Anda di halaman 1dari 26

PEMBELAJARAN BAHASA & SASTRA INDONESIA SD

Pengampu: Heri Setiawan, M.Pd.

O
L
E
H

NAMA: YAZID BUSTAMI AL MUBARAK

NIM. E1E019332

KELAS/SEMESTER: I/5

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

SEPTEMBER 2021
Tabel Analiisis Hasil Penelitian tentang strategi/ model/ metode/ teknik pembelajaraan di SD
Nama : Yazid Bustami Al Mubarak
NIM : E1E019332
Kelas : I
No Judul Arikel Nama strategi/ Jenjang Kelas jenis materi/ jenis Langkah strategi/ model/ pengaruh/peningkatan
model/ metode/ hasil belajar yang metode/ teknik hasil penelitian
teknik diteliti
1 2 3 4 5 6 7
1 PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING Kelas V SD HASIL BELAJAR sembilan tahap role playing  Pembelajaran dengan
PEMBELAJARAN ROLE yang dapat dijadikan pedoman menggunakan role
PLAYING UNTUK dalam pembelajaran: playing dapat
MENINGKATKAN (1) menghangatkan suasana meningkatkan
HASIL BELAJAR dan memotivasi peserta didik, aktivitas guru dan
BAHASA INDONESIA (2) memilih partisipan/ peran, siswa, hal ini dapat
SISWA KELAS V SDN (3) menyusun tahap-tahap dilihat dari data
032 KUALU peran, aktivitas guru dan
KECAMATAN (4) menyiapkan pengamat, aktivitas siswa, yaitu
TAMBANG
(5) pemeranan, (6) diskusi dan adanya peningkatan
evaluasi, aktivitas guru dari
(7) pemeranan ulang, siklus I hingga siklus
(8) diskusi dan evaluasi tahap II sebesar 22,2%, dan
dua, peningkatan aktivitas
(9) membagi pengalaman dan siswa dari siklus I
mengambil kesimpulan. hingga siklus II
sebesar 20,0%.
 Pembelajaran dengan
menggunakan role
playing dapat
meningkatkan hasil
belajar Bahasa
Indonesia siswa, baik
secara individu
maupun secara
klasikal. Adapun
peningkatan
persentase ketuntasan
individu adalah
77,8%, sedangkan
peningkatan
persentase secara
klasikal adalah 91,7%.
 Pembelajaran role
playing sangat
membantu dalam
pembelajaran karena
itu penggunaan role
playing dapat
memperbaiki hasil
belajar siswa.
2 PENGARUH MODEL ROLE PLAYING Kelas V SD KETERAMPILAN Berikut tahap role playing (1) Terdapat perbedaan
PEMBELAJARAN ROLE BERBICARA yang dapat dijadikan pedoman yang signifikan
PLAYING BERBASIS terhadap keterampilan keterampilan berbicara
PENILAIAN KINERJA berbicara: pada siswa yang mengikuti
TERHADAP 1. Menghangatkan suasana pembelajaran Role Playing
KETERAMPILAN dan memotivasi peserta didik, berbasis penilaian kinerja
BERBICARA PADA 2. Memilih siswa/peran dengan siswa yang
PELAJARAN BAHASA 3. Instrument tes keterampilan mengikuti pembelajaran
INDONESIA SISWA berbicara yang dilengkapi konvensional
KELAS V SD Yaitu (77,61>68,32).
rubrik penilaian
4. Kemudian dianalisis
(2) Pembelajaran dengan
menggunakan statistik
menggunakan role
deskriptif dan statistik
playing dapat
inferensial (uji-t).
meningkatkan
5. Diskusi dan evaluasi,
keterampilan berbicara
6. Pemeranan ulang dan
Bahasa Indonesia siswa,
evaluasi
baik secara individu
7. Membagi pengalaman dan
maupun secara klasikal.
mengambil kesimpulan.

3 PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING Kelas V SD HASIL BELAJAR Berikut tahap role playing (1) Dengan model Role
PEMBELAJARAN ROLE Playing ini hasil belajar
PLAYING UNTUK (menggunakan metode siswa meningkat, dimana
MENINGKATKAN penelitian tindakan kelas yang pada siklus I mencapai
HASIL BELAJAR dikemukakan oleh Kemmis 57,14%. Kemudian pada
BAHASA INDONESIA dan C Taggart (Zainal siklus II hasil belajar siswa
DI KELAS V SD GMIM Aqib,2006:5-6) yang dapat mencapai keberhasilan
V TOMOHON dijadikan pedoman terhadap yang baik yaitu mencapai
hasil belajar: 84,28%.
1. Perencanaan tahap-tahap
peran (2). Terbukti Dengan
2. Memilih siswa/peran demikian dapat
3. Pelaksanaan atau tindakan disimpulkan bahwa
peran Penerapan Model
4. Pengamatan atau observasi Pembelajaran Role
kegiatan Playing dapat
5. Refleksi. meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia
di kelas V SD GMIM V
Tomohon.
4 Penerapan Model ROLE PLAYING Kelas V SD KETERAMPILAN Berikut tahap Role Playing (1) Hasil penelitian ini
Pembelajaran Role Playing BERBICARA yang dapat dijadikan pedoman menunjukkan adanya
Untuk Meningkatkan terhadap keterampilan peningkatan keberhasilan
Keterampilan Berbicara berbicara: nilai keterampilan
Siswa Kelas V SD Negeri 1. Perencanaan tindakan berbicara siswa dalam
1 Japan Pada Mata 2. Pelaksanaan tindakan mengomentari persoalan
Pelajaran Bahasa 3. Pengamatan atau observasi faktual dengan
Indonesia. 4. Refleksi. menggunakan model
5. Kemudian Instrument yang pembelajaran Role Playing
yang cukup signifikan
digunakan adalah berupa tes
antara prasiklus (23%),
performance dan lembar
siklus I (62%), dan siklus
observasi. II (85%) dan didukung
dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa di
atas KKM (75) pada materi
mengomentari persoalan
faktual siklus I (54%) dan
siklus II (92%).
(2). Aktivitas siswa dalam
pembelajaran
keterampilan berbicara
dengan model
pembelajaran Role
Playing meningkat dari
skor rata-rata siklus I 2,56
dengan kriteria baik
menjadi 3,01 pada siklus
II dengan kriteria baik.
Aktivitas guru dalam
pembelajaran dengan
model role playing juga
meningkat dari skor rata-
rata siklus I 2,7 dengan
kriteria baik menjadi 3,27
pada siklus II dengan
kriteria sangat baik.

