Anda di halaman 1dari 5

KGD & BENCANA

KELOMPOK 11

Hasil Dis kusi Tugas Mata K uliah KGD & BEN CANA

Disusun Oleh:

SISTAMILDA ELSARIANA (222020010063)


MUHAMMAD IQBAL C (222020010064)
AYU KUSUMA DWI P (222020010065)
NAILA ROHMATUL A. (222020010066)
LUSIANA VIYATUS S. (222020010068)
MUHAMMAD SAIFUDDIN S. (222020010069)
SITI NURYANI (222020010075)

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2020/2021
1. Bagaimana Perspektif Keperawatan Darurat ?

Jawab:

Perspektif Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan

Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesioanal keperawatan yang


diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau rangkaian kegiatan praktek
keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk
memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.

Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah yang tidak urgen.
Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas, kedaruratan yaitu
apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di pertimbangkan sebagai kedaruratan.

Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan meliputi pertolongan pertama, penanganan


transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi darurat akibat
rudapaksa, sebab medik atau perjalanan penyakit di mulai dari tempat ditemukannya
korban tersebut sampai pengobatan definitif dilakukan di tempat rujukan.

2. Bagaimana Konsep dan Prinsip Gawat Darurat?

Jawab:

Prinsip Gawat Darurat

a. Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan panik).
b. Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali ataupun saksi.
c. Melakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang mengancam
jiwa (henti napas, nadi tidak teraba, perdarahan hebat, keracunan).
d. Melakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara menyeluruh.
Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai (kecuali jika ada ortopnea),
lindungi korban dari kedinginan.
e. Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk menenangkan
dan yakinkan akan ditolong.
f. Hindari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu, memindahkan jika hanya ada
kondisi yang membahayakan.
g. Jangan diberi minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan kemungkinan tindakan
anastesi umum dalam waktu dekat.
h. Jangan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai dilakukan
dan terdapat alat transportasi yang memadai.
Dalam beberapa jenis keadaan kegawatdaruratan yang telah disepakati pimpinan masing-
masing rumah sakit dan tentunya dengan menggunakan Protap yang telah tersedia, maka
perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat dapat bertindak langsung sesuai dengan
prosedur tetap rumah sakit yang berlaku. Peran ini sangat dekat kaitannya dengan upaya
penyelamatan jiwa pasien secara langsung.
3. Bagaimana konsep SPGDT dan cara mengaktifkanya?

Jawab :

sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur pelayanan Pra RS,
pelayanan rumah sakit, pelayanan anatar rumah sakit, pelayanan berpedoman pada respon
cepat yang menekankan pada time saving is life and limb saving yang elibatkan pelayanan
oleh masyarakat wam umum, awam khusus, petugas medis, pelayanan aabulan gawat
darurat, dan pealayan komunikasi.

Penanganan penderita gawat darurat dapat terlaksana dengan baik bila sistem
penaggulangan penderita gawat darurat terpadu (SPGDT) yang meliputi pelayanan gawat
darurat Pra RS, samapi rumah sakir (IGD), HCU, (kamar jenazah dan antar rumah sakit
telah terbentuk.

4. Bagaimana fase penanggulangan gawat darurat bencana?

Jawab:

1) Impact / bencana.
2) Acute Response / tanggap segera.
3) Recovery / Pemulihan.
4) Development / Pembangunan.
5) Prevention / Pencegahan.
6) Mitigation / Pelunakan efek bencana.
7) Preparedness / Menyiapkan masarakat.

5. Bagaimana Langkah-langkah Penilaian Korban (Triage)?

Jawab:

Triage Dalam Keperawatan Gawat Darurat

Yaitu skenario pertolongan yang akan di berikan sesudah fase keadaan pasien. Pasien-
pasien yang terancam hidupnya harus di beri prioritas utama. Triage dalam keperawatan
gawat derurat di gunakan untuk mengklasifikasian keperahan penyakit atau cidera dan
menetapkan prioritas kebutuhan penggunaan petugas perawatan kesehatan yang efisien
dan sumber-sumbernya.

Standart waktu yang di perlukan untuk melakukan triage adalah 2-5 menit untuk orang
dewasa dan 7 menit untuk pasien anak-anak.

Triage di lakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih dalam prinsip
triage, pengalaman bekerja minimal 6 bulan di bagian UGD, dan memiliki kualisifikasi:

 Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan


 Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC
 Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC)
 Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen
 Keterampilan pengkajian yang tepat, dll

Tujuan triage adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang
memerlukan pertolongan kedaruratan Dengan triage tenaga kesehatan akan mampu :
Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien.
Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan lanjutan.
Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses penanggulangan /
pengobatan gawat darurat.

Sistem Triage dipengaruhi oleh:

 Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan


 Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien
 Denah bangunan fisik unit gawat darurat
 Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan medis

6. Bagaimana sistem pelayanan gawat darurat?

Jawab:

Sistem Pelayanan Gawat Darurat

Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi
kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga memberikan asukan keperawatan untuk
mengatasi kecemasan pasien dan keluarga.
Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya harus
memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang tinggi dalam
memberikan pertolongan kedaruratan kepeda pesien.

Sebagai Koordinator SPGDT adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana,


Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tingkat I dan II. Sistem penanggulangan pasien
gawat darurat yang terdiri dari unsur pra RS, RS dan antar RS. Berpedoman pada respon
cepat yang melibatkan masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan
ambulans gawat darurat dansistem komunikasi. Prinsip dari SPGDT adalah memberikan
pelayanan yang cepat, cermat dantepat dimana tujuannya adalah untuk menyelamatkan
nyawa dan mencegah kecacatan, terutamahal ini dilakukan sebelum dirujuk ke rumah sakit
yang dituju. Ada 3 fase pelayanan yaitu :

1. Sistem pelayanan pra rumah sakit.


2. Sistem pelayanan medik di rumah sakit.
3. Sistem pelayanan medik antar rumah sakit.
4. Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu
Pustaka

http://materikeilmuankeperawatan.blogspot.com/2015/09/konsep-kegawatdaruratan-i.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai