Anda di halaman 1dari 7

BENCHMARKING DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN

Suluri
Mahasiswa S-2 Manajemen Pendidikan Agama Islam
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
suluriabdullah@gmail.com

Abstract : Every country strives for quality education in its country. This business is not without an
intention, but rather to prepare qualified national cadres. The successor of a quality nation is
very necessary to maintain the dignity and dignity of a country. Therefore, national standard
education quality assurance is a necessity of a country. educational institutions that provide
educational services in their travels are very likely to be graduates (graduates) not in
accordance with the minimum standards that have been formulated. So quality assurance is a
necessity to provide satisfaction to customers. One of the quality assurance efforts in
educational institutions is by benchmarking.
Keywords: educational institutions, quality assurance, benchmarking

Abstrak : Setiap negara mengupayakan agar pendidikan di negaranya berkualitas. Usaha ini bukan
tanpa sebuah maksud, melainkan untuk mempersiapkan kader-kader bangsa yang berkualitas.
Penerus bangsa berkualitas sangat diperlukan untuk menjaga harkat dan martabat sebuah
negara. Maka, penjaminan mutu pendidikan berstandar nasional menjadi sebuah kebutuhan
suatu negara. lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan dalam
perjalanannya sangat mungkin out put (lulusannya) tidak sesuai dengan standar minimal yang
telah dirumuskan. Maka penjaminan mutu menjadi sebuah keharusan untuk memberikan
kepuasan kepada pelanggan. Salah satu upaya penjaminan mutu dalam lembaga pendidikan
yaitu dengan melakukan benchmarking.
Kata kunci: lembaga pendidikan, penjaminan mutu, benchmarking

Setiap negara mengupayakan agar kehidupan bangsa dan membentuk watak


pendidikan di negaranya berkualitas. serta peradaban bangsa yang
Usaha ini bukan tanpa sebuah maksud, bermartabat. Pemerintah dengan
melainkan untuk mempersiapkan kader- memberikan penjaminan mutu pendidikan
kader bangsa yang berkualitas. Penerus nasional diharapkan dapat meningkatkan
bangsa berkualitas sangat diperlukan mutu pendidikan Nasional (Depdiknas,
untuk menjaga harkat dan martabat 2005).
sebuah negara. Maka, penjaminan mutu Dalam sebuah perusahaan
pendidikan berstandar nasional menjadi penjaminan mutu suatu produk atau
sebuah kebutuhan suatu negara. layanan sering dilakukan. Penjaminan ini
Indonesia, dalam menjamin mutu diberikan karena mutu dari produk yang
pendidikan nasional telah berupaya dihasilkan atau layanan yang diberikan
merumuskannya yang tertuang dalam sangat mungkin tidak sesuai (lebih
peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun rendah) dari standar minimal yang
2005 tentang Standar Nasional ditentukan. Teori ini, juga berlaku dalam
Pendidikan, pasal 4 yang menyatakan dunia pendidikan. lembaga pendidikan
bahwa, Standar nasional pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan dalam perjalanannya sangat mungkin out
nasional dalam rangka mencerdaskan put (lulusannya) tidak sesuai dengan

