STATISTIKA DESKRIPTIF
A. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami serta mengaplikasikan statistika
deskriptif ukuran tendensi sentral dan statistika deskriptif ukuran dispersi (sebaran).
C. Materi
79
Sulisetijono, Statistika dalam Bidang Biologi ...... 80
3790
Y = = 63,16666667 dm
60
15 kg, triwulan III sebanyak 22,5 kg, dan triwulan IV sebanyak 15 kg. bErap rata-rata
kenaikan badan per triwulan?
Kenaikan triwulan II = 15/10 x triwulan I = 1,50 kali
Kenaikan triwulan III = 22,5/15 x triwulan II = 1,50 kali
Kenaikan triwulan IV = 15/22,5 x triwulan III = 0,67 kali
Jika dihitung dengan menggunakan rumus rata-rata hitung populasi ():
1,50 1,50 0,67
= = 1,22 kali
3
Jika dihitung dengan menggunakan rumus rata-rata ukur populasi (G):
G = 3 (1,50)(1,50)(0,67) = 1,15
atau
log 1,50 log 1,50 log 0,67
log G = = 0,17825732/3 = 0,059419106 kali
3
sehingga G = antilog 0,059419106 = 1,146618929 kali = 1,15 kali
Jika data tersebut merupakan data hasil penelitian sampling, berarti
notasinya tinggal diganti dengan notasi untuk sampel, sedang hasilnya akan tetap
sama.
b. Rata-rata ukur yang dikelompokkan
Untuk mencari rata-rata ukur dari data yang sudah dikelompokkan dapat
digunakan rumus sebagai berikut:
( f i log Yi )
Rata-rata ukur populasi log G =
Keterangan: f i
Yi : nilai tengah kelas ke-i = 1, 2, 3, ...., k
fi : frekuensi kelas ke-i, dan fi + f2 + f3 + .... + fk = N
( f log Yi )
i
Rata-rata ukur sampel ( Y G ) log Y G =
f i
Keterangan:
Yi : nilai tengah kelas ke-i untuk i = 1, 2, 3, ....., k
fi : frekuensi kelas ke-i dan f1 + f2 + f3 + ..... + fk = n
Untuk penelitian sensus perhatikan contoh di bawah ini.
Hasil pengukuran terhadap pertambahan tinggi 60 tanaman lamtoro yang ada
di pekarangan penduduk Desa Minapadi setelah disusun dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi tampak pada Tabel 5.2.
Jika dihitung dengan menggunakan rata-rata hitung ()
5(34,5) 9(44,5) 11(54,5) .... 3(94,5) 3780
= = = 63,0 cm
5 9 11 .... 3 60
Jika dihitung dengan menggunakan rata-rata geometri (G):
log G = 5 log 34,5 9 log 44,5 11 log 54,5 .... 3 log 94,5
5 9 11 .... 3
= = 1,783819018
G = 60,78816275
Bab V Statistika Deskriptif 83
Tabel 5.2 Hasil Pertambahan Tinggi Tanaman Lamtoro Selama 1 Bulan yang
Tumbuh di Pekarangan Penduduk Desa Minapadi
Kelas (dalam cm) Nilai tengah kelas (tanda kelas) (Y i) Frekuensi absolut (fi)
30 – 39 34,5 5
40 – 49 44,5 9
50 – 59 54,5 11
60 – 69 64,5 13
70 – 79 74,5 12
80 – 89 84,5 7
90 – 99 94,5 3
Jumlah 60
Keterangan :
Yi : data(nilai pengamatan untuk i = 1, 2, 3, ...., N
N : banyaknya data/nilai pengamatan (ukuran populasi)
Coba Anda perhatikan contoh penelitian sensus berikut ini.
Seluruh luas lahan padi di Desa Minapadi 15300 ha. Setelah lahan dibagi menjadi 5
bagian, dan tiap bagian ditanami padi Cisadane, IR-28, VUTW, Rajalele dan Cianjur, hasilnya
seperti pada Tabel 5.3.
Kultivar padi Luas lahan (ha) Produksi/ha (ton) Produksi total (ton)
Cisadane 3.060 7,4 22.644
IR-26 3.060 6,7 20.502
VUTW 3.060 6,6 20.196
Rajalele 3.060 5,7 17.442
Cianjur 3.060 6,5 19.890
Jika rata-rata produksi padi tiap bagian dicari dengan rata-rata hitung ():
22.644 20.502 20.196 17.442 18.890
= = = 20.134,8 ton
5
Sulisetijono, Statistika dalam Bidang Biologi ...... 84
Kalau dihitung harga rata-rata produksi padi dengan menggunakan rata-rata hitung
():
7,4 6,7 6,6 5,7 6,5 7,0 5,6
= = 6,5 ton/ha
7
Bab V Statistika Deskriptif 85
B. Modus
Modus adalah data yang memiliki frekuensi pemunculan terbanyak. Oleh karena
itu, cara mencari modus dapat dilihat dari berapa kali suatu data muncul di antara
seluruh data yang ada.
1. Menentukan modus data terserak
Agar lebih mudah melacaknya, data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar atau
sebaliknya.
Coba Anda perhatikan contoh penelitian sampling ini. Hasil pengukuran berat 30 ekor
biri-biri yang diambil secara acak dari populasi biri-biri hasil cloning sebanyak 100 ekor, adalah
sebagai berikut (dalam kg):
78 89 87 69 69 60 62 72 72 72 60 97 66 66 66
78 81 78 88 68 82 84 91 82 98 89 96 82 83 86
Agar dapat dicari modusnya, data tersebut harus diurutkan dari yang terbesar ke yang
terkecil. Hasilnya adalah sebagai berikut:
98 97 96 91 89 89 88 87 86 84 83 82 82 82 81
78 78 78 72 72 72 69 69 68 66 66 66 62 60 60
Data sebesar 82,78, 72 dan 66 muncul tiga kali. Dengan demikian, sebaran data di atas
memiliki empat modus yakni 82, 78, 72 dan 66. Dengan kata lain data di atas
merupakan data tetramodal, sehingga termasuk data multimodal.
C. Median
Median adalah suatu nilai yang membagi data yang telah diurutkan besarnya dari yang
terbesar sampai yang terkecil atau sebaliknya), menjadi dua kelompok data, yakni dara
kelompok atas dan data kelompok bawah dengan anggota yang sama banyaknya.
1. Menentukan median data terserak
Agar lebih mudah melacak posisi median, data perlu diurutkan dari yang terkecil ke
yang terbesar atau sebaliknya. Kemudian cari posisi atau letak median dengan rumus:
Posisi Me = (N + 1)/2 untuk data sensus
atau Posisi Me = (n + 1)/2 untuk posisi data sampling
Seteah diperoleh posisi median, Anda akan dapat mempeoleh harga mediannya.
Coba perhatikan contoh berikut ini. Dari hasil penelitian sampling berupa pengukuran berat
terhadap 30 ekor biri-biri yang diambil secara acak dari populasi biri-biri hasil cloning sebanyak
100 ekor yang telah dihitung modusnya, sekarang carilah mediannya. Perhatikan datanya.
78 89 87 69 69 60 62 72 72 72 60 97 66 66 66
78 81 78 88 68 82 84 91 82 98 89 96 82 83 86
Setelah diurutkan dari yang terbesar ke yang terkecil terlihat sebagai berikut:
98 97 96 91 89 89 88 87 86 84 83 82 82 82 81
78 78 78 72 72 72 69 69 68 66 66 66 62 60 60
Karena data sampling, berarti banyaknya data (n) = 30.
Berarti posisi median (Me) = (n + 1)/2 = (30+1) = 15,5. Data ke 15 = 81; data ke-16 = 78, berarti Me
= (81+78)/2 = 79,5 kg
2. Menentukan median data yang dikelompokkan
Median untuk data yang sudah dikelompokkan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut: 0,5 n f kb f ( ka ) 0,5 n
Me = L C , atau Me = U C
Keterangan : fm fm
L : batas bawah (lower class boundary) kelas yang mengandung median (kelas
yang mengandung datum ke (n + 1)/2 dari n data)
Bab V Statistika Deskriptif 87
Oleh karena 200 tanaman lamtoro diamati semua berarti merupakan data
sensus, maka banyaknya data (N) = 200. Posisi median sebelum data diurutkan
= (N + 1)/2 = (200 + 1)/2 = 100,5, dengan demikian kelas yang mengandung
median adalah kelas 60-69, sehingga:
L: 59,5 U : 69,5 C : 10 fkb : 75 fka: 128 fm: 53
0,5 (200 ) 75 128 0,5 (200 )
Me = 59,5 10 = 64,22 dm atau Me = 69,5 10 = 64,22 dm
53 53
D. Kuartil
Kuartil adalah tiga buah nilai yang membagi data yang telah diurutkan besarnya,
menjadi empat kelompok data dengan anggota yang sama banyaknya. Karena kuartil membagi
menjadi 4 kelompok sama banyak, maka harga kuartil kedua akan sama dengan harga median.
