LP TB Muhammad Jefry Rivai R
LP TB Muhammad Jefry Rivai R
TUBERKOLOSIS (TB)
Di susun oleh:
2020
A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN RASA NYAMAN
1. PENGERTIAN
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain:
M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai
Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain
Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas
dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang
bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TBC. (Kemenkes RI.2018).
2. GEJALA
Menurut Kemeterian RI dalam InfoDATIN tahun 2018 di kemukakan bahwa
Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala
TBC yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
3. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko penyebab tuberkulosis adalah sebagai berikut:
a. Pengidap HIV.
b. Menyalahgunakan obat-obatan, alkohol, dan merokok.
c. Mengonsumsi obat penekan imun (imunosupresan), seperti kortikosteroid atau
prednisone lebih dari 15 mg per hari.
d. Pengidap silikosis, yaitu peradangan dan luka di paru-paru akibat menghirup
debu silikon.
e. Diabetes melitus.
f. Gagal ginjal kronis.
g. Penderita leukemia, kanker di kepala, leher, atau paru-paru.
h. Kondisi usus tertentu.
i. Berat badan rendah.
j. Malnutrisi.
k. Tinggal di pemukiman padat penduduk
Selain itu, ada pula faktor eksternal yang memengaruhi seseorang berisiko
terpapar bakteri penyebab TBC, yaitu:
5. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermia
2) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3) Resiko penyebaran infeksi
4) Gangguan pertukaran gas
5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6) Nyeri
7) Gangguan pola tidur
8) Intoleransi aktivitas
6. Intervensi
Hipertermia
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan
masalah hipertermi teratasi dengan kriteria hasil:
Suhu dalam batas normal
Tidak ada keluhan demam
Turgor kulit kembali > 2 detik
Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Intervensi:
Monitor tanda-tanda vita terutama suhu
Monitor intake dan output setiap 8jam
Berikan kompres hangat
Anjurkan banyak minum
Anjurkan memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
Kolaborasi pemberian cairan intravena dan antipiretik
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, bersihan jalan
napas kembali normal dengan riteria hasil:
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas
dengan mudah, tidak ada pursed lips).
Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama dan
frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada suara napas abnormal).
Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan
napas.
Intervensi (NIC):
Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan secret dengan batuk efektif atau suction
Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
Monitor repirasi status O2
Resiko penyebaran infeksi orang lain
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jan diharapkan
tidak terjadi penyebaran infeksi dengan riteria hasil:
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Mendeskripsikan proses penularan infeksi, factor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaannya
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulmya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Intervensi (NIC):
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Pertahankan teknik asepsis pada pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi
Dorong masukan nutrisi yang cukup
Instruksikan pasien untuk meminum antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
Gangguan pertukaran gas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan
gangguan pertukaran gas teratasi dengan kriteria hasil:
Menunjukkan perbaikan ventilasi dan O2
Bebas dari gejala dan distress pernapasan
Intervensi:
Kaji tipe pernapasan pasien
Evaluasi tingkat kesadaran, adanya sianosis, dan perubahan warna kulit
Tingkatkan istirahat dan batasi aktivitas
Kolaborasi medis pemeriksaan ACP dan pemerian oksigen
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
nutrisi pada pasien terpenuhi dengan kriteria hasil:
Adanya peningkatan berat badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda – tanda malnutrisi
Tidak ada penurunan berat badan yang berarti
Intervensi (NIC):
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake zat besi
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Berikan substansi gula
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Nyeri
Intervensi:
Kaji karakteristik nyeri meliputi penyebab, skala, kualitas, waktu, dan lokasi
Ajarkan teknk nafas dalam
Jamin pemberian terapi analgetik
observasi reaksi nonverbal
Kaji tanda-tanda vital
Gangguan Pola Tidur
intervensi:
Pantau keadaan umum pasien dan TTV
Kaji Pola Tidur.
Kaji fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan, irama.
Kaji faktor yang menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut, stress, ansietas,
imobilitas, gangguan eliminasi seperti sering berkemih, gangguan
metabolisme, gangguan transportasi, lingkungan yang asing, temperature,
aktivitas yang tidak adekuat).
Catat tindakan kemampuan untuk mengurangi kegelisahan.
Ciptakan suasana nyaman, Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan
gangguan tidur.
Batasi pengunjung selama periode istirahat yang optimal (mis; setelah
makan).
Minta klien untuk membatasi asupan cairan pada malam hari dan berkemih
sebelum tidur.
Anjurkan atau berikan perawatan pada petang hari (mis; hygiene personal,
linen dan baju tidur yang bersih).
Gunakan alat bantu tidur (misal; air hangat untuk kompres rilaksasi otot,
bahan bacaan, pijatan di punggung, music yang lembut, dll).
Ajarkan relaksasi distraksi.
Beri obat dengan kolaborasi dokter.
Intoleransi aktivitas
Tujuan : Aktifitas klien meningkat setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam dengan kriteria hasil : kemampuan aktifitas bisa mandiri.
Intervensi :
Monitor suhu sesering mungkin
Ajarkan mobilisasi aktifitas
Atur posisi nyaman.
Berikan pengetahuan tentang pentingnya beraktifitas
Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan aktifitas pada klien