4627 17229 1 PB
4627 17229 1 PB
Suluri
Mahasiswa S-2 Manajemen Pendidikan Agama Islam
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
suluriabdullah@gmail.com
Abstract : Every country strives for quality education in its country. This business is not without an
intention, but rather to prepare qualified national cadres. The successor of a quality nation is
very necessary to maintain the dignity and dignity of a country. Therefore, national standard
education quality assurance is a necessity of a country. educational institutions that provide
educational services in their travels are very likely to be graduates (graduates) not in
accordance with the minimum standards that have been formulated. So quality assurance is a
necessity to provide satisfaction to customers. One of the quality assurance efforts in
educational institutions is by benchmarking.
Keywords: educational institutions, quality assurance, benchmarking
Abstrak : Setiap negara mengupayakan agar pendidikan di negaranya berkualitas. Usaha ini bukan
tanpa sebuah maksud, melainkan untuk mempersiapkan kader-kader bangsa yang berkualitas.
Penerus bangsa berkualitas sangat diperlukan untuk menjaga harkat dan martabat sebuah
negara. Maka, penjaminan mutu pendidikan berstandar nasional menjadi sebuah kebutuhan
suatu negara. lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan dalam
perjalanannya sangat mungkin out put (lulusannya) tidak sesuai dengan standar minimal yang
telah dirumuskan. Maka penjaminan mutu menjadi sebuah keharusan untuk memberikan
kepuasan kepada pelanggan. Salah satu upaya penjaminan mutu dalam lembaga pendidikan
yaitu dengan melakukan benchmarking.
Kata kunci: lembaga pendidikan, penjaminan mutu, benchmarking
82
Suluri, Benchmarking Dalam Lembaga Pendidikan 83
Kesepuluh, analisis data dan penentuan berusaha dan hanya memilih mitra
gap. Kesebelas, perencanaan tindakan yang lokasinya dekat).
untuk mengurangi kesenjangan yang ada f. Penekanan yang tidak tepat. Tim
atau bahkan mengunggulinya. Kedua terlalu memaksakan aspek
belas, Implementasi perubahan. Ketiga pengumpulan dan jumlah data.
belas, Pemantauan. Dan Keempat belas, Padahal aspek yang paling penting
memperbaharui benchmarking. adalah proses itu sendiri.
Mitra benchmarking yang menjadi terbaik g. Kekurangpekaan terhadap mitra.
di kelasnya akan selalu mengembangkan Mitra benchmarking memberikan akses
diri dan memperbaiki prosesnya, oleh untuk mengamati prosesnya dan juga
karena itu setiap lembaga pendidikan menyediakan waktu dan personil
harus pula kuncinya untuk membantu
memperbaharui benchmarking secara proses benchmarking kepada
berkesinambungan. organisasi sehingga mereka harus
dihormati dan dihargai. Kedelapan,
Hambatan-hambatan Terhadap dukungan manajemen puncak yang
Kesuksesan Benchmarking terbatas. Dukungan total dari
(Purnama, 2006) Beberapa manajemen puncak dibutuhkan untuk
hambatan-hambatan yang sering terjadi memulai benchmarking, membantu
terhadap kesuksesan tahap persiapan dan menjamin
penerapanbenchmarking, antara lain: tercapainya manfaat yang dijanjikan.
a. fokus internal yaitu organisasi terlalu
berfokus internal (kepada diri sendiri) KESIMPULAN
dan mengabaikan kenyatan bahwa Benchmarking dalam Pendidikan
proses yang terbaik dalam kelasnya adalah suatu aktivitas dimana suatu
dapat menghasilkan efisiensi yang jauh Lembaga Pendidikan mengadakan
lebih tinggi, maka visi organisasi evaluasi diri secara kontinu, dengan
menjadi sempit. membandingkan dirinya dengan institusi
b. tujuan benchmarking terlalu luas yaitu lain yang terbaik, sehingga
benchmarking membutuhkan tujuan lembaga tersebut dapat mengidentifikasi,
yang lebih spesifik dan berorientasi mengadopsi dan mengaplikasikan praktik-
pada bagaimana (proses), bukan pada praktik yang lebih baik secara signifikan.
apa (hasil). Tujuan utama benchmarking adalah untuk
c. penjadwalan yang tidak realistis. menemukan kunci atau rahasia sukses
Benchmarking membutuhkan dari sebuah institusi pendidikan yang
kesabaran, karena merupakan proses terbaik dikelasnya, dan kemudian
keterlibatan yang membutuhkan waktu. mengadaptasi serta memperbaikinya
Sedangkan penjadwalan yang untuk diterapkan pada institusi yang
terlampau lama juga tidak baik, karena melaksanakan benchmarking tersebut,
mungkin ada yang salah dalam diberbagai bidang. Benchmarking tidak
pelaksanaannnya. sekedar mengumpulkan data, melainkan
d. Komposisi tim yang kurang tepat. Perlu yang lebih penting adalah apa rahasia
pelibatan terhadap orang-orang yang dibalik pencapaian kinerja yang terlihat
berhubungan dan menjalankan proses dalam data yang diperoleh.
organisasi sehari-hari dalam
pelaksanaan benchmarking. DAFTAR RUJUKAN
e. Bersedia menerima “ok-in-class (yang
terbaik dalam kelasnya)”. Seringkali Badan Akreditasi Sekolah Nasional.
organisasi memilih mitra yang bukan (2004). Instrumen Evaluasi Diri
terbaik dalam kelasnya. Hal ini Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
dikarenakan (yang terbaik di kelasnya
tidak berminat untuk berpartisipasi, Cahyana, A. (2010). Upaya Peningkatan
riset mengidentifikasi mitra yang keliru, Mutu Sekolah melalui Satuan
dan perusahaan benchmarking malas Otonomi Pendidikan. Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 16(2),
88 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 3 Nomor 2, Tahun 2019, Halaman 82 - 88