1. Menentukan kuartil data yang terserak
Untuk memperoleh harga kuartil I, kuartil II dan kuartil III, data harus diurutkan terlebih
dahulu dari yang terkecil ke yang terbesar. Kemudian dicari lebih dahulu posisi atau letak
masing-masing kuartil, baru dapat diperoleh harganya.
Mula-mula cari kuartil II atau mediannya, misalkan n = 61, maka (n + 1)/2 = 31. Jadi
kuartil II adalah data urutan ke 31. Mengapa? Karena data urutan ke 31 membagi data menjadi
dua kelompok, masing-masing beranggotakan 30 data. Kelompok I beranggotakan data ke 1
sampai data ke 30, dan kelompok II beranggotakan data ke 32 sampai data ke 61. Posisi kuartil I
akan membagi kelompok I menjadi dua kelompok yang anggota sama banyak. Karena anggota
kelompok I sebanyak 30, berarti kuartil I = (n + 1)/2 = (30 + 1)/2 = 15. Jadi kuartil I berada
diantara data urutan ke 15 dan data urutan ke 16. Kuartil III = (n + 1)/2 = (30 + 1)/2 = 15,5, tetapi
urutan data kelompok II dimulai dari urutan ke 32 dan seterusnya sampai urutan ke 61. Karena
data pertama pada posisi urutan ke 32, maka posisi kuartil III pada urutan 15,5 berada diantara
data urutan ke 46 dan data urutan ke 47.
Sulisetijono, Statistika dalam Bidang Biologi ...... 88
E. Desil
Desil adalah sembilan buah nilai yang membagi data yang telah diurutkan besarnya,
menjadi sepuluh kelompok data dengan anggota yang sama banyaknya. Oleh karena itu, harga
desil kelima (Dv) akan sama dengan harga mediannya. Agar dapat dikelompokkan menjadi 10
kelompok, maka banyaknya data juga harus berkelipatan 10.
a. Menentukan desil data terserak
Mula-mula data dibagi dua untuk mencari desil V atau mediannya. Misal, banyaknya
data 60. Posisi desil V = (n + 1)/2 = (60 + 1)/2 = 30,5. Dengan demikian desil V berada di antara
data urutan ke 30 dan data urutan ke 31. Kemudian kelompok pertama harus dibagi lagi
menjadi lima kelompok, demikian pula kelompok yang kedua. Kelompok pertama yang
beranggotakan 30 data, jika dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing akan
beranggotakan enam data. Dengan demikian, desil I (D 1) di urutan 6,5 atau antara data ke 6 dan
ke 7. Desil II (D2) di urutan 12,5 atau antara data ke 12 dan ke 13.
Di mana posisi desil V? Desil V (D5) di urutan 30,5 atau antara data ke 30 dan ke 31.
Demikian pula untuk kelompok kedua, jika dibagi lagi menjadi lima kelompok masing-masing
juga beranggotakan enam data. Oleh karena itu, desil VI (D 6) diurutan 36,5 atau antara data ke
36 danke 37. Di mana posisi desil IX? Desil IX (D 9) di urutan 54,5 atau antara data ke 54 dan ke
60.
F. Persentil
Persentil adalah 99 buah nilai yang membagi data yang telah diurutkan besarnya,
menjadi 100 kelompok data dengan anggota yang sama banyaknya. Dengan demikian, harga
persentil ke 50 akan sama dengan harga mediannya. Agar dikelompokkan menjadi 100
kelompok tentunya data harus cukup banyak, yakni merupakan kelipatan 100.
Untuk data yang telah dikelompokkan, besarnya persentil dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Persentil pertama atau P1 dicari dengan rumus:
Sulisetijono, Statistika dalam Bidang Biologi ...... 90
0,01n f kb
P1 = L C
fm
Persentil kedua atau P2 dicari dengan rumus:
0,02 n f kb
P2 = L C
fm
Bagaimana dengan desil IX atau D9? Desil IX dapat dihitung dengan rumus:
0,99 n f kb
D99 = L C
fm
Keterangan:
L : batas bawah (lower class boundary) kelas yang mengandung persentil
yang dimaksudkan.
