan keuangan.

2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan

rumah sakit umum pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah

diklasifikasikan menjadi kelas/tipe A,B,C,D dan E (Azwar,1996):

1) Rumah sakit kelas A

Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis dan subspesialis secara luas. Rumah sakit kelas

A ditetapkan sebagai tempat pelayanan rumah sakit rujukan

tertinggi (top referral hospital) atau rumah sakit pusat.

2) Rumah sakit kelas B

Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah

sakit kelas B didirikan di setiap ibukota propinsi (propincial hospital)


yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah

sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga diklasifikasikan

sebagai rumah sakit kelas B.

3) Rumah sakit kelas C

Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam,

pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan

kandungan. Rumah sakit kelas C akan didirikan di setiap ibukota

kabupaten (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari

puskesmas.

4) Rumah sakit kelas D

Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada

satu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah

sakit kelas D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan

kedokteran gigi. Rumah sakit kelas D juga menampung pelayanan rujukan

yang berasal dari puskemas (pusat kesehatan masyarakat).

5) Rumah sakit kelas E

Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (special hospital)

yang menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja, misalnya

rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker, rumah sakit

jantung, rumah sakit ibu dan anak, rumah sakit gigi dan mulut dan lain

sebagainya.
2.1.4 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan

diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene

Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi

“Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama

penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah

Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah yang dikenal oleh

masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“

Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit

propinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya

pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur,

bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Sejak itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan

oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan merupakan awal kerjasama

antara Rumah Sakit Ranca Badak dengan Fakultas Kedokteran Universitas

Padjadjaran.

Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah

menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi

sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia

dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik.

Pada tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya

Undang-undang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan


Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status

RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak

(PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara.

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 119

tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah menjadi

perusahaan jawatan (Perjan). Kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah

strategis pemerintah dalam memberikan kewenangan otonomi yang lebih luas

kepada unit-unit pelayanan tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya

secara mandiri, sehingga diharapkan mampu merespon kebutuhan masyarakat

secara tepat, cepat dan fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif

sebagai Perjan, RSHS telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan

tahun 2001 dan tahun 2004 diprognosakan akan mencapai kinerja yang lebih baik

dibandingkan tahun sebelumnya.

Sekarang RSHS statusnya telah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)

yang telah memiliki gedung megah seperti RS standar internasional di luar negeri

serta telah menjadi rumah sakit rujukan di wilayah Jawa Barat. Rumah sakit ini

juga menjadi rumah sakit tempat praktik bagi para mahasiswa fakultas kedokteran

Universitas Padjadjaran dan berbagai sekolah kesehatan lainya.


2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

2.2.1 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu bagian/unit/divisi atau fasilitas di

rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang

ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri (Siregar dan Amalia, 2004).

Berdasarkan definisi tersebut maka instalasi farmasi rumah sakit secara

umum dapat diartikan sebagai suatu departemen atau unit atau bagian di suatu

rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang

apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan

bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang

terdiri pelayanan paripurna yang mencakup perencanaan, pengadaan, produksi,

penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan

resep bagi penderita saat tinggal dan rawat jalan, pengendalian mutu dan

pengendalian mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh

perbekalan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan farmasi klinik umum dan

spesialis mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang

merupakan program rumah sakit secara keseluruhan (Siregar dan Amalia, 2004)

Didalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1333/Menkes/SK/XII/1999

tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan

farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan

kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien (patient

oriented). Hal tersebut juga terdapat dalam keputusan Menteri Kesehatan No.

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,


disebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan

di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu.

2.2.1 Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Tugas utama instalasi farmasi rumah sakit adalah pengelolaan mulai dari

perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan

langsung kepada penderita sampai dengan pengendalian semua perbekalan

kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit, baik untuk penderita

rawat tinggal, rawat jalan mau pun untuk semua unit termasuk poliklinik rumah

sakit (Siregar dan Amalia, 2004).

Berkaitan dengan pengelolaan tersebut, instalasi farmasi rumah sakit harus

menyediakan obat untuk terapi yang optimal bagi semua penderita dan menjamin

pelayanan bermutu tinggi dan yang paling bermanfaat dengan biaya minimal. Jadi

instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah sakit yang

bertugas dan bertanggungjawab sepenuhnya pada pengelolaan semua aspek yang

berkaitan dengan obat/perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah

sakit tersebut. Instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab mengembangkan

suatu pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat untuk

memenuhi kebutuhan berbagai bagian atau unit diagnosis dan terapi, unit

pelayanan keperawatan, staf medik, dan rumah sakit keseluruhan untuk

kepentingan pelayanan penderita yang lebih baik (Siregar dan Amalia, 2004).
2.2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) RSUP Dr.Hasan Sadikin

Bandung

Pelayanan farmasi di rumah sakit adalah bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan

berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat dengan mutu yang dapat

dipertanggungjawabkan, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi

semua lapisan masyarakat.

Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasiannya, IFRS RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung memiliki visi dan misi. Visi IFRS RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung adalah “Menjadi IFRS yang prima dalam pelayanan farmasi rumah sakit

berdasarkan pharmaceutical care (asuhan kefarmasian)” Misi IFRS RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung yaitu menyediakan pelayanan farmasi rumah sakit

menyeluruh dan terjangkau dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan bagi

masyarakat.

Instalasi farmasi RSUP Dr.Hasan Sadikin merupakan fasilitas rumah sakit

untuk melakukan kegiatan kefarmasian dirumah sakit seperti peracikan,

penyimpanan, penyaluran obat-obatan dan bahan kimia serta penyimpanan dan

penyaluran alat kedokteran, dan alat kesehatan. Farmasi rumah sakit bertanggung

jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit sesuai dengan

SK Menkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah

Sakit. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung No. 2383/D1.8-32/KP.01.01/VIII/2007 tentang Pemberlakuan Kebijakan

Pelayanan Farmasi di Instalasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
Bandung, maka untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada

masyarakat, perlu adanya kebijakan pelayanan di instalasi farmasi RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung.

Instalasi farmasi bertugas membantu Direktur Medik dan Keperawatan

untuk menyelenggarakan, mengkoordinasikan, merencanakan, mengawasi dan

mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Instalasi Farmasi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan SK Direktur Utama RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung No. 2383/D1.8-32/KP.01.01/VIII/2007 mempunyai fungsi:

1) Melaksanakan kegiatan tata usaha untuk menunjang kegiatan instalasi

farmasi dan melaporkan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian.

2) Melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung serta melaksanakan evaluasi dan SIMRS

(Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit) instalasi farmasi.

3) Melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian

perbekalan farmasi di gudang instalasi farmasi dan memproduksi obat-obat

sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

4) Mendistribusikan perbekalan farmasi keseluruh satuan kerja/instalasi di

lingkungan RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung baik untuk kebutuhan pasien

rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan instalasi-instalasi penunjang

lainnya.

5) Melaksanakan fungsi pelayanan farmasi klinis.

6) Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.


Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUP Dr. Hasan Sadikin tentang

Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan

Sadikin, Instalasi Farmasi RSHS bertugas membantu Direktur Medik dan

Keperawatan. IFRS RSHS dipimpin oleh seorang Kepala. Dalam melaksanakan

kegiatan IFRS, Kepala Instalasi Farmasi dibantu oleh tiga orang Kepala Sub

Instalasi (Sub Instalasi Perbekalan Farmasi, Sub Instalasi Pelayanan Farmasi dan

Apotik, Sub Instalasi SDM dan Pengembangan) dan seorang Koordinator

Administrasi.

DIREKTUR
MEDIK DAN KEPERAWATAN

KA INSTALASI FARMASI

KOORD
ADMINISTRASI

KA SUB INSTALASI PERBEKALAN KA SUB INSTALASI PELAYANAN KA SUB INSTALASI


FARMASI FARMASI SDM DAN PENGEMBANGAN

Perencanaan SDM
Depo Farmasi

Produksi Sed F a DIKLIT

Gudang PELAYANA PELAYANAN Sist. Informasi dan


manajemen

Distribusi

Gambar 1.1 Struktur organisasi instalasi farmasi RSUP


Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.3 Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan

pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi

penderita.

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang

harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita

penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar. IGD adalah

suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua pengalaman pasien yang

pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi pengaruh yang besar bagi

masyarakat tentang bagaimana gambaran rumah sakit itu sebenarnya. Fungsinya

adalah untuk menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang menunjukkan

gejala yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi-kondisi yang sifatnya tidak

gawat. IGD juga menyediakan sarana penerimaan untuk penatalaksanaan pasien

dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian dari perannya di dalam

membantu keadaan bencana yang terjadi di tiap daerah.

Instalansi Gawat Darurat (IGD) ini dipimpin oleh seorang dokter jaga

dengan tenaga dokter ahli dan berpengalaman dalam menangani pelayanan gawat

darurat, yang kemudian bila dibutuhkan akan merujuk pasien kepada dokter

spesialis tertentu (Kemenkes, 2009).

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan mengenai Standar

Instalansi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit yang tertuang dalam KEPMENKES

RI No. 856/MENKES/SK/IX/2009 untuk mengatur standarisasi pelayanan gawat

darurat di rumah sakit. Guna meningkatkan kualitas IGD di Indonesia perlu


komitmen Pemerintah Daerah untuk membantu Pemerintah Pusat dengan ikut

memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa dalam penanganan

kegawatdaruratan tidak ditarik uang muka dan penanganan gawat darurat harus

dilakukan 5 (lima) menit setelah pasien sampai di IGD (Kemenkes, 2009).

2.4 Emergency Trolley

2.4.1 Pengelolaan Emergency Trolley

Emergency trolley adalah satu alat yang berisi peralatan dan obat-obatan

untuk keadaan gawat darurat, dimana terjadi perburukan keadaan klinis pasien

secara mendadak dan tidak diperkirakan sebelumnya yang dapat segera

menyebabkan kematian atau menimbulkan kesehatan jangka panjang sehingga

diperlukan intervensi segera atau tindakan resusitasi (Keputusan Direktur RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung).

Pengelolaan emergency trolley adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan

kesehatan khususnya pelayanan kegawatdaruratan yang mencakup perencanaan,

permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pengendalian, dan pencatatan

serta pelaporan terhadap peralatan dan obat obatan yang ada didalamnya.

2.4.2 Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan pengelolaan emergency trolley merupakan

kegiatan dalam rangka penggunaan emergency trolley secara jelas dan benar,

meliputi obat-obatan dan kelengkapan alkes lainnya yang diterima,disimpan’dan

didistribusikan di unit pelayanan kesehatan. pencatatan dan pelaporan digunakan

sebagai bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan, sebagai sumber untuk
melakukan pengaturan dan pengendalian serta sebagai sumber data untuk

pembuatan laporan lain atau laporan berikutnya, sarana yang digunakan untuk

pencatatan dan laporan formulir penggunaan BMHP emergency trolley.

2.4.3 Input (masukan)

Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat

melaksanakan suatu pekerjaan. Input (masukan) dalam penelitian ini terdiri dari

sumber daya manusia, sarana, dan ketersediaan dokumen untuk pencatatan.

2.4.4 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlibat dalam proses penggunaan emergency

trolley di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin terdiri dari penanggung jawab ruangan

dan penanggung jawab apotek.

2.4.4.1 Penanggung jawab ruangan

Tugas penanggung jawab ruangan yaitu :

1) Pemeriksaan kelengkapan emergency trolley.

2) Pencatatan dan pelaporan.

3) Penerimaan emergency trolley dari Apotek Rumah Sakit.

2.4.4.2 Penanggung jawab Apotek

Tugas penanggung jawab apotek yaitu :

1) Membuat laporan pemakaian dan permintaan emergenc trolley.

2) Menyerahkan emergency trolley sesuai standard Rumah Sakit.


2.4.5 Sarana dan Prasarana

2.4.5.1 Ruang Penyimpanan Emergency Trolley

Ruang yang menyimpan emergency trolley di RSUP Dr. Hasan Sadikin

terdapat di beberapa ruangan yaitu:

1) Ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat)

2) Ruang ICU (Intensive Care Unit)

3) Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit)

4) Ruang Poli Rawat Jalan

5) Ruang Poli Spesialis

6) Ruang HCU (High Care Unit)

7) Ruang Paviliun Parahyangan

8) Ruang Perawatan Bedah

2.4.5.2 Dokumen

Dokumen yang terkait dengan emergency trolley adalah:

1) Formulir penggunaan dan serah terima perbekalan farmasi emergency

trolley.

2) Lembar monitoring perbekalan farmasi emergency trolley.

3) Formulir pengunaan dan serah terima perbekalan farmasi emergency trolley.

4) Berita acara pembukaan dan penutupan kunci sekali pakai emergency trolley.

5) Formulir insfeksi berkala emergency trolley.


2.4.6 Proses

2.4.6.1 Prosedur Penerimaan Emergency Trolley di IGD RSUP. Dr. Hasan

Sadikin Bandung

Prosedur yang dilaksanakan pada penerimaan emergency trolley adalah

sebagai berikut :

1) Petugas ruang IGD menerima emergency trolley dari bagian Farmasi

Rumah Sakit.

2) Petugas ruang IGD mengecek kelengkapan standar isi emergency trolley.

3) Petugas ruang IGD mengisi kartu stock emergency trolley dengan

mencantumkan pemberi (dari), penerima (kepada), tanggal, nomor batch,

tanggal kadaluarsa, dan jumlah pemakaian.

2.4.6.2 Prosedur Penyiapan Stok Awal Perbekalan Farmasi Keadaan Darurat

Medis

Prosedur penyiapan stok awal perbekalan farmasi keadaan daruat medis

emergency trolley adalah sebagai berikut :

1) Tetapkan stok awal perbekalan farmasi keadaan darurat medis oleh kepala

bidang medik.

2) Diposisikan data item dan jumlah stok awal perbekalan farmasi keadaan

darurat medis ke kepala instalasi farmasi RSHS oleh kepala bidang medik.

3) Diposisikan usulan stok awal perbekalan farmasi keadaan darurat medis oleh

kepala instalasi farmasi kepada kepala sub instalasi pelyanan farmasi.

4) Diposisikan usulan stok awal perbekalan farmasi keadaan darurat medis oleh

kepala instalasi pelaayanan farmasi ke depo farmasi yang ditunjuk.