(3). Berdasarkan hasil


penelitian tindakan kelas
yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa
penerapan model
pembelajaran Role
Playing dapat
meningkatkan
keterampilan berbicara
mengomentari persoalan
faktual siswa kelas V SD
Negeri 1 Japan.
5 PENERAPAN MODEL JIGSAW Kelas V SD HASIL BELAJAR Rancangan yang digunakan Pada pelaksanaan siklus I
PEMBELAJARAN dalam penelitian ini adalah presentase pencapaian
JIGSAW UNTUK untuk dalam bentuk penelitian indikator hanya 51,42%
MENINGKATKAN tindakan kelas (PTK) dengan
HASIL BELAJAR langkah-langkah sebagai Kemudian presentasi
BAHASA INDONESIA berikut: Perencanaan, pencapaian indikator pada
PADA SISWA KELAS V Pelaksanan Tindakan, siklus II meningkat yaitu
SD NASIONAL Observasi, dan Refleksi dengan 89,28%
KAHUKU dilaksanakan dalam dua siklus.
Bertolak dari hasil
Teknik pengumpulan data penelitian dapat di
melalui lembar observasi dan simpulkan bahwa
tes sedangkan teknik analisis penerapan pembelajaran
data yang digunakan adalah kooperatif model Jigsaw
teknik analisis data statistik dalam pembelajaran bahasa
deskriptif. Indonesia dapat
meningkatkan hasil belajar
siswa khususnya pada
materi membaca Teks
“cerita anak” dan
penerapan pembelajaran
kooperatif model Jigsaw
dapat mendorong siswa
untuk menjadi pembelajar
yang mandiri dan otonom,
karena pembelajaranya
berpusat pada siswa.
6 PENERAPAN MODEL PAKEM Kelas V SD HASIL BELAJAR Berikut tahap Pakem yang Terdapat peningkatan hasil
PAKEM UNTUK dapat dijadikan pedoman belajar siswa, hal tersebut
MENINGKATKAN terhadap hasil belajar: terbukti dari peningkatan
HASIL BELAJAR MATA 1. Menghangatkan suasana hasil belajar siswa, pada
PELAJARAN BAHASA dan memotivasi siswa siklus I nilai rata-rata hasil
INDONESIA SISWA 2. Perencanaan tindakan belajar mencapai 46,6%
KELAS V SD INPRES 3. Pelaksanaan dan dengan presentase tuntas
TAWAKALI pengamatan belajar klasikal 24% nilai
KECAMATAN 4. evaluasi dan refleksi rata-rata siklus II
MOROTAI UTARA meningkat menjadi
5. Dengan Teknik
75,68%. Presentase
pengumpulan data
klasikal pun meningkat
menggunakan tes dan menjadi 80%.
dokumentasi.
Berdasarkan hasil
penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa
penerapan model PAKEM
dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam
pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi
pokok mendengar cerita
pendek di kelas V SD
Inpres Tawakali
Kecamatan Morotai Utara.
7 PENINGKATAN NUMBERED Kelas V SD KETERAMPILAN (1) Penerapan model Numbered Hasil penelitian
KETERAMPILAN HEADS BERBICARA Heads Together yang terdiri menunjukkan bahwa
BERBICARA SISWA TOGETHER dari tahap penomoran dengan penerapan model
KELAS V SD MELALUI (NHT) memberikan topi kepala pembelajaran Numbered
MODEL NUMBERED bernomor dan memberikan Heads Together (NHT)
HEADS TOGETHER penamaan pada setiap dalam pembelajaran
(NHT) DALAM kelompok, tahap pengajuan Bahasa Indonesia terdiri
PEMBELAJARAN pertanyaan dilakukan dengan dari pembuatan rancangan
BAHASA INDONESIA memberikan Lembar Kegiatan Rencana Pelaksanaan
DI SDN Kelompok (LKK) untuk Pembelajaran dan
KARANGBESUKI 01 didiskusikan, tahap berpikir pembelajaran dengan
KOTA MALANG bersama merupakan proses menggunakan model
siswa bersama kelompok untuk tersebut.
diskusi LKK dan tahap
pemberian jawaban merupakan Berdasarkan hasil
langkah terakhir dimana seriap wawancara siswa dan guru
individu mampu memberikan dapat disimpulkan bahwa
jawaban atau mengomentari siswa sedikit demi sedikit
suatu persoalan faktual. mengalami peningkatan
keterampilan berbicara
(2) Pelaksanaan PTK mengacu khususnya dalam
pada model siklus PTK oleh mengomentari persoalan
Iskandar meliputi empat tahap faktual dengan baik
yaitu (1) perencanaan, (2) daripada sebelum
pelaksanaan tindakan, (3) menerapkan model
pengamatan, dan (4) refleksi. Numbered Heads Togeher
Sedangkan teknik (NHT).
pengumpulan data
menggunakan teknik observasi,
wawancara, tes, dokumentasi,
dan catatan lapangan.
8 PENERAPAN MODEL INSIDE Kelas V SD KETERAMPILAN Penelitian tindakan kelas ini Hasil penelitian
PEMBELAJARAN OUTSIDE BERBICARA dilaksanakan dalam dua siklus. menunjukkan bahwa
INSIDE OUTSIDE CIRCLE Setiap siklus terdiri dari tahap terjadi peningkatan
CIRCLE UNTUK perencanaan, pelaksanaan persentase keterampilan
MENINGKATKAN tindakan, observasi, serta berbicara pada siswa kelas
KETERAMPILAN refleksi. Pelaksanaan tindakan V di SD Negeri 2
BERBICARA BAHASA tiap siklus adalah tiga kali Banyuning. Persentase
INDONESIA KELAS V pertemuan. rata-rata keterampilan
berbicara siswa pada siklus
Pengumpulan data dalam I sebesar 74,56% berada
penelitian ini dilakukan dengan pada kategori kurang
metode observasi. Data terampil. Persentase rata-
dianalisis dengan teknik rata keterampilan berbicara
analisis statistik deskriptif siswa pada siklus II sebesar
kuantitatif. 84,68% berada pada
kategori terampil.

