Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dezh Nahda Athiyya

Nim : 08061281823031
Kelas : Farmasi A 2018

PENGEMAS GELAS/ WADAH KACA


BESERTA UJI KUALITASNYA

Wadah kaca untuk penggunaan farmasi adalah wadah yang kontak langsung
dengan sediaan farmasi. Kaca yang digunakan untuk wadah sediaan farmasi terbuat
dari kaca borosilikat (netral) atau kaca soda kapur. Kaca borosilikat mengandung
sejumlah oksida borat, alumunium oksida, alkali danlatau oksida alkali dan oksida
alkali tanah. Kaca borosilikat mempunyai ketahanan hidrolitik tinggi, karena sifat khas
komposisi kimia kaca tersebut; kaca mi dikelompokkan sebagai kaca Tipe I. Kaca soda
kapur adalah kaca silika yang mengandung oksida logam alkali. Kaca soda kapur
mengandung ketahanan hidrolitik menengah karena sifat khas komposisi kimia kaca
tersebut; kaca mi dikelompokkan sebagai kaca Tipe III. Permukaan bagian dalam
wadah kaca dapat dilapisi, misalnya untuk meningkatkan ketahanan hidrolitik.
Pelapisan wadah kaca Tipe III dapat meningkatkan ketahanan hidrolitik dari menengah
ke tingkat lebih tinggi, sehingga terjadi perubahan pengelompokkan menjadi kaca Tipe
II.
Permukaan luar wadah kaca dapat dilapisi untuk mengurangi gesekan atau
untuk perlindungan terhadap abrasi atau pecah. Pelapisan permukaan luar tidak kontak
dengan permukaan dalam wadah. Untuk melindungi isi dari cahaya, kaca dapat diberi
warna atau diberi lapisan pada permukaan luar. Beberapa wadah memenuhi
persyaratan Transmisi cahaya pada Uji Kinerja Wadah. Wadah jernih atau tidak
berwarna atau tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus cahaya dengan menggunakan
lapisan buram (seperti tertera pada Wadah tahan cahaya dalam Pengawet, Pengemas,
Penyimpanan dan Penandaan pada Ketentuan Umum) dikecualikan dari persyaratan
Transmisi Cahaya. Mutu wadah kaca ditentukan dengan pengukuran ketahanan
terhadap bahan kimia. Sebagai tambahan, wadah Tipe I untuk sediaan parenteral
mengandung air, dilakukan uji pelepasan arsen, dan terhadap wadah kaca berwarna
dilakukan uji terhadap Transmisi Cahaya.
Gelas umumnya digunakan untuk kemasan dalam farmasi, karena
memiliki beberapa keuntungan. Kelebihan menggunakan gelas antara lain, inert, kedap
udara, dibuat dari bahan yang relatif murah, tidak mudah terbakar, bentuknya tetap,
mudah diisi, mudah ditutup, dapat dikemas menggunakan packaging line, mudah
disterilisasi, mudah dibersihkan dan dapat digunakan kembali.
Gelas terutama tersusun dari pasir, soda abu, batu kapur, dan cullet. Pasir
adalah silica yang hampir murni, soda abu adalah natriumkarbonat, dan batu kapur
adalah kalsium karbonat.Cullet adalah pecahan gelas yang dicampur
dengan batch pembuatan dan berfungsi sebagai bahan penyatu untuk seluruh
campuran. Komposisi gelas bervariasi, dan biasanya diatur untuk tujuan-tujuan
tertentu. Kation-kation yang paling umum didapatkan dalam bahan gelas farmasi
adalah silicon, alumunium, boron, natrium, kalium, kalsium, magnesium, zink dan
barium. Satu-satunya anion yang paling penting adalah oksigen.
Gelas untuk obat, USP dan NF menguraikan tipe gelas dan memberikan
pengujian gelas yang diserbukkan dan pengaruh air terhadap gelas untuk mengevaluasi
ketahanan kimiawi gelas. Pengujian yang diserbukkan dilakukan terhadap butir-butir
yang hancur dengan ukuran tertentu, dan pegujian pengaruh air terhadap gelas hanya
dikerjakan terhadap gelas tipe II yang telah dipaparkan pada uap sulfur dioksida. Tipe
gelas obat dibagi menjadi 4 tipe yaitu:
• Tipe I (Gelas Borosilikat)
• Tipe II (Gelas natrium Karbonat yang Diolah)
• Tipe III (Gelas natrium Karbonat Biasa)
• Tipe IV (Gelas natrium Karbonat untuk Penggunaan Umum)
UJI KUALITAS GELAS

