Anda di halaman 1dari 11

ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI (E3)

Dosen Pengampu:
Dr. I Dewa Nyoman Badera, S.E., M,Si., Ak

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Anak Agung Ayu Nopi Gayatri (1907531041)
Sella Lolita (1907531134)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Ilmu Pengetahuan, Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Non Ilmiah
Ilmu Pengetahuan secara umum adalah kumpulan pengetahuan yang benar disusun
dengan sistem dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat
diuji/diverifikasi kebenarannya. Mohammad Hatta mendefinisikan Ilmu pengetahuan
adalah sebuah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu
golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar,
maupun menurut hubungannya dari dalam. Sedangkan menurut Harsojo, ilmu pengetahuan
merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan. Suatu pendekatan atau metode
pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan
waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia. Untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yang benar tersebut diperlukan dua pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan bentuk sistematis yang khusus dari seluruh
pemikiran dan telaah reflektif. Pendekatan ilmiah adalah mekanisme atau cara
mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu struktur logis
yang terdiri atas tahapan kerja:
● Adanya kebutuhan objektif
● Perumusan masalah
● Pengumpulan teori
● Perumusan hipotesis
● Pengumpulan data/ informasi/ fakta
● Analisis data
● Penarikan kesimpulan
Sifat pendekatan ilmiah:
● Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, dan waktu)
● Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja)
● Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan)
Pola pikir pendekatan ilmiah:
● Induktif
Induktif adalah pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus
menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
● Deduktif
Deduktif adalah pengambilan kesimpulan dari yang bersifat umum menjadi
kasus yang bersifat khusus.
2) Pendekatan Non Ilmiah
Pendekatan Non Ilmiah adalah kegiatan manusia dalam usaha mencari ilmu
pengetahuan dan mencari kebenaran, terutama sebelum ditemukannya pendekatan
ilmiah. Pendekatan Non Ilmiah umumnya memiliki metode yang terkesan sangat
tradisional, diantaranya yaitu:
1. Akal Sehat
Akal sehat merupakan konsep atau pandangan umum yang digunakan oleh manusia
secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada satu sisi akal sehat memang
merupakan suatu kebenaran pada sisi yang lain akal sehat dapat menyesatkan
manusia dalam mengambil suatu keputusan. Contoh:  Menurut sebagian besar
orang awam bulan berbentuk bulat dan rata setelah diteliti oleh para ilmuwan
pandangan tersebut tidak benar karena tekstur permukaan bulan tidak rata dan
bergelombang.
2. Intuisi
Intuisi merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan hati.
Contoh: Pada saat seorang ingin melakukan suatu tindakan maka dia akan merasa
apakah tindakan itu sesuai hati nurani.
3. Coba-Coba (Penemuan Kebetulan)
Coba-coba atau penemuan kebetulan adalah serangkaian percobaan yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan menggunakan cara dan materi yang berbeda-
beda,dilaksanakan tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis. Contoh:
Pada saat Issac Newton bersandar di bawah pohon apel secara tidak sengaja buah
apel itu jatuh di hadapannya, lalu ia berpikir mengapa buah apel tersebut bisa jatuh
kebawah? Hal inilah yang menginspirasi terciptanya teori gaya gravitasi bumi.
4. Prasangka
Prasangka adalah penemuan pengetahuan melalui akal sehat yang sering diwarnai
oleh kepentingan orang yang melakukannya, dengan demikian menyebabkan akal
sehat mudah beralih menjadi prasangka. Dengan akal sehat orang cenderung
mempersempit pengamatannya karena diwarnai oleh pengamatannya sendiri, dan
cenderung mengkambing hitamkan orang lain atau menyokong suatu pendapat yang
belum teruji kebenarannya.