Hasil penelitian ini


menunjukkan bahwa
penerapan model
pembelajaran inside
outside circle pada mata
pelajaran bahasa Indonesia
dapat meningkatkan
keterampilan berbicara
siswa kelas V SD Negeri 2
Banyuning Tahun Ajaran
2015/2016.
9 PENGARUH MODEL SNOWBALL Kelas V SD HASIL BELAJAR Delapan Langkah metode Metode pembelajaran
PEMBELAJARAN TROWING pembelajaran Snowball Snowball Throwing
SNOWBALL throwing mengarahkan siswa agar
THROWING berbicara dan
BERBANTUAN MEDIA (1)Guru menyampaikan materi mengemukakan pendapat
AUDIOVISUAL yang akan disajikan bukan berdsarkan
TERHADAP HASIL (2)guru membentuk kelompok- pengetahuan mereka
BELAJAR BAHASA kelompok dan memanggil semata.
INDONESIA ketua kelompok untuk
diberikan penjelasan materi Terdapat perbedaan hasil
(3)masing-masing ketua belajar bahsa Indonesia
kelompok Kembali ke antara kelompok siswa
kelompoknya kemudian yang dibelajarkan melalui
menjelaskan materi yang snowball throwing dan
disampaikan oleh guru kelompok siswa yang tidak
(4)setiap siswa diberikan satu dibelajarkan melalui
lembar kertas kerja untuk snowball throwing pada
menuliskan satu pertanyaan apa siswa kelas v.
saja yang menyangkut materi
yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok
(5)kemudian kertas tersebut
dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke
siswa lain selama 15 menit
(6)setelah siswa dapat satu
bola/satu pertanyaan diberikan
kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang
tertulid dalam kertas secara
bergantian
(7)evaluasi
(8)penutup

10 PENGARUH METODE SQ3R Kelas V SD HASIL BELAJAR Ada 4 tahap metode Proses pembelajaran
PEMBELAJARAN SQ3R pembelajaran sq3r terhadap Bahasa Indonesia dengan
TERHADAP HASIL hasil belajar: menerapkan metode
BELAJAR BAHASA 1. Survey pembelajarn SQ3R
INDONESIA KELAS V 2. Question atau pertanyaan berlangsung optimal. Hal
SD GUGUS 1 3. Read atau membaca ini disebabkan karena
DENPASAR SELATAN 4. Recite guru membelajarkan
5. Review siswa khususnya pada
aspek keterampilan
membaca dengan
menggunakan Langkah-
langkah metode
pembelajaran SQ3R
dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis
data terbukti bahwa
terdapat perbedaan hasil
belajar yang signifikan
antara siswa yang
mengikuti metode
pembelajaran SQ3R
dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran
konvensional.
11 PENERAPAN METODE IMAJINATIF Kelas V SD MATERI Ada 5 tahap pembelajaran Terdapat peningkatan
PEMBELAJARAN MENGARANG imajinatif materi mengarang: dalam merencanakan
IMAJINATIF MATERI (1) Guru menjelaskan pembelajaran,
MENGARANG BAHASA tujuan pembelajaran pelaksanaan
INDONESIA PADA (2) Guru menjelaskan pembelajaran, dan hasil
SISWA SEKOLAH secara singkat cara belajar siswa dari siklus I
DASAR membuat sebuah ke siklus II.
karangan
(3) Guru membagikan
kertas kerja
(4) Setiap siswa membuat
karangan dengan
kreasinya sendiri
(5) Setelah selesai, guru
menujuk salah satu
siswa untuk
menampilkan hasil
karangannya
(6) Setiap siswa selesai
langsung diberi aplaus
(7) Guru menunjuk siswa
lain yang menyatakan
siap membacakan
karangannya
(8) Demikian seterusnya
sampai seluruh siswa
tampil
(9) Evaluasi
12 PENINGKATAN DRILL Kelas IV SD KEMAMPUAN Langkah-langkah pelaksanaan Hasil penelitian dibagi
KEMAMPUAN BERBICARA dalam metode Drill: menjadi dua siklus. Siklus
BERBICARA MELALUI (1) Fase pemberian Latihan pertama dan kedua sama-
METODE DRILL PADA (2) Langkah pelaksanaan samadimulai dengan
PEMBELAJARAN Latihan perencanaan yaitu
BAHASA INDONESIA (3) Fase menentukan standar
KELAS IV SEKOLAH mempertanggungjawabkan kompetensi dan
DASAR USABA Latihan kompetensi dasar yang
SEPOTONG akan di ajarkan kepada
murid dengan menggunkan
metode pembelajaran
Latihan (drill)

Hasil belajar murid


mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II.
Pada siklus pertama jumlah
murid mencapai KKM
hanya 5 orang atau
23,80%. Angka kemudian
meningkat pada siklus II
menjadi 18 atau 85%,