C : panjang kelas atau selang kelas.
n atau N : banyaknya data, n untuk data sampling dan N untuk data sensus.
fkb : frekuensi kumulatif kelas di bawah kelas yang mengandung persentil
yang dimaksudkan.
fm : frekuensi absolut kelas yang mengandung persentil yang
dimaksudkan.
LATIHAN
1. Jelaskan mengapa nilai rata-rata, modus dan median mampu menjadi ukuran
gejala pusat!
2. Jelaskan perbedaan nilai rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata tertimbang dan
rata-rata harmonis!
3. Jelaskan bagaimana prosedur mencari kuartil untuk data terserak!
4. Data yang bagaimanakah yang dapat dicari harga desil dan persentilnya!
RANGKUMAN
1. Data yang terserak sangat sukar untuk diinterpretasi. Oleh karena itu perlu disajikan secara
terorganisasi.
2. Ukuran gejala pusat mampu memberikan informasi yang lebih komunikatif dalam kita
membaca data daripada masih berwujud data terserak ataupun jika sudah dikelompokkan
ke dalam distribusi frekuensi.
3. Dengan melihat besarnya ukuran gejala pusatnya, kita dapat mengetahui deskripsi atau
gambaran yang utuh dari kondisi populasi atau sampel yang kita teliti, apalagi jika sudah
dilengkapi dengan ukuran penyimpangannya.
diberikannya ukuran gejala pusat beserta ukuran penyimpangan atau ukuran variabilitas/
dispersinya, akan dapat diperoleh gambaran yang lengkap tentang keadaan data tersebut.
Untuk lebih mudah memperoleh gambarannya, dapat dilihat dari ilustrasi sebagai
berikut: Dua induk ayam sama-sama memiliki 3 anak. Ketiga anak ayam dari induk pertama
masing-masing beratnya 3 ons, 4 ons, dan 5 ons. Anak dari induk kedua masing-masing
beratnya 3,5 ons, 4 ons, dan 4,5 ons. Kalau dicari reratanya, maka rerata (rata-rata) masing-
masing kelompok anak ayam tersebut 4 ons. Namun demikian, jika dilihat berat tiap ekornya,
ketiga anak ayam dari induk pertama kurang seragam dibanding ketiga anak dari induk yang
kedua. Oleh karena itu, kalau informasi yang disampaikan hanya ukuran gejala pusatnya,
dalam hal ini berupa reratanya, belum dapat memberi gambaran sepenuhnya terhadap
keadaan berat anak ayam dari kedua induk tersebut.
Besarnya penyimpangan data dari rata-ratanya dapat dilihat dari harga kisaran atau
rentangan (range), simpangan rata-rata (mean deviation), simpangan baku (standard deviation),
varians/ragam (variance), dan koefisien variasi (coeffisien of variability/coeffisien of variation).
Kisaran atau rentang (R) = nilai pengamatan terbesar – nilai pengamatan terkecil
Sebagai contoh, perhatikan data hasil sensus terhadap 30 ekor biri-biri usia 1
tahun hasil cloning (kembaran) yang menunjukkan berat badan sebagai berikut (dalam
kg):
78 89 87 69 69 60 62 72 72 72 60 97 66 66 66
78 81 78 88 68 82 84 91 82 98 89 96 82 83 86
Nilai atau harga data terkecil 60 dan data terbesar 98, maka rentang/kisaran data
(R) = 98 – 60 = 28.
Y : rata-rata sampel
Yi : data (nilai pengamatan) ke-i untuk i = 1, 2, 3, …., N
N : banyaknya data (nilai pengamatan)
Coba anda perhatikan contoh penghitungan rerata simpangan untuk hasil penelitian
sensus berikut ini. Hasil sensus terhadap 30 ekor biri-biri usia 1 tahun hasil cloning (kembaran)
menunjukkan berat adalah sebagai berikut (dalam kg).
