Halaman
Pendahuluan .................................................................................................. i
Daftar isi ........................................................................................................... ii
1. Ruang lingkup ........................................................................................... 1
2. Definisi ...................................................................................................... 1
3. Klasifikasi/penggolongan ......................................................................... 1
4. Syarat mutu .............................................................................................. 1
5. Cara pengambilan contoh ....................................................................... 1
6. Cara uji .................................................................................................... 1
7. Syarat penandaan ................................................................................... 6
8. Cara pengemasan .................................................................................... 6
9. Pengemasan ........................................................................................... 6
10. Lampiran ................................................................................................... 6
ii
SNI 01-0025-1987
1. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, klasifikasi / penggolongan, syarat mutu, cara
pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan dan
lampiran.
2. Definisi
Oleoresin lada hitam adalah hasil ekstraksi lada hitam dan atau lada enteng (Piper
ningrum L) dengan pelarut organik, berhentuk pasta berwarna coklat muda sampai
dengan coklat kehijauan berbau khas lada.
3. Klasifikasi / Penggolongan
Oleoresin lada hitam digolongkan dalam satu jenis mutu dengan nama Oleoresin
Lada Hitam atau “Black Pepper Oleoresin”.
4. Syarat Mutu
Tabel 1
Spesifikasi Persyaratan Mutu
6. Cara Uji
1 dari 6
SNI 01-0025-1987
6.2.2 Definisi
Kadar piperin adalah banyaknya piperin yang terdapat dalam bahan, dinyatakan
dalam persentase bobot dan ditentukan dengan metode yang diuraikan dalam
standar metode ini.
6.2.3 Prinsip
Melarutkan piperin dengan ethanol dan pengukuran absorban dan larutan tersebut
pada panjang gelombang tertentu.
6.2.5 Peralatan
6.2.5.1 Spectrophotometer yang tepat
6.2.5.2 Labu takar 100 ml
6.2.5.3 Neraca analitis
6.2.5.4 Corong
6.2.5.5 Kertas saring
6.2.5.6 Piper 10 ml
6.2.5.7 Alat penangas air
6.2.5.8 Erlenmeyer bertutup, 100 ml.
6.2.6.1.3 Dari larutan a dipipet 10 ml (V 2), masukkan kedalarn labu takar 100 ml (V 3)
dan encerkan sampai tanda batas dengan ethanol (larutan b).
6.2.6.2 Pengukuran
Segera diukur absorban larutan contoh (larutan c) pada panjang gelombang 343 nm
(A 343) dengan menggunakan ethanol sebagai blanko. Hasil pengukuran harus
berada di antara 0,25 - 0,85.
2 dari 6
SNI 01-0025-1987
A343 V1 x V 3 x V 5
x
Ep.343 V2 x V 4 x m
dimana :
A 343 = hasil pengukuran absorban larutan contoh
Ep.343 = absorban 1 % 1 cm larutan piperin pada panjang gelombang 343 nm
yang nilainya adalah 1238.
m = massa, dalam gram, cuplikan yang diperiksa.
6.2.8 Catatan
6.2.8.1 Pada keadaan tertentu, pengenceran dapat dilakukan tidak sama dengan
larutan (5.1.6.1), tetapi tidak dianjurkan menggunakan pipet 1 ml atau 2 ml,
juga labu takar lebih kecil dari 50 ml dengan maksud untuk menghindarkan
kesalahan pada pengujian.
PUSTAKA
1. IFF (Nederland) NV. Determination of Piperin in Pepper Oleoresin (UU -
Spectrophotometric method). As referenced from C. Genesr.D. Morrizon Smith &
DIG. Chapman (1963).
2. International Standard, ISO 5564 - 1982 (E)
Black Pepper and White pepper. whole ground, Determination of piperin Content
– Spectrophotometric method.
6.3.2 Definisi
Kadar minyak atsiri adalah kandungan minyak yang dihasilkan dari bagian tanaman.
bersifat mudah menguap pada suhu kamar, berbau wangi khas tidak larut dalam air
tetapi larut dalam bahan organik.
3 dari 6
SNI 01-0025-1987
6.3.5 Peralatan
6.3.5.1 Timbangan analitik.
6.3.5.2 Labu didih berkapasitas 1 liter.
6.3.5.3 Alat destilasi “Dean-Stark”.
Biasanya penyulingan ini memerlukan waktu lebih kurang enam jam. Rendamlah
penampung beserta isinya kedalam air sehingga cairan didalamnya mencapai suhu
kamar dan ukurlah volume minyak yang tertampung.
6.4.2 Definisi
Indeks bias suatu minyak atsiri adalah perbandingan antara sinus sudut jatuh dan
sudut bias, bila seberkas cahaya dengan panjang gelombang tertentu jatuh dan
udara ke minyak atsiri tersebut yang dipertahankan pada suatu suhu tetap. Panjang
gelombang tersebut adalah 589.3 ± 0,3 yang selaras dengan garis-garis D 1 dan D2,
dan spektrum natrium, suhu refleksi adalah 25°C.
4 dari 6
SNI 01-0025-1987
6.4.4 Peralatan
6.4.4.1 Refraktometer
Refraktometer yang digunakan ialah dari jenis yang diakui, yang rnemungkinkan
pembacaan indeks bias antara 1,3000 dan 1,7000 yang dilakukan dengan ketelitian
lebih kurang 0,0002.
Aturlah alat ini sedernikian rupa sehingga memberikan indeks bias pada suhu 25°C
sebagai berikut :
1,3325 untuk air suling.
1,3630 untuk ethanol 85 persen berat.
Beberapa alat dapat diatur dengan bantuan sebuah plat kaca yang diketahui indeks
biasnya, sesuai dengan petunjuk yang disediakan oleh pabrik pembuat alat tersebut.
dimana
nDt1 = pembacaan dilakukan pada pada suhu pengerjaan t 1
5 dari 6
SNI 01-0025-1987
7. Syarat Penandaan
Pada bagian luar dari tiap kemasan ditulis dengan cat yang tidak mudah luntur,
sebagai berikut :
7.1 Dihasilkan di Indonesia
7.2 Nama barang
7.3 Nama perusahaan/eksportir
7.4 Nomor drum
7.5 Nomor lot
7.6 Berat bersih
7.7 Berat kotor
7.8 Negara tujuan
7.9 Dan lain-lain keterangan yang diperlukan
8. Cara Pengemasan
Oleoresin Lada Hitam dikemas dalam drum plastik (polyethylene density) atau
kemasan lain yang tidak dipengaruhi dan mempengaruhi isi. Berat bersih maksimum
200 kg.
9. Lampiran
Persyaratan maksimum sisa pelarut pada Oleoresin Lada Hitam :
9.2 Menurut Hasil Konsensus seminar pada tanggal 12 dan 13 Maret 1984 :
9.2.1 Ethylene dichloride 30 ppm
9.2.2 Methyl Ethyl keton 50 ppm
9.2.3 Ethyl alkohol sesuai dengan hasil analisa
6 dari 6