82
Suluri, Benchmarking Dalam Lembaga Pendidikan 83

standar minimal yang telah dirumuskan. aprocess of continuously measuring and


Maka penjaminan mutu menjadi sebuah comparing an organization’s business
keharusan untuk memberikan kepuasan processes against business process
kepada pelanggan. Salah satu upaya leaders anywhere in the world to gain
penjaminan mutu dalam lembaga information which will help the
pendidikan yaitu dengan melakukan organization take action toimprove it
benchmarking (Zaedun, 2011). performance. (Jens, 2007)
(Cahyana, 2010) mengemukakan Benchmarking adalah suatu kegiatan
bahwa dengan menggunakan untuk menetapkan standard dan target
Benchmarking dapat melakukan yang akan dicapai dalam suatu periode
pembandingan keunggulan bersaing, dan tertentu. Benchmarking dapat
hasil pembandingan ini dapat digunakan diaplikasikan untuk individu, kelompok,
sebagai dasar untuk menciptakan organisasi ataupun lembaga. Ada
keunggulan bersaing perusahaan itu sebagian orang
sendiri. Berdasar argument tersebut dapat menjelaskanbenchmarking sebagai uji
disimpulkan bahwa benchmarking standar mutu. Maksudnya adalah menguji
merupakan salah satu cara untuk atau membandingkan standar mutu yang
meningkatkan kualitas suatu perusahaan telah ditetapkan terhadap standar mutu
yang menghasilkan produk ataupun pihak lain, sehingga juga muncul istilah
memberikan layanan dengan cara rujuk mutu. Secara
membandingkan standar mutu yang telah umum benchmarking digunakan untuk
dirumuskan dengan standar mutu mengatur dan meningkatkan kualitas
perusahaan/ lembaga lain. pendidikan dan standar akademik
(Ruswidiono, 2011) Goetsch dan Davis
BENCHMARKING DALAM LEMBAGA mendefinisikannya sebagai proses
PENDIDIKAN pembanding dan pengukuran operasi atau
Pengertian Benchmarking proses internal organisasi terhadap
Pada awalnya, benchmarking hanya mereka yang terbaik dalam kelasnya, baik
dikenal di dunia bisnis. Namun, saat dari dalam maupun dari luar institusi
inibenchmarking telah diadopsi oleh (Tjitono & Diana, 2003)
berbagai lembaga pendidikan di luar Berdasar berbagai definisi diatas jika
negeri, sebagai upaya untuk dicermati memiliki banyak persamaan
meningkatkan mutu pendidikan. yaitu benchmarking merupakan salah satu
Definisi benchmarking baik di bidang cara untuk menemukan kunci atau rahasia
bisnis maupun pendidikan pada sukses dan kemudian mengadaptasi dan
hakikatnya adalah sama. Definisi memperbaikinya agar dapat diterapkan
benchmarking dalam bidang bisnis adalah pada institusi yang melaksanakan
sebagaimana yang dikemukakan oleh benchmarking
Watson, yang menyatakan tersebut. Benchmarking merupakan
bahwa benchmarking merupakan kegiatan proses belajar yang berlangsung secara
pencarian secara berkesinambungan dan sistematis, terus menerus, dan terbuka.
penerapan secara nyata praktik-praktik Berbeda dengan penjiplakan (copywriting)
yang lebih baik yang mengarah pada yang dilakukan secara diam-diam,
kinerja kompetitif unggul. kegiatan benchmarking merupakan
Sementara itu, definisi benchmarking tindakan legal dan tidak melanggar
dalam dunia pendidikan adalah sebagai hukum. Dalam dunia bisnis modern
berikut: meniru dianggap sah asal tidak dilakukan
Benchmarking is a way to go secara langsung dan mentah-mentah.
backstage and watch anothercompany’s Benchmarking memang dapat diartikan
performance from the wings, where all the sebagai meniru dari paling hebat untuk
stage tricks and hurried realignments are membuatnya sebagai referens (Yami,
visible.(Omachone, 2005) 2002). Kegiatan ini dilandasi oleh
Definisi kedua, menyatakan kerjasama antar dua buah institusi untuk
bahwa Benchmarking is a systematic and saling menukar informasi dan pengalaman
continuous measurement process; yang sama-sama dibutuhkan.
84 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 3 Nomor 2, Tahun 2019, Halaman 82 - 88

