Anda di halaman 1dari 19

DISKUSI KASUS

Yang harus dinilai pada axis ke 5


• Kinerja
• Interaksi social
• Hobby
Diagnosis Gangguan Psikosomatik
• Harus memenuhi kriteria gangguan
• Psikosomatik yang tertera dalam:
• DSM IV-TR
• ICD-10
CIRI GANGGUAN PSIKOSOMATIK
• Keluhan ada hubungannya dengan emosi
• Keluhan berganti-ganti
• Terdapat ketidakseimbangan vegetatif
• Riwayat hidup penuh dengan stres / konflik
• Perasaan negatif jadi titik tolak keluhan
• Terdapat faktor presipitasi / pencetus
• Adanya faktor predisposisi / penyedia
• Dapat bersamaan dengan penyakit organik
Kasus 1
• Laki2 38 tahun, aktif, dikejar target dalam
pekerjaannya, sakit dada sejak 3 hari yang lalu
sekitar 3-5 menit. Sjeak 1 hari sakit dada sering,
nafas berat, keringat dingin, takut keluhan
membawa kematian, pasien sering ke RS, menikah
selama 8 tahun dan belum punya anak.
• Pernah mengalami disfungsi seksual selama 1 bulan
saat ada masalah dalam keluarga. PF: tampak
gelisah, T: 160/100mmHG, HR: 100x/menit,
frekuensi nafas, 20x/menit, murmur sistolik grade II
di apex, akral dingin, LVH dan T inverted di V1-V3,
CK 40 dan CKMB 13.
Kasus 1
• Apakah masalah pada pasien menurut system
multiaksial dan bagaimana patofisiologinya? Panic
disorder
• Bagaimana tatalaksana dan rencana pemeriksaan
lebih lanjut serta tujuannya? Echocardiography,
tredmill test, HRP, BHI
• Apa edukasi untuk jangka pendek dan panjang
berkaitan dengan masalah tersebut?
Multiaxial Diagnosis
• Axis I : gangguan psikosomatik
• Axis II : gangguan kepribadian
• Axis III : kondisi medis umum
penyakit internistis
• Axis IV : stresor psikososial
• Axis V : kemampuan adaptasi
Kasus 2
• Wanita 53 tahun, KU: nyeri perut bagian bawah
sejak 18 bulan yang lalu. Nyeri hilang timbul tidak
menjalar, seperti ditusuk, BAB kadang2 lembek 3-
4x sehari, Nyeri dirasakan semakin sering, sejak 1
tahun terakhir,. Nyeri dirasakan terutama bila
pasien emosi, setahun yang lalu ada konflik dengan
sepupunya yaitu masalah rumah peninggalan
pamannya.
Kasus 2
• Pasien sudah berobat ke dokter dan ahli
gastroenterologi, ahli bedah dan sudah dioperasi
apendik. Pernah berobat juga ke ahli kebidanan
dikatakan tidak ada kelainan, namun keluhan tidak
pernah hilang.
• Sejak usia tujuh tahun, pasien ikut dengan
pamannya karena ayahnya meninggal dan tinggal di
rumah pamannya bersama saudara perempuannya.
Selama tinggal di rumah pamannya pasien merasa
tertekan dengan sikap istri pamannya.
• Pasien tamat SMP, menikah umur 21 tahun, dengan
4 anak, dan 1 cucu. Keluarga harmonis, namun
pasien sering sedih karena suami dan anaknya tidak
percaya dengan keluhan pasien karena hasil CT
scan abdomen normal. Pasien juga pernah ingin
bunuh diri, namun tidak pernah mencoba bunuh
diri. Pasien seorang muslim tetapi ibadahnya
kurang teratur.
(agak kurang jelas, karena foto slide tidak ada)