5) Buatlah permintaan ke gudang farmasi untuk stok awal perbekalan farmasi

keadaan darurat medis sesuai disposisi kepala instalasi farmasi oleh petugas

depo farmasi yang ditunjuk, diketahui oleh Apoteker penanggung jawab depo

farmasi.

6) Siapkan stok awal perbekalan farmasi oleh petugas gudang farmasi.

7) Lakukan serah terima stok awal perbekalan farmasi keadaan darurat medis

oleh petugas gudang farmasi dengan apoteker penanggung jawab depo

farmasi.

8) Lakukan serah terima stok awal perbekalan farmasi oleh apoteker

penanggung jawab depo farmasi dan kepala ruangan.

9) Serahkan stok awal perbekalan farmasi keadaan darurat medis oleh kepala

ruangan kepada perawat penanggung jawab emergency trolley.

10) Lakukan penguncian emergency trolley dengan kunci sekali pakai oleh

kepala ruangan disaksikan perawat penanggung jawab emergency trolley.

11) Lengkapi emergency trolley dengan formulir pemakaian perbekalan farmasi

keadaan darurat medis oleh petugas depo farmasi.

2.4.6.3 Prosedur Penggunaan Perbekalan Farmasi Keadaan Darurat Medis

Prosedur penggunaan perbekalan farmasi keadaan darurat medis

emergency trolley adalah sebagai berikut :

1) Ambil perbekalan farmasi keadaan darurat medis yang diperlukan pasien oleh

perawat/dokter apabila diperlukan dengan segera dari emergency trolley.


2) Serahkan formulir penggunaan dan serah terima perbekalan farmasi

emergency trolley oleh perawat ruangan kepada petugas depo farmasi dengan

segera setelah selesai penanganan pasien.

3) Siapkan perbekalan farmasi sesuai formulir penggunaan dan serah terima

perbekalan farmasi emergency trolley oleh petugas depo farmasi.

4) Lakukan serah terima perbekalan farmasi dan kunci sekali pakai yang baru

dari petugas depo farmasi kepada perawat ruangan.

5) Simpan perbekalan farmasi gawat darurat medis pada emergency trolley oleh

perawat ruangan untuk mengganti perbekalan farmasi yang telah digunakan

disaksikan oleh petugas depo farmasi.

6) Lakukan pemeriksaan kesesuaian jenis dan jumlah perbekalan farmasi

terhadap standar perbekalan farmasi emergency trolley oleh perawat ruangan

disaksikan oleh petugas depo farmasi.

7) Bila tidak sesuai, lakukan telusur ketidak sesuaian dan buat ketrangan

kehilangan pada formulir penggunaan dan serah terima perbekalan farmasi

emergency trolley, meliputi jenis dan jumlah oleh perawat ruangan.

8) Berdasarkan keterangan kehilangan pada formulir penggunaan dan serah

terima perbekalan farmasi emergency trolley, lakukan pengisian sesuai

standar oleh petugas farmasi, dan lakukan kembali point 3 sampai 6.

9) Kunci kembali emergency trolley dengan kunci sekali pakai oleh perawat

ruangan disaksikan petugas depo farmasi.


10) Isi berita acara pembukaan dan penutupan kunci sekali pakai emergency

trolley oleh perawat ruangan disaksikan dan ditandatangani pula oleh petugas

depo farmasi.

11) Laporkan kehilangan perbekalan farmasi emergency trolley oleh apoteker

penanggung jawab depo farmasi setiap bulannya kepada kepala instalasi.

2.5 Kerangka Pikir

Pengelolaan emergency trolley di instalasi gawat darurat RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mencakup

perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pengendalian, dan

pencatatan serta pelaporan terhadap peralatan dan obat-obatan yang disimpan

dalam emergency trolley untuk keadaan gawat darurat, dimana terjadi perburukan

keadaan klinis pasien yang memerlukan intervensi segera atau tindakan resusitasi.

Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat

melaksanakan suatu pekerjaan. Input (masukan) dalam penelitian ini terdiri dari

sumber daya manusia, sarana, dan ketersediaan formulir yang diperlukan untuk

dokmen.

Proses dalam pengelolaan yang meliputi aktivitas penggunaan emergency

trolley dan sistem pengaturan penyiapan obat oleh tenaga kesehatan perawat atau

dokter sesuai dengan SOP.

Output (luaran) adalah semua formulir yang disediakan terisi yang

digunakan sebagai dokumentasi dan disimpan di instalasi farmasi rumah sakit.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi yang

mendalam tentang gambaran pengelolaan emergency trolley di IGD RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian yaitu satu bulan, pada bulan Juni 2015 bertempat di Ruang

IGD (Instalasi Gawat Darurat) Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin

Bandung sesuai izin dari Direktur RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung.

3.3 Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian yaitu melalui

data primer dan data sekunder.