78 89 87 69 69 60 62 72 72 72 60 97 66 66 66
78 81 78 88 68 82 84 91 82 98 89 96 82 83 86
Jika dibuat tabel akan tersaji pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Data Sensus Berat Biri-Biri Hasil Cloning Usia Satu Tahun (Dalam kg)
Oleh karena hasil sensus maka harus digunakan rumus untuk populasi, sehingga harga
rerata populasi ():
Yi 2351
= = 78,36666667 kg. Sedangkan rerata simpangan atau rerata deviasi
N 30
Yi 279
populasi: Simpangan rata-rata populasi = = = 9,3 kg
f i 30
2. Mencari rerata simpangan atau rerata deviasi populasi
Rerata simpangan populasi untuk data yang sudah dikelompokkan dapat dicari dengan
menggunakan rumus berikut:
Rerata simpangan populasi = f i Yi
Keterangan: f i
: rata-rata populasi
Yi : nilai tengah kelas ke-i untuk I = 1, 2, 3, ….., k
fi : frekuensi kelas ke-i, dan f1 + f2 + f3 + …. + fk = N
N : banyaknya data (ukuran populasi)
Rerata simpangan sampel (RS) f i Yi Y
Simpangan rata-rata sampel =
Keterangan: f i
Y : rata-rata populasi
Yi : nilai tengah kelas ke-i untuk I = 1, 2, 3, ….., k
fi : frekuensi kelas ke-i, dan f1 + f2 + f3 + …. + fk = n
n : banyaknya data (ukuran sampel)
Tabel 5.8 adalah contoh perhitungan untuk mencari rerata simpangan dari yang sudah
terkelompokkan dari hasil-hasil sensus terhadap seluruh tanaman lamtoro yang tumbuh di
pekarangan penduduk Desa Dadapan yakni sebanyak 60 batang.
Harga rerata populasi () dari N data sebanyak 60 buah dan yang sudah dikelompokkan
menjadi 7 kelas tersebut adalah:
f i Yi 3790
= = = 63,17
f i 60
Besarnya simpangan rata-rata atau deviasi rata-rata populasi:
f i (Yi ) 853,30
Besarnya rata-rata populasi = = = 14,22
f i 60
Tabel 5.8 Hasil Sensus terhadap Pengukuran Tinggi Tanaman Lamtoro di Pekarangan
Penduduk Desa Dadapan
(Yi ) 2 3560,0967
= = 10,894 kg atau :
N 30
(Y )2 ( 2351) 2
Yi2 Ni 187801 30
= = 10,895 kg
N 30
Untuk mencari simpangan baku atau deviasi standar sampel, diberi notasi s, dapat
digunakan rumus di bawah ini.
(Yi ) 2
Y 2i
(Yi Y) 2 n
S=
n 1 n 1
Coba perhatikan perhitungan simpangan baku sampel dengan contoh berikut ini.
Misalkan ketigapuluh biri-biri tersebut merupakan sampel yang diambil secara acak dari 100
biri-biri hasil cloning yang sudah berhasil dilaksanakan. Dengan demikian, data yang diperoleh
merupakan data statistik sampel (lihat Tabel 5.9), sehingga:
(Yi Y ) 2 3560 ,966667
=√ = 11,0811531
n 1 30 1
2
atau dihitung dengan rumus yang satunya yaitu: Y2i −
Yi
n
s=
s = simpangan baku untuk sampel, pembaginya n-1 n−
Bab V Statistika Deskriptif 95
Tabel 5.9 Data Sensus Bobot Biri-Biri Hasil Cloning Usia Satu Tahun (dalam kg)
tekan , di layar kalkulator tampak huruf SD. Data ke-1 bobot biri-biri (Tabel 5.9) 78 lalu
tekan tombol data DT (warna biru) untuk yang ini jadi satu dengan tombol .
Kalkulator yang lain (fx-3600P), tombol data jadi satu dengan tombol
Sulisetijono, Statistika dalam Bidang Biologi ...... 96
(2 )2
− −
s= = √ =√ =√
− −
s = 11,0811531 11,08
Sekarang cobalah tekan tombol (dengan lambang xn-1), di layar
muncul angka berapakah? Sama dengan yang manakah?
f i (Yi ) 2
=
N
Untuk simpangan baku atau deviasi standar sampel (s) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
f i (Yi Y) 2
s =
n 1
Sebagai perhitungannya, coba Anda perhatikan contoh berikut ini. Hasil sensus terhadap
seluruh tanaman lamtoro yang tumbuh di pekarangan penduduk desa Jeruk Sawit, yakni
sebanyak 60 batang, seperti pada Tabel 5.10.
