Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANALISA KASUS TENTANG NILAI-NILAI

ATAU KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI

“KASUS KERUSAKAN MASJID BAITURRAHIM DI TUBAN,

JAWA TIMUR”

DALAM MATA KULIAH :

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGAAN

(CIVIC EDUCATION)

NAMA : ASRAFI

NIM : 2030201012

JURUSAN : AHWAL AL SYAKHSHIYYAH LOKAL A

SEMESTER : 1 (SATU)

DOSEN PENGAMPU : DRA. IRMA SURYANI, M.H., REZI TRI PUTRI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)

BATUSANGKAR

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul tentang Analisa Kasus Masyarakat Madani
(Karakteristi/Nilai-nilai Masyarakat Madani) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Dra. Irma Suryani, M.H., dan Rezi Tri Putri pada mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewargaan (civic education). Selain itu, makalah juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang analisa kasus toleransi dalam masyarakat
madani di Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Irma Suryani, M.H., dan
Rezi Tri Putri, selaku dosen dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewargaan (civic education) yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Atas kritik dan saran yang membangun dari pembaca berikan, saya ucapkan
terimakasih.

Lntau Buo, 29 Desember 2020

Asrafi

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………. 2

DAFTAR ISI …………………………….……………………… 3

BAB I PENDAHULUAN ……………………..……………..…. 4

A. LATAR BELAKANG …………………..…………..... 4

B. TUJUAN PEMILIHAN KASUS ……………………... 5

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………….. 6

A. INFORMASI DATA KASUS …………….…………. 6


B. TEORI KASUS ………………………………………. 7
1. Pengertian Toleransi ……………………………… 7
2. Unsur-unsur Toleransi ……………………………. 7
3. Aspek-aspek Toleransi …………………………… 7
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tolransi ……… 8
C. ANALISA KASUS …………………………………... 8

BAB III PENUTUP ………………………….……………….… 9

A. KESIMPULAN …………………….………………… 9
B. SARAN ………………………………….…………….9

DAFTAR PUSTAKA ……………………….....………………..10

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejumlah kasus intoleransi kembali terjadi beberapa hari belakangan. Sejumlah pihak
mengecam keras aksi kekerasan agama tersebut, karena dianggap menodai keberagaman dan
mencederai wajah demokrasi di Tanah Air. Secara Institute menganggap kasus kekerasan
agama ini bagai tamparan bagi tokoh agama dan pemerintah yang baru saja
menyelenggarakan Musyawarah Besar Pemuka agama untuk kerukunan Bangsa di Jakarta
pada 8 hingga 10 Februari 2018.

Salah satu alternatif yang jitu untuk mengurangi tindakan intoleransi di masyarakat
adalah dengan menggalakkan pendidikan toleransi. Toleransi adalah “sifat atau sikap
toleran”. Adapun arti toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.”
Dengan demikian, pendidikan toleransi itu bertujuan meningkatkan sifat at nau sikap yang
bisa menghargai perbedaan dengan diri kita. Dalam konteks kehidupan beragama, toleransi
tidak saja berkaitan sikap mengahargai terhadap orang yang memiliki agama yang berbeda
dengan diri kita, namun juga kepada orang yang sama agamanya tetapi memiliki pemahaman
atau penafsiran yag berbeda.

Nilai-nilai toleransi yang menipis dan muncunya tindakan radikalisme disebabkan oleh
persepsi yang kurang tepat dalam beragama. Markhamah dan Sabardila (2011) meneliti
persepsi mahasiswa tentang makna kata toleransi dan radikalisme dalam kehidupan
beragama. Salah satu persepsi mahasiswa adalah “toleransi islam tidak ada”. Walaupun
persepsi ini dimiliki oleh hanya segelintir mahasiswa, namun berpotensi menimbulkan
tindakan intoleransi dalam masyarakat. Begitu pula, walaupun penelitian Sufanti, Sabardila,
dan rahmawati (2013) menemukan bahwa mayoritas siswa memiliki persepsi terhadap makna
toleransi sesuai dengan yang tercantum dalam KBBI, bukan berarti pada siswa tidak
ditemukan potensi tindakan intoleransi.

B. TUJUAN PEMILIHAN KASUS

4
Tujuan saya memilih kasus ini adalah karena sudah banyak masyarakat di Indonesia
yang kurang memiliki sifat toleransi terhadap sesama maupun dengan agama lain.
Sedangkan salah satu karakteristik masyarakat madani adalah memiliki sifat toleransi
antar sesama. Maksud toleran dalam masyarakat madani adalah sikap yang
dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling menghargai
dan menghormati aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.

Di Indonesia sendiri sudah banyak contoh dari intoleran atau tidak memiliki sifat
toleransi, sehingga saya sangat tertarik untuk memilih kasus ini dalam menyusun makalah
yang saya buat ini. Salah satu contoh yang ingin saya bahas adalah peristiwa kasus
kerusakan di Masjid Baiturrahim di Tuban, Jawa Timur. Semoga setelah saya membahas
masalah ini, menambah dan menjadikan masyarakat lebih mencintai toleransi antar
sesama baik dalam hal social maupun dalam keagamaan, sehingga terwujudnya
Masyarakat Madani.