1. Uji Transmisi cahaya


Alat berupa spektrofotometer dengan kepekaan dan ketelitian yang sesuai untuk
pengukuran jumlah cahaya yang ditransmisi oleh wadah sediaan farmasi yang terbuat
dari bahan gelas.
• Penyiapan contoh:
- Potong wadah kaca dengan gergaji melingkar yang dipasang dengan roda
abrasif basah, seperti suatu roda berlian.
- Wadah dari kaca tiup dipilih bagian yang mewakili ketebalan rata-rata
dinding dan potong secukupnya hingga dapat sesuai untuk dipasang dalam
spektrofotometer.
- Wadah gelas tadi dicuci dan dikeringkan dengan hati-hati untuk
menghindari adanya goresan pada permukaan.
- Gelas contoh kemudian dibersihkan dengan kertas lensa dan dipasang
pegangan contoh dengan bantuan paku lilin.

• Prosedur:
- Potongan diletakkan dalam spektrofotometer denagn sumbu silindris sejajar
terhadap bidang celah dan lebih kurang di tengah celah. Jika diletakkan
dengan benar, sorotan cahaya normal terhadap permukaan potongan dan
kehilangan pantulan cahaya minimum.
- Ukur tranmitans potongan dibandingkan dengan udara pada daerah
spektrum yang diinginkan terus-menerus dengan alat perekam atau pada
interval lebih kurang 20 nm dengan alat manual pada daerah panjang
gelombang 290 nm—450nm.
• Batas:
Transmisi cahaya yang diukur tidak melewati batas yang tertera pada tabel 1,
untuk wadah sediaan parenterral. Transmisi cahaya wadah kaca atau gelas tipe NP
untuk sediaan oral atau topikal tidak lebih dari 10% pada setiap panjang gelombang
dalam rentang 290nm—450nm.

Ukuran nominal Presentase maksimum Transmisi Cahaya pada panjang


(dalam ml) gelombang antara 290 dan 450 nm
Wadahnsegel-bakar Wadah segel tutup rapat

1 50 25
2 45 20
5 40 15
10 35 13
20 30 12
50 15 10

Catatan setiap wadah dengan ukuran antara seperti yang tertera pada tabel di atas
menunjukkan transmisi tidak lebih dari wadah ukuran lebih besar seperti yang tertera
pada tabel. Untuk wadah lebih dari 50 ml, gunakan batas untuk 50 ml.

2. Uji Tahan Bahan Kimia


• Prinsip:
Menetapkan daya tahan wadah kaca atau gelas baru (yang belum pernah
digunakan) terhadap air. Tingkat ketahanan ditentukan dari jumlah alkali yang terlepas
dari kaca karena pengaruh media pada kondisi yang telah ditentukan.
Pengujian dilakukan di ruangan yang relatif bebas dari asap dan debu berlebihan.
Tabel 3. Alat dan pereaksi untuk uji bahan kimia
Alat Pereaksi
- Otoklaf dengan suhu yang dipertahankan 1 - Air kemurnian
121°± 2,0° dan mampu menampung 12 wadah di tinggi dengan
atas permukaan air. konduktivitas 0,15mm
2) - Lumpang dan alu yang terbuat dari baja-diperkeras - Larutan merah metil
3) - Pengayak terbuat dari baja tahan karat ukuran 20,3
cm yaitu nomor 20,40 dan 50
4) - Labu erlenmeyer 250ml terbuat dari kaca tahan
lekang
5) - Palu 900 g
6) - Magnit permanen
7) - Desikator
8) - Alat volumetrik secukupnya

• Prosedur :
Bahan uji ditambahkan 5 tetes indikator dan memerlukan tidak lebih dari
0,020ml natrium hidroksida 0,020 N LV untuk mengubah warna indikator dan ini
terjadi pada pH 5,6.