Rerata populasi () dari N data di atas sebanyak 60 buah yang telah dikelompokkan
menjadi 7 kelas adalah:
f i Yi 3790
= 63,17 dm
N 60
f i (Yi ) 2 17693,334
= = 17,172 dm
N 60
Bab V Statistika Deskriptif 97
Tabel 5.10 Data Sensus Tinggi Tanaman Lamtoro di Pekarangan Penduduk Desa Jeruk Sawit
Untuk perhitungan penelitian sampling dapat anda perhatikan contoh berikut ini.
Jika data 60 batang lamtoro yang telah diukur diambil secara acak dari 300 pohon yang ada di
desa Jeruk Sawit, maka simpangan baku yang diperoleh merupakan simpangan baku sampel,
dan perhitungannya adalah seperti berikut. Rerata sampel ( Y ):
f iYi 3790 f i (Yi Y ) 2 17693 ,334
Y = = 63,17 dm s = = 17,317 dm
n 60 n 1 60 1
Coba Anda perhatikan besarnya rata-rata dan besarnya simpangan baku antara populasi dan
sampel dengan data apakah yang harganya sama? Manakah yang harganya lebih kecil?
Koefisien keragaman (KK, CV) dari kelompok data hasil penelitian yang baik
adalah berkisar antara 3% sampai dengan 20%. Koefisien keragaman data hasil
penelitian tidak diharapkan melebihi 30%, karena variasi datanya terlalu besar. Jika
nanti data dengan KK yang besar melebihi 30% digunakan untuk uji beda, hasilnya
akan menjadi bias.
̅ biri-biri =√
atau Y =√ = 2,023132505 2,02
D. Ringkasan
Ringkasan yang dapat ditarik setelah Anda mempelajari materi yang ada dalam Kegiatan
Belajar variabilitas seperti berikut ini.
1. Untuk menginterpretasikan data, maka data tersebut tidak hanya disajikan dalam bentuk
ukuran pemusatan. Agar dapat diinterpretasikan dengan tepat maka diperlukan informasi
lain yakni berupa ukuran-ukuran penyimpangan/variabilitas.
2. Setiap ukuran penyimpangan/variabilitas memberikan informasi spesifik, seperti range
akan memberikan informasi nilai minimum dan maksimum dari data yang dimiliki;
simpangan baku memberikan informasi besarnya standar penyimpangan data dari nilai
rata-ratanya; simpangan baku rata-rata menggambarkan besarnya nilai standar kekeliruan
dari nilai rata-ratanya, dan seterusnya.
3. Semakin besar nilai penyimpangan/variabilitas dari data yang dimiliki semakin bervariasi/
beragam nilai-nilai dari data tersebut, dan semakin kecil ukuran penyimpangan berarti
semakin seragam nilai-nilai data tersebut.
E. Latihan Soal
01. Mengapakah kita memerlukan ukuran gejala pusat dan penyimpangan?
02. Apakah arti median dan apakah kegunaannya?
03. Apakah arti kuartil, desil, persentil? Apakah kegunannya?
04. Mengapakah kita memerlukan simpangan baku, varians, dan standard error?
05. Apakah manfaat angka baku?
06. Apakah yang dimaksud dengan koefisien keragaman? Apakah manfaatnya?
07. Data berikut merupakan data skor hasil lempar cakram mahasiswa Biologi dalam uji
kemampuan fisik.
22 25 25 21 29 19 20 26 25
20 26 28 15 16 19 22 25 27
24 25 33 30 28 29 20 18 20
24 25 26 30 28 27 25 25 25
20 18 26 25 24 27 27 28 31
a. Buatlah data di atas ke dalam bentuk distribusi kelompok!
b. Buatlah perhitungan-perhitungan berdasarkan data terserak (tunggal):
1) rerata hitung, geometrik, harmonik! 5) varians (ragam)
2) modus dan median! 6) koefisien keragaman
3) rentang 7) selang kepercayaan rerata (CI)
4) simpangan baku
08. Berikut kumpulkan data dari mahasiswa peserta statistika kelas Saudara tentang:
a) umur (dalam bulan); b) massa (bobot) (kg); c) tinggi (m)
( )
d) indeks massa badan: ( )
Buatlah perhitungan-perhitungan berdasarkan data terserak/tunggal.
1) rerata hitung, geometrik, harmonik! 5) varians (ragam)
2) modus dan median! 6) koefisien keragaman
3) rentang 7) selang kepercayaan rerata (CI)
4) simpangan baku
Sulisetijono
Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang
(State University of Malang)
Email: sulisetijono.fmipa@um.ac.id
copyright August 2016