• Pertanyaan:
• Sebutkan diagnosis multiaxial
• Bagaimana tatalaksananya
• Sebutkan gejala-gejala pada pasien tersebut
HASIL DISKUSI KASUS
dr. Hamzah
Soal 1
• Axis 1: Depresi karena lemas sepanjang hari, tidak mau
makan, mual dan muntah.
• Gejala depresi: gangguan konsentrasi, gangguan tidur.
• Masalah somatic: dyspepsia, DM, HT
• Psikodinamik: merasa penyakit tidak bisa disembuhkan,
untuk aktivitas sehari hari masih terbatas. Orang
dengan penyakit jantung (gagal jantung), disamping ada
penyakit penyerta DM, wajar jika menjadi depresi
karena memikirkan penyakitnya.
• Psikosomatik: pada usia 71 terjadi deplesi serotonin
menjadi depresi.
• Yang harus diassess adalah yg mana yang lebih dulu,
apakah depresinya atau penyakit somatisnya
Soal 1- lanjutan
• Tidak mau minum obat, dengan alasan obat terlalu banyak, merasa
bosan, tidak berdaya  pada orang depresi compliance turun.
• Terlalu banyak mendapat obat, total 11 obat, diantaranya ada obat yang
overlapping.
• Apakah perlu obat depresi? Pilihan obat: SSRI (fluoxetine atau
sertraline) jgn lupa antidepresan menimbulkan mual, sehingga pada
pasien ini harus diberikan Omong dulu (psikoterapi supportif).
• Harus kita berikan edukasi mengenai spiritual, keluarga harus diedukasi
untuk mendukung penuh pasien.
• Jangan putus asa, seberat apapun penyakit, outputnya lebih baik
diusahakan daripada ga diusahakan
• Jumlah obat dikurangi, yg overlapping. Tidak boleh menyalahkan dokter
yang sebelumnya.
• Pilih obat: yang penting diberikan: obat jantung, obat DM
• SSRI ditunda dulu
Soal 2
• Seorang laki laki umur 70 th dikonsulkan dari klinik gigi ke klinik penyakit dalam
untuk rencana ekstraksi
• 3 hal dugaan gangguan psikosomatis:
• Penyakit banyak
• Ada anak yang akan operasi
• Rasa Lelah dan bosan dg polifarmasi
• Dan akan menjalani operasi
• Tidak ada gangguan kepribadian
• Stressful event: anak 9, ada berbagai macam penyakit.
• Axis 1: depresi (bosan, mudah Lelah, hilang minat). Tatalaksana: pilah pilah obat
yang mana yang perlu diberikan. hilangkan stressor (polifarmasi, mestinya anak
anaknya udah dewasa semua).
• Obat depresi: sertraline (juga berfungsi sebagai antiagregasi, tapi harus
diperiksakan hemostasisnya, karena akan ada tindakan). Obat alternative
• Masalah somatic: gangguan ginjal, DM terkontrol. Assess kembali gangguan
pada ginjalnya (terdapat peningkatan creatinine)
• Persiapan: cek FH
Soal 2-lanjutan
• Tuliskan jawaban konsul saudara:
• Asessment anda termasuk assessment psikosomatiknya,
jadi depresinya harus ditulis, misal dengan depresi
ringan, boleh memberi saran, obatnya disampaikan.
• Kondisi pada saat ini ABCD belum terkontrol. Saat ini
pasien mengalami depresi. Bila tindakan tidak cito, maka
baiknya ditunda. Jika cito maka dengan segala resiko
yang ada dapat dilakukan.
Diskusi kasus gastro Abdominal
Pain
• Apakah nyeri pada pasien ini somatic atau
psikogenik?
• Axis 1: Gangguan ansietas
• Axis 2: tidak ada
• Axis 3:
• Axis 4: penghasilan berkurang
• Axis 5: GAF 60
• Anamnesa yang perlu ditambahkan
• Apakah mengganggu mood?
• Apakah ada perasaan cemas?
• Pertanyaan ke arah gangguan cemas atau ke depresi?
• Apabila keradangan ringan pada hasil endoskopi
dapat dimasukkan ke dalam IBS
• Apabila ini IBS, treatment: amitriptyline dosis
rendah atau golongan SSRI.
DISKUSI DR. RUDI
1. dr. Anshory Sp.PD
Q : Pada pasien cancer pain bagaimana
pengaturan dosisnya, karena pasien rawat
jalan di poli sebulan sekali.
A : terkait dengan system BPJS, bila perlu advokasi
ke BPJS agar pasien pulang bisa dapat obat
untuk satu minggu sehingga kontrol setelah 1
mgg.
Q : Bagaimana menaikkan dosis phentanyl
transdermal?
A : perlu KIE pasien agar dapat mengukur sendiri
skala nyerinya dan menaikkan dosis secara
mandiri sesuai anjuran dokter,

Anda mungkin juga menyukai