3. Uji Serbuk Kaca


• Penyiapan contoh:
- Pilih secara acak 6 atau lebih wadah, bilas dengan air murni, keringkan
dengan udar bersih dan kering.
- Hancurkan wadah hingga menjadi ukuran lebih kurang 25mm.
- Lalu pecahan kaca dtumbuk dengan umping dan alu diteruskan dengan
pengayakan nomor 20 setelah itu nomor 40. Ulangi kembali
penghancuran dan pengayakan.
- Kemudian pecahan kaca diayak dengan ayakan yang menggunakan
penggoyang mekanis selama 5 menit.
- Pindahkan bagian yang tertinggal pada ayakan nomor 50, yang
bobotnya harus lebih dari 10 g ke dalam wadah bertutup dan simpan
dalam desikator hingga saat pengujian.
- Sebarkan contoh pada sehelai kertas kaca dan lewatkan magnit melalui
contoh tersebut untuk menghilangkan partikel besi yang terikut selama
pengahancuran.
- Masukkan contoh kedalam labu Erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca
tahan bahan kimia dan cuci 6 kali, tiap kali dengan dengan aseton.
- Keringkan labu dan isi pada suhu 140° selam 20 menit, pindahkan
butiran ke dalam botol timbang dan dinginkan dalam desikator. Contoh
uji digunakan dalam waktu 48 jam setelah pengeringan.

• Prosedur :
- Timbang contoh uji, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml yang
diekstraksi dengan air kemurnian tinggi dalam tangas air pada suhu
90 selama tidak kurang dari 24 jam atau pada suhu 121 selama 1 jam.
- Tambahkan 50,0 ml air kemurnian tinggi ke dalam labu dan ke dalam
labu lain untuk blanko.
- Tutup semua labu dengal gelas piala terbuat dari borosilikat yang
sebelumnya telah diperlakukan seperti ditetapkan denagn ukuran
sedemikian hingga dasar gelas piala menyentuh bagian tepi labu.
- Letakkan wadah dalam otoklaf dan tutup hati-hati, biarkan lubang
ventilasi terbuka. Panaskan hingga uap keluar dan lanjutkan
pemanasan selama 10 menit.
- Tutup lubang ventilasi dan atur suhu 121 . Pertahankan suhu pada
121° ± 2° selam 30 menit dihitung saat suhu tercapai.
- Kurangi panas hingga otoklaf mendingin dan mencapai tekanan
atmosfer dalam 38 menit hingga 46 menit, jika perlu buka lubang
ventilasi untuk mencegah terjadinya hampa udara. Dinginkan segera
labu dalam air mengalir, tuangkan air dalam labu ke dalam bejana sesuai
yang bersih dan cuci sisa serbuk kaca 4 kali , tiap kali dengan 15 ml air
kemurnian tinggi.
- Tambahkan 5 tetes larutan merah metil dan titrasi segera dengan asam
sulfat 0,020 N LV.
- Catat volume asam sulfat 0,020 N yang digunakan untuk menetralkan
ekstrak dari 10 g contoh uji, lakukan titrassi blanko. Volume tidak lebih
dari yang tertera pada tabel tipe kaca dan tabel uji untuk tipe gelas yang
diuji.

4. Uji Ketahanan terhadap Air pada Suhu 121°


• Penyiapan contoh:
Pilih secara acak 3 atau lebih wadah bilas 2 kali dengan air kemurnian tinggi.

• Prosedur :
- Isi setiap wadah dengan air kemurnian tinggi hingga 90% dari kapasitas
penuh dan lakukan prosedur seperti yang tertera pada uji serbuk kaca
mulai dengan “Tutup semua labu…..”, kecuali waktu pemansan dengan
otoklaf 60 menit bukan 30 menit dan diakhiri dengan “untuk mencegah
terjadinya hampa udara”.
- Kosongkan isi dari 1 atau lebih wadah ke dalam gelas ukur 100 ml. Jika
wadah lebih kecil, gabungkan isi dari beberapa wadah untuk
memperoleh voluyme 100 ml.
- Masukkan kumpulan contoh dalam labu erlenmeyer 250 ml terbuat dari
kaca tahan bahan kimia, tambahkan 5 tetes larutan metil merah, titrasi
dalam keadaan hangat dengan asam sulfat 0,020N LV.
- Selesaikan titrasi dalam waktu 60 menit setelah otoklaf dibuka. Catat
volume asam sulfat 0,020 N yang digunakan , lakukan titrasi blanko
dengan 100 ml air kemurnian tinggi pada suhu yang sama dan dengan
jumlah indikator yang sama. Volume tidak lebih dari yang tertera pada
tabel tipe kaca dan batas uji untuk tipe kaca yang diuji.

5. Uji Arsen
Arsen tidak lebih dari 0,1 bpj;gunakan sebagai larutam uji 35 ml air dari 1 wadah
kaca tipe I, atau jika wadah lebih kecil , 35 ml dari kumpulan isi dari beberapa wadah
kaca tipe I, yang disiapkan sesuai prosedur seperti yang tertera pada ketahanan terhadap
Air pada suhu 121°.

Anda mungkin juga menyukai