2. Cara Berfikir Ilmiah


Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir atau pengembangan pikiran yang tersusun
secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah, yang sudah ada.
Langkah-langkah berfikir ilmiah, yaitu:
1) Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai objek empiris dan dapat
diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait didalamnya.
2) Pengajuan Hipotesis
Pengajuan hipotesis merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang terdapat
antara berbagai faktor yang saling terkait dan membentuk hubungan permasalahan.
Kerangka berfikir ini disusun secara rasional berdasarkan factor-faktor ilmiah yang
telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan factor-faktor empiris yang relevan
dengan permasalahan.
3) Perumusan hipotesis
Perumusan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan
yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis
yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung
hipotesis atau tidak.
5) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis diterima atau
ditolak kebenarannya. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap sebagai bagian dari
pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan, yaitu memiliki
kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta
kebenarannya telah teruji secara empiris.
3. Definisi Riset
Secara umum Riset adalah suatu proses kegiatan penyelidikan (investigasi) terhadap
suatu masalah yang dilakukan menurut kaidah dan metodologi tertentu secara ilmiah dan
sistematis. Tujuan dilakukan riset adalah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan,
menemukan fakta yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik. Kata riset ini
diserap dari kata bahasa Inggris “research” yang diturunkan dari bahasa Perancis yang
memiliki arti harfiah “menyelidiki secara tuntas”. Istilah ini juga digunakan untuk
menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subjek tertentu, dan
biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Adapun beberapa
definisi riset menurut para ahli, yaitu:
1) Kerlinger (1986)
Riset ilmiah adalah sistematik, terkontrol secara empiris dan investigasi kritis terhadap
dalil mengenai dugaan hubungan antar berbagai fenomena.
2) Burns (1994)
Riset adalah investigasi sistematik untuk menemukan jawaban dari sebuah
permasalahan.
3) Hopkins WG (2002)
Riset adalah mengirimkan sebuah isu atau pertanyaan serta menjawab sebuah
pertanyaan atau memecahkan masalah.
4) Sekaran (2003)
Riset adalah suatu investigasi atau keingintahuan saintifik yang terorganisasi,
sistematik, berbasis data, kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan
jawaban atau solusi.
5) Kinney, Jr (1986)
Riset adalah pengembangan dan pengujian dari teori-teori baru tentang bagaimana dunia
nyata bekerja atau penolakan dari teori-teori yang sudah ada.

4. Pentingnya Metodologi Penelitian


Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan
penelitian ada 3 macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.
Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh digunakan
untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi. Pengembangan berarti
memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah
diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang
tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau
menghilangkan masalah. Mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.

5. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Perbedaan antara metode kualitatif dengan kuantitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan
tentang aksioma, karakteristik penelitian itu sendiri, dan proses penelitian.
1) Perbedaan aksioma
Aksioma merupakan pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitatif dan kualitatif
meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan
variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.
Aksioma Dasar Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Sifat realitas Dapat diklasifikasikan, Ganda, holistic, dinamis, hasil
konkrit, teramati, dan konstruksi dan pemahaman
terukur
Hubungan Independen, supaya Interaktif dengan sumber data
peneliti dengan terbangun objektivitas supaya memperoleh makna
yang diteliti
Hubungan Sebab-akibat (kasual) Timbal balik/ interaktif
variabel
Kemungkinan Cenderung membuat Hanya mungkin dalam ikatan
generalisasi generalisasi konteks dan waktu
Peranan nilai Cenderung bebas nilai Terikat nilai-nilai yang dibawa
peneliti dan sumber data
2) Karakteristik Penelitian
Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat pada Tabel
dibawah berikut ini:
Karakteristik
Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Penelitian
Desain 1. Spesifik, jelas, rinci 1. Umum
2. Ditentukan secara 2. Fleksibel
mantap sejak awal 3. Berkembang dan muncul dalam
3. Menjadi pegangan proses penelitian
langkah demi langkah
Tujuan 1. Menunjukkan 1. Menemukan pola hubungan
hubungan antar variabel yang bersifat interaktif
2. Menguji teori 2. Menemukan teori
3. Mencari generalisasi 3. Menggambarkan realitas yang
yang mempunyai nilai komplek
prediktif 4. Memperoleh pemahaman makna
Teknik 1. Kuisioner 1. Participant observation
pengumpulan 2. Observasi dan 2. In depth interview
data wawancara terstruktur 3. Dokumentasi
4. Triangulasi
Instrumen 1. Tes, angket, wawancara 1. Peneliti sebagai instrumen
penelitian terstruktur 2. Buku catatan, tape recorder,
2. Instrumen yang telah kamera dll
terstandar
Data 1. Kuantitatif 1. Deskriptif kualitatif
2. Hasil pengukuran 2. Dokumen pribadi, catatan
variabel yang lapangan, ucapan dan tindakan
dioperasionalkan responden, dll
dengan menggunakan
instrumen
Sampel 1. Besar 1. Kecil
2. Representatif 2. Tidak representatif
3. Sedapat mungkin 3. Purposive
random 4. Berkembang selama proses
4. Ditentukan sejak awal penelitian
Analisis 1. Setelah selesai 1. Terus menerus sejak awal
pengumpulan data sampai akhir penelitian
2. Deduktif 2. Induktif
3. Menggunakan statistic 3. Mencari pola, model, tema, teori
untuk menguji hipotesis
Hubungan 1. Dibuat berjarak 1. Empati, akrab
dengan 2. Kedudukan peneliti 2. Kedudukan sama
Responden lebih tinggi daripada 3. Jangka lama sampai ditemukan
responden hipotesis/ teori
3. Jangka pendek sampai
hipotesis dapat
dibuktikan
Usulan desain 1. Luas dan rinci 1. Singkat
2. Literatur yang 2. Literatur yang digunakan
berhubungan dengan bersifat sementara, tidak menjadi
variabel yang diteliti pegangan utama
3. Prosedur spesifik 3. Prosedur bersifat umum
4. Masalah dirumuskan masalah bersifat sementara dan
dengan spesifik dan akan ditemukan setelah studi
jelas pendahuluan
5. Hipotesis dirumuskan 4. Tidak dirumuskan hipotesis
dengan jelas 5. Fokus penelitian ditetapkan
6. Ditulis secara rinci dan setelah diperoleh data awal dari
jelas sebelum terjun ke lapangan
lapangan
Kapan Setelah semua kegiatan Setelah tidak ada data yang dianggap
penelitian yang direncanakan dapat baru
dianggap selesai diselesaikan
Kepercayaan Pengujian validitas dan Pengujian kredibilitas, depenabilitas,
terhadap hasil reliabilitas instrumen proses dan hasil penelitian
penelitian
3) Proses Penelitian
Proses dalam metode penelitian kuantitatif bersifat linier dan kualitatif bersifat sirkuler.
1. Proses penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti
untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Untuk menjawab rumusan masalah
yang sifatnya sementara maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan
dengan masalah dan berpikir. Menguji hipotesis dilakukan dengan peneliti memilih
metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai. Dalam penelitian
kuantitatif metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode survey,
eksperimen, evaluasi, dan tindakan. Setelah metode penelitian ditentukan maka
peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Setelah data terkumpul, maka
selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis.
Kesimpulan adalah langkah akhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban
terhadap rumusan masalah.
2. Penelitian kualitatif
Proses penelitian kualitatif terdiri dari tiga tahap yaitu: 1). Tahap deskripsi,
memasuki konteks sosial: ada tempat, aktor dan aktivitas; 2). Tahap reduksi,
menentukan focus: memilih diantara yang telah dideskripsikan; 3). Tahap seleksi,
mengurai focus: menjadikan komponen yang lebih rinci.

6. Etika dalam Penelitian


Tujuan etika dalam penelitian adalah untuk menjamin agar tidak seorang pun yang
dirugikan atau mendapat dampak negatif dari kegiatan penelitian. Etika penelitian berkaitan
dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang memperhatikan konvensi dan
kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum mengenai pengenaan sanksi ketika
terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi itikad dan kesadaran yang baik dan
jujur dalam penelitian. Dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian, peneliti harus
memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip – prinsip etika
penelitian. Adapun prinsip etika dalam penelitian:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, Hartono. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Wordpress. 2019. Pendekatan Ilmiah dan Non Ilmiah serta Tahapan Metode Ilmiah.
https://portaljurnalistik99.wordpress.com/2019/05/03/pendekatan-ilmiah-dan-non-ilmiah-
serta-tahapan-metode-ilmiah/, diakses pada tanggal 16 September 2021.
Dkampus. 2017. Riset Menurut Para Ahli, Ruang Lingkup dan Karakteristiknya.
https://www.dkampus.com/2017/04/riset-menurut-para-ahli-ruang-lingkup-dan-
karakteristiknya/, diakses pada 16 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai