diajukan sebagai pelengkap tugas mata kuliah Sistem Operasi Jaringan yang diampu oleh
Syukhri, ST., M.CIO
NIM 19076020
Dengan LVM, disk dan partisi dapat dibuat menjadi satu buah Logical Volume yang
terdiri dari beberapa disk dan atau partisi. OS tidak akan tahu & tidak akan terpengaruh sama
sekali karena LVM hanya memberitahukan volume group (disk) dan logical volume (partisi)
yang telah kita buat.
Karena volume group dan logical volumes tidak secara fisik terhubung ke hard drive,
akan mudah bagi kita untuk mengubah ukuran partisi/disk secara dinamis dan menciptakan
disk dan partisi baru. Selain itu, LVM dapat memberikan kita fitur yang sistem file tradisional
tidak mampu melakukan. Sebagai contoh, ext3 tidak memiliki dukungan untuk live snapshot,
tetapi jika menggunakan LVM kita memiliki kemampuan untuk mengambil snapshot dari
logical volume kita tanpa perlu unmount disk.
Jika kita menggunakan Linux di sebuah laptop dengan hanya satu buah disk dan tidak
berencana atau tidak bisa menambah kapasitas, maka tidak perlu memilih LVM. Tapi jika di
masa yang akan datang kita punya rencana untuk menambah kapasitas harddisk tapi malas
untuk menginstall ulang OS, atau ingin menggabungkan beberapa disk yang kita miliki menjadi
satu partisi. Sudah saatnya kita menggunakan LVM. Pada beberapa distro seperti fedora
memilih LVM sebagai default instalasi. Distro lain memberikan opsi menggunakan LVM
namun tidak menjadikan opsi default.
Penggunaannya Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, LVM memungkinkan kita untuk:
• Memanaj disk dalam jumlah besar (banyak) yang memungkinkan untuk menambah,
mengganti, menyalin dan berbagi isi dari satu disk ke disk lainnya tanpa perlu
mengganggu service yang sedang berjalan.
• Pada aplikasi di rumahan, daripada kita pusing memikirkan install ulang OS untuk
mengganti disk karena kapasitas disk yang kita miliki sudah tidak mencukupi
aktivitas sekarang dan kebutuhan OS di masa datang, LVM memberikan kemudahan
untuk mengubah ukuran partisi sesuai kebutuhan.
• Membuat backup dengan fasilitas “snapshot”
• Membuat satu logical volumes dari beberapa volume fisik / partisi fisik atau satu
disk penuh ( mirip dengan RAID 0, tetapi lebih mirip dengan JBOD, memungkinkan
merubah ukuran secara dinamis.
Fitur LVM dapat melakukan hal berikut:
• Merubah jumlah volume group secara online untuk menambah atau mengurangi
jumlah fisik.
• Merubah logical volumes secara online dengan menambah atau mengurangi
kapasitas.
• Menggabungkan keseluruhan atau sebagian dari logical volume lintas colume fisik
mirip dengan RAID 0.
• Membuat mirror keseluruhan atau sebagian dari logical columes mirip
dengan RAID 1.
• Memindahkan logical volume antar volume fisik.
• Memisahkan atau menggabungkan volume group (selama tidak ada logical volume
memberi jarak antar logical). Ini sangat berguna ketika memindahkan keseluruhan
logical volume ke dan dari penyimpanan lain (offline).
LVM juga bisa bekerja pada media penyimpanan yang berbagi (model cluster, dengan
memanfaatkan drbd yang menghubungkan antar node). Selain keseluruhan fitur dan kegunaan
LVM diatas, ada keterbatasan LVM, yaitu tidak bisa melakukan redudansi seperti halnya RAID
3 sampai 6.
1. pertama kita buka software Oracle VM Virtualbox , setelah itu kita klik , berinama
sesuai keinginan kita , lalu pilih lokasi penyimpanan virtual mesin yang akan kita buat,
type system operasi yaitu Linux dan versinya Debian (64bit).
4. Pilih tipe harddisk virtualnya, disini saya memilih untuk menggunakan VMDK (Virtual
Machine Disk) supaya mesin virtual yang kita gunakan bisa kita pakai di Software
virtual lainya. lalu Next.
5. Penyimpanan harddisk nya pilih Dynamically allocated , lalu Next.
22. Pilih waktu sesuai wilayah , disini saya pilih Western (Sumatra,Jakarta,Jawa, West
and Central Kalimantan), Continue.
23. Tunggu Proses sampai selesai.
24. Disini kita memilih untuk membagi partisi harddisk , kita bisa memilih membagi nya
secara automatis maupun manual . disini saya memilih secara automatis. Guided-use
entrie disk. Continue.
25. Pilih Disk untuk partisi ., Continue.
26. Pilih All files in one partition (recommend for new users), Continue. Tunggu proses nya
.
27. Karena sebelumnya dikonfigurasi automatis maka semua system nya sudah dibagi .
ditampilan ini ada dua partisi yaitu partisi root dan partisi swap , pilih Finish
partitioning and write changes to disk, Continue.
28. Pilih Yes , Continue.
39. Pilih Continue untuk menginstal nya , dan tunggu Proses penginstallan.
40. Pengistalan selesai , klik account user yang dibuat sebelumnya dan masukan password
yang sudah dbuat juga sebelumnya .
41. dan ini tampilan awal dari debian 11.
42. untuk mencheck ip addres , klik Activities – type to search: Terminal – klik icon .
43. untuk menjalankan terminal , masukan nama user account / su dan password yang
sudah dibuat sebelumnya - Enter – masukan perintah ip addr atau ip a – Enter.
44. kita coba melakukan test ping . ip address nya 10.0.2.15 ini ip default dari system.
B. Install VM yang lain dengan minimal Debian 10 pada mode CLI. Lakukan
partisi harddisk dengan partisi manual sebagai berikut: partisi / sebesar
2GB, partisi /home sebesar 2GB, partisi /var sebesar 2GB dan swap sebesar
2GB.
klik beri nama sesuai keinginan kita , lalu pilih lokasi penyimpanan virtual mesin
yang akan kita buat, type system operasi yaitu Linux dan versinya Debian (64bit).
1. Tentukan ukuran memori (RAM)-nya , next.
5. Konfigurasi kapasitas harddisknya , lalu Create. Disini saya buat 8 GB sudah cukup
untuk install Debian CLI.
6. Masukan Cd Image Debian yang akan diinstall. Lalu Start.
7. Untuk menginstal Debian CLI . Pilih Install.
16. Masukan Kembali password sebelumnya untuk memastikan apakah sama dengan root
password , Continue.
23. Pilih prilog 8.6GB , Enter . disini kita akan membagi 4 partisi yaitu /(root) , /home ,
/var dan swap.
24. Plih Create a new partition , Enter .
25. Lalu masukan ukuran partition yang dibutuhkan , disini diisi setiap partisi diberikan
2GB sesuai soal point B.
26. Pilih tipe partisi nya disni saya menggunakan Primary , Enter.
37. Pilih Standar system utilities ini standar untuk CLI, Continue .
38. Tunggu proses instalasinya .
2. Check lagi ip address karena sebelumnya kita mengganti network . ip address Debian
Cli = 192.168.1.10
3. Check lagi ip address karena sebelumnya kita mengganti network . ip address Debian
GUI = 192.168.1.9.
4. Test Ping Debian CLI ke GUI.