3.3.1 Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer yaitu melalui observasi langsung, yaitu

mengamati aspek-aspek yang diteliti setiap hari bagaimana input (masukan),

proses dan output (luaran) gambaran pengelolaan emergency trolley di IGD

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.


3.3.2 Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder melalui penelusuran pedoman atau

prosedur penggunaan emergency trolley, serta formulir dan laporan terkait

gambaran pengelolaan emergency trolley di IGD RSUP. Dr. Hasan Sadikin

Bandung.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman

observasi (check list) yang bersumber dari keputusan Direktur RSUP Dr. Hasan

Sadikin.

3.5 Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data primer, yaitu observasi, serta

data dari pegumpulan data sekunder yang dianalisis dengan cara membandingkan

kepustakaan yang ada dengan hasil yang didapat, kemudian dilihat apakah

terdapat perbedaan atau kesenjangan antara hasil penelitian dengan standar atau

prosedur yang seharusnya.

3.6 Penyajian Data

Hasil penelitian disusun dan disajikan dalam bentuk tabel check list hasil

observasi dan dalam bentuk narasi tentang pengelolaan emergency trolley di IGD

RSUP.Dr. Hasan Sadikin Bandung mulai dari input (masukan), proses, dan

output (luaran).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan diuraikan yaitu mengenai faktor faktor

input/masukan sumber daya manusia, sarana, prasarana, serta proses (monitoring

perbekalan farmasi, berita acara pembukaan dan penutupan kunci sekali pakai,

penggunaan dan serah terima perbekalan farmasi) serta penyiapan pemberian obat

yang terkait dengan pengelolaan emergency trolley di IGD RSUP .Dr. Hasan

Sadikin Bandung.

4.1.1 Input (Masukan)

4.1.1.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pengelolaan emergency

trolley di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung terdiri dari penanggung jawab

apotek (depo farmasi) dan penanggung jawab ruangan (perawat/dokter).

Hasil observasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab penanggung jawab

depo farmasi (apotek) IGD dapat dilihat pada tabel 4.1. Hasil observasi

pelaksanaan tugas penanggung jawab ruangan (perawat/dokter) RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.2


Tabel 4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Penanggung Jawab Depo Farmasi IGD

WAKTU
03/06/20115 10/06/2015 17/06/2015 24/06/2015
No. Variabel Observasi
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

1 Menyiapkan perbekalan farmasi


sesuai formulir penggunaan dan √ √ √
serah terima perbekalan farmasi

emergency trolley
2 Melakukan serah terima √ √ √ √
perbekalan farmasi dan kunci
sekali pakai yang baru kepada
perawat ruangan
3 Melakukan pengisian emergency
trolley sesuai standar √ √ √

4 Menjadi saksi penyimpanan
perbekalan farmasi keadaan √ √ √
darurat medis pada emergency

trolley untuk mengganti
perbekalan farmasi yang telah
digunakan
5 Menjadi saksi pemeriksaan
kesesuaian jenis dan jumlah √ √ √
perbekalan farmasi terhadap

standar perbekalan emergency
trolley
6 Menjadi saksi dan menanda-
tangani Pengisian berita acara √ √ √
pembukaan dan penutupan kunci

sekali pakai emergency trolley
7 Apoteker Penanggungjawab depo
farmasi melaporkan kehilangan √ √ √
perbekalan farmasi emergency

trolley setiap bulan kepada kepala
instalasi farmasi
Tabel 4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Ruangan (Perawat/Dokter) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

WAKTU
03/06/20115 10/06/2015 17/06/2015 24/06/2015
No. Variabel Observasi
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

1 Pengambilan perbekalan farmasi


emergency trolley yang diperlukan √ √ √
pasien

2 Pencatatan setiap pemakaian √ √ √ √
perbekalan farmasi
3 Penyerahan formulir penggunaan
dan serah terima perbekalan √ √ √
farmasi emergency trolley kepada

petugas depo farmasi dengan
segera
4 Menyimpan perbekalan farmasi
keadaan darurat medis pada √ √ √
emergency trolley untuk

mengganti perbekalan farmasi
yang telah digunakan disaksikan
petugas depo farmasi
5 Melakukan pemeriksaan kesesuai-
an jenis dan jumlah perbekalan √ √ √
farmasi terhadap standar

perbekalan emergency trolley
disaksikan petugas depo farmasi.
6 Kunci kembali emergency trolley
dengan kunci sekali pakai (jika √ √ √
sesuai)

7 Melakukan telusur ketidak-
sesuaian dan buat keterangan √ √ √
kehilangan (jika tidak sesuai)

8 Pengisian berita acara pembukaan
dan penutupan kunci sekali pakai √ √ √ √
emergency trolley disaksikan dan
ditandatangani pula oleh petugas
depo farmasi
4.1.1.2 Sarana dan Prasarana

Hasil observasi mengenai ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana

yang menunjang kegiatan pengelolaan emergency trolley di IGD RSUP DR.

Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan tabel 4.4.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Ketersediaan sarana dan prasarana Emergency Trolley
di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

WAKTU
03/06/20115 10/06/2015 17/06/2015 24/06/2015
No. Variabel Observasi
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

1 Standar isi emergency trolley


√ √ √ √
2 SPO Penggunaan perbekalan
Farmasi Keadaan Darurat Medis √ √ √ √

3 Gunting untuk memotong kunci


emergency trolley √ √ √ √

4 Formulir Penggunaan Barang


Habis Pakai (Perbekalan farmasi)
emergency trolley √ √ √ √

5 Formulir Berita Acara Pembukaan


dan Penutupan emergency trolley √ √ √ √

6 Formulir Monitoring Perbekalan


Farmasi emergency trolley √ √ √ √

7 Tabung oksigen portable dan


regulator ditempatkan ditempat
emergency trolley (untuk unit
kerja yang memiliki tabung √ √ √ √
oksigen portable

8 Penempatan suction portable


didekatkan dengan emergency
trolley. (untuk unit kerja yang
memiliki suction portable. √ √ √ √
Tabel 4.4 Ketersediaan Formulir dalam Emergency Trolley
di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

WAKTU
03/06/20115 10/06/2015 17/06/2015 24/06/2015
No. Variabel Observasi
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

1 Daftar Standar Perbekalan √ √ √ √


Farmasi emergency trolley

2 Formulir Serah Terima Perbekalan


Farmasi emergency trolley √ √ √

3 Berita Acara Penutupan dan
Pembukaan Kunci Sekali Pakai √ √ √
emergency trolley

4 SPO Penggunaan perbekalan √ √ √ √


Farmasi Keadaan Darurat Medis

5 Formulir Penggunaan Barang √ √ √ √


Habis Pakai (Perbekalan Farmasi)
emergency trolley

6 Formulir Monitoring Perbekalan √ √ √ √


Farmasi emergency trolley

4.1.2 Proses

4.1.2.1 Penggunaan Emergency Trolley

Berdasarkan hasil observasi, maka proses penggunaan emergency trolley

di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Proses Penggunaan Emergency Trolley
di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

WAKTU
03/06/2015 10/06/2015 17/06/2015 24/06/2015
No Variabel Observasi
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Mengambil perbekalan farmasi
keadaan darurat medis yang
diperlukan pasien oleh
√ √ √ √
perawat/dokter apabila diperlukan
segera dari emergency trolley

2 Menyerahkan Formulir penggunaan


dan serah terima perbekalan
farmasi emergency trolley oleh
√ √ √ √
perawat ruangan kepada petugas
depo dengan segera setelah selesai
penanganan pasien.

3 Menyiapkan perbekalan farmasi


sesuai formulir penggunaan dan
serah terima perbekalan farmasi
√ √ √ √
emergency trolley oleh petugas
depo farmasi.

4 Melakukan serah terima perbekalan


farmasi dan kunci sekali pakai yang
baru dari petugas depo farmasi
√ √ √ √
kepada perawat ruangan.

5 Menyimpan perbekalan farmasi


keadaan darurat medis pada
emergency trolley oleh perawat
ruangan untuk mengganti √ √ √ √
perbekalan farmasi yang telah
digunakan disaksikan petugas depo
farmasi.

6 Melakukan pemeriksaan kesesuaian


jenis dan jumlah perbekalan
farmasi terhadap standar perbekalan
√ √ √ √
farmasi emergency trolley oleh
perawat ruangan disaksikan oleh
petugas depo farmasi
Tabel 4.5 (Lanjutan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7 Bila tidak sesuai, melakukan telusur
ketidak sesuaian dan buat
keterangan kehilangan pada
√ √ √ √
formulir penggunaan dan serah
terima perbekalan farmasi
emergency trolley, meliputi jenis
dan jumlah oleh perawat ruangan

8 Berdasarkan keterangan kehilangan


pada formulir penggunaan dan
serah terima perbekalan farmasi
√ √ √ √
emergency trolley,lakukan
pengisian sesuai standar oleh
petugas farmasi, dan lakukan
kembali point 3 sampai 6.

9 Mengunci kembali emergency


trolley dengan kunci sekali pakai
oleh perawat ruangan disaksikan
√ √ √ √
petugas depo farmasi.

10 Mengisi berita acara pembukaan


dan penutupan kunci sekali pakai
emergency trolley oleh prawat
ruangan disaksikan dan √ √ √ √
ditandatangani pula oleh petugas
depo farmasi.

11 Melaporkan kehilangan perbekalan


farmasi emergency trolley oleh
apoteker penanggung jawab depo
√ √ √ √
farmasi setiap bulannya kepada
kepala instalasi .
4.1.3.2 Pengaturan dan Penyiapan Pemberian Obat

Tabel 4.6 Hasil Observasi Proses Pengaturan Dan Penyiapan Pemberian Obat
di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

WAKTU
03/06/20115 10/06/2015 17/06/2015 24/06/2015
No. Variabel Observasi
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

1 Yang berhak memberikan obat


kepada pasien adalah dokter atau
perawat yang sudah memiliki
√ √ √ √
kompetensi (perawat klinis 2) dan
mempunyai surat ijin praktek.