13 PENINGKATAN PICTURE AND Kelas V SD MENULIS Berikut langkah-langkah Pembelajaran dengan


KEMAMPUAN PICTURE CERITA metode pembelajaran picture menggunakan metode
MENULIS CERITA and picture: picture and picture pada
DENGAN (1) Penyampaian kompetensi pokok menulis cerita dapat
MENGGUNAKAN (2) Persentasi materi meningkatkan keaktifan
METODE PICTURE (3) Penyajian gambar siswa
AND PICTURE PADA (4) Pemasangan gambar
SISWA SEKOLAH (5) Penjajakan Pembelajaran dengan
DASAR (6) Penyajian kompetensi metode picture and picture
(7) penutup dapat meningkatkan
kemampuan menulis cerita
siswa. Terlihat dari hasil
pekerjaan siswa
14 PENGGUNAAN TALKING BALL Kelas II SD KETERAMPILAN Langkah-langkah model Dari segi keterampilan
METODE TALKING BERCERITA pembelajaran Talking ball bercerita menunjukkan
BALL UNTUK (1) Guru menyampaikan terjadi peningkatan antara
MENINGKATKAN materi siklus I dan siklus II. Dari
KETERAMPILAN (2) Guru membagi siswa 13 siswa, 6 siswa (46%)
BERCERITA PADA kedalam 10 kelompok terampil bercerita dengan
MATA PELAJARAN yang beranggotakan 4 baik tanpa rangsangan
BAHASA INDONESIA orang guru, 2 siswa (15%) yang
DI SEKOLAH DASAR (3) Guru menjelaskan tentang tampil cukup baik, 5 siswa
peraturan permainan (39%) tidak terampil
“talking ball” bercerita. Pada siklus II
(4) Setiap kelompok meningkat, 9 siswa (70%)
mengambil bola yang terampil bercerita, 2 siswa
sudah disediakan oleh (15%) terampil cukup baik,
guru 2 siswa (15%) tidak
(5) Dalam bola tersebut berisi terampil bercerita
pertanyaan yang kemudian
di diskusikan
(6) Guru menyiapkan karton
yang berisi jawaban
(7) Setiap kelompok mencari
jawaban di dalam kotak
kotak yang berisi huruf
acak
(8) Kelompok yang sudah tau
jawabannya langsung
mencoret kata yang ada di
dalam kotak
(9) Jawaban masing masing
kelompok kemudian di
persentasikan
(10) Setiap kelompok yang
sudah menyampaikan hasil
diskusinya diberikan
reward
15 STRATEGI METAKOGNISI SISWA SD KOTA PEMBELAJARAN Langkah-langkah model Siswa SD menggunakan
METAKOGNISI MALANG ANAK pembelajaran metakognisi strategi metakognitif
PEMBELAJARAN (1) Planning atau perencanaan dengan intensitas rendah.
ANAK DALAM (2) Monitoring atau
PEMBELAJARAN memantau Penggunaan strategi
BAHASA INDONESIA (3) Evaluating atau evaluasi metakognitif dalam belajar
DI SEKOLAH DASAR keterampilan berbahasa
Indonesia saling
berinterkorelasi satu
dengan lain.

Terdapat pengaruh tingkat


Pendidikan terhadap
penggunaan strategi
metakognitif
16 Meningkatkan Prestasi EXPLICIT Kelas I SD Meningkatkan Penerapan model pembelajaran Hasil yang diperoleh dari
Belajar Bahasa Indonesia INSTRUCTION Prestasi Belajar Explicit Instruction dengan penelitian ini adalah
Melalui Penerapan Model metode bercerita dan penerapan model
Pembelajaran Explicit pemberian tugas. Metode pembelajaran Explicit
Instruction dengan Metode pengumpulan datanya adalah Instruction dengan metode
Bercerita dan Pemberian tes prestasi belajar. Metode bercerita dan pemberian
Tugas analisis datanya adalah tugas dapat meningkatkan
deskriptif baik untuk data prestasi belajar siswa. Ini
kualitatif maupun untuk data terbukti dari hasil yang
kuantitatif. diperoleh pada awalnya
mencapai nilai rata-rata
61,50, pada siklus I
mencapai nilai rata-rata
69,50 dan pada siklus II
mencapai nilai rata-rata
78,50.

Kesimpulan yang diperoleh


dari penelitian ini adalah
prestasi belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas I
semester I SD Negeri 3
Pejeng tahun pelajaran
2018/2019 dapat
ditingkatkan melalui
penerapan model
pembelajaran Explicit
Instruction dengan metode
bercerita dan pemberian
tugas.
17 PENERAPAN MODEL PAIKEM Kelas III SD MENINGKATKA Dalam hal ini untuk Penerapan model PAIKEM
PEMBELAJARAN N memperoleh gambaran yang dengan media rekaman
PAIKEM UNTUK KETERAMPILAN sesuai dengan rumusan masalah berita radio pada
MENINGKATKAN MENULIS diperlukan jenis penelitian yang pembelajaran bahasa
KETERAMPILAN CERITA tepat. Penelitian ini Indonesia di kelas III
MENULIS CERITA menggunakan jenis penelitian semester 1 SDN 2
SISWA KELAS III tindakan kelas (PTK). Moyoketen Tulungagung
MATA PELAJARAN dirasa cukup berhasil untuk
BAHASA INDONESIA Alternatif untuk memecahkan menumbuhkan motivasi
DI SDN 2 MOYOKETEN masalah dalam proses siswa untuk mengikuti
TULUNGAGUNG pembelajaran yang dialami kegiatan pembelajaran.
siswa kelas III SDN 2
Moyoketen Tulungagung Minat dan motivasi belajar
antara lain: (1) proses siswa yang nampak saat
pembelajaran menggunakan proses pembelajaran
media yang menarik; (2) berlangsung ditunjukkan
menggunakan metode dengan keaktifan siswa
pembelajaran yang bervariasi; saat menjawab pertanyaan
(3) menggunakan model guru. Hasil belajar siswa
pembelajaran yang sesuai keas III SDN 2 Moyoketen
dengan karakteristik siswa; (4) Tulungagung siklus I dan
menciptakan suasana siklus II. Dari hasil belajar
pembelajaran yang siswa diketahui bahwa
menyenangkan agar siswa tidak rata-rata nilai siswa
merasa bosan dan termotivasi pratindakan 61 dengan
mengikuti kegiatan ketuntasan klasikal 47%
pembelajaran. siklus I rata-rata nilai siswa
66 dengan ketuntasan
klasikal 59%.Sedangkan
pada siklus II nilai rata-rata
76 dengan ketuntasan
klasikal 82%.
18 PENINGKATKAN KREATIF DAN Kelas V SD PENINGKATKAN Penelitian tindakan kelas ini (1) Hasil lembar observasi
MOTIVASI DAN HASIL PRODUKTIF MOTIVASI DAN dilaksanakan dalam dua siklus. menunjukkan bahwa
BELAJAR BAHASA HASIL BELAJAR (1) tahap orientasi, motivasi dan hasil belajar
INDONESIA (2) tahap eksplorasi, bahasa Indonesia di akhir
MENGGUNAKAN (3) tahap interpretasi, Siklus II telah mencapai
MODEL (4) tahap rekreasi, dan kategori sangat baik yaitu
PEMBELAJARAN (5) tahap evaluasi. hasil observasi motivasi
KREATIF DAN dan hasil belajar siswa
PRODUKTIF 100%.

(2) Peningkatan hasil


belajar siswa dapat dilihat
dari hasil belajar pada
siklus 1 sebanyak 27 siswa
atau 87,09% telah
memenuhi KKM dan 4
siswa atau 12,91% belum
memenuhi KKM. Setelah
dilakukan perbaikan hasil
belajar siswa pada siklus 2,
jumlah siswa yang
memenuhi KKM sebanyak
31 siswa atau 100%.
19 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF Kelas III SD MENINGKATKA Model pembelajaran kooperatif Hasil penelitian
PEMBELAJARAN SPONTANEOUS N Spontaneous Group Discusion menunjukkan bahwa
KOOPERATIF GROUP KETERAMPILAN merupakan metode diskusi pembelajaran Bahasa
SPONTANEOUS GROUP DISCUSION MENULIS kelompok yang tidak Indonesia pada materi
DISCUSION UNTUK direncanakan sebelumnya, menulis karangan siswa
MENINGKATKAN tetapi dilaksanakan secara dengan model
KETERAMPILAN spontan dan sederhana. Teknik pembelajaran Spontaneous
MENULIS SISWA pelaksanaannya pun sederhana, Group Discusion yang
DALAM yaitu meminta siswa digunakan membuat siswa
PEMBELAJARAN berkelompok dan berdiskusi senang dan santai dalam
BAHASA INDONESIA tentang sesuatu. Setelah itu, belajar sehingga
KELAS III SDN 232 guru memanggil kelompok itu menunjukkan bahwa ada
INPRES DULANG. satu persatu untuk peningkatan yang berarti.
mempresentasikan hasil Peningkatan itu dapat
diskusinya di depan kelas. dilihat pada setiap siklus.

Siklus I pada pertemuan


kedua dengan kualifikasi
baik degan persentase
79,48% dan pada siklus II
pertemuan kedua pada
kualifikasi sangat baik
dengan persentase 87,17%.
Sehingga kesimpulan
dalam penelitian ini adalah
dengan mengunakan model
pembelajaran Spontaneous
Group Discusion dapat
meningkatkan kemampuan
menulis karangan siswa
kelas III SDN 232 Inpres
Dulang.
20 PENGARUH MODEL THINK TALK Kelas IV SD MOTIVASI DAN Rancangan penelitian yang Hasil penelitian
PEMBELAJARAN WRITE HASIL BELAJAR digunakan adalah menunjukkan bahwa: 1)
THINK TALK WRITE nonequivalent post-test only terdapat perbedaan
TERHADAP MOTIVASI control group design. motivasi belajar yang
DAN HASIL BELAJAR signifikan antara kelompok
BAHASA INDONESIA Sampel diambil dengan teknik siswa yang dibelajarkan
PADA SISWA KELAS IV random sampling. Data yang dengan model
SD telah dikumpulkan dianalisis pembelajaran Think Talk
dengan uji MANOVA. Write dan kelompok siswa
yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran
konvensional (F = 158,862,
dengan Sig. < 0,05); 2)
terdapat perbedaan hasil
belajar bahasa Indonesia
yang signifikan antara
kelompok siswa yang
dibelajarkan dengan model
pembelajaran Think Talk
Write dan kelompok siswa
yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran
konvensional (F = 42,70,
dengan Sig. < 0,05); 3)

Terdapat perbedaan
motivasi belajar dan hasil
belajar bahasa Indonesia
yang signifikan antara
kelompok siswa yang
dibelajarkan dengan model
pembelajaran Think Talk
Write dan kelompok siswa
yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran
konvensional
21 PENINGKATAN KOOPERATIF Kelas IV SD PENINGKATAN Kegiatan inti : ( 45 Menit) Hasil pembahasan dan
KEMAMPUAN TIPE THINK KEMAMPUAN A)Guru menjelaskan analisis di atas, dapat
MEMBACA PAIR MEMBACA mengenai materi pelajaran disimpulkan bahwa
PEMAHAMAN SHAREPADA PEMAHAMAN yang akan dibahas. melalui model
DENGAN MODEL pembelajaran kooperatif
PEMBELAJARAN B)Guru mengajukan think pair dapat
KOOPERATIF TIPE pertanyaan atau isu yang meningkatkan kemampuan
THINK PAIR terkait dengan pelajaran pada membaca pemahaman
SHAREPADA siswa. siswa.
PELAJARAN BAHASA
INDONESIA SISWA C)Guru memberikan waktu Berdasarkan hasil
KELAS IV SDN 004 kepada siswa untuk berfikir penelitian diketahui bahwa
PAGARAN TAPAH sendiri mengenai jawaban atau kemampuan membaca
DARUSSALAM isu tersebut selam satu menit. pemahaman siswa
sebelum tindakan diperoleh
D)Guru meminta kepada rata-rata klasikal 64.0,
siswa untuk berpasangan pada siklus I terjadi
dalam mendiskusikan peningkatan 76.6,
mengenai apa yang telah sedangkan pada siklus II
dipikirkan. terjadi peningkatan dengan
rata-rata klasikal 86.8.
E)Guru meminta pasangan- Keberhasilan ini
pasangan siswa tersebut disebabkan penggunaan
untuk berbagi atau bekerja model pembelajaran
sama dengan kelas secara kooperatif think pair
keseluruhan mengenai apa share, aktivitas siswa
yang telah mereka bicarakan. menjadi lebih aktif.
Pemahaman siswa
F)Guru sebagai fasilitator akan meningkat dan
berkeliling memberikan pada gilirannya dapat
bimbingan kepada pasangan meningkatkan kemampuan
yang belum mengerti membaca pemahaman
dengan apa yang telah siswa.
mereka kerjakan. G)Guru
menyimpulkan berkaitan
materi yang telah dipelajari.