Berdasarkan beberapa definisi di kegiatan benchmarking perlu keterlibatan


atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari semua pihak yang berkepentingan,
benchmarking dalam Pendidikan adalah pemilihan yang tepat tentang apa yang
suatu aktivitas dimana suatu Lembaga akan di-benchmarking-kan, pemahaman
Pendidikan mengadakan evaluasi diri dari organisasi itu sendiri, pemilihan mitra
secara kontinu, dengan membandingkan yang cocok, dan kemampuan untuk
dirinya dengan institusi lain yang terbaik, melaksanakan apa yang ditemukan dalam
sehingga lembaga tersebut dapat praktiknya. (Suryana, 2005)
mengidentifikasi, mengadopsi dan
mengaplikasikan praktik-praktik yang lebih Manfaat Benchmarking
baik secara signifikan. Dengan kata lain, (Jens, 2007) secara umum manfaat
praktik-praktik yang telah dilakukan oleh yang diperoleh dari benchmarking dapat
lembaga terbaik tersebut digunakan dikelompokkan menjadi tiga. Pertama,
sebagai patokan (benchmark atau patok perubahan budaya (Cultural Change) yaitu
duga) atau standar kinerja normatif oleh benchmarking memungkinkan lembaga
lembaga pendidikan yang ingin pendidikan untuk menetapkan kinerja baru
memperbaikinya. yang lebih realisitis, selain itu
benchmarking juga berperan meyakinkan
Tujuan dan Azas Benchmarking setiap pelanggan akan kredibilitas target.
Tujuan utama benchmarking adalah Misal, mempertegas visi misi lembaga
untuk menemukan kunci atau rahasia pendidikan tersebut. Kedua, perbaikan
sukses dari sebuah institusi pendidikan kinerja (Performance Improvement) yaitu,
yang terbaik dikelasnya, dan kemudian benchmarking membantu lembaga
mengadaptasi serta memperbaikinya pendidikan untuk mengetahui adanya
untuk diterapkan pada institusi yang kesenjangan tertentu dalam kinerja untuk
melaksanakan benchmarking tersebut, memilih proses yang akan diperbaiki.
diberbagai bidang. Benchmarking tidak Ketiga, peningkatan kemampuan sumber
sekedar mengumpulkan data, melainkan daya manusia (Human Resources) yaitu,
yang lebih penting adalah apa rahasia benchmarking memberikan dasar
dibalik pencapaian kinerja yang terlihat pelatihan, berbagai pihak menyadari
dalam data yang diperoleh. Benchmarking adanya kesenjangan antara apa yang
membutukan kesiapan Fisik dan Mental. mereka kerjakan dengan apa yang
Secara Fisik karena dibutuhkan kesiapan dikerjakan orang lain di institusi lain.
sumber daya manusia dan teknologi yang Keterlibatan semua pihak dalam
matang untuk melakukan benchmarking memecahkan permasalahan sehingga
secara akurat. Sedangkan secara Mental SDM mengalami peningkatan kemampuan
adalah bahwa pihak manajemen dan keterampilan. Apalagi sinergi antara
pendidikan harus bersiap diri bila setelah kegiatan organisasi ditingkatkan melalui
dibandingkan dengan pesaing, ternyata kerjasama lintas fungsional.
mereka menemukan kesenjangan yang
cukup tinggi (Rahman, 2013). Jenis-jenis Benchmarking
Beberapa azas dari benchmarking, Dalam rangka peningkatan mutu
yaitu; pertama, benchmarking merupakan secara berkelanjutan, suatu institusi perlu
kiat untuk mengetahui tentang bagimana menetapkan standar baru yang lebih
dan mengapa suatu institusi pendidikan tinggi. Untuk itu, perlu
dapat melaksanakan tugas-tugasnya dilakukan benchmarking sebagai inspirasi
secara lebih baik dibandingkan dengan atau cita-cita. Ada dua jenis
yang lainnya. Kedua, fokus dari benchmarking, yaitu benchmarking
kegiatan benchmarking diarahkan pada internal dan benchmarking eksternal.
praktik terbaik dari institusi lainnya. Ketiga, Benchmarking Internal upaya
praktik banchmarking berlangsung secara pembandingan standar antar
sistematis dan terpadu dengan praktik jurusan/fakultas/unit institusi. Internal
manajemen lainnya, misalnya benchmarking bisa dilakukan antar
TQM, corporate reengineering, analisis program studi dalam satu sekolah tinggi
pesaing, dll. Terakhir,
Suluri, Benchmarking Dalam Lembaga Pendidikan 85