2 Penyiapan dan pemberian obat-


obatan kepada pasen rawat inap
dilakukan oleh perawat untuk
√ √ √ √
semua jenis rute pemberian.

3 Pemberian obat kepada pasien


meliputi proses verifikasi bahwa
obat-obatan tersebut sesuai
permintaan dengan prinsip 5
(lima) Benar yaitu benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar rute √ √ √ √
dan waktu pemberian. Kemudian
dicatat oleh perawat dalam rekam
medik pada formulir catatan
pengobatan.

4 Pasien tidak diijinkan untuk


mengkomsumsi obatnya sendiri
selama menjalani rawat inap
dirumah sakit, kecuali untuk √ √ √ √
pasien isolasi yang sedang
mendapat terapi yang bersifat
radioaktif.

5 Pasien harus dipastikan tidak


memiliki riwayat alergi dan kontra
indikasi dengan obat yang akan
√ √ √ √
diberikan

6 Obat yang tergolong obat high


alert harus diperiksa kembali oleh
perawat kedua sebelu diberikan
√ √ √ √
kepada pasien
4.1.4 Output (luaran)

Observasi terhadap output adalah ketersediaan dokumen yaitu formulir

yang tersedia di emergency trolley diisi sesuai Keputusan Direktur/SOP untuk

kemudian didokumentasikan di instalasi farmasi rumah sakit.

Tabel 4.4 Ketersediaan Dokumen dalam Emergency Trolley


di IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

WAKTU
03/06/20115 10/06/2015 17/06/2015 24/06/2015
No. Variabel Observasi
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

1 Pengisian Formulir Penggunaan


dan Serah Terima Perbekalan √ √ √
Farmasi emergency trolley

2 Pengisian Berita Acara Penutupan


dan Pembukaan Kunci Sekali √ √ √
Pakai emergency trolley

3 Pengisian Formulir Serah Terima


Perbekalan Farmasi emergency √ √ √
trolley

4 Pengisian Berita Acara Penutupan


dan Pembukaan Kunci Sekali √ √ √
Pakai emergency trolley

5 Pengisian Formulir Penggunaan


Barang Habis Pakai (Perbekalan √ √ √
Farmasi) emergency trolley

6 Pengisian Formulir Monitoring


Perbekalan Farmasi emergency √ √ √
trolley

4.2 Pembahasan

Pembahasan diuraikan sesuai hasil penelitian yaitu mengenai faktor-faktor

input (masukan), proses,dan output (keluaran).

4.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM)

Hasil observasi bahwa setiap tugas dan tanggung jawab penaggung jawab

dilaksanakan sesuai Keputusan Direktur/SOP oleh perawat ruangan dan petugas

dari depo farmasi dilaksanakan sesuai prosedur. Waktu yang dibutuhkan untuk

melengkapi kembali barang yang sudah dipakai lebih kurang 1 jam, waktu

tersebut cukup memadai jika emergency trolley digunakan lagi.

Setiap petugas penanggung jawab depo farmasi merangkap sebagai petugas

pelayanan di apotek sehingga dalam pengecekan isi emergency trolley terkesan

tergesa gesa, jika hal ini terjadi setiap bertugas maka mungkin saja menimbulkan

ketidak akuratan dalam pengecekan termasuk mengisi formulir atau blanko yang

ada di dalam emergency trolley.

Pada saat pengisian ulang perbekalan farmasi pada emergency trolley

terjadi keterlambatan perawat atau dokter menandatangani berita acara sehingga

petugas depo farmasi harus menunggunya, diperlukan kerjasama antar petugas

depo farmasi dan perawat/dokter IGD.

4.2.2 Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil observasi selama waktu penelitian, letak emergency

trolley kadang kadang tidak pada tempatnya, hal ini dapat menyebabkan
keterlambatan dalam penanganan pasien karena perlu waktu untuk mencari dan

memindahkan emergency trolley pada saat dibutuhkan.

Gunting yang seharusnya disimpan di atas trolley tidak pernah ada

ditempatnya, hal ini disebabkan karena sering dipakai untuk keperluan lain dan

tidak dikembalikan pada tempatnya. Pada akan membuka kunci trolley digunakan

gunting atau alat pemotong lain yang dipinjam dari tempat sekitarnya. Hal ini

perlu waktu untuk mencari dan mendapatkan alat pembuka kunci. Untuk

menghindari ketidaklengkapan tersebut disarankan untuk mengikat gunting pada

bagian emergency trolley.

Standar isi ekstrernal yaitu stetoskop dan sphygnomanometer disimpan di

bagian atas emergency trolley kadang tidak ada di tempatnya sehingga

menghambat proses pemeriksaan pasien dan membutuhkan waktu untuk

mencarinya karena pada saat pengalihan tanggung jawab emergency trolley harus

lengkap.

4.2.3 Proses

Pengaturan penggunaan perbekalan farmasi keadaan darurat medis yang

sesuai prosedur dapat memudahkan petugas dalam pengelolaan perbekalan

farmasi pada emergency trolley. Pada saat observasi perawat atau dokter telah

sesuai Keputusan Direktur/SOP meliputi prosedur penerimaan emergency trolley

di IGD, prosedur penyiapan stok awal perbekalan farmasi keadaan daruat medis,

dan prosedur penggunaan perbekalan farmasi keadaan darurat medis.


4.2.4 Pendokumentasian

Observasi terhadap output adalah ketersediaan dokumen yaitu formulir

yang tersedia di emergency trolley diisi sesuai Keputusan Direktur/SOP untuk

kemudian didokumentasikan di instalasi farmasi rumah sakit. Perawat dan dokter

sudah melaksanakan pencatatan dengan baik yaitu setelah selesai proses/tindakan

terhadap pasien langsung mencatat pada formulir yang tersedia, hal ini

dikarenakan perawat yang diberi tanggung jawab melaksanakannya dengan baik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian mengenai pengelolaan emergency trolley di IGD

RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai berikut :

1. Gambaran input berupa sumber daya manusia yang berkaitan dengan

pengelolaan emergency trolley sudah melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sesuai dengan ketentuan. Standar isi eksternal yang berkaitan dengan

pengelolaan emergency trolley belum sesuai dengan ketentuan karena tidak

terdapat gunting serta stetoskop dan sphygnomanometer kadang tidak ada di

tempatnya serta ketersediaan formulir sudah sesuai dengan ketentuan.

2. Gambaran proses berupa aktivitas penggunaan emergency trolley oleh

penanggung jawab ruangan serta proses pengaturan dan penyiapan pemberian

obat sudah sesuai dengan ketentuan.

3. Gambaran output berupa pengisian formulir yang tersedia pada emergency

trolley sudah sesuai aturan dan didokumentasikan oleh penanggung jawab

ruangan.
5.2 Saran

Saran dan masukan yang diharapkan dapat mengatasi atau mengurangi

permasalahan yang ada, antara lain:

1. Sumber daya manusia yang ada dapat dikutsertakan berbagai pelatihan yang

dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan

emergency trolley.

2. Memperbaiki sarana dan prasana yang perlu diperbaiki seperti ketertiban

penggunaaan serta tata letak emergency trolley.


DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Candra Yoga. 2003. Manajemen Admimistrasi Rumah Sakit. Jakarta:


UI Press .

Azwar, 1994. Tantangan pendanaan Unit Gawat Darurat, Majalah Kedokteran


Indonesia, Volume 43 Nomor 3, hal : 152-153, Jakarta.

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa


Aksara

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Pedoman Pelayanan Gawat


Darurat. Jakarta: Dirjen Yanmedik

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999. SK Menkes No.


1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta., 2006, Standar Pelayanan


Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta.

Direktur Utama RSUP. Dr. Hasan Sadikin. 2014, Surat Keputusan Tentang
Emergency Trolley . Bandung

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pelayanan Farmasi Rumah


Sakit. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2009. KEPMENKES RI No.


856/MENKES/SK/IX/2009. Standar Instalansi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit. Jakarta

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44


Tentang Rumah Sakit. Jakarta: Sekretariat Negara.

RSUP Dr. Hasan Sadikin. 2007. SK Direktur Utama No. 2383/D1.8-


32/KP.01.01/VIII/2007 Tentang Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan
Farmasi di Instalasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin.
Bandung

Siregar, Ch. J.P., dan Amalia, L. 2004. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan
Penerapan, 25 – 49, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Lampiran 1: Emergency Trolley RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gambar 2.1 Emergency trolley RSUP IGD Dr. Hasan Sadikin


Bandung
Lampiran 2: Isi Emergency Trolley

Gambar 2.2 Standar isi emergency trolley RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Lampiran 3: Daftar Standar Isi Emergency Trolley
Lampiran 3 (Lanjutan)
Lampiran 5: Penempatan Obat dan Alat Dalam Emergency Trolley, Kebijakan
Penggunaan Isi Emergency Trolley
Lampiran 6: Formulir Berita Acara Pembukaan dan Penutupan Kunci Sekali Pakai
Emergency Trolley,
Lampiran 7: Lembar Intruksi Kerja Pemakaian Emergency Trolley
Lampiran 8: Formulir Persediaan Emergency Trolley Ruang IGD RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
Lampiran 9: Formulir Persediaan Emergency Trolley RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
Lampiran 10
Surat Permohonan Izin Penelitian

Anda mungkin juga menyukai