Kegiatan akhir : (15 Menit)


a)Guru memberi Follow Up
kepada siswa.
22 PENERAPAN MODEL RECIPROCAL Kelas IV SD MENINGKATKA Jenis penelitian ini adalah Hasil penelitian
PEMBELAJARAN TEACHING N HASIL penelitian tindakan kelas yang menunjukkan hasil belajar
RECIPROCAL BELAJAR dirancang dalam dua siklus siswa masih rendah yaitu
TEACHING UNTUK dimana tiap siklusnya terdiri kurang dari nilai rata-rata
MENINGKATKAN dari tiga pertemuan; dua sebesar 52.40% dan
HASIL BELAJAR pertemuan untuk tindakan dan ketuntasan belajar sebesar
BAHASA INDONESIA satu pertemuan untuk tes. 22.92%. Sedangkan pada
SISWA KELAS IV siklus I, nilai rata-rata
SEMESTER I SD Instrumen yang digunakan kelas meningkat 15.73%
NEGERI 7 TIANYAR untuk mengumpulkan data yaitu menjadi 68.13%
adalah tes dan observasi yang dengan ketuntasan belajar
berupa diari guru. Data yang sebesar 77.29%. Kemudian
dikumpulkan diperoleh dari setelah diadakan tes pada
hasil tes pada saat sebelum siklus II, hasil belajar
tindakan, siklus I, dan siklus II. siswa meningkat 14.16%
Penelitian diambil dengan dari siklus I yaitu menjadi
metode analisis deskriptif 82.29% pada siklus II
kuantitatif dan deskriptif dengan ketuntasan belajar
kualitatif. sebesar 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia
dapat meningkat dan
ketuntasan belajar 85%
telah tercapai dengan
menerapkan model
pembelajaran Reciprocal
Teaching.
23 PENERAPAN MODEL PBL Kelas II SD MENINGKATKA Jenis penelitian ini adalah Hasil pelaksanakan
PEMBELAJARAN PBL BERBANTUAN N KEMAMPUAN penelitian tindakan kelas tindakan dengan
BERBANTUAN MEDIA MEDIA BERCERITA DAN (PTK). Desain PTK menggunakan media
GAMBAR UNTUK GAMBAR HASIL BELAJAR menggunakan pendeketan gambar dalam
MENINGKATKAN scientific yang meliputi pembelajaran bercerita
KEMAMPUAN perencanaan, pelaksanana, pada siklus I ternyata dapat
BERCERITA DAN observasi dan refleksi. Teknik mengalami peningkatan
HASIL BELAJAR SISWA pengumpulan data yaitu mencapai 67, 68%
DALAM MATA menggunakan observasi, tes, dan pada siklus juga
PELAJARAN BAHASA dan dokumentasi analisis data meningkat yaitu mencapai
INDONESIA PADA yang digunakan statistik 76, 96% hal ini
SISWA KELAS II SDN deskriptif kuantitatif dan menunjukan bahwa
KARANGMULYA 01. kualitatif. penggunaan media gambar
pada pembelajaran
bercerita dapat meningkat
serta dapat memotivasi dan
mengatifkan siswa untuk
bercerita dan perencaan
pembelajaran pada setiap
siklusnya juga harus sesuai
dengan kriterianya.

Berdasarkan kesimpulan
tersebut, bahwa memilih
cerita sesuai dengan
karakteristik siswa dengan
pembelajaran
menggunakan media
gambar dapat
meningkatkan kemampuan
bercerita.
24 PENERAPAN MODEL RESEPTIF MENINGKATKAN Kelas V SD Penelitian ini merupakan Berdasarkan hasil
PEMBELAJARAN AKTIVITAS penelitian tindakan kelas. penelitian dan analisis data,
RESEPTIF UNTUK BELAJAR SISWA aktivitas belajar siswa pada
MENINGKATKAN Objek dalam penelitian ini pembelajaran bahasa
AKTIVITAS BELAJAR adalah model pembelajaran indonesia sebelum tiadakan
SISWA PADA MATA reseptif dan aktivitas belajar. aktivitas belajar siswa
PELAJARAN BAHASA Penelitian ini dilakukan dua hanya 40,94% atau berada
INDONESIA DI KELAS siklus, setiap siklus dilakukan pada kategori kurang.
V SEKOLAH DASAR dua kali pertemuan. Teknik Setelah dilakukan tindakan
NEGERI 003 PULAU pengumpulan data yang aktivitas belajar pada
PERMAI KECAMATAN digunakan dalam penelitian ini siklus I 49,94% dengan
TAMBANG adalab observasi dan katergori cukup, pada
KABUPATEN KAMPAR dokumentasi, sedangkan teknik siklus II aktivitas belajar
analisis data yang digunakan siswa meningkat menjadi
analisis deskriptif kualitatif daa 73,69% dengan kategori
persentase. baik.