atau anatar unit kerja/jurusan/prodi dalam tidak mungkin


satu sekolah tinggi itu sendiri. dilaksanakan benchmarking. Berbagai
Benchmarking eksternal adalah pertimbangan benchmarking yang
upaya pembandingan standar internal membutuhkan dukungan manajemen
institusi terhadap standar eksternal sebelum prosesnya dapat dimulai dari:
institusi lain. External benchmarking bisa a. Komitmen terhadap perubahan yaitu
dilakukan terhadap lembaga atau benchmarking merupakan usaha yang
perguruan tinggi lain, baik yang membutuhkan komitmen sungguh-
menyangkut satu program studi tertentu sungguh terhadap perubahan secara
ataupun unit kerja/jurusan tertentu, baik radikal dalam proses suatu perusahaan
dalam maupun luar negeri. agar dapat menjadi yang terbaik dalam
Dalam pelaksanaannya/prakteknya, men kelasnya. Bila komitmen ini tidak ada,
urut Hiam dan Schewe dalam (Rahman, maka hanya akan terjadinya
2013) dikenal empat jenis dasar pemborosan biaya dan tenaga, serta
dari benhmarking: kekecewaan pada setiap karyawan
a. benchmarking internal yaitu yang menginginkannya.
pendekatan dilakukan dengan b. pendanaan yaitu hanya pihak
membandingkan operasi suatu bagian manajemen yang berwenang atas
dengan bagian internal lainnya dalam pengeluaran dana untukbenchmarking.
suatu organisasi, misal dibandingkan Dana ini akan mendukung perjalanan
kinerja tiap devisi di satu institusi bagi tim untuk mengunjungi organisasi-
pendidikan, dilakukan antara organisasi yang memiliki proses terbaik
departemen/divisi dalam satu institusi di kelasnya.
atau antar institusi dalam satu group c. sumber daya manusia. Manajemen
institusi. juga merupakan satu-satunya pihak
b. benchmarking kompetitif yaitu yang dapat memutuskan dan
pendekatan dilakukan dengan menugaskan sumber daya manusia
mengadakan perbandingan dengan yang tersedia untuk
berbagai pesaing, misalnya melakukan benchmarking.
membandingkan output lulusan kepada d. Pengungkapan yaitu Masing-masing
lulusan yang dihasilkan pesaing dalam pihak yang terlibat
bidang yang sama. dalam benchmarking harus
c. Benchmarking Fungsional Pendekatan mengungkapkan mengenai proses dan
dengan diadakan perbandingan fungsi praktiknya. Dapat dipahami bila pihak
atau proses dari institusi lain dari manajemen enggan atau ragu-ragu
berbagai institusi yang ada, atau untuk mengungkapkan informasi
dengan kata lain dilakukan seperti itu kepada saingannya memang
perbandingan dengan institusi yang tidak ada jaminan bahwa informasi
lebih luas. tersebut tidak akan bocor.
d. Benchmarking generik yaitu e. Keterlibatan Manajemen harus terlibat
perbandingan pada proses aktif dan nyata dalam setiap aspek
fundamental yang cenderung sama di proses benchmarking. Manajemen
setiap institusi. Misalnya memberi harus terlibat dalam penentuan proses
pelayanan pelanggan, dan yang akan di-bencmark dan
pengembangan strategi, maka dapat mitrabenchmarking.
diadakan patok duga meskipun institusi Keterlibatan secara aktif dari pihak
itu berada di bidang yang berbeda. manajemen dapat menyebabkan semakin
produktifnya setiap level dalam
Peran Manajemen Dalam melaksanakan aktivitas patok duga. Selain
Benchmarking itu, bawahan akan memahami pentingnya
(Purnama, 2006) berpendapat bahwa usaha patok duga berdasarkan sejauh
manajemen memegang peranan penting mana keterlibatan pihak manjemn dalam
dalam proses benchmarking. Tanpa proses. Hal – hal penting berkaitan
adanya dukungan, keterlibatan, dan dengan peranan manajemen dalam
komitmen dari manajemen puncak, maka benchmarking yaitu, agar patok duga
86 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 3 Nomor 2, Tahun 2019, Halaman 82 - 88

dapat produktif, manajemen harus yang dapat menyelesaikan


memiliki komitmen yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi atau
perubahan, manajemen harus memperbaiki keadaan. hal-hal yang
menyediakan dana yang dibutuhkan, perlu dikaji minimal menyangkut
manajemen harus mengalokasikan Sembilan komponen evaluasi diri yang
sumber daya manusia yang tepat, telah digariskan oleh Badan Akreditasi
informasi yang dapat diungkapkan kepada Sekolah, yang meliputi: (a) kurikulum
mitra patok duga hanya dapat disiapkan dan pembelajaran, (b) administrasi dan
dan ditentukan pihak manajemen dan manajemen sekolah, (c) organisasi
manajemen ppuncak harus terlibat secara kelembagaan sekolah, (d) sarana dan
langsung dalam kegiatan patok duga. prasarana, (e) ketenagaan, (f)
(Rahman, 2013) menjelaskan pembiayaan, (g) peserta didik, (h)
prasyarat untuk melalukan benchmarking, peran serta masyarakat, dan (i)
antara lain; kemauan dan komitmen, lingkungan dan budaya sekolah (Badan
keterkaitan tujuan strategik, tujuan untuk Akreditasi Sekolah Nasional, 2004).
menjadi terbaik, bukan hanya untuk b. Perbandingan (comparison), yaitu
perbaikan, keterbukaan terhadap ide-ide, dengan mengidentifikasi organisasi
pemahaman terhadap proses, produk dan (sekolah) yang patut dicontoh, serta
jasa yang ada, proses terdokumentasi menentukan organisasi mana yang
(karena semua orang yang berhubungan akan dijadikan partner dalam
dengan suatu proses harus memiliki melakukan benchmarking.
pemahaman yang sama terhadap proses c. Analisis dan adaptasi, yaitu dengan
yang bersangkutan, dokumentasi sebelum melakukan refleksi mengapa organisasi
adanya perubahan berguna dalam (sekolah) anda memperoleh hasil yang
pengukuran peningkatan kinerja setelah kurang baik, sementara organisasi
dilaksanakannya benchmarking, (sekolah) lain hasilnya lebih baik.
mitra benchmarking belum tentu akrab d. Rencanakan dan implementasikan,
dengan proses yang dimiliki suatu yakni dengan memikirkan secara
organisasi), ketrampilan analisis proses cermat tindakan apa yang perlu
dan ketrampilan riset, komunikasi, dan dilakukan, komunikasikan
pembentukan tim. (sosialisasikan) alternatifalternatif
terbaik kepada semua warga sekolah,
Proses dan Langkah- galang dukungan, dan lakukan
langkah Benchmarking tindakan yang telah dirancang untuk
Secara umum yang harus kita mencapai perbaikan. Dan Kelima,
implementasikan sebagai unsur Umpan balik dan evaluasi, yaitu
perusahaan yaitu mengukur dengan mengamati dan menilai secara
kinerja sekolah yang di bandingkan cermat apa yang telah dilakukan dan
dengan sekolah yang paling terbaik di hasil yang telah dapat dicapai.
kelasnya. Membandingkan bukan berarti Goetsch dan Davis dalam (Rahman,
menjiplak atau mencuri tanpa rasa malu, 2013) membagi menjadi 14 langkah
hanya karena saat sekolah mendapatkan berikut; pertama, komitmen manajemen.
bantuan ide-ide untuk mempercepat Kedua, basis pada proses perusahaan itu
peningkatan kinerja dari pemerintah. sendiri. Ketiga, Identifikasi dan
Implementasi strategic benchmarking dokumentasi setiap kekuatan dan
adalah bukan langkah ADOPSI melainkan kelemahan proses perusahaan. Keempat,
murni sebagai langkah ADAPTASI, pemilihan proses yang akan di-
sehingga dapat membantu mempercepat benchmarking. Kelima, pembentukan
proses Reformasi peningkatan kerja. tim benchmarking. Keenam, penelitian
Proses benchmarking meliputi langkah- terhadap obyek yang terbaik di kelasnya.
langkah sebagai berikut; Ketujuh, pemilihan calon
a. evaluasi diri (self-assessment). Self- mitra benchmarking yang terbaik
assessment sangat penting dalam dikelasnya. Kedelapan, Mencapai
kegiatan apapun karena dari sinilah kesepakatan dengan mitra benchmarking.
akan dapat dirumuskan suatu tindakan Kesembilan, pengumpulan data.
Suluri, Benchmarking Dalam Lembaga Pendidikan 87