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. INFORMASI DATA KASUS


Masjid Baiturrahim di Karangsari, Tuban, Jawa Timur dirusak oleh seorang pria yang
bernama Zaenudin, 40, yang merupakan warga Desa Karangharjo, Kecamatan Kragan,
Kabupaten Rembang, Jawa Tengah diduga menglami gagngguan jiwa. Peristiwa itu terjadi
pada Selasa (13/2/2018) dini hari tadi. Pria itu mengamuk dengan memecahkan sebagian
kaca masjid Baiturrahim. “Terjadinya pengrusakan kaca Masjid Baiurrahim oleh orang yang
tidak dikenal”, kata Kabid Humas Polda Jatim, kombes Frans Barung Mangera saat
dikonfirmasi, Jakarta. Menurut keterangan para saksi, kata Barung, pelaku terdiri atas satu
orang laki-laki yang mengalami gangguan kejiwaan.

Barung menjelaskan awal mula kejadian itu pada Senin 12 Februari 2018 itu. Ia
mengatakan, pelaku datang dengan monil bersama rombongan yang terdiri atas satu pria, satu
perempuan, dan dua anak-anak, untuk sholat ashar. Usai sholat, lanjutnya, pelaku berdialog
dengan masyarakat. Setelah itu pelaku meninggalkan masjid bersama rombongan tersebut.
Namun, menjelang salat isya, pelaku kembali datang untuk mengikuti Salat Isya berjamaah
dengan membuat barisan saf sendiri. "Setelah mengerjakan salat isya yang bersangkutan
melaksanakan istirahat dan tidak beranjak dari masjid," tutur Barung. Hingga sekitar pukul
01.00 WIB, warga bernama Muhammad bertanya maksud Zaenudin di masjid itu. Namun,
dia malah mendapat bogem mentah hingga akhirnya Muhammad keluar masjid dan memberi
tahu warga lainnya.

Tak lama, sekitar pukul 01.30 WIB itulah pelaku melakukan perusakan terhadap kaca
Masjid Baiturrahim. Mendengar adanya suara pecahan kaca tersebut warga sekitar masjid
mulai berdatangan dan meneriaki pelaku untuk menghentikan perbuatannya.“Namun dijawab
oleh pelaku bahwa siap untuk mati,” ulas Frans. Hingga akhirnya, pukul 03.00 WIB, pihak
kepolisian setempat datang dan membawa pelaku RSU Tuban. Frans mengatakan, dari hasil
interograsi dan pemeriksaan sementara terhadap keluarga pelaku, disampaikan bahwa
Zaenudin benar mengalami gangguan kejiwaan yang mengakibatkan perilaku menyimpang.
Sedangkan hingga kini belum diketahuu motif dari aksi Zaenudin tersebut. “Sampai saat ini
masih belum diketahui motif dari pelaku dan masih dalam pemeriksaan Satreskrim Polres
Tuban,” kata Frans.

B. TEORI KASUS
1. Pengertian Toleransi

6
Toleransi secara Bahasa berasal dari bahasa inggris “Tolerance” yang berarti
membiarkan. Dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai sifat atau sikap toleran,
mendiamkan, membiarkan. Dalam Bahasa Arab kata toleransi (mengutip kamus Al-
Munawir disebut dengan istilah tasamuh yang berarti sikap membiarkan atau lapang
dada) Badawi mengatakan, tasamuh (toleransi) adalah pendirian atau sikap yang
termanifestasikanpada kesediaan untuk menerima berbagai pandangan dan pendirian
yang beraneka ragam meskipun tidak sependapat dengannya.

Toleransi menurut Istilah adalah menghargai, membolehkan,membiarkan pendirian


pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya yang lain atau
yang bertentangan dengan pendirinya sendiri. Misalnya : agama, idiologi, ras dll.

Pelaksanaan sikap toleransi ini harus didasari dengan sikap kelapangan dada terhadap
orang lain dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang dipegang sendiri, yakni tanpa
mengorbankan prinsip-prinsip tersebut. Toleransi terjadi dan berlaku karena terdapat
perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang laintanpa
mengorbankan prinsip sendiri.

2. Unsur-unsur Toleransi
a. Memberikan Kebebasan dan Kemerdekaan.
b. Mengakui Hak Setiap Orang
c. Menghormati Keyakinan Orang Lain
d. Saling Mengerti

3. Aspek-aspek Toleransi
Aspek toleransi beragama adalah suatu sikap atau tindakan yang merupakan dasar
bagi terwujudnya toleransi tersebut, khususnya toleransi umat beragama. Adapun aspek
toleransi tersebut adalah:
1) Penerimaan, kunci dari toleransi adalah menerima orang apa adanya.
2) Penghargaan, Selain kesediaan menerima, toleransi beragama terbentuk karena
adanya sika salin mengerti dan saling menghargai di tengah keragaman ras, suku,
agama, dan budaya.
3) Kebebasan, Aspek lain dari toleransi adalah memberi kebebasan kepada sesama
manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya
atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing.
4) Kesabaran, Merupakan suatu sikap simpati terhadap perbedaan pandangan dan
sikpa orang lain.
5) Kerjasama, Di dalam memaknai toleransi beragama terdapat dua penafsiran tentang
konsep ini. Pertama, penafsiran yg bersifat negatif yg menyatakan bahwa toleransi
beragama itu cukup mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan tidak menyakiti
orang atau kelompok lain baik yang berbeda maupun yg sama. Kedua, penafsiran yg
bersifat positif yaitu menyatakan bahwa harus adanya bantuan dan dukungan
terhadap keberadaan orang lain atau kelompok..