Berdasarkan basil analisis


data tersebut dapat
disimpulkan bahwa
penerapan model
pembelajaran resptif dapat
meningkatkan aktivitas
belaiar siswa pada mata
pelajaran bahasa indonesia
di kelas V Sekolah Dasar
Negeri 003 Pulau Permai
Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar.
25 PENGARUH NUMBERED Kelas III SD MOTIVASI Penerapan model Numbered Hasil penelitian ini
PENERAPAN MODEL HEADS BELAJAR SISWA Heads Together yang terdiri menunjukkan bahwa
PEMBELAJARAN TOGETHER dari tahap penomoran dengan terdapat pengaruh model
NUMBERED HEADS (NHT) memberikan topi kepala pembelajaran Numbered
TOGETHER (NHT) bernomor dan memberikan Heads Together terhadap
TERHADAP MOTIVASI penamaan pada setiap motivasi belajar siswa.
BELAJAR SISWA kelompok, tahap pengajuan Hasil analisis data
DALAM PELAJARAN pertanyaan dilakukan dengan dapatdilihat pada uji
BAHASA INDONESIA memberikan Lembar Kegiatan regresi linear sederhana
DI KELAS III SD Kelompok (LKK) untuk pada tabel anovadang
INPRES LABAT didiskusikan, tahap berpikir dengan nilai signifikansi
bersama merupakan proses 5% (tingkat kepercayaan
siswa bersama kelompok untuk 95%) nilai signifikan
diskusi LKK dan tahap 0.032< 0.05
pemberian jawaban merupakan
langkah terakhir dimana seriap Kesimpulan dari penelitian
individu mampu memberikan ini adalah model
jawaban atau mengomentari pembelajaran Numbered
suatu persoalan faktual. Heads Together
berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa
kelas III SD Inpres Labat
Kota Kupang.
26 Model Pembelajaran CIRC CIRC Berbantuan Kelas V SD Meningkatkan Hasil Penelitian ini merupakan Rata-rata hasil belajar
Berbantuan Media Cerita Media Cerita Belajar penelitian quasi eksperimen bahasa Indonesia pada
Bergambar Meningkatkan Bergambar dengan desain non-equivalent kelompok eksperimen
Hasil Belajar Bahasa post test only control group lebih tinggi dibandingkan
Indonesia Siswa SD design. dengan kelompok kontrol
(23,60 > 22,21).
Metode pengumpulan data Berdasarkan analisis data
yang digunakan adalah tes menggunakan uji-t,
pilihan ganda. Data yang
diperoleh dianalisis Hal ini menunjukkan
menggunakan statistik bahwa terdapat pengaruh
deskriptif dan statistik yang signifikan model
inferensial. pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and
Composition (CIRC)
berbantuan media cerita
bergambar terhadap hasil
belajar bahasa Indonesia
siswa kelas V SD.
27 PENGARUH METODE METODE KELAS III SD HASIL Langkah-langkah untuk 1. Terdapat pengaruh
COOPERATIVE SCRIF COOPERATIV PERESTASI menerapkan model pemberian metode
DAN PERAN ORANG E SCRIF BELAJAR pembelajaran Coopertive Cooperatif Scrift
TUA TERHADAP script adalah sebagai berikut: terhadap prestasi
PERESTASI BELAJAR 1. Guru membagi siswa belajar Bahasa
BAHASA INDONESIA untuk berpasangan. Indonesia. Pemberian
2. Guru membagikan metode Cooperatif Scrift
wacana/materi tiap siswa dapat
untuk dibaca dan membuat meningkatkan prestasi
ringkasan. belajar siswa ,sehingga
3. Guru dan siswa makin baik dan tepat
menetapkan siapa yang pemberian metode ini
pertama berperan sebagai hasil belajar siswa akan
pembicara dan siapa yang meningkat.
berperan.
4. Pembicara membacakan 2. Terdapat pengaruh
ringkasannya selengkap peran orang tua terhadap
mungkin dengan prestasi belajar Bahasa
memasukkan ide-ide pokok Indonesia. Peran orang
yang kurang lengkap. tua dapat meningkatkan
5. Membantu prestasi belajar siswa.
mengingat/menghafal ide/ide Peran orang tua sangat
pokok dengan penting untuk
menghubungkan mendukung anak dalam
materi sebelumnya atau meningkatkan prestasi
materi lain. belajar di sekolah.
6. Bertukar peran, semula
berperan sebagai pembicara 3. Terdapat pengaruh
ditukar menjadi pendengaran pemberian metode
dan sebaliknya Cooperatif Scrift dan
7. Merumuskan kesimpulan peran orang
bersama-sama siswa dan tua secara simultan
guru. terhadap prestasi belajar
8. Penutup. Bahasa Indonesia.
Pemberian
metode yang tepat
sasaran akan
menciptakan proses
belajar mengajar yang
optimal. Peran orang tua
baik di rumah maupun di
sekolah dapat
mendukung hasil belajar
yang lebih baik.
28 Strategi Pembelajaran Contextual Kelas IV SD Motivasi Siswa Berikut tahap yang dapat hasil belajar dengan
Contextual Teaching Teaching Terhadap Hasil dijadikan pedoman terhadap motivasi belajar tinggi
Dan Motivasi Siswa Belajar Membaca keterampilan berbicara: yang mengikuti strategi
Terhadap Hasil Belajar Nyaring 1. Perencanaan tindakan pembelajaran contextual
Membaca Nyaring 2. Pelaksanaan tindakan teaching picture and
Bahasa Indonesia 3. Pengamatan atau observasi picture lebih tinggi
4. Refleksi. daripada example non
example; (4) hasil
belajar siswa dengan
Prosses pengumpulan data motivasi belajar rendah
dengan tes performance yang mengikuti strategi
membaca nyaring dan non pembelajaran contextual
tes berupa angket untuk teaching picture and
menentukan motivasi siswa.
picture hampir sama
dengan yang mengikuti
example non example.

Dari penelitian
menunjukkan bahwa
hasil belajar meningkat
apabila dilakukan
dengan strategi
contextual teaching
sebagai factor eksternal
dan motivasi siswa
sebagai factor intenal.

DAFTRA PUSTAKA
1. Basri, Hasan. (2017). Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau. Vol. 1 (no. 1), Hal. 43-53.
2. Ni Nyoman Sukreni, Ni Nyoman Ganing2, Made Putra3 – PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING BERBASIS PENILAIAN
KINERJA TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD – Jurnal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014). ejournal.undiksha.ac.id
3. Linda Resiska Deeng,Deitje A. Katuuk, Hetty J. Tumur – PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYINGUNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD GMIM V TOMOHO – Edu Primary Journal : Jurnal Pendidikan DasarVol 2,No
2,Mei2021 ejurnal-mapalus-unima.ac.id
4. Argaruri, Yanuardhana (2014) Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri 1
Japan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. [“eprint_fieldopt_thesis_type_engd” not defined] thesis, UNIVERSITAS MURIA KUDUS.
5. Tahulending, G., Anas, S., & Hurint, M. (2021). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SD NASIONAL KAHUKU. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2837-2842.
https://doi.org/10.47492/jip.v1i12.550
6. Julia Ismail, Jebhyns Tutuarima - 965JMP Online Vol. 3 No. 7Juli(2019) 965 -978PENERAPAN MODEL PAKEM UNTUK
MENINGKATKANHASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIASISWA KELAS V SD INPRES TAWAKALIKECAMATAN
MOROTAI UTARAJulia Ismail, Jebhyns Tutuarima - Universitas Pasifik MorotaiINFORMASI ARTIKELABSTRAKURL : http://e-
jurnalmitrapendidikan.comJMP OnlineVol. 3, No.7,965 -978. © 2019 Kresna BIP.E-ISSN 2550-0481p-ISSN 2614-7254. E-jurnalmitrapendidikan.com
7. Arini, Rochmah. 2011, Peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V SD melalui Model numbered heads together (NHT) dalam pembelajaran
bahasa Indonesia di SDN Karangbesuki 01 kota Malang. Universitas Negeri Malang.
8. Carolina Hesti Kurniawati, Ni Wayan Arini2, Made Suarjana3 – PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA KELAS V – e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016. Ejournal.undiksha.ac.id
9. Oktaviani, Suria Dwi. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Berbantuan Media Audiovisual Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar Fip Universitas Pendidikan Ganhesa Singaraja. Vol. 3 (no. 1), Hal. 89-97
10. Zulaikha, Siti. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD.Jurnal Mimbar PGSD Pendidikan
Ganesha. Vol. 2 (no. 1)
11. Isnaini, Ida. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Imajinatif Materi Mengarang Bahasa Indonesia Pada Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Pendidikan. Vol.
18 (no. 2). Hal. 264-278
12. Elly, Elypita. (2013). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Drill Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV Sekolah Dasar Usaba
Sepotong. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa. Vol. 2 (no. 8)
13. Mundziroh, Siti. (2013). Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Pada Siswa Sekolah Dasar.Jurnal
Basastra. Vol. 1 (no. 2). Hal. 318-327
14. Ngumpriyatun. (2020). Penggunaan Metode Talking Ball Untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di
Sekolah Dasar.Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar. Vol. 4 (no. 1). Hal. 25-32
15. Werdiningsih, Dyah. (2015). Strategi Metakognisi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar.Jurnal Cakrawala Pendidikan. Vol. 34 (no. 1).
16. Ni Gusti Agung Made Astiti – Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction dengan
Metode Bercerita dan Pemberian Tugas – International Journal of Elementary Education. Volume 3, Number 4, Tahun 2019, pp. 447-454. P-ISSN:
2579-7158 E-ISSN: 2549-6050 Open Access: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJEE ejournal.undiksha.ac.id
17. Puspoyanti Sri – Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Siswa Kelas III Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Di SDN 2 Moyoketen Tulungagung – JURNAL PENDA SD VOL 03 NO 01 SRI PUSPOYANTI jurnal.stkippgritulungagung.ac.id
18. Rini Ntowe Oya, C. Asri Budiningsih – PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF – Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 – Nomor 1, 2014- journal.uny.ac.id
19. Jeen Wahyuni Tambunan, Semuel Mawa’ Ratu, Susanna Vonny N. – Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Spontaneous Group Discusion Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN 232 Inpres Dulang – 33ELEMENTARY JOURNAL
VOL. 1NO. 2 –JANUARI 201- journals.ukitoraja.ac.id
20. Luh Gede Dita Ernayanti, Nyoman Dantes, Desak Putu Parmiti3 – PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD – e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 ejournal.undiksha.ac.id
21. S Iriani – Primary – PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK PAIR SHAREPADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN 004 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM – Jurnal
Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau | Volume 6 | Nomor 1 | April –
September 2017 | ISSN: 2303-1514 | neliti.com
22. Nym. Gunawan1,, Ni Ngh. Madri Antari2, I Dw. Kade Tastra3 – PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SEMESTER I SD NEGERI 7 TIANYAR. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) ejournal.undiksha.ac.id
23. Khotiroh, Khotiroh and Istiandaru, Afit and Sulistiowati, Erna (2020) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL BERBANTUAN MEDIA
GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA PADA SISWA KELAS II SDN KARANGMULYA 01. [Artikel mahasiswa]
24. Rahmi Salim, 11418203363 (2020) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RESEPTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 003 PULAU PERMAI KECAMATAN
TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU. http://repository.uin-
suska.ac.id/id/eprint/24941
25. Patrianci Denimber Laisbuke1, Asti Yunita Benu 2,Roswita Lioba Naha- PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED
HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD
INPRES LABAT. Vol 2 No 1 (2021): SPASI: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Dasar – Maret 2021- ojs.cbn.ac.id
26. Dewa Ayu Kesumadewi1, A. A. Gede Agung2, Ni Wayan Rati3 – Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Media Cerita Bergambar Meningkatkan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Siswa SD. Volume 8, Number 2, Tahun 2020, pp. 303-314 P-ISSN : 2614-4727, E-ISSN : 2614-4735
Journalhomepage:https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD ejournal.undiksha.ac.id
27. Widiarto sigit ( 2017). Pengaruh metode comperatip scrif dan peran orang tua terhadap perestasi belajar Bahasa indonesia.jurnal ilmiah kependidikan .
universitas indraprasta PGRI Jakarta. Vol 9 (no 1) Hal 1-11
28. Gianistika Chika (2021).Strategi Pembelajaran Contextual Teaching dan Motivasi Siswa Terhadap Hasil Belajar Membaca Nyaring Bahas Indonesia.
Jurnal Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibdtidaiyah STIT Rakeyan Santang Karawang. Vol 3 (no. 3) Hal 656 – 671.

Anda mungkin juga menyukai