Kesepuluh, analisis data dan penentuan berusaha dan hanya memilih mitra
gap. Kesebelas, perencanaan tindakan yang lokasinya dekat).
untuk mengurangi kesenjangan yang ada f. Penekanan yang tidak tepat. Tim
atau bahkan mengunggulinya. Kedua terlalu memaksakan aspek
belas, Implementasi perubahan. Ketiga pengumpulan dan jumlah data.
belas, Pemantauan. Dan Keempat belas, Padahal aspek yang paling penting
memperbaharui benchmarking. adalah proses itu sendiri.
Mitra benchmarking yang menjadi terbaik g. Kekurangpekaan terhadap mitra.
di kelasnya akan selalu mengembangkan Mitra benchmarking memberikan akses
diri dan memperbaiki prosesnya, oleh untuk mengamati prosesnya dan juga
karena itu setiap lembaga pendidikan menyediakan waktu dan personil
harus pula kuncinya untuk membantu
memperbaharui benchmarking secara proses benchmarking kepada
berkesinambungan. organisasi sehingga mereka harus
dihormati dan dihargai. Kedelapan,
Hambatan-hambatan Terhadap dukungan manajemen puncak yang
Kesuksesan Benchmarking terbatas. Dukungan total dari
(Purnama, 2006) Beberapa manajemen puncak dibutuhkan untuk
hambatan-hambatan yang sering terjadi memulai benchmarking, membantu
terhadap kesuksesan tahap persiapan dan menjamin
penerapanbenchmarking, antara lain: tercapainya manfaat yang dijanjikan.
a. fokus internal yaitu organisasi terlalu
berfokus internal (kepada diri sendiri) KESIMPULAN
dan mengabaikan kenyatan bahwa Benchmarking dalam Pendidikan
proses yang terbaik dalam kelasnya adalah suatu aktivitas dimana suatu
dapat menghasilkan efisiensi yang jauh Lembaga Pendidikan mengadakan
lebih tinggi, maka visi organisasi evaluasi diri secara kontinu, dengan
menjadi sempit. membandingkan dirinya dengan institusi
b. tujuan benchmarking terlalu luas yaitu lain yang terbaik, sehingga
benchmarking membutuhkan tujuan lembaga tersebut dapat mengidentifikasi,
yang lebih spesifik dan berorientasi mengadopsi dan mengaplikasikan praktik-
pada bagaimana (proses), bukan pada praktik yang lebih baik secara signifikan.
apa (hasil). Tujuan utama benchmarking adalah untuk
c. penjadwalan yang tidak realistis. menemukan kunci atau rahasia sukses
Benchmarking membutuhkan dari sebuah institusi pendidikan yang
kesabaran, karena merupakan proses terbaik dikelasnya, dan kemudian
keterlibatan yang membutuhkan waktu. mengadaptasi serta memperbaikinya
Sedangkan penjadwalan yang untuk diterapkan pada institusi yang
terlampau lama juga tidak baik, karena melaksanakan benchmarking tersebut,
mungkin ada yang salah dalam diberbagai bidang. Benchmarking tidak
pelaksanaannnya. sekedar mengumpulkan data, melainkan
d. Komposisi tim yang kurang tepat. Perlu yang lebih penting adalah apa rahasia
pelibatan terhadap orang-orang yang dibalik pencapaian kinerja yang terlihat
berhubungan dan menjalankan proses dalam data yang diperoleh.
organisasi sehari-hari dalam
pelaksanaan benchmarking. DAFTAR RUJUKAN
e. Bersedia menerima “ok-in-class (yang
terbaik dalam kelasnya)”. Seringkali Badan Akreditasi Sekolah Nasional.
organisasi memilih mitra yang bukan (2004). Instrumen Evaluasi Diri
terbaik dalam kelasnya. Hal ini Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
dikarenakan (yang terbaik di kelasnya
tidak berminat untuk berpartisipasi, Cahyana, A. (2010). Upaya Peningkatan
riset mengidentifikasi mitra yang keliru, Mutu Sekolah melalui Satuan
dan perusahaan benchmarking malas Otonomi Pendidikan. Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 16(2),
88 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 3 Nomor 2, Tahun 2019, Halaman 82 - 88

109. Ruswidiono, R. W. (2011). Peningkatan


https://doi.org/10.24832/jpnk.v16i2.43 Mutu dan Benchmarking Perguruan
7 Tinggi. Jakarta: STIE Trisakti.
Depdiknas. (2005). Standar Nasional Suryana, A. (2005). Akreditasi, Sertifikasi
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Dan Upaya Penjaminan Mutu
Pendidikan. Jurnal Administrasi
Jens, J. (2007). Fundamental of Total
Pendidikan UPI, 3(2), 1–14.
Quality Management. London: Taylor
& Francis. Tjitono, F., & Diana, A. (2003). Total
Quality Management. Yogyakarta:
Omachone, V. (2005). Principle of Total
Andi Offset.
Quality. New York: CSC Press.
Yami, Z. (2002). Manajemen Kualitas
Purnama, N. (2006). Manajemen Kualitas
Produk dan Jasa. Yogyakarta:
Perspektif Global. Yogyakarta:
Ekonisia.
Ekonisia.
Zaedun, A. (2011). Benchmarking Standar
Rahman, T. (2013). Benchmarking.
Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Pusat
Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Mutu.

Anda mungkin juga menyukai