7
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Toleransi
a) Kepribadian
b) Lingkungan pendidikan
c) Kontak antar kelompok
d) Prasangka social

C. ANALISA KASUS
Menurut pandangan saya terhadap kasus intoleransi tersebut adalah merupakan sikap
yang sangat tidak patut dicontoh, karena kurangnya rasa sikap saling menghargai dan
menghormati antar sesama dalam beragama. Seharusnya dia tidak melakukan perbuatan
tersebut dimana itu merupakan sikap yang tercela dan sikap yang tidak mencerminkan sikap
orang yang beragama islam. Dan menurut saya seharusnya keluarga pelaku lebih
memperhatikan sikapnya walaupun pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.
Dari sikap pelaku sudah menggambarkan bahwa sudah kurangnya sikap toleransi
beragama di lingkungan masyarakat. Dari salah satu unsur-unsur toleransi sudah ada yang
pelaku langgar yaitu menghargai kepercayaan orang lain. Walaupun di salah satu aspek
toleransi adanya kebebasan, bukan berarti seseorang itu bebas melakukan apapun yang ia
mau bahkan mengganggu ketentraman ibadah gama lain. Pada saat sekarang ini sudah
banyak orang yang menganggu agama lain, kemudian mereka pura-pura mengalami
gangguan jiwa atau gila.
Dalam hal toleransi, baik dengan sesama agama ataupun berbeda agama kita harus
menerapkannya, karna dalam hidup ini betapa pentingnya hidup dalam bertoleransi.
Indonesia merupakan negara yang sangat beragam mulai dari suku, etnis, budaya, agama dan
adat istiadatnya. Keberagaman tsb merupakan sebuah anugrah yang harus disyukuri. Untuk
bisa mensyukurinya salah satu hal yang perlu dilakukan adalah menumbuhkan sikap
toleransi. Di Indonesia banyak terdapat agama sehingga diperlukan sikap toleransi antar
pemeluk agama, demi terwujudnya kerukunan dan keramaian di negara ini. dalam
pembukaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya sendiri- sendiri dan uruk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya”. Sehingga kita sebagai warga negara sudah sewajarnya
saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi menjaga keutuhan
Negara dan menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat bragama.

BAB III

8
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masjid Baiturrahim di Karangsari, Tuban, Jawa Timur dirusak oleh seorang pria yang
bernama Zaenudin, 40, yang merupakan warga Desa Karangharjo, Kecamatan Kragan,
Kabupaten Rembang, Jawa Tengah diduga menglami gangguan jiwa. Peristiwa itu terjadi
pada Selasa (13/2/2018) dini hari. Pria itu mengamuk dengan memecahkan sebagian kaca
masjid Baiturrahim. Dari tindakan pelaku tersebut mencerminkan bahwa si pelaku tidak
memiliki sikap toleransi dalam bidang agama dan jika si pelaku di anggap mengalami
ganggua jiwa, berarti keluarga si pelaku tidak mengurus si pelaku dengan baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi:

a. Kepribadian
b. Lingkungan pendidikan
c. Kontak antar kelompok
d. Prasangka sosial

Unsur-unsur dari toleransi adalah:


1. Memberikan kebebasan dan kemerdekaan
2. Mengakui hak setiap orang
3. Menghormati keyakinan orang lain
4. Saling mengerti

B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Demikianlah makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan
bagi penulisnya sendiri. Apabila ada saran dan kritikan yang ingin disampaikan, silahkan
disampaikan kepada saya, agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Apabila ada terdapat
kesalahan mohon dapat untuk di maafkan dan memakluminya, karena saya adalah hamba
Allah SWT. yang tak luput dari salah, khilaf, alfa, dan luppa.

DAFTAR PUSTAKA

9
Estheses.UIN-Malang.ac.id
http://digilib.uinsby.ac.id/19554/40/Bab%202.pdf

file:///C:/Users/Windows/Downloads/Documents/11410138_Bab_2.pdf

https://www.jawapos.com/nasional/hukum-kriminal/13/02/2018/masjid-di-
tuban- dirusak-pelaku-orang-gila-begini-kronologinya/
https://news.okezone.com/read/2018/02/13/519/1858777/masjid-di-tuban-
dirusak- orang-yang-diduga-alami-gangguan-jiwa
repositori.uin-alauddin.ac.id

10

Anda mungkin juga menyukai